Anda di halaman 1dari 9

JURNAL SISTEM MUSKULOSKELETAL

HUBUNGAN LAMA KERJA, GERAKAN REPETITIF DAN POSTUR JANGGAL PADA TANGAN DENGAN
KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KECAMATAN
MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016

Nur Elza Syafira


1814201154

Prodi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau-
Indonesia
Email: nurelzasafira@gmail.com

Abstrak
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu jenis penyakit akibat kerja yang disebabkan gerakan
berulang
dan posisi yang menetap pada jangka waktu lama yang menyebabkan tertekannya saraf median di pergelangan
tangan sehingga menimbulkan terjadinya parastesia, mati rasa dan kelemahan otot di tangan. Salah satu
pekerjaan yang banyak melakukan aktivitas statis dengan gerakan repetitif adalah pemecah batu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan lama kerja, gerakan repetitif dan postur janggal pada tangan dengan
keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pekerja pemecah batu di Kecamatan Moramo Utara Kabupaten
Konawe Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 64 pekerja pemecah batu. Pengumpulan data dengan
menggunakan
kuesioner dan lembar observasi untuk melihat gerakan repetitif dan postur janggal pada tangan serta Phalen’s
test untuk mengetahui adanya keluhan Carpal Tunnel Syndrome. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara lama kerja dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome (p = 0,032), ada hubungan antara
gerakan
repetitif dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome (p = 0,020), dan ada hubungan antara postur janggal pada
tangan dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome (p = 0,014).
Kata kunci: lama kerja, gerakan repetitif, postur janggal, carpal tunnel syndrome
Abstract
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is one of the occupational diseases caused by repetitive movement and the
settle
position in long duration which cause distressed median nerve in the wrist, so it causing the paresthesias,
numbness and muscle weakness in the hand. One of the jobs that do a lot of static activity with repetitive
movement is rock breaker. This study aimed to determine the correlation between length of work, repetitive
movement and inelegant posture of the hands with the symptoms of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in
workers
(rock breakers) in North Moramo Sub-district South Konawe Regency. This study was an analytic
observational by
cross sectional study. The samples in this study were 64 rock breakers. The collecting data used
questionnaires
and observation sheets to see repetitive movement and inelegant posture of the hands and Phalen's Test to
determine the symptoms of Carpal Tunnel Syndrome (CTS). The results showed that there was a correlation
between length of work and the symptoms of Carpal Tunnel Syndrome (p = 0.032), there was a correlation
between repetitive movement and the symptoms of Carpal Tunnel Syndrome (p = 0.020), and there was a
correlation between inelegant posture of the hands and the symptoms of Carpal Tunnel Syndrome (p = 0.014).
Keywords: length of work, repetitive movement, inelegant posture, carpal tunnel syndrome

@Jurnal Sistem muskuloskeletal Prodi Sarjana Keperawatan & Profesi Ners FIK UP 2020
Corresponding author :
Address : Salo Baru, Kampar, Riau (Media Online)
Email : nurelzasafira@gmail85588638.com
Phone : 0822
PENDAHULUAN adalah Cummulative Trauma Disorders, dimana
salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome4.
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang
Angka kejadian CTS sekitar 90% dari berbagai
timbul sebagai akibat dari paparan faktor risiko
neuropati lainnya. Setiap tahunnya kejadian CTS
yang berasal dari pekerjaan. Diperkirakan 2,34 juta
mencapai 267 dari 100.000 populasi dengan
orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan
prevalensi 9,2% pada perempuan dan 6% pada
kerja dan penyakit akibat kerja. Dari jumlah
laki- laki. Di Inggris, angka kejadiannya mencapai
tersebut, diperkirakan 2,02 juta meninggal dari
6% - 17% yang lebih tinggi dari pada Amerika
berbagai penyakit yang berhubungan dengan
yaitu 5%5. Salah satu pekerjaan yang banyak
pekerjaan. Diperkirakan dari 6.300 kematian yang
melakukan aktivitas statis dengan gerakan repetitif
berhubungan dengan pekerjaan yang terjadi setiap
adalah pemecah batu. Pekerjaan yang
hari, 5.500 disebabkan oleh berbagai jenis
mengandalkan kekuatan fisik ini umumnya
penyakit akibat kerja.
dikerjakan pada masyarakat dengan kondisi
ILO juga memperkirakan bahwa 160 juta
lingkungan yang banyak ditemukan bebatuan
kasus penyakit yang berhubungan dengan
seperti sungai, pegunungan dan perbukitan.
pekerjaan nonfatal terjadi setiap tahun1.
Pekerja pemecah batu termasuk jenis pekerjaan
International Labour Organization (ILO) dalam
informal. Pekerjaan sektor informal merupakan
program The Prevention Of Occupational Diseases
pekerjaan dengan sektor yang tidak terorganisasi,
menyebutkan di 27 negara bagian Uni Eropa,
tidak teratur dan kebanyakan legal tetapi tidak
Musculoskeletal Disorders (MSDs) mewakili
terdaftar6.
paling umum penyakit yang berhubungan dengan
Berdasarkan hasil penelitian pada 42
gangguan kesehatan saat bekerja. MSDs termasuk
pekerja pemecah batu di Kecamatan Sumbersari
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) mewakili 59%
dan Sukowono Kabupaten Jember diketahui bahwa
dari semua penyakit yang diakui oleh Badan
sebagian besar responden yakni sebanyak 78,6%
Statistik Penyakit Akibat Kerja Eropa di tahun
responden postitif menderita gejala Carpal Tunnel
2005. Pada tahun 2009, WHO melaporkan bahwa
Syndrome. Hasil penelitian juga menunjukkan
MSDs menyumbang lebih dari 10% dari semua
terdapat hubungan antara usia, status gizi (IMT),
kasus kecacatan. Di Korea Selatan, MSDs
masa kerja, gerakan repetitif, dan postur kerja
meningkat tajam dari 1.634 kasus pada tahun 2001
dengan gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS)6.
menjadi 5.502 pada tahun 20101.
Berdasarkan survey awal pada pekerja pemecah
OSHA (Occupational Safety and Health
batu di Kecamatan Moramo Utara, pekerja
Administration) menyatakan bahwa faktor risiko
melakukan gerakan repetitif memukul dengan
yang berhubungan dengan pekerjaan yang
menggenggam alat dengan kuat dan posisi sendi
menyebabkan Musculoskeletal Disorders adalah
yang tidak baik/ekstrem dalam waktu yang lama.
faktor pekerjaan itu sendiri seperti postur kerja,
Selain itu, pekerja juga banyak melakukan gerakan
repetitive motion, kecepatan kerja, kekuatan
fleksi dan ekstensi secara berulang dan dalam
gerakan, getaran dan suhu, karakteristik
waktu lama.
lingkungan kerja serta alat kerja yang digunakan2.
Beberapa pekerja mengeluhkan nyeri pada
Salah satu jenis Musculoskeletal Disorders
tangan, kesemutan dan mati rasa pada malam hari.
(MSDs) adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
Carpal Tunnel Syndrome harus segera diatasi
CTS merupakan gangguan umum yang
sebelum terlambat, karena rasa nyeri pada tangan
berhubungan dengan pekerjaan yang disebabkan
akan semakin sering terjadi sehingga dapat
gerakan repetitive dan posisi yang menetap pada
menurunkan produktivitas dalam bekerja, bahkan
jangka waktu yang lama yang dapat
jika tidak segera diobati maka penyakit ini dapat
mempengaruhi saraf, suplai darah ke tangan dan
berpotensi mengakibatkan kelumpuhan tangan.
pergelangan tangan3.
Terjadinya kelumpuhan pada tangan menjadi
Berdasarkan laporan American Academy
masalah besar bagi manusia, karena sebagian besar
of Orthopaedic Surgeons tahun 2007, kejadian
kegiatan yang dilakukan oleh manusia adalah
Carpal Tunnel Syndrome di Amerika Serikat
dengan menggunakan tangan6. Berdasarkan uraian
diperkirakan 1-3 kasus per 1.000 subyek per tahun.
di atas, maka penelitian ini dianggap perlu untuk
Prevalensinya berkisar sekitar 50 kasus per 1000
dilakukan. Penelitian iniberjudul: “Hubungan
subyek pada populasi umum. National Health
Lama Kerja, Gerakan Repetitif dan Postur
Interview Study (NHIS) memperkirakan prevalensi
Janggal pada Tangan Dengan Keluhan
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1,55%. Lebih dari
50% dari seluruh penyakit akibat kerja di USA
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Pekerja Carpal Tunnel Syndrome yang terjadi
Pemecah Batu di Kecamatan Moramo Utara berhubungan dengan penggunaan tangan karena
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016”. adalah sebagai akibat inflamasi/pembengkakan
tenosinovial di dalam terowongan karpal8. Gejala
METODE biasanya dimulai secara bertahap, gejala awalnya
datang dan pergi dengan lebih banyak ditandai
Penelitian ini merupakan penelitian
dengan kejadian parastesia (seperti kesemutan,
observasional analitik dengan rancangan penelitian
rasa terbakar), sampai ke hipoanastesia (baal
cross sectional. Tujuan penelitian ini untuk
sampai hilangnya rasa raba), namun dengan seiring
mengetahui hubungan lama kerja, gerakan
waktu gejala tersebut mungkin menjadi konstan.
repetitive dan postur janggal pada tangan dengan
Gejala CTS biasanya memburuk secara
keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada
Pekerja Pemecah Batu di Kecamatan Moramo perlahan dari beberapa minggu sampai beberapa
Utara Kabupaten Konawe Selatan. Populasi dalam Tahun. Pada beberapa kasus CTS yang
penelitian ini adalah seluruh pemecah batu di
berhubungan dengan pekerjaan, gejala terjadi
Kecamatan Moramo Utara yang berjumlah 178
orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 pertama kali terasa saat tidak bekerja sehingga
orang. Penarikan sampel pada penelitian ini pasien tidak menghubungkan gejala tersebut
dilakukan dengan menggunakan tehnik
dengan aktivitas yang berhubungan dengan
proportionate stratified random sampling dan
didasarkan pada kriteria tidak menderita diabetes pekerjaannya.
militus, tidak memiliki riwayat trauma tangan atau Gejala penyakit berhubungan dengan jenis
pergelangan tangan dan tidak menderita arthritis tugas yang menimbulkan tekanan biomekanis
reumatoid.
berulang pada tangan dan pergelangan tangan
HASIL DAN PEMBAHASAN seperti frekuensi, kekuatan, pengulangan, posisi

1. Keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja kerja yang tidak baik dan getaran. Pekerja
Pemecah Batu di Kecamatan Moramo Utara pemecah batu melakukan gerakan berulang
Kabupaten Konawe Selatan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan memukul dengan menggenggam alat dengan kuat
pada 64 orang pekerja pemecah batu di Kecamatan dan posisi sendi yang tidak baik/ekstrem dalam
Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan,
waktu yang lama. Selain itu, pekerja juga banyak
diperolehhasil bahwa terdapat 41 orang (64,1%)
pekerja pemecah batu yang mengeluhkan Carpal melakukan gerakan fleksi dan ekstensi secara
Tunnel Syndrome dan sebanyak 23 orang (35,9%) berulang dan dalam waktu lama. Bila dilakukan
pekerja pemecah batu tidak yang mengeluhkan dalam intensitas yang sering dan dalam jangka
Carpal Tunnel Syndrome. Penilaian atas keluhan
Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Pemecah waktu lama dapat menyebabkan beberapa
Batu di Kecamatan Moramo Utara Kabupaten gangguan khususnya pada tangan seperti Carpal
Konawe Selatan didapatkan dengan melakukan Tunnel Syndrom.
pemeriksaan fisik berupa Phalen’s test, yaitu
Berdasarkan dari hasil pengamatan,
melakukan fleksi selama 1 menit kemudian
sebagian besar pekerja merasakan nyeri dan
menanyakan pada responden apakah merasakan
kesemutan saat melakukan Phalen’s test. Phalen’s
salah satu atau lebih gejala paraesthesia, sakit atau
test merupakan salah satu pemeriksaan fisik untuk
mati rasa pada tangan.
mengetahui adanya keluhan Carpal Tunnel
Carpal Tunnel Syndrome yang
Syndrome dengan cara melakukan fleksi pada
berhubungan dengan pekerjaan adalah suatu
pergelangan tangan yang akan semakin menekan
sindrom disebabkan oleh pekerjaan dengan
carpal tunnel. Apabila responden merasakan salah
tekanan biomekanis pada pergelangan tangan dan
satu gejala seperti nyeri, kesemutan dan mati rasa
tangan. Tekanan biomekanis tersebut dapat berupa
maka ia positif Carpal Tunnel Syndrome. Pada
gerakan berulang, gerakan menggenggam atau
saat di lapangan juga, para pekerja pemecah batu
menjepit dengan kuat, posisi ekstrim pada
mengeluhkan nyeri pada pergelangan tangannya
pergelangan tangan misalnya deviasi ulnar,
setelah bekerja dan pada malam hari seringkali
tekanan langsung pada terowongan karpal dan
pekerja merasakan mati rasa pada tangannya.
penggunaan alat bantu genggam yang bergetar.
Keluhan Carpal Tunnel Syndrome juga dirasakan Berdasarkan penelitian yang telah
saat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti dilakukan terdapat hubungan antara lama kerja
kesulitan menggenggam suatu benda. dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome. Pekerja
Penelitian mengenai keluhan Carpal pemecah batu sebagian besar bekerja lebih dari 4
Tunnel Syndrome pada pekerja pemecah batu juga jam. Pekerja mulai bekerja pada pagi hari,
dilakukan di Kecamatan Sumbersari dan kemudian istirahat di rumah dan kembali
Sukowono Kabupaten Jember didapatkan hasil melanjutkan pekerjaanya pada siang hingga sore
dari 42 responden terdapat 33 responden (78,58%) hari. Namun ada juga yang bekerja dari pagi
yang merasakan gejala Carpal Tunnel Syndrome hingga sore hari. Pekerja dengan lama kerja ≥ 4
dan 9 responden (21,42%) tidak merasakan gejala jam beresiko mengalami keluhan Carpal Tunnel
Carpal Tunnel Syndrome. Syndrome.
Penelitian ini juga sejalan dengan Resiko CTS meningkat seiring dengan
penelitian)btentang keluhan Carpal Tunnel meningkatnya lama kerja13. Hal ini terjadi karena
Syndrome pada pegawai perempuan di Kampus semakin lama masa kerja, akan terjadi gerakan
Universitas Dhyana Pura yang bekerja berulang pada finger (jari tangan) secara terus
menggunakan komputer. Dari hasil penelitian menerus dalam jangka waktu yang lama sehingga
diketahui responden yang positif terkena CTS dapat menyebabkan stress pada jaringan disekitar
berjumlah 26 orang kerja (78,8%) sedangkan terowongan karpal.
responden yang negatif terkena CTS 7 orang Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(21,2%)12. yang dilakukan pada Petugas Rental Komputer di
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya. Proporsi
pada supir bajaj di Jakarta barat didapatkan hasil CTS lebih banyak ditemukan pada responden yang
bahwa sebagian besar (69.8%) mengalami Carpal mempunyai lama kerja 4-8 jam, (94.9%),
Tunnel Syndrome (CTS). Sedangkan yang tidak dibandingkan dengan responden dengan lama kerja
mengalami Carpal Tunnel Syndrome adalah < 4 jam perhari (27.3%) yang mengalami kejadian
sebesar (30.2%)10. Carpal Tunnel Syndrome CTS. Dengan nilai p = 0,000, maka p < α (0,05),
menjadi pusat perhatian para peneliti karena dapat sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa lama
menimbulkan kecacatan pada pekerja, kerja berhubungan dengan kejadian CTS.
menyebabkan rasa nyeri, dan membatasi fungsi Dengan nilai OR = 24,505. Hal ini berarti
gerak pergelangan tangan dan tangan sehingga responden yang lama kerjanya 4-8 jam mempunyai
berpengaruh terhadap pekerjaan sehari-hari. resiko terkena CTS 24 kali lebih besar
dibandingkan dengan perokok yang lama kerjanya
2. Hubungan Lama Kerja dengan Keluhan < 4 jam14.
Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Waktu kerja yang panjang akan
Pemecah Batu di Kecamatan Moramo menyebabkan penurunan kualitas dan hasil kerja
Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun serta bekerja dengan waktu yang berkepanjangan
2016 atau lama dapat menimbulkan kecendrungan untuk
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa hasil uji terjadi kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit
chi square pada tingkat kepercayaan 95% atau α = dan kecelakaan serta ketidakpuasan15. Semakin
0,05 didapatkan sig (0,032) < α (0,05) sehingga lama seseorang bekerja maka semakin lama terjadi
terdapat hubungan antara lama kerja dengan penekanan pada saraf medianus yang bisa
keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja memperbesar kejadian CTS. Dengan peningkatan
pemecah batu di Kecamatan Moramo Utara lama kerja, menunjukkan adanya pekarjaan
Kabupaten Konawe Selatan. Dari 39 responden berulang yang dilakukan oleh tangan dalam jangka
yang memiliki lama kerja ≥ 4 jam, terdapat 29 waktu yang lama, menunjukkan risiko lebih tinggi
responden (45,3%) yang positif Carpal Tunnel untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome.
Syndrome dan negatif Carpal Tunnel Syndrome
sebanyak 10 responden (15,6%). Dari 25 3. Hubungan Gerakan Repetitif dengan
responden yang memiliki lama kerja < 4 jam, Keluhan Carpal Tunnel Syndrome pada
terdapat 12 responden (18,8%) yang positif Carpal Pekerja Pemecah Batu di Kecamatan
Tunnel Syndrome dan negatif Carpal Tunnel Moramo Utara Kabupaten Konawe
Syndrome sebanyak 13 responden (20,3%). Selatan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa hasil uji
statistik dengan menggunakan uji exact fisher pada
tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 didapatkan Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian
sig (0,020) < α (0,05) sehingga terdapat hubungan besar pekerja pemecah batu melakukan gerakan
antara gerakan repetitif dengan keluhan Carpal tangan berulang dengan frekuensi tinggi. Selama
Tunnel Syndrome pada Pekerja Pemecah Batu di proses memecah batu, sebagian besar pekerja
Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe melakukan gerakan repetitif (berulang) > 30 kali
Selatan. Dari 58 responden yang melakukan per menit. Gerakan repetitif semakin meningkat
gerakan repetitif > 30 kali per menit, terdapat 40 apabila pekerja memecah batu yang ukurannya
responden (62,5%) positif Carpal Tunnel lebih besar sehingga membutuhkan gerakan
Syndrome dan 18 responden (28,1%) yang negatif repetitif yang lebih untuk mendapatkan ukuran
Carpal Tunnel Syndrome. Sedangkan dari 6 yang lebih kecil.
responden yang melakukan gerakan repetitif ≤ 30 Peningkatan pengulangan gerakan yang
kali per menit, terdapat 1 responden (1,6%) yang samasetiap hari akan meningkatkan risiko untuk
positif Carpal Tunnel Syndrome dan 5 responden terjadinya Carpal Tunnel Syndrome Kerusakan ini
(7,8%) yang negatif Carpal Tunnel Syndrome. dapat menjadi penyebab terjadinya kompresi pada
Gerakan repetitif merupakan serangkaian saraf dan menimbulkan CTS. Gerakan berulang
gerakan yang memiliki sedikit variasi dan akan meningkatkan tekanan pada carpal tunnel.
dilakukan setiap beberapa detik, sehingga dapat Penekanan pada carpal tunnel akan menimbulkan
mengakibatkan kelelahan dan ketegangan otot kerusakan baik reversibel ataupun irreversibel.
tendon. Jika waktu yang digunakan untuk istirahat Peningkatan intensitas dan durasi yang cukup
tidak dapat mengurangi efek tersebut, atau jika lama,akan mengurangi aliran darah pada pembuluh
gerakan yang juga terdapat posisi janggal atau darah tepi. Dalam jangka waktu yang lama aliran
yang memerlukan tenaga besar, risiko kerusakan darah akan berpengaruh pada sirkulasi kapiler dan
jaringan dan masalah muskuloskeletal lainnya akhirnya berdampak pada permeabilitas pembuluh
mungkin akan meningkat. darah pada pergelangan tangan.
Pengulangan dengan waktu kurang dari 30
detik telah dianggap sebagai repetitive motion17 4. Hubungan Postur Janggal pada Tangan
Seseorang yang bekerja dengan melakukan dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome
gerakan berulang pada tangan dan pergelangan pada Pekerja Pemecah Batu di Kecamatan
tangan merupakan aktivitas kerja berulang yang Moramo Utara Kabupaten Konawe
melibatkan gerakan tangan atau pergelangan Selatan Tahun 2016
tangan atau jari-jari adalah suatu faktor resiko CTS Berdasarkan tabel 10 diketahui hasil uji
yang memiliki pengaruh pada faktor beban kerja statistik dengan menggunakan uji exact fisher pada
fisik. Semakin tinggi frekuensi gerakan berulang tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 didapatkan
semakin tinggi resiko terjadinya CTS. sig (0,014) < α (0,05) sehingga terdapat hubungan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian antara postur janggal pada tangan dengan keluhan
pada pekerja pemecah batu di Kecamatan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja pemecah
Sumbersari dan Sukowono Kabupaten Jember. batu di Kecamatan Moramo Utara Kabupaten
Dari 49 responden, Pekerja yang menderita gejala Konawe Selatan. Dari 60 responden yang
CTS melakukan gerakan repetitif > 30 kali per melakukan postur janggal pada tangan, terdapat 41
menit dengan jumlah 30 orang (90,9%). Hasil responden (64,1%) yang positif Carpal Tunnel
analisis menunjukkan adanya hubungan yang Syndrome sebanyak dan 19 responden (29,7%)
signifikan antara gerakan repetitif dengan gejala yang negatif Carpal Tunnel Syndrome. Sedangkan
CTS6. dari 4 responden yang tidak melakukan postur
Pada penelitian yang dilakukan pada janggal pada tangan saat memecah batu, tidak
Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis terdapat responden (0%) yang positif Carpal
Kabupaten Purbalingga diketahui dari hasil Tunnel Syndrome dan 4 responden (6,2%) yang
analisis dengan uji statistik chi-square bahwa ada negatif Carpal Tunnel Syndrome.
hubungan antara frekuensi gerakan berulang Penelitian ini sejalan dengan penelitian
dengan CTS (p=0,013, á=0,05). Artinya, frekuensi pada Supir Bajaj di Jakarta Barat. Berdasarkan
gerakan berulang yang tinggi > 30 kali gerakan per hasil statistic Chi square didapatkan Pvalue
menit) dalam bekerja akan menyebabkan sebesar 0.008 artinya pada α 5% yaitu kurang dari
terjadinya CTS4. 0.05 diketahui bahwa ada hubungan yang
signifikan antara posisi pergelangan tangan dengan
kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada supir bajaj
di Jakarta Barat. Dari 59 responden dengan posisi Postur janggal selama durasi > 10 detik
pergelangan tangan yang janggal sebagian besar jika dipertahankan secara terus menerus maka
mengalami Carpal Tunnel Syndrome yaitu akan menimbulkan keluhan musculoskeletal pada
sebanyak 47 (49%) orang, sedangkan yang tidak tangan dan frekuensi postur janggal 30 kali secara
mengalami Carpal Tunnel Syndrome yaitu berulang dalam 1 menit dapat menyebabkan
sebanyak 12 (12.5%) orang. Dari 37 responden musculoskeletal pada tangan, selain itu postur
dengan posisi pergelangan tangan tidak janggal pergelangan tangan juga menunjukkan risiko 4 kali
sebagian besar mengalami Carpal Tunnel lebih besar untuk terjadinya Carpal Tunnel
Syndrome yaitu sebanyak 20 (20.8%) orang, Syndrome.
sedangkan yang tidak mengalami Carpal Tunnel
Syndrome yaitu sebanyak 17 (17.7%) orang. SIMPULAN
Pada penelitian tentang Gambaran Faktor- 1. Ada hubungan antara lama kerja dengan
Faktor Risiko Carpal Tunnel Syndrome di PT. keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada
ASTRA International TBK-Head Office Sunter II, pekerja pemecah batu di Kecamatan Moramo
diketahui proporsi pada populasi yang memiliki Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016.
postur janggal pada saat bekerja dan memiliki 2. Ada hubungan antara gerakan repetitif dengan
Carpal Tunnel Syndrome sebesar 52,9 %, keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada
sedangkan proporsi pada populasi dengan tidak pekerja pemecah batu di Kecamatan Moramo
melakukan postur janggal pada saat bekerja dan Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016
memiliki Carpal Tunnel Syndrome adalah sebesar 3. Ada hubungan antara postur janggal pada
20 %18. tangan dengan keluhan Carpal Tunnel Syndrome
Mekanisme terjadinya Carpal Tunnel (CTS) pada pekerja pemecah batu di Kecamatan
Syndrome adalah terjadinya penegangan dan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun
penekanan pada syaraf median di pergelangan 2016.
tangan, ketika pergelangan tangan berada dalam
posisi ekstrim. National Institute for Occupational SARAN
Safety and Health (NIOSH) menyatakan bahwa 1. Bagi Pemerintah, Dinas Kesehatan, dan unit
jenis pekerjaan yang menyebabkan pergelangan pelayanan kesehatan setempat, untuk melakukan
tangan terpostur melakukan pekerjaan secara upaya pencegahan Carpal Tunnel Syndrome
repetitif berhubungan dengan insidensi Carpal berupa penyuluhan kepada masyarakat khususnya
Tunnel Syndrome, atau dapat dikatakan Carpal pekerja pemecah batu yang banyak terdapat di
Tunnel Syndrome berhubungan dengan aktivitas Kecamatan Moramo Utara guna meningkatkan
repetitif pada tangan dan pergelangan tangan, pengetahuan masyarakat tentang Carpal Tunnel
bersamaan dengan adanya postur yang kaku/ Syndrome, upaya pencegahan, serta upaya
janggal20. pengobatannya.
Posisi pergelangan tangan dan tekanan 2. Bagi pekerja pemecah batu, diharapkan agar
yang dialami pada saat melakukan pekerjaan atau melakukan peregangan untuk mengurangi
menggunakan peralatan merupakan faktor-faktor penekanan pada terowongan karpal dan
penyerta yang memiliki kontribusi terhadap menerapkan jeda antara satu pekerjaan dengan
munculnya Carpal Tunnel Syndrome21. Semakin yang lainnya atau melakukan jeda antara memecah
lama posisi pergelangan tangan menjanggal satu batu dengan yang lainnya agar terhindar dari
semakin tinggi risiko terjadinya CTS10. bahaya penyakit yang bersumber dari gerakan
Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian berulang dan monoton dalam jangka waktu yang
besar responden bekerja banyak melakukan lama.
gerakan tangan berulang baik dengan posisi 3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu adanya
pergelangan tangan radial deviasi dan ulnar penelitian dengan mengukur variabel-variabel lain
deviasi. Postur janggal pada yang tangan dilakukan yang berpengaruh terhadap keluhan Carpal Tunnel
terus oleh pekerja selama memecahkan batu, Syndrome.
dengan gerakan repetitif > 30 kali per menit dan
lama kerja ≥ 4 jam sehari semakin meningkatkan REFERENSI
resiko Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja International Labour Organization. 2013. The
pemecah batu di Kecamatan Moramo Utara Prevention of Occupational Disease.
Kabupaten Konawe Selatan. Occupational Safety and Health Administration.
2013. Prevention of Musculoskeletal Disorders in “Hubungan antara Masa Kerja terhadap
theWorkplace). Keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Rambe, A S. 2004. Sindrom Terowongan Karpal pada Pegawai Perempuan di Kampus
(Carpal Tunnel Syndrome). Bagian Universitas Dhyana Pura yang Bekerja
Neurologi FK USU : USU Digital Library Menggunakan Komputer”. Jurnal Virgin,
Kurniawan, Bina, Siswi J., Yuliani S. “Faktor Jilid 1,No. 2, Juli 2015, Hal: 162-168. De
Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome Krom, MC, Kester, AD, Knipschild PG, Spaans F.
(CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa 1990. Risk Factors For Carpal Tunnel
Karangcengis, Purbalingga”. Jurnal Syndrome. Department of Neurology,
Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 3 / No. 1 Maastricht University Hospital, University
/ Januari 2008 of Limburg, The Netherlands.
Ibrahim, I., W.S. Khan1, Goddard2 N., Smitham1, Suherman, Bambang. 2012. Beberapa Faktor
P. 2012. Carpal Tunnel Syndrome: A Kerja Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Review of the Recent Literature. University Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada
College London Petugas Rental Komputer Di Kelurahan
Institute of Orthopaedics and Musculoskeletal Kahuripan Kota Tasikmalaya (Jurnal).
Sciences, Royal National Orthopaedic Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan
Hospital. The Open Orthopaedics Journal, Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan
2012, 6, (Suppl 1: M8) 69-76. Kerja, Universitas Siliwangi.
Lazuardi, Ahmad I. 2016. Determinan Gejala Suma’mur P.K., 2009. Higiene Perusahaan dan
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: CV
Pekerja Pemecah Batu (Studi Pada Pekerja Sagung Seto.
Pemecah Batu Di Kecamatan Sumbersari Ali, K. M. 2006. “Computer Professionals and
dan Sukowono Kabupaten Jember) Carpal Tunnel Syndrome (CTS)” dalam
(Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat, International Journal of Occupational
Universitas Jember. Safety and Ergonomics (JOSE). Chennai
Tana, Lusyanawati. 2004. Carpal Tunnel (Madras): Department of Community
Syndrome pada Pekerja Garmen di Jakarta. Medicine, Sri Ramachandra Medical
Puslitbang Pemberantasan Penyakit.. vol. College & Research Institute Vol. 12, No.
32, no. 2. P:73-82. 3, 319–32.
Bland, Jeremy. 2007. “Carpal Tunnel Syndrome”. Rina, Tirsa Iriani Maya. 2010. Hubungan
National Centre for Biotehcnology. Repetitive Motion Dengan Keluhan Carpal
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P Tunnel Syndrome Pada Pekerjaan Menjahit
MC 1949464/ (Online). (Diakses 12 Januari Di Bagian Konveksi I PT. Dan Liris
2016). Sukoharjo (Skripsi). Program Diploma IV
American Academy Of Orthopedic Surgeons Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran
(AAOS). 2009. Carpal Tunnel Syndrome. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm? Febriana, Kartika. 2009. Gambaran Faktor-Faktor
topic=a0000 5 (Online). (Diakses 1 Risiko CTS Di PT. ASTRA International
November 2016) Tbk-Head Office Sunter II Jakarta Utara
Ilyas, M. Irsan. 2015. Hubungan Usia dan Masa Tahun 2009 (Skripsi). Fakultas Kesehatan
Kerja dengan Posisi Pergelangan Tangan Masyarakat, Universitas Indonesia.
terhadap Kejadian Carpal Tunnel Buckle, Peter W. 1997. “Fortnightly review: Work
Syndrome pada Supir Bajaj di Jakarta factors and upper limb disorders” dalam
Barat (Skripsi). Fakultas Kedokteran dan BMJ Robens Centre for Health
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ergonomics, University of Surrey,
Jakarta. Guildford, volume 315:1360–3
Setyaningsih, Y. 2010. Analisis Potensi Bahaya Trumble, TE, Diao E, Abrams RA, Gilbert-
dan Upaya Pengendalian Risiko Bahaya Anderson MM. 2002. Single-portal
Pada Pekerja Pemecah Batu (Jurnal). endoscopiccarpal tunnel release compared
Jurnal Media Kesehatan Masyarakat with openrelease : a prospective,
Indonesia, Vol. 9 No. 1, April 2010 randomized trial (Jurnal). US National
Juniari, G A Rian., Antonius TriWahyu. 2015. Library of Medicine National Institutes of
Health.
Fitriani, Rovita N. 2012. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Dugaan Carpal
Tunnel Syndrome (CTS) Pada Operator
Komputer Bagian Sekretariat Di
Inspektorat Jenderal Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2012 (Skripsi).
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah
Barcenilla, A. 2012. “Carpal Tunnel Syndrome
andn its Relationship to Occupation, A
Meta- dalam Rheumatology. Oxford
University Press 2012;51(2):250-261.

Anda mungkin juga menyukai