Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi adalah salah satu ilmu pengetahuan yang telah ada dan dibahas pada
zaman dahulu. Psikologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “psyche” yang artinya
jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi, psikologi
berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa,tingkah laku manusia,baik sebagai
individu maupun dalam hubunganya dengan lingkunganya.Tingkah laku tersebut
berupa tingkah laku yang tampak dan tidak tampak,tingkah laku yang di sadari
maupun yang tidak disadari.

Dapat di Tarik kesimpulan bahwa Psikologi adalah Ilmu Pengetahuan yang


menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup ada manusia,baik
selaku individu maupun kelompok,dalam hubunganya dengan
lingkungan.Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang,barang,keadaan,dan
kejadian sekitar manusia.1

Seperti yang kita ketahui,Psikologi adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan


yang focus mempelajari mengenai seluk beluk kejiwaan manusia.Memang pada masa
lalu,ilmu ini sangan erat dengan filsafat. Namun,seiring berkembangan waktu
akhirnya ilmu ini dapat berdiri sendiri.Mungkin selama ini kita hanya sering
mendengar tetntang empat madzhab Psikologi yaitu Psikonalitis, Bhavioristik,
Kognitif,dan Humanistik, Namun ternyata ada banyak aliran lainya.

1
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi. Dikutip hari Senin, 2 Desember 2019, pukul 23.00

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sejarah perkembanhan Psikologi?

2. Apa sajakah aliran-aliran dalam Psikologi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Psikologi

2. Untuk mengetahui Aliran-aliran Psikologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Psikologi


Psikologi merupakan ilmu yang telah ada sejak zaman dahulu dan menjadi objek
pertanyaan dan penyelidikan manusia. Pada zaman itu, psikologi belum merupakan
ilmu yang berdiri sendiri, akan tetapi psikologi termasuk suatu cabang dari “induk
ilmu” yakni filsafat. Tetapi sekarang, kita akan membahas sejarah psikologi dengan
membahas pembabakan sejarahnya sesuai dengan perkembangan ilmu zaman itu.2

a. Masa Yunani

Pendekatan dan orientasi filsafat masa Yunani yang terarah pada eksplorasi alam,
empirical observations, ditandai dengan kemajuan di bidang astronomi dan
matematika, meletakkan dasar ciri natural science pada psikologi, yaitu objective,
experimentation and observation, the real activity of living organism.

Masa Pra Yunani Kuno adalah tahap intelektual masih primitive, yaitu
theological/animism yang berarti atribusi ‘the cause’ pada dewa-dewa atau spiritual
power. Manusia adalah pihak yang lemah, perilaku ditentukan oleh kekuatan para
spirit, maka tugas utama manusia adalah menjaga hubungan baik dengan mereka
dengan cara menjunjung tinggi otoritas para spirit. Sejak zaman filsuf-filsuf besar
seperti Socrates (469-399 SM) telah berkembang filsafat mental yang membahas
secara jelas persoalan “jiwaraga”.

b. Masa Abad Pertengahan

2
Brennan, J.F. History and Systems of Psychology. New Jersey : Prentice Hall Inc. Lundin,
(Theories and Systems of Psychology. 4 rd Ed. Toronto: D.C. Heath and Company. (1991). Hal. 24

3
Pendekatan natural science dari Aristoteles disebarkan oleh muridnya, Alexander
the Great melalui ekspansi militer sampai ke daerah Timur. Bersamaan dengan itu
mulai juga masuk pandangan belahan dunia Timur ke Barat, terutama Persia, India,
dan Mesir. Dengan runtuhnya kekuasaan Alexander the Great, pengaruh timur ini
semakin kuat, ditandai dengan menguatnya pandangan spiritualitas menggantikan
naturalisme.3

c. Masa Renaisans

Masa ini merupakan merupakan reaksi terhadap masa sebelumnya, dimana


pengetahuan bersifat doktrinal di bawah pengaruh gereja dan lebih didasarkan pada
iman. Reaksi ini sedemikian kuat sehingga dapat dikatakan peran nalar menggantikan
peran iman, ilmu pengetahuan menggantikan tempat agama dan iman di masyarakat.
Semangat pencerahan semakin tampak nyata dalam perkembangan science dan
filsafat melalui menguatnya peran nalar (reason) dalam segala bidang, dikenal
sebagai the age of reason. Akal budi manusia dinilai sangat tinggi dan digunakan
untuk membentuk pengetahuan.

Masa Rennaissance ditandai dengan bergesernya fokus pemahaman dari God-


centeredness menjadi human-centerednes, dikenal dengan istilah sekularisasi atau
humanity. Tulisantulisan filsuf terkenal seperti Plato, Aristoteles dan lain-lain dikaji
untuk melihat bagaimana pola pikir penulisnya dan konteks histories waktu tulisan itu
dibuat. Maka yang dicari adalah human truth dan bukan God truth. Kesimpulan
akhirnya adalah penerimaan bahwa kebenaran memiliki lebih dari satu perspektif.

d. Masa Pasca Renaisans dan Metode Ilmiah

3
Sarwono, Sarlito Wirawan. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Press. 2009.hal.
56

4
Pola pikir yang lebih mekanistik dalam memandang alam dan manusia. Itu berarti
alam memiliki sistem, dapat diramalkan, dan tidak tunduk pada hukum-hukum
spritual belaka. Manusia juga memiliki reason, kemampuan untuk berpikir logis dan
dengan demikian tidak tunduk total kepada hukum spiritual dan kesetiaan semata.

e. Masa Akhir Abad ke-19 (Psikologi sebagai ilmu mandiri)

Pada akhir abad 19, dengan perkembangan natural science dan metode ilmiah
secara mapan sebagaimana diuraikan di bagian sebelumnya, konteks intelektual
Eropa sudah ‘siap’ untuk menerima psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang
mandiri dan formal. Tanah kelahiran psikologi adalah Jerman. Oleh karenanya
munculnya psikologi tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial Jerman dan orientasi
intelektual Wilhelm Wundt, orang pertama yang memproklamirkan psikologi sebagai
sebuah disiplin ilmu.4

f. Masa Memasuki Abad ke-20

Memasuki abad ke-20, psikologi berkembang dalam berbagai school of thought.


Kalau Wundt meletakkan dasar bagi psikologi dengan pandangan strukturalisme,
maka selanjutnya berbagai aliran utama yang muncul adalah sebagai berikut :

 Fungsionalisme

 Behaviorisme

 Psikoanalisa

 Gestalt

 Humanistik

B. Aliran-Aliran Dalam Psikologi

1. Strukturalisme
4
Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo 2008. Hal. 45

5
Strukturalisme mendasarkan pada isi dan struktur jiwa. Setiap gejala
psikis yang kompleks selalu memiliki karakteristik dari elemen-elemennya.
Elemen kejiwaan tersebut dikaitkan satu dengan yang lain oleh asosiasi.
Tokoh: William Wundt.

2. Fungsionalisme

Fungsionalisme mempelajari fungsi dan kegunaan jiwa. Metode yang


digunakan eksperimen dan observasi tingkah laku, ingin mengetahui mengapa
dan untuk apa suatu tingkah laku terjadi. Jiwa seseorang diperlukan untuk
melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk penyesuaian diri. Tokoh:
William James.

3. Asosiasionisme

Adalah aliran yang menekankan hukum-hukum asosiasi untuk


menerangkan gejala kejiwaan dan dibagi menjadi dua yakni, Asosiasionisme
Lama dan Baru. Asosiasionisme Lama adalah cara pendekatanya melalui
penyelidikan dari mempelajari efek-efeknya baru kemudian sebab-sebabnya.
Asosiasionisme Baru memulai penyelidikannya dengan mempelajari sebab-
sebab suatu proses psikis baru menyelidiki efeknya.

4. Behaviorisme

Behaviorisme mempelajari tingkah laku nyata, terbuka dan dapat diukur


secara obyektif, tidak perlu menggunakan metode introspeksi. Tokoh: J.B.
Watson.

5. Psikologi Hormic

6
Hormic Setiap tingkah laku dilandasi oleh dorongan dasar (hormo urge)
yang menyebabkan tingkah laku tersebut mempunyai tujuan, arah. Dorongan
dasar tingkah laku adalah naluri (insting). Reflek bukan tingkah laku karena
tidak bertujuan. Tokoh Mc Dougall.

6. Psikologi Gestalt

Gestalt muncul sebagai reaksi psikologi elemen. Gestalt = totalitas,


keseluruhan tidak sekedar unsur-unsur atau bagian dari totalitas yang secara
sendiri-sendiri tidak memiliki arti apa-apa. Tokoh: Von Ehrenfels,
Wertheimer.

7. Psikoanalisis

Merupakan pandangan yang mengaitkan kemajuan di bidang kedokteran.


Aliran ini diungkapkan oleh Sigmund Freud yang merupakan seorang ahli
saraf. Sigmund Freud sampai saat ini disebut sebagai “Bapak Psikoanalisis”.

8. Humanistic

Aliran ini muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan
psikoanalisis. Abraham Maslow menjadi tokoh penting yang memotori aliran
psikologi ini. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan
menerima dirinya sebisa mungkin.

9. Kognitif

Adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses mental seperti


perhatian, penggunaan bahasa, daya ingat, persepsi, pemecahan masalah,
kreativitas, dan pola pikir, Sebagian besar karya yang berasal dari psikologi
kognitif telah diimplementasikan ke berbagai disiplin ilmu psikologis modern
lainnya.

10. Psikologi Kerohanian

7
Psikologi Kerokhanian metodenya verstehen, yakni mengerti dan
memahami. Gejala kejiwaan baru dapat dipahami dan berarti bila gejala jiwa
tersebut merupakan faktor dari totalitas nilai. Verstehen harus ikut mengalami,
bersimpati kepada, memihak kepada, atau mengidentifikasi diri dengan
seseorang atau sesuatu, namun menurut sikap “berdiri di atasnya”. Tokohnya
Wilhelm Dilthey.5

BAB III

5
http://annamartyna.blogspot.com/ http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/sejarah-
psikologi.html. di asuh oleh: DR. phil. Hana Panggabea. Dikutip hari Senin, 2 Desember 2019, pukul
00.09

8
PENUTUP

Kesimpulan

Psikologi merupakan ilmu yang telah ada sejak zaman dahulu dan menjadi objek
pertanyaan dan penyelidikan manusia. Pada zaman itu, psikologi belum merupakan
ilmu yang berdiri sendiri, akan tetapi psikologi termasuk suatu cabang dari “induk
ilmu” yakni filsafat. Tetapi sekarang, kita akan membahas sejarah psikologi dengan
membahas pembabakan sejarahnya sesuai dengan perkembangan ilmu zaman itu.

Pada akhir abad 19, dengan perkembangan natural science dan metode ilmiah
secara mapan sebagaimana diuraikan di bagian sebelumnya, konteks intelektual
Eropa sudah ‘siap’ untuk menerima psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang
mandiri dan formal. Memasuki abad ke-20, psikologi berkembang dalam berbagai
school of thought. Dan inilah aliran-aliran psikologi :

 Fungsionalisme

 Behaviorisme

 Psikoanalisa

 Gestalt

 Humanistik

 Kognitif

 Asosiasionistik

 Strukturalisme

 Hormic

 Kerohanian

9
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Brennan, J.F. (1991). History and Systems of Psychology. New Jersey : Prentice Hall
Inc. Lundin, (1991). Theories and Systems of Psychology. 4 rd Ed. Toronto:
D.C. Heath and Company.

Chaplin, J.P. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali


Press

http://annamartyna.blogspot.com/
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/sejarah-psikologi.html. di asuh
oleh: DR. phil. Hana Panggabea. Dikutip hari Senin, 2 Desember 2019, pukul
00.09

http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi. Dikutip hari Senin, 2 Desember 2019, pukul


23.00

10
11

Anda mungkin juga menyukai