Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunianya-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen Rencana Kerja Masyarakat program DAK
Inrastruktur Bidang Sanitasi Desa Jampaka Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara Tahun
Aggaran 2022.
Kami menyadari bahwa dokumen ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga perlu
penyempurna pada beberapa bagian di masa yang akan datang. Dengan selesainya penyusunan
dokumen ini, penyusun tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu baik berupa
arahan, motivasi, referensi, revisi, memberikan fasilitas sarana dan prasarana serta bantuan
lainya sehingga dokumen ini tersusun tepat waktu.

Jampaka, 2022

KSM Pasir Putih


A. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbagai penelitian menunjukan bahwa peningkatan akses penduduk terhadap fasilitas
sarana prasarana sanitasi memberikan dampak menurunkan angka kesakitan dan kematian
yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik. Sebagai upaya implementasi kesehatan
lingkungan dalam penanganan resiko penyakit lingkungan perlu dilakukan upaya percepatan
dalam bentuk stimulant melalui program intervensi kesehatan lingkungan melalui peningkatan
kualitas sanitasi di desa sekaligus dilaksanakan sebagai perwujudan pengentasan kemiskinan
yang menjadi salah satu kendala pencapain akses sanitasi melalui peningkatan akses terhadap
infrastruktur dasar permukiman yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Hal di atas dapat menjadi kegiatan pemberdayaan masyarakat marginal/miskin yang
bersifat produktif berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, dan teknologi
lokal dalam rangka mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan dan menurunkan angka
stunting dan resiko penyakit berbasis lingkungan lainnya. Tujuan pemberdayaan Desa yang
berorientasi pada pembangunan manusia dan kebudayaan yaitu Mewujudkan Desa sebagai
tempat yang dapat mengakomodasi berbagai pilihan dan kesempatan bagi masyarakat dengan
eksistensinya masing-masing secara mandiri dan inklusif, serta mengembangkan berbagai
aktivitas berbasis kearifan lokal yang produktif dan bernilai ekonomis.
Penetapan Desa Jampaka sebagai salah satu desa penerima Program Dana Alokasi
Khusus Infrastruktur Bidang Sanitasi T.A 2022 ini sangat disambut baik. Hal ini mengingat masih
belum terpenuhinya target universal akses terutama karena masih minimnya fasilitas sarana
prasana sanitasi termasuk di lingkungan masyarakat. Hal tersebut melatarbelakangi tingginya
tingkat kemendesakan pembangunan MCK dan Tangki Septik di lokasi ini. Perencanaan terkait
hal tersebut tertuang dalam rencana kerja yang telah disusun sebagai panduan terutama untuk
KSM dalam pelaksanaan kegiatan.
1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran
Penyelenggaraan kegiatan pembangunan sarana sanitasi ini memiliki maksud:
a. Penciptaan lapangan kerja melalui kegiatan pembangunan secara swakelola dan padat
karya;
b. Memupuk rasa kebersamaan, gotong royong dan partisipasi masyarakat;
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberdayaan masyarakat Desa;
d. Menekan jumlah penganggur, setengah penganggur dan masyarakat miskin;
e. Membangkitkan kegiatan sosial dan ekonomi di desa; dan
f. Meningkatkan akses sanitasi.

Tujuan yang hendak diwujudkan dalam penyelenggaraan kegiatan ini adalah:


a. Meningkatkan perluasan akses sanitasi dengan menyediakan prasarana dan sarana
sanitasi yang berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan
kebutuhan untuk meningkatkan kualitas sumber daya air dan lingkungan;
b. Meningkatkan pemahaman tentang sanitasi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
bagi masyarakat; dan
c. Menciptakan lapangan kerja sementara yang dapat memberikan tambahan pendapatan
bagi warga Desa.

1.3. Rincian Kegiatan


Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi pembangunan sarana sanitasi berupa MCK
dan tangki septik skala individual di Desa Jampaka, Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara
dengan jangka waktu pelaksanaan selama 150 (seratus lima puluh) hari kerja.

B. PROFIL LOKASI
Desa Jampaka merupakan salah satu Desa di Kecamatan kulisusu Kabupaten Buton
utara. Secara geografis, Desa Jampaka berbatasan langsung dengan beberapa wilayah
sekitarnya, meliputi ;
 Sebelah utara : berbatasan dengan Desa Tomoahi

 Sebelah selatan : berbatasan dengan Desa Kalibu dan Eelahaji

 Sebelah barat : berbatasan dengan Hutan

 Sebelah timur : berbatasan dengan Laut Banda

Luas wilayah Desa Jampaka mencapai ±729 Ha, dengan perincian penggunaan lahan
sebagai berikut:
 Lahan Sawah : 0 Ha

 Lahan Ladang : 0 Ha
 Lahan Perkebunan : ± 215 Ha
 Lahan Peternakan : 1 Ha
 Hutan : ± 100 Ha

Secara Orbitasi, gambaran Desa Jampaka yaitu sebagai berikut :


 Jarak Ke Ibu Kota Kecamatan ±5 Km; -- Waktu Tempuh dengan Kendaraan Bermotor 10
Menit;
 Jarak Ke Ibu Kota Kabupaten/Kota ±50 Km; Waktu Tempuh dengan Kendaraan
Bermotor 2 Jam 30 Menit;
 Jarak Ke Ibu Kota Provinsi ± 200 Km dengan waktu Tempuh menggunakan kendaraan
bermotor 6 Jam

Jumlah penduduk Desa Jampaka mencapai 662 orang/ jiwa, terdiri dari 345 laki-laki dan
317 perempuan dari 184 KK. Berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga, sebagian besar
penduduk termasuk kategori Kelurga Prasejahtera, dengan rincian sebagai berikut :

 Keluarga Prasejahtera (KK) 181

 Keluarga Sejahtera 1 (KK) 3

 Keluarga Sejahtera 2 (KK) 0


 Keluarga Sejahtera 3 (KK) 0

 Keluarga Sejahtera 3+ (KK) 0

 Jumlah Kepala Keluarga 184

Secara umum tercatat dari total 184 KK di Desa Jampaka, jamba sehat semi permanen
kurang lebih 80 KK dan sisanya masih menumpang dan buang air sembarangan di sekitaran
hutan. Hal tersebut menunjukan masih cukup besarnya resiko sumber penyebaran penyakit
lingkungan karena akses sanitasi yang belum mencapai 100%.

C. KETERSEDIAAN LAHAN

Untuk pelaksanaan pembangunan, telah siap lahan yang akan dibangun berupa
sebidang tanah milik masyarakat. Berikut terlampir surat pendukung bukti ketersediaan lahan:

 Surat kepemilikan tanah (Sertifikat Tanah)

 Surat keterangan tanah dari Pemeritah Desa

D. PENENTUAN CALON PENGGUNA

Daftar calon penerima manfaat dan pengguna sarana sanitasi yang akan terbangun
sebagaimana dalam Lampiran Penetapan Penerima Manfaat Program Dak Infrastruktur Bidang
Sanitasi Tahun Anggaran 2022.

E. RENACANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Kegiatan ini dilakukan berdasarkan perencanaan dalam Rencana Kerja Masayarakat


(RKM) serta kesepakatan perjanjian kontrak antara KSM dan PPK dalam melaksanakan kegiatan
Program DAK Sanitasi Bidang Infrastruktur di lokasi sasaran. Tahap pelaksanaan konstruksi
ditandai dengan telah ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama antara PPK dengan KSM sebagai
keterwakilan warga penerima manfaat.
1. Tahap Persiapan Konstruksi
Tahap persiapan konstruksi diawali dengan pengajuan penarikan dana tahap I oleh KSM.
Pelaksanakan persiapan konstruksi KSM didampingi oleh TFL pada forum rembuk warga
meliputi :
a. Memeriksa dan merevisi Jadwal Pelaksanaan yang telah disusun di dalam RKM,
disesuaikan dengan kondisi terkini (bila diperlukan);
b. Mengidentifikasi pekerjaan dan tenaga pelaksana pembangunan seperti: tenaga
terampil yang dibutuhkan, dan membuka pendaftaran calon pekerja untuk pekerjaan
yang akan dilaksanakan secara mandiri. Prioritas tenaga kerja yang akan dilibatkan
adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), baik laki-laki maupun perempuan.
Kegiatan pendaftaran tenaga kerja dapat diteruskan selama dibutuhkan dalam
pelaksanaan; dan
c. Membentuk tim pekerja konstruksi yang terdiri dari kepala tukang, tukang dan pekerja.
Tim pekerja konstruksi tersebut diutamakan berasal dari penduduk setempat atau calon
pemanfaat. Khusus untuk kepala tukang dan tukang diusahakan sebaiknya memang
mempunyai keahlian yang memadai.

Pada tahap persiapan konstruksi TFL bersama dengan PPK melakukan penguatan kapasitas
kepada tukang, pekerja, KSM serta masyarakat pemanfaat prasarana dan sarana yang
terbangun. Tujuan penguatan kapasitas ini untuk memberikan pemahaman dan keterampilan
dalam hal pelaksanaan konstruksi dan keberlanjutan DAK Program Infrastruktur Bidang Sanitasi.
Penguatan kapasitas ini dilakukan oleh TFL selaku tenaga pendamping masyarakat. Materi
Penguatan Kapasitas yang diberikan antara lain:
 Cara membaca gambar teknis;
 Pengetahuan tentang spesifikasi teknis dan batasan-batasannya;
 Tata cara pengawasan pekerjaan (quality control) dan cara menghitung kemajuan
kegiatan (progress fisik);
 Administrasi dan keuangan (Penyusunan LPj); dan
 Operasional dan perawatan bangunan sarana sanitasi.

2. Pelaksanaan Konstruksi
Maksud dari tahap konstruksi adalah pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana
Program Infrastruktur Bidang Sanitasi yang dilaksanakan masyarakat secara partisipatif
(bergotong-royong), sehingga masyarakat pengguna mempunyai rasa memiliki terhadap
prasarana dan sarana Program Infrastruktur Bidang Sanitasi yang dibangunnya. Tahapan
Konstruksi secara garis besar adalah pelaksanaan, pengawasan, pengendalian konstruksi dan
pelaporan.
1) Pengadaan Barang dan Jasa
Mekanisme pengadaan barang dan jasa mengacu pada Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 dan perubahannya tentang Pengadaan Barang/Jasa. Pelaksanaan pengadaan
melalui pengadaan langsung Tahapan pengadaan Langsung meliputi:
a. Pengadaan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang nilainya sampai
dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
b. Proses pengadaan langsung dilakukan sebagai berikut:
a) Pembelian/pembayaran langsung kepada penyedia untuk pengadaan yang
menggunakan bukti pembelian dan kuitansi, sebagai berikut:
 Tim pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harga, antara lain melalui media elektronik dan/atau non-
elektronik;
 Tim pengadaan dapat membandingkan harga dan kualitas paling sedikit
dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda, jika nilai transaksi lebih dari
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
 Tim pengadaan dapat melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga
untuk mendapatkan penyedia dengan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan, jika nilai transaksi lebih dari Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah);
 Negosiasi harga dapat dilakukan berdasarkan Harga Penentuan Sendiri
(HPS), jika nilai transaksi lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah); dan
 Dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, maka
Pengadaan Langsung dapat dinyatakan gagal dan dapat dilakukan
Pengadaan Langsung ulang dengan mencari Penyedia lain.
b) Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis
dan harga kepada penyedia untuk pengadaan yang menggunakan SPK, sebagai
berikut:
 Tim pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harga, antara lain melalui media elektronik dan/atau
nonelektronik;
 Tim pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2
(dua) sumber informasi yang berbeda;
 Tim pengadaan mengundang calon penyedia yang diyakini mampu untuk
menyampaikan penawaran administrasi, teknis dan harga;
 Undangan dilampiri spesifikasi teknis dan/atau gambar serta dokumen-
dokumen lain yang menggambarkan jenis pekerjaan yang dibutuhkan;
 Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi, teknis
dan harga secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam
undangan;
 Tim pengadaan membuka penawaran dan mengevaluasi administrasi dan
teknis dengan sistem gugur, melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi
harga untuk mendapatkan penyedia dengan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan;
 Negosiasi harga dilakukan berdasarkan HPS;
 Dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, Pengadaan
Langsung dinyatakan gagal dan dilakukan Pengadaan Langsung ulang
dengan mengundang penyedia lain;
 Tim pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung yang
terdiri dari:
- Nama dan alamat penyedia;
- Harga penawaran terkoreksi dan harga hasil negosiasi;
- Unsur-unsur yang dievaluasi (apabila ada);
- Hasil negosiasi harga (apabila ada);
- Keterangan lain yang dianggap perlu; dan
- Tanggal dibuatnya berita acara.
c) Tim pengadaan menyampaikan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung kepada
ketua KSM;
d) Ketua KSM melakukan perjanjian dan mendapatkan bukti perjanjian dengan
ketentuan:
 Pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah) menggunakan bukti pembelian);
 Pengadaan yang bernilai lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) menggunakan
kuitansi; dan
 Pengadaan yang bernilai lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) menggunakan Surat
Perintah Kerja (SPK).

2) Etika Pelaksanaan Pekerjaan


Baik penyedia barang/jasa (pemasok) maupun pengguna barang (KSM) harus memenuhi
etika pelaksanaan pengadaan barang/pekerjaan konstruksi sebagai berikut:
 Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai
sasaran kelancaran dan ketetapan tercapainya tujuan dalam pelaksanaan
pengadaan barang;
 Bekerja secara operasional, mandiri atas dasar kejujuran dan mencegah terjadinya
penyimpangan dalam pelaksanaan;
 Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan dalam rapat lapangan
sesuai kesepakatan dengan pihak terkait;
 Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini;
 Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau melakukan
kegiatan bersama dengan tujuan keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara;
 Menghindari dan mencegah pertentangan dengan pihak terkait, baik langsung
maupun tidak langsung; dan
 Tidak menerima, tidak menawarkan dan atau tidak menjanjikan untuk memberi
atau menerima hadiah/imbalan berupa apapun kepada siapa saja yang diketahui
patut diduga berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.

Pelaksanaan Konstruksi oleh masyarakat mempergunakan organisasi dan sumber daya yang
telah disusun dalam rembuk warga dan langsung dapat melaksanakan pekerjaan dengan
sumber pendanaan dari Rekening KSM, dimana penggunaannya dibukukan sesuai dengan
peraturan yang ada. TFL membantu, memberikan bimbingan teknis dan persetujuan terhadap
kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan. KSM dan Masyarakat dengan dukungan PPK
secara terus menerus melakukan monitoring kemajuan pembangunan selama pelaksanaan
pekerjaan, seperti
pembelian material, kualitas pekerjaan, periode pembayaran, administrasi keuangan, dsb. Hal
ini untuk mempercepat langkah-langkah yang dapat segera diambil bila terdapat penyimpangan
dari RTR yang ada dalam RKM. Sebagai upaya pertanggungjawaban tugas KSM dan panitia
pelaksana dalam tahap pelaksanaan konstruksi, KSM akan menginformasikan kepada
masyarakat dan pihak yang berkepentingan tentang pengelolaan pelaksanaan program melalui
mekanisme pelaporan baik setiap saat tercantum dalam papan informasi maupun secara
periodik:
1. Papan Informasi
Papan informasi merupakan media publikasi kepada masyarakat dengan ukuran
tertentu yang terbuat dari papan kayu atau sejenisnya, memuat tentang segala
informasi mengenai kondisi/keadaan atas pelaksanaan kegiatan di titik lokasi. Papan
informasi tersebut dipasang di tempat strategis agar mudah terlihat dan dibaca oleh
seluruh lapisan masyarakat khususnya masyarakat di titik lokasi Pembuatan papan
informasi harus dimusyawarahkan dengan masyarakat/warga agar secara bersama-
sama menetapkan pembiayaan, lokasi pemasangan, pembuat, penanggung jawab dalam
perawatan dan perbaikannya. Papan informasi harus dirancangan atau dibuat menarik,
tidak mudah rusak dan berukuran ideal agar dapat terlihat dari jarak tertentu. Pada
umumnya ukuran yang digunakan sekitar 1 x 1,5 meter dan biaya yang dibutuhkan
untuk pembuatan papan informasi. Tujuan utama digunakan papan informasi adalah
untuk:
a. Mempermudah masyarakat memperoleh informasi mengenai kegiatan secara
terbuka;
b. Mempermudah masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh tahapan
pelaksanaan kegiatan dimulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan sampai
dengan pengoperasian dan pemeliharaan; dan
c. Mempermudah masyarakat untuk turut mengawasi secara langsung pelaksanaan
kegiatan fisik dan penggunaan dana kegiatan.

Papan informasi dipasang di tempat yang strategis dan mudah diakses oleh
masyarakat. Informasi minimal yang harus tercantum dalam papan informasi antara
lain :
a. Jumlah dana kegiatan yang harus diterima masyarakat melalui rekening KSM;
b. Jumlah kontribusi masyarakat;
c. Sistem pencairan dana;
d. Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
e. Laporan pertanggungjawaban pencairan dan penggunaan dana;
f. Nama Kecamatan/Desa/kampung dan alamat KSM agar informasi diketahui oleh
masyarakat secara luas.; dan
g. Gambar Perencanaan (RTR) dan rekap RAB serta gambar kerja.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:


a. Papan informasi harus dipasang di tempat yang banyak dikunjungi orang tetapi
aman dari gangguan;
b. Papan informasi harus dipasang agak tinggi agar tidak mudah dirusak
c. Tulisan agak besar, kalimat sederhana dan singkat disertai gambar berwarna agar
menarik perhatian dan minat pembacanya;
d. Papan informasi dilindungi kaca atau plastik untuk mengurangi kemungkinan
informasi dirusak orang;
e. Informasi yang ditempel di papan informasi dapat berupa fotokopi atau tulisan
tangan, asalkan jelas dan terbaca dengan baik Informasi harus selalu diperbaharui,
TFL bertugas untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada KSM dalam
urusan administrasi dan pelaporan tersebut;
f. KSM berkewajiban untuk melaporkan kemajuan kegiatan masyarakat setiap bulan
sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Program Infrastruktur Bidang Sanitasi berupa
laporan progres pelaksanaan fisik dan penyerapan dana serta ditempel pada papan
informasi; dan
g. KSM harus menginformasikan perjanjian kerjasama dengan pemasok, melalui
papan informasi.
2. Tenaga Pelaksana
a. Pada prinsipnya pelaksanaan kegiatan di tingkat Desa dilakukan oleh masyarakat
sendiri (partisipasi masyarakat) melalui suatu wadah organisasi yang dibentuk
masyarakat sendiri dan disebut KSM.
b. Proses partisipasi masyarakat tersebut diharapkan menjadi wujud pemberdayaan
dan memberi kesempatan agar masyarakat menjadi pelaku dalam menangani
kegiatan yang mereka inginkan.
c. Tenaga inti pelaksana yang diperlukan dalam pelaksanaan (misalnya tukang kayu,
tukang batu, tukang pasang pipa) dipilih dari masyarakat setempat yang bertugas
untuk memberikan bimbingan kepada mereka,
d. Tenaga inti diberikan upah (kompensasi) sesuai dengan norma yang wajar di lokasi
tersebut. Besarnya upah yang wajar tersebut ditetapkan bersama oleh KSM dan
sesuai harga setempat.
e. Bila ada bagian pekerjaan tertentu yang tidak terdapat tenaga di lokasi
bersangkutan, maka KSM bersama masyarakat dapat mencari tenaga yang
dibutuhkan dari tempat lain (artinya daerah/lokasi di Kecamatan, Kabupaten dsb)
bertugas untuk membantu KSM dalam identifikasi tenaga yang dibutuhkan dan
melakukan perundingan mengenai harga yang penggunaan tenaga luar tersebut
berbasis upah harian/mingguan/bulanan atau bisa berbasis borongan.
f. Sedangkan kebutuhan tenaga lain yang sifatnya pembantu umum (seperti tenaga
angkut galian, dsb) akan ditangani oleh masyarakat sendiri secara gotong royong
dan hal tersebut merupakan bagian dari kontribusi masyarakat.

3. Administrasi dan pelaporan


a. TFL bersama dengan bendahara KSM menyusun administrasi keuangan dengan
melakukan kegiatan pencatatan, penyusunan dan penyimpanan dokumen
pendukung untuk pengeluaran dana. Dokumen pendukung tersebut diantaranya:
Surat Perintah Kerja, Surat Perjanjian, Bukti Pembelian, kuitansi, Bon, Nota
Pembayaran, Faktur, dan sebagainya.
b. Seluruh catatan dan dokumen pendukung penggunaan dana tersebut harus
tersedia pada waktu diadakan pemeriksaan oleh pihak berwenang
c. Catatan atau dokumen pendukung harus bersifat transparan dalam pelaksanaan
kegiatan baik internal maupun eksternal, yang berisi tentang nama, kedudukan,
cakupan kegiatan, sumber dana, mekanisme pelaksanaan, hak dan kewajiban dll.
4. Commissioning Test Sarana Sanitasi
Sebelum dilakukan kegiatan serah terima sarana dari KSM kepada PPK, KSM didampingi
TFL dan Faskab memastikan bahwa seluruh pekerjaan terselesaikan dangan baik sesuai
dengan RKM. Untuk itu sebelum sarana dan prasarana dapat digunakan oleh
masyarakat maka akan dilakukan uji kelayakan dan uji keberfungsian sarana terbangun
(Commissioning Test sarana sanitasi), terkait penyelesaian pekerjaan KSM maka:
 Jika sarana terbangun selesai sesuai dengan RKM dan dapat berfungsi dengan baik,
maka KSM segera melaporkan kepada Satker/PPK untuk mengagendakan kegiatan
serah terima pekerjaan dari KSM kepada pemberi pekerjaan yaitu PPK Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk kemudian diserahkan kepada
masyarakat difasilitasi oleh TFL; dan
 Jika sarana belum dapat berfungsi dengan baik maka KSM bersama masyarakat
akan segera memperbaiki sarana tersebut.

5. Pelaksanaan Serah Terima


a. Serah Terima Pekrjaan
Kegiatan serah terima pekerjaan dilakukan dengan penandatanganan Berita Acara serah
terima yang ditandatangani antara KSM (selaku penerima dana) dan PPK (selaku
pemberi pekerjaan). Serah terima pekerjaan dengan dilampiri:
 Laporan Pengunaan Dana;
 Laporan Progres fisik;
 Dokumen Pengadaan (jika dilakukan lelang);
 Dokumentasi 0%, 30%, 70%, dan 100%;
 BA. Pelaksanaan Commisioning test;
 BA. Pemeriksaan Pekerjaan;
 As Buildrawing
b. Serah Terima Sarana
Serah terima sarana dilakukan setelah serah terima Pekerjaan, yaitu dengan 2 tahapan:
 Serah terima Sarana Sanitasi dari KSM kepada PPK selaku pihak pemberi pekerjaan
diketahui Kepala Desa;
 Serah terima dari PPK kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk
dimanfaatkan dan dipelihara diketahui Kepala Desa.

F. RENCANA TEKNIK RINCI (RTR), DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED) dan


RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Spesifikasi Teknis, Gambar dan RAB sebagaimana tertuang dalam Lampiran dokumen
RKM ini.

G. JADWAL PELAKSANAAN KONTRUKSI

Jadwal Pelaksanaan Konstruksi (Time Schedule) sebagaimana tertuang dalam Lampiran


dokumen RKM ini.

H. MEKANISME PENCAIRAN DANA

a. Pencairan Tahap Pertama sebesar 25% dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA mengajukan
permohonan pencairan Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahap Pertama
dengan dilampiri dokumen RKM yang telah disahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Sanitasi OPD Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Buton Utara dengan dilampiri rincian Rencana Penggunaan Dana (RPD)
tahap pertama 25% (RPD-1) dan dengan melampirkan foto copy Rekening TPS-KSM;

b. Pencairan Tahap Kedua sebesar 45% dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA mengajukan
permohonan pencairan Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahap Kedua
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sanitasi OPD Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Kabupaten Buton Utara dengan melampirkan Rencana Pengguanaan
Dana (RPD-2) serta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ-1) penggunaan dana yang
dicairkan pada Tahap Pertama dan progres fisik telah mencapai minimal 20%; dan

c. Pencairan Tahap Ketiga sebesar 30% dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA mengajukan
permohonan pencairan Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahap Ketiga
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sanitasi OPD Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Kabupaten Buton Utara dengan melampirkan Rencana Pengguanaan
Dana (RPD-3) serta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ-2) penggunaan dana yang
dicairkan pada Tahap Kedua dan progres fisik telah mencapai minimal 60%, serta telah
dilakukam Addendum Kontrak antara PPK Sanitasi dengan Ketua Tim Pelaksana
Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM).

I. RENCANA PENGELOLAAN DANA DAN PELAPORAN

Rencana peggunaaan dana tahap 1, 2 dan 3 sesuai dengan item pekerjaan yang ada di
RAB sebagaiman terlampir dalam dokumen RKM ini.

Bendahara KSM didampingi TFL akan mengawal kegiatan administrasi keuangan secara
khusus melakukan kegiatan pencatatan, penyusunan dan penyimpanan dokumen pendukung
untuk pengeluaran dana. Dokumen pendukung tersebut diantaranya: Surat Perintah Kerja,
Surat Perjanjian, Bukti Pembelian, Kuitansi, Bon, Nota Pembayaran, Faktur, dan sebagainya.
Seluruh catatan dan dokumen pendukung penggunaan dana tersebut harus tersedia pada
waktu diadakan pemeriksaan oleh pihak berwenang dari PPK Teknis Kabupaten. Catatan atau
dokumen pendukung harus bersifat transparan dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan kegiatan
baik internal maupun eksternal, yang berisi tentang nama, kedudukan, cakupan kegiatan,
sumber dana, mekanisme pelaksanaan, hak dan kewajiban, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai