Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS ILMIAH

PERANAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA


DALAM PERKEMBANGAN REMAJA

Disusun oleh
Silvia Melani Siregar
XI Mia 1
SMA SWASTA ASSISI SIANTAR
2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Peranan Kelompok Teman Sebaya (Peer Group) dalam
Perkembangan Remaja ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pentingnya peranan
peer group dalam perkembangan remaja. Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya
dan kita dapat mengambil manfaatnya sehingga dapat memberikan ilmu
pengetahuan terhadap pembaca.

Pematang Siantar,5 April 2022


Silvia Melani Siregar

i
Daftar Isi

BAB I....................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................2
BAB II...................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................3
2.1 Remaja dan Perkembangannya....................................................3
2.2 Kelompok Teman Sebaya...........................................................4
2.3 Ciri-ciri Kelompok Teman Sebaya .............................................6
2.4. Macam-macam Kelompok Teman Sebaya ................................6
2.5 Fungsi Kelompok Teman Sebaya...............................................7
BAB III................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia pasti melalui tahap-tahap kehidupan yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Salah satunya adalah tahap remaja yang
memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan selanjutnya. Secara tradisional
masa remaja merupakan suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi
sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar (Hurlock, 1993). Remaja
sebagai siswa di sekolah, memandang seorang teman mempunyai tingkatan
social kompetensi yang mampu memberikan energi tersendiri dalam
penyesuaiannya dilingkungan sekolahnya.
Selain peran keluarga, peran lingkungan juga sangat membantu remaja
dalam perkembangannya. Salah satunya yaitu dengan hubungan peer group.
Hubungan peer group yang positif dapat memberikan dukungan social yang
baik terhadap remaja yang memiliki berbagai masalah dalam proses
perkembangan, sehingga memunculkan kualitas persahabatan yang positif
pula.
Seperti disebutkan Hurlock (1992) bahwa perkembangan pribadi
seseorang sebagian besar tergantung pada interaksi individu dengan
individu lain melalui hubungan yang baik dan jujur, penuh rasa percaya,
cita-cita dan komitmen bersama.
Namun tidak sedikit pula remaja yang salah memilih kelompok
sebayanya sehingga menimbulkan perilaku yang negatif dimana masa
remaja adalah masa krisis identitas sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh
lingkungan sebayanya.
Oleh sebab itu, peer group penting untuk diperhatikan karena memiliki
peranan yang cukup penting bagi perkembangan remaja.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusuan masalah yang
diperoleh yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan remaja dan perkembangan remaja?
2. Apa yang dimaksud dengan Teman sebaya?
3. Bagaimana ciri-ciri dan macam-macam bentuk Teman sebaya?
4. Apa saja fungsi Teman sebaya?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya peer group dalam
perkembangan remaja.
2. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri dan macam-macam bentuk
Teman sebaya
3. Untuk mengetahui dan memahami fungsi Teman sebaya
4. Untuk mengetahui dan memahami dampak atau pengaruh Teman sebaya

1.4 Manfaat
Sesudah membaca ini saya sebagai Penulis mengharapkan pembaca untuk
di harapkan dapat
1.Dapat memberikan sumbangan pemikiran positif bagi perkembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya khususnya bidang ilmu sosiologi.
2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pendidikan dan
psikologi sosial.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Remaja dan Perkembangannya


Masa remaja,menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12 tahun
sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun
bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia
17/18 tahun sampai dngan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Pada usia ini,
umumnya anak sedang duduk di bangku sekolah menengah.
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolesence, berasal dari bahasa
latin adolescere yang artinya “tumbuh untuk mencapai kematangan”.
Istilah adolesence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup
kematangan mental emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1991). Pandangan
ini didukung oleh Piaget (Hurlock, 1991) yang mengatakan bahwa secara
psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi
kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa
dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa
sama, atau paling tidak sejajar.
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak
termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara
penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak
dan orang dewasa. Oleh karena itu remaja, seringkali dikenal dengan fase
mencari jati diri. Remaja masih belum mampu menguasai dan
memfungsikan secara maksmal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks dkk,
1989). Namun yang perlu ditekankan disini adalah bahwa fase remaja
merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat
potensial baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik. Remaja
dikarakteristikkan sebagai masa pencarian jati dirinya sendiri ditandai oleh
hubungan teman sebaya yang erat dan pembentukan clique, penemuan
nilai-nilai dan ideal-ideal yang tinggi, perkembangan kepribadian dan
pembentukan identitas, dan pencapaian status dewasa dengan tugas-tugas
menantangnya dan tanggung jawab (Pikunas, 1976).

3
2.2 Kelompok Teman Sebaya
Salah satu kegiatan yang dikembangkan individu pada masa remaja adalah
menjalin interaksi dengan teman yang sebaya (Gander & Gardiner, 1981).
Remaja cenderung membentuk kelompok-kelompok sebaya yang mereka
sebut dengan sahabat. Istilah persahabatan atau pertemanan
menggambarkan perilaku kerjasama dan saling mendukung antara dua atau
lebih entitas sosial. Ikatan persahabatan akan ditunjukkan oleh perilaku
saling menolong di antara mereka, saling percaya, dan juga saling setia.
Haber dan Runyon (1984) menyatakan bahwa persahabatan adalah
hubungan interpersonal antar individu. Hubungan interpersonal yang efektif
memerlukan individu-individu dengan karakteristik pribadi yang sehat dan
seimbang. Perkembangan pribadi seseorang sebagian besar tergantung pada
interaksi individu dengan individu lain melalui hubungan yang baik dan
jujur, penuh rasa percaya, cita-cita dan komitmen bersama (Hurlock, 1992).
Peer group adalah kelompok teman anak sebaya yang sukses di mana ia
dapat berinteraksi (Santoso,1999:85). Dalam kelompok teman sebaya (peer
group), individu merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lainya
seperti di bidang usia, kebutuhan dan tujuan yang dapat memperkuat
kelompok itu. Di dalam peer group tidak dipentingkan adanya struktur
organisasi, namun di antara anggota kelompok merasakan adanya tanggung
jawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompoknya. Dalam peer group ini,
individu menemukan dirinya (pribadi) serta dapat mengembangkan rasa
sosialnya sejalan dengan perkembangan kepribadiannya. Menurut pakar
psikologi remaja Santrock, Cartwright dan Zander “peer group adalah
sekumpulan remaja sebaya yang punya hubungan erat dan saling
tergantung. Maka di sekolah, atau di lingkungan tempat tinggal kita,
biasanya ada kelompok pertemanan”. Mereka terdiri atas beberapa orang
yang merasa punya ikatan kuat. Mereka kelihatan selalu bersama-sama
dalam melakukan berbagai aktivitas. Pendapat lain dikemukakan oleh
St.Vembriarto (1993:54) “kelompok teman sebaya berarti individu-individu
anggota kelompok sebaya itu mempunyai persamaan-persamaan dalam
berbagai aspeknya”. Menurut St.Vembriarto (1993: 55) ada beberapa pokok
dalam pengertian teman sebaya:
a. Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan diantara
anggotanya intim. b. Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah
individu-individu yang mempunyai persamaan usia dan status atau posisi
social.

4
c. Istilah kelompok dapat menunjuk kelompok anak-anak, kelompok
remaja.
Dalam kelompok teman sebaya (Peer group) akan memungkinkan individu
untuk saling berinteraksi, bergaul dan memberikan semangat dan motivasi
terhadap teman sebaya yang lain secara emosional. Adanya ikatan secara
emosional dalam kehidupan peer group akan mendatangkan berbagai
manfaat dan pengaruh yang besar bagi individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
peer group adalah sekelompok teman sebaya yang mempunyai ikatan
emosional yang kuat dan mereka dapat berinteraksi, bergaul, bertukar
pikiran dan pengalaman dalam memberikan perubahan dan pengembangan
dalam kehidupan sosial dan pribadinya. Remaja sebagai siswa di sekolah,
memandang seorang teman mempunyai tingkatan sosial kompetensi, dan
untuk mengukur tingkat kesesuaian diri remaja dalam membina hubungan
dengaan orang lain maka terdapat kualitas persahabatan yang menjadi
prediktor untuk mengindentifikasi penyesuaian tersebut. Kualitas peer
group terdiri dari kualitas persahabatan yang positif (seperti perasaan aman,
pertemanan, dukungan) dan kualitas persahabatan yang negatif (seperti
konflik, dominansi, permusuhan). Hubungan peer group yang positif
dicirikan dengan hubungan remaja yang membangun. Dimana terdapat
dukungan sosial yang baik dalam hubungannya, seperti ketika menghadapi
peristiwa tertekan atau stres (Laursen dalam Gunarsa, 2004). Dibandingkan
dengan yang tidak memiliki hubungan peer group atau hubungan peer
group yang negatif, siswa yang memiliki hubungan peer group yang positif
lebih dapat mengatasi stres karena dukungan dari teman-temannya.
Selain itu, peer group yang positif berpengaruh terhadap adanya keahlian
sosial yang diperoleh, seperti kemampuan kejasama dengan orang lain.
Hubungan peer group yang positif akan memberi hasil pada prestasi
akademik dan keterlibatan dalam kegiatan sekolah, sedangkan hubungan
peer group yang negatif akan menimbulkan masalah perilaku. Masalah
perilaku yang muncul pada remaja seperti terlibat dalam perkelahian,
tawuran, penggunaan obat-obatan, seks bebas sampai pada kenakalan
remaja (Laursen dalam Gunarsa, 2004).

2.3 Ciri-ciri Kelompok Teman Sebaya

5
Menurut Slamet Santoso (1999:87) ciri-ciri kelompok teman sebaya
adalah sebagai berikut:
1. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas Peer group terbentuk
secara spontan. Diantara anggota kelompok mempunyai kedudukan yang
sama, tetapi ada satu diantara anggota kelompok yang dianggap sebagai
pemimpin. Dimana semua anggota beranggapan bahwa dia memang pantas
dijadikan sebagai pemimpin, biasanya disegani dalam kelompok itu.
2. Bersifat sementara Karena tidak adanya struktur yang jelas, maka
kelompok ini kemungkinan tidak bisa bertahan lama, jika yang menjadi
keinginan masing-masing anggota kelompok tidak tercapai, atau karena
keadaan yang memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di sekolah.
3. Teman sebaya mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas
Misalnya teman sebaya di sekolah, mereka umumnya terdiri dari individu
yang berbeda-beda lingkungannya, yang mempunyai aturan atau kebiasaan
yang berbeda-beda. Lalu mereka memasukkannya dalam kelompok sebaya
sehingga mereka saling belajar secara tidak langsung tentang kebiasaan itu
dan dipilih yang sesuai dengan kelompok, kemudian dijadikan kebiasaan
kelompok.
4. Anggotanya adalah individu yang sebaya. Contoh konkretnya pada
anakanak usia SMP atau SMA.

2.4. Macam-macam Kelompok Teman Sebaya


Menurut para ahli yang dikutip oleh Andi Mappiare (1982: 158)
terdapat kelompok-kelompok yang terbentuk dalam masa remaja.
Kelompok kelompok tersebut adalah:
1. Kelompok “Chums” (sahabat karib)
Chums yaitu kelompok dalam mana remaja bersahabat karib dengan
ikatan persahabatan yang sangat kuat. Anggota kelompok biasanya terdiri
dari 2-3 remaja dengan jenis kelamin yang sama, memiliki minat,
kemampuan dan kemuan-kemauan yang mirip. Beberapa kemiripan itu
membuat mereka sangat akrab, walaupun kadang-kadang terjadi juga
perselisihan, tetapi dengan mudah mereka melupakan.

2. Kelompok “Cliques” (komplotan sahabat)

6
Cliques biasanya terdiri dari 4-5 remaja yang memiliki minat,
kemampuan dan kemauan-kemauan yang relative sama. Cliques biasanya
terdiri dari penyatuan dua pasang Chums yang terjadi pada tahun-tahun
pertama masa remaja awal. Jenis kelamin remaja dalam satu Cliques
umumnya sama.
3. Kelompok “Crowds” (kelompok banyak remaja)
Crowds biasnya terdiri dari banyak remaja, lebih besar dibanding
Cliques. Karena besarnya kelompok, maka jarak emosi antara anggota juga
agak renggang. Dengan demikian terdapat kemampuan, minat dan kemauan
diantara para anggota Crowds.
4. Kelompok yang diorganisir
Kelompok yang diorganisir merupakan kelompok yang sengaja
dibentuk dan diorganisir oleh orang dewasa yang biasanya melalui lembaga
lembaga tertentu misalnya sekolah. Kelompok ini timbul atas dasar
kesadaran orang dewasa bahwa remaja sangat membutuhkan penyesuaian
pribadi dan sosial, penerimaan dan ikut serta dalam suatu kelompok-
kelompok.
5. Kelompok “Gangs”
Gangs merupakan kelompok yang terbentuk dengan sendirinya
yang pada umumnya merupakan akibat pelarian dari empat jenis kelompok
tersebut diatas. Mereka belajar memahami teman-teman mereka dan
peraturan yang ada.

2.5 Fungsi Kelompok Teman Sebaya


Sebagaimana kelompok sosial yang lain, maka peer group juga mempunyai
fungsi. Menurut Santoso (1999: 85-87) Fungsi fungsi peer group tersebut
adalah sebagai berikut : 1. Mengajarkan kebudayaan. Dalam peer group ini
diajarkan kebudayaan yang berada di tempat itu.
2. Mengajarkan mobilitas sosial. Mobilitas sosial adalah perubahan status
yang lain. Misalnya ada kelas menengah dan kelas rendah (tingkat sosial).
Dengan adanya kelas rendah pindah ke kelas menengah ini dinamakan
mobilitas sosial.
3. Membantu peranan sosial yang baru. Teman seabay memberikan
kesempatan bagi anggotanya untuk mengisi peranan sosial yang baru.

7
4. Teman sebaya sebagai sumber informasi bagi orangtua dan guru bahkan
untuk masyarakat. Kelompok teman sebaya di sekolah bisa sebagai sumber
informasi bagi guru dan orang tua tentang hubungan sosial individu dan
seorang yang berprestasi baik dapat dibandingkan dalam kelompoknya.
5. Dalam Teman sebaya, individu dapat mencapai ketergantungan satu
sama lain. Karena dalam peer group ini mereka dapat merasakan
kebersamaan dalam kelompok, mereka saling tergantungan satu sama
lainnya.
6. Teman sebaya mengajarkan moral orang dewasa. Anggota peer group
bersikap dan bertingkah laku seperti orang dewasa, untuk mempersiapkan
diri menjadi orang dewasa mereka belajar memperoleh kemantapan sosial.
7. Di dalam peer group, individu dapat mencapai kebebasan sendiri.
Kebebasan di sini diartikan sebagi kebebasan untuk berpendapat, bertindak
atau menemukan identitas diri. Karena dalam kelompok itu, anggota-
anggota yang lainnya juga mempunyai tujuan dan keinginan yang sama.
8. Di dalam Teman sebaya, anak-anak mempunyai organisasi sosial yang
baru. Dengan adanya kelompok sosial seperti peer group tersebut akan
memberikan ruang dan waktu kepada individu untuk berubah dan
berkembang sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan pribadinya
dalam aspek kehidupan sosialnya. Mereka akan mengalami perubahan
dalam berbagai hal yang memungkinkan untuk berperan menjadi lebih luas
dalam kehidupan kelompok sosialnya yang ditandai dengan perubahan
sikap dan perilakunya.
Menurut E Mavis Hetherington and Ross D Parke (1979:486) sebagaimana
kelompok sosial yang lain, maka kelompok teman sebaya (peer group) juga
mempunyai fungsi yaitu:
1. Memberi perhatian yang positif dan saran: mengunjungi, memberikan
kejutan/hadiah, saran, menawarkan bantuan, tersenyum, membentuk
seseorang dari anak lain yang membutuhkan, percakapan umum.
2. Memberikan sikap dan penerimaan pribadi: secara fisik dan lisan.
3. Sikap tunduk: penerimaan pasif, meniru, sharing, menerima ide orang
lain, mengikuti anak lain yang bermain, berkompromi, mengikuti teman
yang lain meminta dengan keenagan dan kerjasama (kooperatif).
Dalam Teman sebaya mereka akan bersikap lebih dewasa dan berusaha
untuk dapat setara dan memberikan sesuatu yang bermanfaat dalam

8
kelompok, seperti belajar untuk menjadi pemimpin kelompok yang baik,
memberikan konstribusi dan pengaruh terhadap kelompok dengan suasana
yang menyenangkan dan penuh dengan keleluasaan dan kebebasan dalam
menemukan identitas diri dan juga konsep dirinya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teman sebaya merupakan kelompok teman anak sebaya yang sukses di
mana ia dapat berinteraksi. Dalam kelompok teman sebaya, individu
merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lainya seperti di bidang usia,
kebutuhan dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok itu. Kelompok
teman sebaya sangat berpengaruh terhadap citra diri remaja. Remaja
menjadi lebih dekat dengan teman sebayanya, karena mereka menganggap
bahwa teman sebaya dapat memahami keinginannya sehingga mereka ingin
menghabiskan waktunya dengan teman-temannya. Remaja dalam bergaul
dengan teman sebaya merasa diberi status dan memperoleh simpati.
Kualitas peer group terdiri dari kualitas persahabatan yang positif (seperti
perasaan aman, pertemanan, dukungan) dan kualitas persahabatan yang
negatif (seperti konflik, dominansi, permusuhan). Karena itu dalam
pergaulan baik individu maupun kelompok harus dapat belajar berperilaku
agar menuju kehidupan yang lebih baik. Kelompok teman sebaya (peer
group) membutuhkan kedisiplinan agar dalam menjalankan aktivitas
kelompoknya memperoleh suatu pengakuan dari masyarakat. Oleh sebab
itu, peer group sangat penting untuk diperhatikan karena memiliki peranan
yang cukup penting bagi perkembangan remaja.

3.2 Saran
Disarankan kepada pembaca hendaknya dapat menciptakan lingkungan
pergaulan dengan baik agar tercipta perilaku disiplin

10

Anda mungkin juga menyukai