RKM Jampaka
RKM Jampaka
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunianya-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen Rencana Kerja Masyarakat program DAK
Inrastruktur Bidang Sanitasi Desa Jampaka Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara Tahun
Aggaran 2022.
Kami menyadari bahwa dokumen ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga perlu
penyempurna pada beberapa bagian di masa yang akan datang. Dengan selesainya penyusunan
dokumen ini, penyusun tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu baik berupa
arahan, motivasi, referensi, revisi, memberikan fasilitas sarana dan prasarana serta bantuan
lainya sehingga dokumen ini tersusun tepat waktu.
Jampaka, 2022
B. PROFIL LOKASI
Desa Jampaka merupakan salah satu Desa di Kecamatan kulisusu Kabupaten Buton
utara. Secara geografis, Desa Jampaka berbatasan langsung dengan beberapa wilayah
sekitarnya, meliputi ;
Sebelah utara : berbatasan dengan Desa Tomoahi
Luas wilayah Desa Jampaka mencapai ±729 Ha, dengan perincian penggunaan lahan
sebagai berikut:
Lahan Sawah : 0 Ha
Lahan Ladang : 0 Ha
Lahan Perkebunan : ± 215 Ha
Lahan Peternakan : 1 Ha
Hutan : ± 100 Ha
Jumlah penduduk Desa Jampaka mencapai 662 orang/ jiwa, terdiri dari 345 laki-laki dan
317 perempuan dari 184 KK. Berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga, sebagian besar
penduduk termasuk kategori Kelurga Prasejahtera, dengan rincian sebagai berikut :
Secara umum tercatat dari total 184 KK di Desa Jampaka, jamba sehat semi permanen
kurang lebih 80 KK dan sisanya masih menumpang dan buang air sembarangan di sekitaran
hutan. Hal tersebut menunjukan masih cukup besarnya resiko sumber penyebaran penyakit
lingkungan karena akses sanitasi yang belum mencapai 100%.
C. KETERSEDIAAN LAHAN
Untuk pelaksanaan pembangunan, telah siap lahan yang akan dibangun berupa
sebidang tanah milik masyarakat. Berikut terlampir surat pendukung bukti ketersediaan lahan:
Daftar calon penerima manfaat dan pengguna sarana sanitasi yang akan terbangun
sebagaimana dalam Lampiran Penetapan Penerima Manfaat Program Dak Infrastruktur Bidang
Sanitasi Tahun Anggaran 2022.
Pada tahap persiapan konstruksi TFL bersama dengan PPK melakukan penguatan kapasitas
kepada tukang, pekerja, KSM serta masyarakat pemanfaat prasarana dan sarana yang
terbangun. Tujuan penguatan kapasitas ini untuk memberikan pemahaman dan keterampilan
dalam hal pelaksanaan konstruksi dan keberlanjutan DAK Program Infrastruktur Bidang Sanitasi.
Penguatan kapasitas ini dilakukan oleh TFL selaku tenaga pendamping masyarakat. Materi
Penguatan Kapasitas yang diberikan antara lain:
Cara membaca gambar teknis;
Pengetahuan tentang spesifikasi teknis dan batasan-batasannya;
Tata cara pengawasan pekerjaan (quality control) dan cara menghitung kemajuan
kegiatan (progress fisik);
Administrasi dan keuangan (Penyusunan LPj); dan
Operasional dan perawatan bangunan sarana sanitasi.
2. Pelaksanaan Konstruksi
Maksud dari tahap konstruksi adalah pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana
Program Infrastruktur Bidang Sanitasi yang dilaksanakan masyarakat secara partisipatif
(bergotong-royong), sehingga masyarakat pengguna mempunyai rasa memiliki terhadap
prasarana dan sarana Program Infrastruktur Bidang Sanitasi yang dibangunnya. Tahapan
Konstruksi secara garis besar adalah pelaksanaan, pengawasan, pengendalian konstruksi dan
pelaporan.
1) Pengadaan Barang dan Jasa
Mekanisme pengadaan barang dan jasa mengacu pada Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 dan perubahannya tentang Pengadaan Barang/Jasa. Pelaksanaan pengadaan
melalui pengadaan langsung Tahapan pengadaan Langsung meliputi:
a. Pengadaan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang nilainya sampai
dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
b. Proses pengadaan langsung dilakukan sebagai berikut:
a) Pembelian/pembayaran langsung kepada penyedia untuk pengadaan yang
menggunakan bukti pembelian dan kuitansi, sebagai berikut:
Tim pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harga, antara lain melalui media elektronik dan/atau non-
elektronik;
Tim pengadaan dapat membandingkan harga dan kualitas paling sedikit
dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda, jika nilai transaksi lebih dari
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
Tim pengadaan dapat melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga
untuk mendapatkan penyedia dengan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan, jika nilai transaksi lebih dari Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah);
Negosiasi harga dapat dilakukan berdasarkan Harga Penentuan Sendiri
(HPS), jika nilai transaksi lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah); dan
Dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, maka
Pengadaan Langsung dapat dinyatakan gagal dan dapat dilakukan
Pengadaan Langsung ulang dengan mencari Penyedia lain.
b) Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis
dan harga kepada penyedia untuk pengadaan yang menggunakan SPK, sebagai
berikut:
Tim pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harga, antara lain melalui media elektronik dan/atau
nonelektronik;
Tim pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2
(dua) sumber informasi yang berbeda;
Tim pengadaan mengundang calon penyedia yang diyakini mampu untuk
menyampaikan penawaran administrasi, teknis dan harga;
Undangan dilampiri spesifikasi teknis dan/atau gambar serta dokumen-
dokumen lain yang menggambarkan jenis pekerjaan yang dibutuhkan;
Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi, teknis
dan harga secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam
undangan;
Tim pengadaan membuka penawaran dan mengevaluasi administrasi dan
teknis dengan sistem gugur, melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi
harga untuk mendapatkan penyedia dengan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan;
Negosiasi harga dilakukan berdasarkan HPS;
Dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, Pengadaan
Langsung dinyatakan gagal dan dilakukan Pengadaan Langsung ulang
dengan mengundang penyedia lain;
Tim pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung yang
terdiri dari:
- Nama dan alamat penyedia;
- Harga penawaran terkoreksi dan harga hasil negosiasi;
- Unsur-unsur yang dievaluasi (apabila ada);
- Hasil negosiasi harga (apabila ada);
- Keterangan lain yang dianggap perlu; dan
- Tanggal dibuatnya berita acara.
c) Tim pengadaan menyampaikan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung kepada
ketua KSM;
d) Ketua KSM melakukan perjanjian dan mendapatkan bukti perjanjian dengan
ketentuan:
Pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah) menggunakan bukti pembelian);
Pengadaan yang bernilai lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) menggunakan
kuitansi; dan
Pengadaan yang bernilai lebih dari Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) menggunakan Surat
Perintah Kerja (SPK).
Pelaksanaan Konstruksi oleh masyarakat mempergunakan organisasi dan sumber daya yang
telah disusun dalam rembuk warga dan langsung dapat melaksanakan pekerjaan dengan
sumber pendanaan dari Rekening KSM, dimana penggunaannya dibukukan sesuai dengan
peraturan yang ada. TFL membantu, memberikan bimbingan teknis dan persetujuan terhadap
kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan. KSM dan Masyarakat dengan dukungan PPK
secara terus menerus melakukan monitoring kemajuan pembangunan selama pelaksanaan
pekerjaan, seperti
pembelian material, kualitas pekerjaan, periode pembayaran, administrasi keuangan, dsb. Hal
ini untuk mempercepat langkah-langkah yang dapat segera diambil bila terdapat penyimpangan
dari RTR yang ada dalam RKM. Sebagai upaya pertanggungjawaban tugas KSM dan panitia
pelaksana dalam tahap pelaksanaan konstruksi, KSM akan menginformasikan kepada
masyarakat dan pihak yang berkepentingan tentang pengelolaan pelaksanaan program melalui
mekanisme pelaporan baik setiap saat tercantum dalam papan informasi maupun secara
periodik:
1. Papan Informasi
Papan informasi merupakan media publikasi kepada masyarakat dengan ukuran
tertentu yang terbuat dari papan kayu atau sejenisnya, memuat tentang segala
informasi mengenai kondisi/keadaan atas pelaksanaan kegiatan di titik lokasi. Papan
informasi tersebut dipasang di tempat strategis agar mudah terlihat dan dibaca oleh
seluruh lapisan masyarakat khususnya masyarakat di titik lokasi Pembuatan papan
informasi harus dimusyawarahkan dengan masyarakat/warga agar secara bersama-
sama menetapkan pembiayaan, lokasi pemasangan, pembuat, penanggung jawab dalam
perawatan dan perbaikannya. Papan informasi harus dirancangan atau dibuat menarik,
tidak mudah rusak dan berukuran ideal agar dapat terlihat dari jarak tertentu. Pada
umumnya ukuran yang digunakan sekitar 1 x 1,5 meter dan biaya yang dibutuhkan
untuk pembuatan papan informasi. Tujuan utama digunakan papan informasi adalah
untuk:
a. Mempermudah masyarakat memperoleh informasi mengenai kegiatan secara
terbuka;
b. Mempermudah masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh tahapan
pelaksanaan kegiatan dimulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan sampai
dengan pengoperasian dan pemeliharaan; dan
c. Mempermudah masyarakat untuk turut mengawasi secara langsung pelaksanaan
kegiatan fisik dan penggunaan dana kegiatan.
Papan informasi dipasang di tempat yang strategis dan mudah diakses oleh
masyarakat. Informasi minimal yang harus tercantum dalam papan informasi antara
lain :
a. Jumlah dana kegiatan yang harus diterima masyarakat melalui rekening KSM;
b. Jumlah kontribusi masyarakat;
c. Sistem pencairan dana;
d. Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
e. Laporan pertanggungjawaban pencairan dan penggunaan dana;
f. Nama Kecamatan/Desa/kampung dan alamat KSM agar informasi diketahui oleh
masyarakat secara luas.; dan
g. Gambar Perencanaan (RTR) dan rekap RAB serta gambar kerja.
Spesifikasi Teknis, Gambar dan RAB sebagaimana tertuang dalam Lampiran dokumen
RKM ini.
a. Pencairan Tahap Pertama sebesar 25% dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA mengajukan
permohonan pencairan Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahap Pertama
dengan dilampiri dokumen RKM yang telah disahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Sanitasi OPD Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Buton Utara dengan dilampiri rincian Rencana Penggunaan Dana (RPD)
tahap pertama 25% (RPD-1) dan dengan melampirkan foto copy Rekening TPS-KSM;
b. Pencairan Tahap Kedua sebesar 45% dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA mengajukan
permohonan pencairan Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahap Kedua
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sanitasi OPD Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Kabupaten Buton Utara dengan melampirkan Rencana Pengguanaan
Dana (RPD-2) serta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ-1) penggunaan dana yang
dicairkan pada Tahap Pertama dan progres fisik telah mencapai minimal 20%; dan
c. Pencairan Tahap Ketiga sebesar 30% dilaksanakan setelah PIHAK KEDUA mengajukan
permohonan pencairan Dana Program DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahap Ketiga
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sanitasi OPD Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Kabupaten Buton Utara dengan melampirkan Rencana Pengguanaan
Dana (RPD-3) serta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ-2) penggunaan dana yang
dicairkan pada Tahap Kedua dan progres fisik telah mencapai minimal 60%, serta telah
dilakukam Addendum Kontrak antara PPK Sanitasi dengan Ketua Tim Pelaksana
Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS-KSM).
Rencana peggunaaan dana tahap 1, 2 dan 3 sesuai dengan item pekerjaan yang ada di
RAB sebagaiman terlampir dalam dokumen RKM ini.
Bendahara KSM didampingi TFL akan mengawal kegiatan administrasi keuangan secara
khusus melakukan kegiatan pencatatan, penyusunan dan penyimpanan dokumen pendukung
untuk pengeluaran dana. Dokumen pendukung tersebut diantaranya: Surat Perintah Kerja,
Surat Perjanjian, Bukti Pembelian, Kuitansi, Bon, Nota Pembayaran, Faktur, dan sebagainya.
Seluruh catatan dan dokumen pendukung penggunaan dana tersebut harus tersedia pada
waktu diadakan pemeriksaan oleh pihak berwenang dari PPK Teknis Kabupaten. Catatan atau
dokumen pendukung harus bersifat transparan dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan kegiatan
baik internal maupun eksternal, yang berisi tentang nama, kedudukan, cakupan kegiatan,
sumber dana, mekanisme pelaksanaan, hak dan kewajiban, dan lain-lain.