MIKROBIOLOGI
MIKROBIOLOGI
Pergerakan sel Flagela yang tersusun atas Flagela dan silia yang
protein flagelin tersusun atas protein
tubulin
2. Faktor Kimia
Faktor kimia yang memengaruhi mikroorganisme adalah senyawa kimia
yang berfungsi sebagai bahan makanan dan senyawa kimia yang bersifat
racun bagi mikroorganisme. Senyawa kimia yang berfungsi sebagai
bahan makanan bagi mikroorganisme, misalnya karbon, nitrogen, sulfur,
fosfor, trace element, dan organic growth factor (Tortora dkk. 2010).
Sementara itu, senyawa yang bersifat racun bagi mikroba adalah zat
desinfektan dan antiseptik. Zat desinfektan adalah zat kimia yang dapat
membunuh mikroorganisme, tetapi tidak perlu endospora, dan
digunakan pada objek yang mati. Zat antiseptik adalah agen kimia yang
dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba dan tidak
toksik jika digunakan oleh jaringan hidup.
3. Faktor Biologi
Faktor biologi juga dapat memengaruhi pertumbuhan mikroorganisme,
misalnya adalah peristiwa sinergisme mikroba atau antagonisme
mikroba. Sinergisme mikroba adalah peristiwa pada dua atau lebih
mikroba yang secara bersama-sama memproduksi substansi yang tak
satupun dapat memproduksinya secara terpisah. Antagonisme mikroba
adalah peristiwa salah satu organisme pertumbuhannya terhambat dan
yang lainnya tidak terhambat (peristiwa tersebut disebut juga antibiose).
Hal tersebut karena organisme inhibitor dapat memproduksi substansi
yang menghambat atau membunuh satu atau lebih mikroorganisme. Zat
yang dapat menghambat atau mematikan mikroorganisme yang lain
disebut zat antibiotik (Benson 2001).
2. Struktur Bakteri
A. Kapsul
B. Dinding sel C. Membran sel
D. Materi DNA
E. Phili
F.Nukleoid
I. Ribosom
J.Mesosom G. Sitoplasma
K.Plasmid H. Flagel
Membran sel atau membran plasma tersusun dari fosfolipid dan protein. Sifatnya
semipermeabel dan berfungsi untuk mengatur keluar-masuknya zat ke dalam dan ke
luar sel bakteri.
Sitoplasma merujuk kepada cairan tidak berwarna yang tersusun dari air,
bahan organik (protein, karbohidrat, lemak), garam mineral, enzim, ribosom, dan
asam nukleat. Sitoplasma merupakan tempat terjadinya reaksi metabolisme pada
bakteri.
- Inti
Adanya inti pada bakteri dapat dilihat dengan mikroskop electron,
ini merupakan daerah yang tidak tembus cahaya elektron dan di
dalamnya terkandung asam deoksiribonukleat (ADN). Inti bakteri
tidak memiliki membrane sehingga termasuk dalam organisme
prokariotik
- Ribosom
Ribosom merupakan suatu partikel sitoplasma. Kumpulan
polyribosom merupakan rantai ribosom yang menempel pada RNA.
Jumlah ribosom bervariasi sesuai dengan kondisi pertumbuhan, sel
tumbuh cepat dalam medium yang sesuai, mengandung lebih banyak
ribosom dibandingkan dengan sel tumbuh lambat dalam medium
yang kurang memadai. Ribosom bakteri terletak menyebar di
sitoplasma. Hal ini terjadi karena bakteri tidak mempunyai
membrane inti. Organel ini berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
- Granula Sitoplasma / granula penyimpan makanan
Granula berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
Sama seperti ribosom, granula penyimpanan makanan tersebar pada
sitoplasma. Granula penyimpanan ini berfungsi untuk menyimpan
makanan pada beberapa bakteri. Di dalam sitoplasma sel prokariot,
terdapat granula-granula yang mengandung berbagai substansi,
seperti glikogen, metafosfat an organik, asam polihidroksibutirat,
belerang atau senyawa yang mengandung nitrogen, yang biasanya
digunakan sebagai cadangan nutrisi bagi sel, substansi cadangan
tersebut di kenal dengan badan inklusi. Jenis inklusi tertentu terdapat
di dalam satu spesies bakteri, sedangkan pada spesies lain tidak
memilikinya. Oleh karena itu, jenis inklusi sering kali digunakan
untuk mengidentifikasi spesies bakteri.
- Plasmid
Struktur Tambahan :
1. Kapsul
2. Flagel
3. Pili
4. Klorosom
5. Vakuola gas
6. Spora (Endospora)
Kapsul
Flagel
Flagela yang juga disebut bulu cambuk terdapat pada dinding sel dan
berfungsi sebagai alat gerak. Flagela hanya dimiliki oleh bakteri yang
berbentuk batang, koma (vibrio), dan spiral.
Pili
Phill merupakan rambut-rambut halus yang tumbuh dari dinding sel. Mirip
dengan flagela, tapi ukurannya lebih pendek dan bentuknya kaku. Fungsinya
adalah untuk membantu perlekatan pada substrat dan penyaluran materi
genetik pada saat konjugasi.
Klorosom
Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis.
Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
Vakuola gas
Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
Dengan mengatur jumlah gas dalam vakuola gasnya, bakteri dapat
meningkatkan atau mengurangi kepadatan sel mereka secara keseluruhan dan
bergerak ke atas atau bawah dalam air.
Spora (Endospora)
Beberapa bakteri dapat membentuk endospora (spora). Endospora yaitu
struktur berbentuk bulat atau bulat lonjong, bersifat Sangat membias cahaya,
sukar dicat dan sangat resisten terhadap faktor-faktor luar yang buruk. Fungsi
spora pada bakteri bukan sebagai alat reproduksi seperti halnya pada fungi.
Spora bakteri mempunyai arti lain yaitu bentuk bakteri yang sedang dalam
usaha mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Endospora
mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding
endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan
terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jadi, jika
kondisi lingkungan tidak menguntungkan, maka bakteri pembentuk spora
akan mengubah bentuk vegetatifnya menjadi spora. Kondisi tersebut
dinamakan fase sporulasi.
b. Bentuk Bakteri
Cyanobacteria
Escherichia coli
Monera
Salmonela
Streptococcus Pneumoniae
Konjugasi adalah pemindahan materi gen dari suatu sel bakteri ke sel bakteri
lain secara langsung melalui jembatan konjugasi.
Transduksi adalah rekombinasi gen antara dua sel bakteri dengan diperantarai
virus fag.
Transformasi adalah rekombinasi gen yang terjadi melalui pengambilan
langsung sebagian materi gen dari bakteri lain, yang dilakukan oleh suatu sel
bakteri.
- E.coli: Jenis bakteri ini tak jarang sebagai penyebab primer masalah
diare. Kebanyakan bakteri E. Coli tidak berbahaya, dan sering hidup
pada saluran pencernaan insan. Tetapi, beberapa jenis bakteri ini bisa
mengeluarkan racun yang mengakibatkan infeksi akut dan diare.
biasanya, infeksi terjadi pada anak-anak.
3. Struktur Virus
a. Jelaskan komponen-komponen dari virus dan fungsinya
Terdapat beberapa komponen penyusun tubuh virus, yakni :
1. Kepala Virus
Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik
kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung
protein yang tersusun oleh protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada
jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau
bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer
atau sub-unit protein.
2. Tubuh Virus
Isi tubuh virus atau biasa disebut virionadalah bahan genetik yang berupa
salah satu tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang
dimiliki virus akan mempengaruhi bentuk tubuh virus. Virus dengan isi
tubuh berupa RNA biasanya berbentuk menyerupai kubus, bulat, atau
polihedral, contohnya pada virus-virus penyebab penyakit polyomyelitis,
virus influenza, dan virus radang mulut dan kuku.
3. Ekor Virus
Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi
sebagai alat untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di
kepala ini umumnya terdiri atas beberapa tabung tersumbat yang berisi
benang dan serat halus. Adapun pada virus yang hanya menginveksi sel
eukariotik, bagian tubuh ini umumnya tidak dijumpai.
4. Kapsid Virus
Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang
berfungsi sebagai pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah
sebagai pembentuk tubuh dan pelindung bagi virus dari kondisi
lingkungan luar.
1. Adsorpsi
Adsorpsi adalah tahapan penempelan virus pada sel inang. Virion (partikel
lengkap virus) menempel pada bagian reseptor spesifik sel inang dengan
menggunakan serabut ekornya. Reseptor merupakan molekul khusus pada
membran sel inang yang dapat berinteraksi atau berikatan dengan virus.
2. Penetrasi
Penetrasi adalah tahapan pemasukan genom (materi genetik) virus ke dalam
sel inang. Selubung ekor berkontraksi membuat lubang yang menembus
dinding dan membran sel. Selanjutnya, virus menginjeksikan materi
genetiknya ke dalam sel inang sehingga kapsid virus menjadi kosong.
3. Sintesis
Sintesis (eklifase) adalah tahapan perbanyakan genom (materi genetik) virus
dengan menggunakan bahan utama materi genetik sel inang. DNA sel inang
dihidrolisis dan dikendalikan oleh materi genetik virus untuk membuat asam
nukleat (salinan genom) dan protein komponen virus.
4. Pematangan
Pematangan adalah tahapan pembuatan dan perbanyakan struktur tubuh virus.
Hasil sintesis berupa asam nukleat da protein dirakit menjadi partikel-partikel
virus yang lengkap sehingga terbentuk virus baru.
5. Lisis
Lisis adalah tahapan pecahnya sel inang sehingga virus baru dapat keluar dan
siap menyerang sel inang lain. Virus menghasilkan lisozim, yaitu enzim
perusak dinding sel inang. Rusaknya dinding sel inang mengakibatkan
terjadinya osmosis ke dalam sel inang, sehingga sel inang membesar dan
pecah.
Sementara itu, terdapat siklus reproduksi pada virus, dimana itu terdiri dari
siklus litik dan siklus lisogenik.
1. Siklus Litik
Pada daur ini, sel bakteri hancur (lisis) sehingga disebut daur litik.
Perkembangbiakannya dimulai dengan menempelnya virus pada
bakteri. Enzim virus melarutkan dinding sel bakteri sehingga
terbentuk lubang dan melalui lubang tersebut, virus memasukkan
DNA-nya ke dalam bakteri. DNA virus yang telah masuk ke dalam
bakteri mengambil alih tugas DNA bakteri dengan menghancurkan
DNA bakteri tersebut.
Setelah itu, di dalam tubuh bakteri disintesis DNA, protein
pembungkus, dan bagian-bagian tubuh virus lainnya (satu sel bakteri
cukup untuk membentuk 300 virus baru). Setelah virus baru terbentuk,
dinding sel bakteri hancur (lisis) sehingga virus yang baru terbentuk
akan keluar dan menginfeksi bakteri lain.
2. Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus tanpa
menghancurkan sel inang, dengan kata lain virus berintegrasi atau
menggabung atau menyisip ke dalam kromosom bakteri, integrasi
DNA virus ke DNA inang membentuk rekombinasi yang disebut
profaga.
Istilah lisogenik mengimplikasikan bahwa profaga pada kondisi
tertentu dapat menghasilkan faga aktif yang melisiskan inangnya
dikarenakan adanya pemicu dari lingkungan seperti radiasi atau
adanya beberapa zat kimia tertentu, hal inilah yang menyebabkan
virus mengubah mekanisme reproduksinya dari cara lisogenik
menjadi cara litik. Pada siklus lisogenik terjadi peristiwa berikut:
tidak terbentuknya virion baru
sel inang mengandung profga (gabungan DNA virus dengan
kromosom sel inang)
sel inang tidak rusak atau tidak mati, bahkan dapat membelah
diri.
c. Berikanlah 5 contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus?
- Rabies
- Hepatitis Viral
Virus hepatitis B dan hepatitis C menyerang organ hati dan
umumnya menyebar melalui cairan tubuh, seperti sperma dan darah,
penderita yang telah terinfeksi virus ini. Penderita hepatitis akibat
virus ada yang tidak menunjukkan gejala hingga bertahun-tahun
lamanya. Diagnosis biasanya didapatkan setelah melakukan tes
darah.
- HIV/AIDS
Virus HIV dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh pengidapnya
yaitu dengan cara mengancurkan sel darah putih yang tugasnya
melawan infeksi. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.
Penyakit ini dapat menyebar melalui hubungan seksual berisiko serta
berbagi jarum suntik dengan orang yang sudah terinfeksi HIV.
- Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit yang ditularkan melalui nyamuk yang
menjadi sebab demam berdarah dengue serta virus zika. Virus ini
menyebar melalui darah yang menimbulkan gejala berupa berupa
nyeri sendi, demam, nyeri otot, sakit kepala, pembengkakan sendi,
serta ruam kulit.
- Cacar Air
Cacar air dalah penyakit yang sangat rentan dialami oleh anak-anak
berusia dibawah 15 tahun, serta disebabkan oleh virus varicella-
zoster. Gejala yang muncul dapat berupa gatal dan ruam yang
muncul diarea sekitar wajah, punggung, dada, samapi menyebar ke
seluruh tubuh.
4. Mikologi
Mikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jamur. Jamur merupakan
organisme eukariotik dan tiap sel jamur memiliki setidaknya satu nukleus,
membran nukleus, retikulum endoplasma, mithokondria, dan aparatus sekretoris.
Infeksi jamur disebut mikosis.
Infeksi jamur atau mikosis diklasifikasikan berdasarkan derajat keterlibatan
jaringan dan cara masuk ke dalam host, yaitu: superfisial, kutaneus, subkutaneus
dan oportunistik.
a. Jelaskan keempat klasifikasi tersebut dan berikan contoh penyakitnya !
Mikosis Suferfisial,
Mikosis superfisial merupakan penyakit jamur yang mengenai lapisan
permukaan kulit, yaitu seperti stratum korneum, kuku, dan rambut. Mikosis
superficial dibagi menjadi dua kelompok yaitu dematofitosis dan Non-
dematofitosis. Dematofitosis adalah mikosis superfisialis yang disebabkan
oleh jamur golongan dermatofita. Jamur ini akan mengluarkan enzim
keratinase yang mampu mencerna keratin pada kuku, rambut, dan stratum
korneum dalam kulit. Kemudian infeksi Non-dermatofitosis dalam kulit
biasanya terjadi pada kulit yang berada di paling luar. Hal ini disebabkan
jenis jamur yang tidak dapat mengeluarkan zat yang bisa mencerna kertain
kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar.
Penyakit: Dermatofitosis, Pitiarisis versicolor, dan Kandidiasis superfisialis.
Mikosis Sistemik (Profunda)
Mikosis sistemik atau profunda merupakan penyakit jamur yang dapat
menginfeksi atau menyerang organ dalam. Penyakit ini bisa terjadi
disebabkan karena jamur langsung masuk ke organ dalam tubuh (seperti
paru), melalui luka, atau bahkan menyebar dari permukaan kulit atau organ
dalam lain. Jamur yang berhasil masuk akan tetap berada ditempat
(misotema) atau menyebabkan penyakit sistemik (seperti histoplasmosis).
Mikosis sistemik terdiri dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh jamur
disertai gejala klinis tertentu dibawah kulit.
Mikosis Subkutan
Mikosis subkutan adalah infeksi yang disebabkan karena jamur pdi jaringan
bawah kulit, bersifat menahun dan menyebabkan pembengkakn serta
menimbulkan kelainan terhadap alat yang terkena, dengan disertai
pembentukan fistel dan abses.
Penyakit: Mycetoma, choromoblastomycosis, dan sporotrichosis.
Mikosis Oportunistik
Mikosis oportunistik merupakan infeksi terhadap individu dengan status imun
turun (Imuno Compromise). Contohnya pada penderita Carcinoma,
Lymfoma, Diabetes melitus, serta AIDS.