Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

PENINGKATAN BUDAYA DISIPLIN SISWAN di


SEKOLAH

Disusun Oleh
Elisabeth Zein Silalahi
XI Mia 1

SMA SWASTA ASSISI SIANTAR


2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini ditujukan untuk memenuhi tugas sekolah . Dan penulis juga
berterimakasih kepada Ibu R.Siallagan selaku guru Bahasa Indonesia Kelas XI Mia-1
yang telah memberikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini tidak semuanya benar,masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dari isi maupun sistematikanya. Dan juga penulis
mohon maaf apabila ada beberapa kata yang salah. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan karya ilmiah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, akhir kata semoga karya ilmiah ini
memiliki manfaat baik bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

i
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Pengertian Disiplin...........................................................................................3
2.2 Disiplin di Sekolah...........................................................................................3
2.3 Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa.......................................................6
BAB III......................................................................................................................7
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................7
3.2 Saran..................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


   Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepasdari
berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiapsiswa
dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yangyang berlaku di
sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagaiaturan dan tata tertib yang
yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplinsiswa.Sedangkan peraturan, tata
tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut
disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalahusaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa
agar tidak menyimpang dan dapatmendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan
norma, peraturan dan tata tertibyang berlaku di sekolah.Yang dimaksud dengan aturan
sekolah (school rule) tersebut, seperti aturantentang standar berpakaian (standards of
clothing), ketepatan waktu, perilaku sosialdan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin
sekolah kadangkala diterapkan pulauntuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai
konsekuensi dari pelanggaranterhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi
dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan
perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis
(psychologicalmaltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan
Pamela A.Snock dalam bukunya ³Dangerous School´ (1999).

1
1.2 Rumusan masalah
      Adanya tindakan kurang disiplin yang di lakukan siswa di Sekolah menimbulkan
berbagai pertanyaan, diantaranya:
1. Apa penyebab utama perilaku tidak disiplin siswa.
2. Perilaku siswa apa saja yang dinilai tidak atau kurang disiplin.
3. Faktor penyebab terhambatnya penerapan disiplin di sekolah.
4. Apa saja upaya-upaya yang bisa di lakukan warga sekolah dalam meningkatkan
penerapan disiplin di sekolah.

1.3 Tujuan
          Tujuan penyusunan karya ilmiah ini adalah:
1. Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin siswa terhadap   
3. perkembangan prestasi dan tingkah laku di sekolah.
4. Ikut serta dalam upaya mengembangkan penanaman disiplin pada diri  siswa.

1.4 Manfaat Penelitian


       Manfaat dari penyusunan karya ilmiah ini adalah mengetahui seberapa
besar  penerapan disiplin yang dilaksanakan oleh siswa di Sekolah Dan seberapa besar
upaya warga sekolah, khususnya Guru dalam usaha meningkatkannya

2
BAB II 
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Disiplin


       Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata initimbul
kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan.Dan sekarang katadisiplin
mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama,disiplin diartikan
sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian.
Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuanmengembangkan diri agar dapat berperilaku
tertib. Dalam kehidupan sering kita dengar orang mengatakan bahwa pelajar adalah orang
yang memiliki disiplin yang tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang disiplin.Sebutan
orang yang memiliki disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yangselalu hadir tepat
waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan
sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada
orang yang kurang atau tidak dapat mentaati peraturandan ketentuan berlaku, baik yang
bersumber dari masyarakat (konvensi-informal), pemerintah atau peraturan yang
ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu (organisasional-formal).

2.2 Disiplin di Sekolah


Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan
persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja
padaakhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan
sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang
menjuruske arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi
jugamerugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun
pelanggaranterhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan
yangmerentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat

3
tinggi,seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-
bentuk  penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan
upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lainfaktor
lingkungan, keluarga dan sekolah.Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolahmerupakan salah
satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilakusiswa.Di sekolah
seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik danmengajarnya.Sikap,
teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dandidengar serta dianggap baik
oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalamhati sanubarinya dan dampaknya
kadang-kadang melebihi pengaruh dari orangtuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang
ditampilkan guru tersebut pada dasarnyamerupakan bagian dari upaya pendisiplinan
siswa di sekolah.Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa
yangtidak disiplin, sebagai berikut :
o Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
o Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah   yang
kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat  menyebabkan perilaku
yang kurang atau tidak disiplin.
o Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal
darikeluarga yang broken home. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh
kurikulum, kurikulum    yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel,
terlalu dipaksakan dan lain-lain bisamenimbulkan perilaku yang tidak disiplin,
dalam   proses belajar mengajar  pada khususnya dan dalam proses pendidikan
pada umumnya.

       Pendekatan peraturan demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan,diskusi dan


penalaran untuk membantu siswa memahami mengapa diharapkanmematuhi dan menaati
peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek edukatif  bukan aspek hukuman.
Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak atau melanggar tata
tertib.Akan tetapi, hukuman dimaksud sebagai upayamenyadarkan, mengoreksi dan

4
mendidik. Dalam disiplin sekolah yang demokratis,kemandirian dan tanggung jawab
dapat berkembang. Siswa patuh dan taat karenadidasari kesaadaran dirinya. Mengikuti
peraturan yang ada bukan karena terpaksa,melainkan atas kesadaran bahwa hal itu baik
dan ada manfaat
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga sekolahlainnya
yang melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur oleh sekolah,yang secara
eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini menurut Depdiknas(2001:10), ³Sanksi
yang diterapkan agar bersifat mendidik, tidak bersifat hukumanfisik, dan tidak
menimbulkan trauma psikologis.´ Sanksi dapat diberikan secara bertahap dari yang
paling ringan sampai yang seberat-beratnya. Sanksi tersebut dapat berupa:
1. Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran  ringan
terhadapketentuan sekolah yang ringan.
2. Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya
membuatrangkuman buku tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa Inggris dan
lain-lain.
3. Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran yang
dilakukan putera-puterinya.
4. Memanggil yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang bersangkutan
tidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
5. Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang
bersangkutan melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan cukup
berat.
6. Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah , misalnya yang bersangkutan
tersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan oleh pengadilan.

5
2.3 Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi umummerancang
disiplin siswa, yaitu :
1. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa
dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,
menerima,hangat dan terbuka;
2. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga
mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapatmenunjukkan
secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya;
dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah;
4. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannyasendiri
tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;
5. Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang
dewasaterutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah;
6. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan danmeningkatkan
keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab; dan
7. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh olehguru
untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan;
8. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karenaitu,
dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif
9. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dandalam
pengendalian yang tegas.

6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Penegakan disiplin di sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah
seputar kehadiran atau tidak, terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada
pembentukansebuah lingkungan yang di dalamnya ada aturan bersama yang dihormati,
dan siapapun yang melanggar mesti berani mempertanggungjawabkan
perbuatannya.Setiap pelanggaran atas kepentingan umum di dalam sekolah mesti
diganjar dengan hukuman yang mendidik sehingga siswa mampu memahami bahwa
nilaidisiplin itu bukanlah bernilai demi disiplinnya itu sendiri, melainkan demi tujuan
lainyang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian hidup bersama. Disiplin sekolah,
menurut F.W. Foerster, merupakan keseluruhan ukuran bagitindakan-tindakan yang
menjamin kondisi-kondisi moral yang diperlukan, sehingga proses pendidikan berjalan
lancar dan tidak terganggu. Adanya kedisiplinan dapatmenjadi semacam tindakan
preventif dan menyingkirkan hal-hal yangmembahayakan hidup kalangan
pelajar.Sementara itu, Komensky menggambarkan pentingnya kedisiplinan disekolah
dengan mengungkapkan, "Sekolah tanpa kedisiplinan adalah seperti kincir tanpa air."

3.2 Saran
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, ada beberapa upaya yangmungkin bisa
dilakukan diantaranya:
1. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilakudisiplin,
guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat danterbuka;
2. Guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan
dan mendorong kepatuhan siswa;

7
3. Guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah,sehingga
membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan
alami dari perilaku yang salah;

Anda mungkin juga menyukai