PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi adalah salah satu ilmu pengetahuan yang telah ada dan dibahas pada
zaman dahulu. Psikologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “psyche” yang artinya
jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi, psikologi
berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa,tingkah laku manusia,baik sebagai
individu maupun dalam hubunganya dengan lingkunganya.Tingkah laku tersebut
berupa tingkah laku yang tampak dan tidak tampak,tingkah laku yang di sadari
maupun yang tidak disadari.
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi. Dikutip hari Senin, 2 Desember 2019, pukul 23.00
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Masa Yunani
Pendekatan dan orientasi filsafat masa Yunani yang terarah pada eksplorasi alam,
empirical observations, ditandai dengan kemajuan di bidang astronomi dan
matematika, meletakkan dasar ciri natural science pada psikologi, yaitu objective,
experimentation and observation, the real activity of living organism.
Masa Pra Yunani Kuno adalah tahap intelektual masih primitive, yaitu
theological/animism yang berarti atribusi ‘the cause’ pada dewa-dewa atau spiritual
power. Manusia adalah pihak yang lemah, perilaku ditentukan oleh kekuatan para
spirit, maka tugas utama manusia adalah menjaga hubungan baik dengan mereka
dengan cara menjunjung tinggi otoritas para spirit. Sejak zaman filsuf-filsuf besar
seperti Socrates (469-399 SM) telah berkembang filsafat mental yang membahas
secara jelas persoalan “jiwaraga”.
2
Brennan, J.F. History and Systems of Psychology. New Jersey : Prentice Hall Inc. Lundin,
(Theories and Systems of Psychology. 4 rd Ed. Toronto: D.C. Heath and Company. (1991). Hal. 24
3
Pendekatan natural science dari Aristoteles disebarkan oleh muridnya, Alexander
the Great melalui ekspansi militer sampai ke daerah Timur. Bersamaan dengan itu
mulai juga masuk pandangan belahan dunia Timur ke Barat, terutama Persia, India,
dan Mesir. Dengan runtuhnya kekuasaan Alexander the Great, pengaruh timur ini
semakin kuat, ditandai dengan menguatnya pandangan spiritualitas menggantikan
naturalisme.3
c. Masa Renaisans
3
Sarwono, Sarlito Wirawan. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Press. 2009.hal.
56
4
Pola pikir yang lebih mekanistik dalam memandang alam dan manusia. Itu berarti
alam memiliki sistem, dapat diramalkan, dan tidak tunduk pada hukum-hukum
spritual belaka. Manusia juga memiliki reason, kemampuan untuk berpikir logis dan
dengan demikian tidak tunduk total kepada hukum spiritual dan kesetiaan semata.
Pada akhir abad 19, dengan perkembangan natural science dan metode ilmiah
secara mapan sebagaimana diuraikan di bagian sebelumnya, konteks intelektual
Eropa sudah ‘siap’ untuk menerima psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang
mandiri dan formal. Tanah kelahiran psikologi adalah Jerman. Oleh karenanya
munculnya psikologi tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial Jerman dan orientasi
intelektual Wilhelm Wundt, orang pertama yang memproklamirkan psikologi sebagai
sebuah disiplin ilmu.4
Fungsionalisme
Behaviorisme
Psikoanalisa
Gestalt
Humanistik
1. Strukturalisme
4
Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo 2008. Hal. 45
5
Strukturalisme mendasarkan pada isi dan struktur jiwa. Setiap gejala
psikis yang kompleks selalu memiliki karakteristik dari elemen-elemennya.
Elemen kejiwaan tersebut dikaitkan satu dengan yang lain oleh asosiasi.
Tokoh: William Wundt.
2. Fungsionalisme
3. Asosiasionisme
4. Behaviorisme
5. Psikologi Hormic
6
Hormic Setiap tingkah laku dilandasi oleh dorongan dasar (hormo urge)
yang menyebabkan tingkah laku tersebut mempunyai tujuan, arah. Dorongan
dasar tingkah laku adalah naluri (insting). Reflek bukan tingkah laku karena
tidak bertujuan. Tokoh Mc Dougall.
6. Psikologi Gestalt
7. Psikoanalisis
8. Humanistic
Aliran ini muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan
psikoanalisis. Abraham Maslow menjadi tokoh penting yang memotori aliran
psikologi ini. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan
menerima dirinya sebisa mungkin.
9. Kognitif
7
Psikologi Kerokhanian metodenya verstehen, yakni mengerti dan
memahami. Gejala kejiwaan baru dapat dipahami dan berarti bila gejala jiwa
tersebut merupakan faktor dari totalitas nilai. Verstehen harus ikut mengalami,
bersimpati kepada, memihak kepada, atau mengidentifikasi diri dengan
seseorang atau sesuatu, namun menurut sikap “berdiri di atasnya”. Tokohnya
Wilhelm Dilthey.5
BAB III
5
http://annamartyna.blogspot.com/ http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/sejarah-
psikologi.html. di asuh oleh: DR. phil. Hana Panggabea. Dikutip hari Senin, 2 Desember 2019, pukul
00.09
8
PENUTUP
Kesimpulan
Psikologi merupakan ilmu yang telah ada sejak zaman dahulu dan menjadi objek
pertanyaan dan penyelidikan manusia. Pada zaman itu, psikologi belum merupakan
ilmu yang berdiri sendiri, akan tetapi psikologi termasuk suatu cabang dari “induk
ilmu” yakni filsafat. Tetapi sekarang, kita akan membahas sejarah psikologi dengan
membahas pembabakan sejarahnya sesuai dengan perkembangan ilmu zaman itu.
Pada akhir abad 19, dengan perkembangan natural science dan metode ilmiah
secara mapan sebagaimana diuraikan di bagian sebelumnya, konteks intelektual
Eropa sudah ‘siap’ untuk menerima psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang
mandiri dan formal. Memasuki abad ke-20, psikologi berkembang dalam berbagai
school of thought. Dan inilah aliran-aliran psikologi :
Fungsionalisme
Behaviorisme
Psikoanalisa
Gestalt
Humanistik
Kognitif
Asosiasionistik
Strukturalisme
Hormic
Kerohanian
9
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Brennan, J.F. (1991). History and Systems of Psychology. New Jersey : Prentice Hall
Inc. Lundin, (1991). Theories and Systems of Psychology. 4 rd Ed. Toronto:
D.C. Heath and Company.
http://annamartyna.blogspot.com/
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/sejarah-psikologi.html. di asuh
oleh: DR. phil. Hana Panggabea. Dikutip hari Senin, 2 Desember 2019, pukul
00.09
10
11