1 SM
1 SM
10/Des/201
168
Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/2017
pada apa yang hanya disebut dalam undang- relatif, karenanya pemenuhannya pun dapat
undang atau setidaknya yurisprudensi.6 diatur sendiri secara berbeda oleh setiap orang,
Berbeda dengan sifat pengaturan hukum berlainan dari yang diatur dalam undang-
perikatan mempunyai sistem terbuka (open undang.9
system) artinya seseorang dapat mengadakan Dengan demikian sistem ketertutupan
hak-hak perseorangan (personlijk recht) yang hukum kebendaan itu membawa konsekuensi
lain, selain yang telah diatur dalam undang- ketentuan-ketentuan hukum kebendaan
undang. Dengan sistem terbuka tersebut, termasuk ketentuan hukum yang bersifat
setiap orang bebas atau dapat mengadakan memaksa (imperatif) (dwingend recht), artinya
perikatan atau perjanjian yang dapat keberlakuan ketentuan-ketentuan hukum
menimbulkan hubungan hukum baik telah atau kebendaan tidak dapat disimpangi oleh orang
belum diatur dalam undang-undang. Artinya perorangan. Hal ini berlainan dengan sistem
jumlah hak-hak perorangan tidak terbatas pada keterbukaan hukum perikatan yang akan
apa yang telah disebutkan dalam undang- berlaku dan diberlakukan kepada orang
undang, di mana setiap orang dapat perorangan sepanjang orang peorangan
mengadakan hak-hak perseorangan dimaksud tidak mengatur secara tersendiri
berdasarkan kesepakatan bersama, sepanjang dengan hukum perikatan.10
tidak bertentangan dengan hukum (undang
undang), ketertiban umum, kepatutan dan B. Rumusan Masalah
kesusilaan.7 1. Bagaimanakah hak-hak kebendaan
Sifat ketertutupan hukum kebendaan ditinjau dari aspek hukum perdata ?
membawa pengertian bahwa orang tidak 2. Bagaimanakah hak kebendaan yang
sembarangan boleh mengesampingkan bersifat jaminan dalam lingkup
ketentuan mengenai hukum benda yang diatur pembedaan hak kebendaan ?
oleh undang-undang, hanya berdasarkan
kesepakatan mereka masing-masing. Artinya C. Metode Penelitian
apa yang telah ditentukan oleh undang-undang Bahan-bahan hukum diperoleh melalui
sebagai benda dan karenanya membawa serta penelitian kepustakaan terdiri dari: peraturan
hak kebendaan di dalamnya tidak dapat perundang-undangan, buku-buku, karya ilmiah
diganggu gugat, dikesampingkan oleh atau atas hukum, bahan-bahan tertulis lainnya termasuk
kehendak orang perorangan tertentu atau kamus-kamus hukum. Metode Penelitian yang
orang tidaklah dapat atas kehendaknya sendiri digunakan yakni metode penelitian hukum
menciptakan suatu benda baru di luar yang normatif. Untuk menyusun pembahasan,
telah ditentukan oleh undang-undang. Oleh bahan-bahan hukum dianalisis secara normatif.
karena itulah hak-hak kebendaan tidak dapat
ditambah, diubah, dikurangi atau dimodifikasi PEMBAHASAN
oleh orang perorangan atas kehendak mereka A. Hak-hak Kebendaan Ditinjau Dari Aspek
sendiri. Penetapan mengenai benda dan hak- Hukum Perdata
hak kebendaan yang melekat pada suatu benda Dalam perspektif KUH Perdata membagi
sudah pasti dan karenanya tidak dapat bidang hukum perdata (materiil) tersebut atas
disimpangi.8 4 (empat) bidang pula yang dituangkan ke
Sebaliknya dengan sifat keterbukaan hukum dalam 4 (empat) buku, yaitu:
perikatan membawa pengertian bahwa setiap 1. Buku I tentang Orang (Van Personem);
orang dapat mengadakan hak perseorangan 2. Buku II tentang Kebendaan (Van Zaken);
berdasarkan asas konsensualitas dan 3. Buku III tentang Perikatan (Van
kebebasan berkontrak, kendati hak Verbintenissen);
perseorangan yang diciptakannya tersebut 4. Buku IV tentang Pembuktian dan
belum mendapatkan pengaturan dalam Daluwarsa (Van Bewijs en Verjaring).11
undang-undang. Hak perseorangan bersifat
6 9
Ibid, hal. 38. Ibid.
7 10
Ibid. Ibid, hal. 39-40.
8 11
Ibid, hal. 39. Racmadi Usman, Op.Cit, hal. 5.
169
Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/201
170
Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/2017
1. Penanggung (borg) adalah orang lain yang maupun benda milik orang lain/zakelij
dapat ditagih; genotsrecht, misalnya: hak eigendom/hak
2. Tanggung-menanggung yang serupa dengan milik, bezit.
tanggung renteng; 2. Hak kebendaan yang bersifat
3. Perjanjian garansi. jaminan/zakelijk zakerheidsrecht, misalnya:
Dari kedelapan jenis jaminan tersebut yang hipotik, pand.20
masih berlaku adalah gadai, hak tanggungan, Hak kebendaan yang bersifat jaminan. Hak
jaminan fidusia, borg, tanggung menanggung kebendaan itu ada 2 macam, yaitu:
dan perjanjian garansi, sedangkan hipotek dan 1. Hak kebendaan yang memberikan
credietverband tidak berlaku lagi, karena telah kenikmatan, contohnya: bezit dan hak milik
dicabut dengan UU Nomor 4 Tahun 1996 2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan,
tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta contoh hak gadai, hak dipotik dan fidusia.
Benda-Benda yang Berkaitan Dengan Tanah. Pasal 1131 KUH Perdata berisi sebagai
Dalam Sub. Bab ini menyajikan UU Nomor 4 berikut: Segala kebendaan si berutang, baik
Tahun 1996 dan UU Nomor 42 Tahun 1999 yang bergerak maupun yang tak bergerak baik
tentang Jaminan Fidusia.16 yang sudah ada maupun yang baru akan nada
Hak kebendaan yang memberikan jaminan, di kemudian hari menjadi tanggungan untuk
yaitu hak yang memberi kepada yang berhak segala perikatan perorangan. Berdasarkan Pasal
(kreditor) hak didahulukan untuk mengambil 1131 tersebut KUH Perdata hanya mengatur
pelunasan dari hasil penjualan barang yang dua macam jaminan, yaitu jaminan terhadap
dibebani, misalnya hak tanggungan atas tanah benda bergerak yang disebut gadai dan jaminan
dan hak fidusia; sedangkan menurut benda tidak bergerak yang disebut hipotik.21
KUHPerdata, misalnya hak gadai sebagai
jaminan ialah benda bergerak, hipotik sebagai PENUTUP
jaminan ialah benda-benda tetap dan A. Kesimpulan
sebagainya.17 1. Hak kebendaan adalah hak mutlak atas
Hak mutlak terhadap benda dalam lapangan sesuatu benda di mana hak itu memberikan
keperdataan meliputi: kekuasaan langsung atas benda tersebut dan
(a) Terhadap benda-benda berwujud, dapat dipertahankan terhadap siapapun.
misalnya; Hak Guna Bangunan dan Hak Hak kebendaan dapat dibedakan antara hak
Guna Usaha atas tanah; hak eigendom, hak kebendaan yang memberikan kenikmatan
opstal, hak erfpah atas benda baik atas bendanya sendiri maupun benda
bergerak/tidak bergerak selain tanah; hak milik orang lain, misalnya hak eigendom/hak
gadai (pand), hak hipotik dan lain-lain; milik, bezit dan hak kebendaan yang bersifat
(b) Terhadap benda-benda yang tak berwujud , jaminan, misalnya gadai, hipotik dan fidusia.
misalnya hak panenan, hak pengarang atau 2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan dalam
cipta, hak oktroi, hak merk, hak kekayaan lingkup pembedaan hak kebendaan, yaitu
intelektual dan lain-lain.18 hak gadai yang merupakan suatu hak yang
Hak perdata itu dibagi menjadi dua, yaitu diperoleh seorang berpiutang atas suatu
hak mutlak dan hak nisbi. barang bergerak yang diserahkan kepadanya
Hak mutlak dibagi menjadi tiga: oleh seorang yang berutang atau oleh
1. Hak kepribadian; seorang lain atas namanya dan yang
2. Hak yang terletak dalam hukum keluarga; memberikan kekuasaan kepada si
3. Hak kebendaan.19 berpiutang itu untuk mengambil pelunasan
Hak kebendaan dapat dibedakan: dari barang tersebut secara didahulukan
1. Hak kebendaan yang memberikan daripada orang-orang berpiutang lainnya,
kenikmatan baik atas bendanya sendiri dengan kekecualian biaya untuk melelang
barang tersebut dan biaya yang telah
16 dikeluarkan untuk menyelamatkannya
Ibid.
17
Titik Triwulan Tutik, Op. Cit. hal. 168.
setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya
18
Ibid.
19 20
Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. ILyas, Op.Cit, hal. Ibid, hal. 55.
21
55. Ibid, hal. 77-78.
171
Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/201
mana harus didahulukan. Sedangkan hipotik Bintang Sanusi dan Dahlan, Pokok-Pokok
merupakan hak kebendaan atas benda- Hukum Ekonomi dan Bisnis, PT. Citra
benda tak bergerak untuk mengambil Aditya Bakti, Bandung, 2000.
penggantian daripada bagi pelunasan suatu HS, Salim. Pengantar Hukum Perdata Tertulis
perikatan. (BW) Cetakan Keenam, Sinar Grafika,
Jakarta, 2008.
B. Saran Rachmadi Usman, Hukum Kebendaan, Ed.
1. Hak-hak kebendaan ditinjau dari aspek 1.Cet. 1. Sinar Grafika. Jakarta. 2011.
hukum perdata, artinya apa yang telah Harumiati Natadimaja, Hukum Perdata
ditentukan oleh undang-undang sebagai Mengenai Hukum Perorangan dan
benda dan karenanya membawa serta hak Hukum Benda, Cetakan Pertama, Edisi
kebendaan di dalamnya tidak dapat Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
diganggu gugat, dikesampingkan oleh atau 2009.
atas kehendak orang perorangan tertentu Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek-Aspek
atau orang tidaklah dapat atas kehendaknya Hukumnya, Rineka Cipta, Jakarta. 2010.
sendiri menciptakan suatu benda baru di Sampara Said, dkk, Buku Ajar Pengantar Ilmu
luar yang telah ditentukan oleh undang- Hukum, Cetakan II, Total Media, Yogyakarta,
undang. Oleh karena itulah hak-hak 2011.
kebendaan tidak dapat ditambah, diubah, Sofwan Masjchoen Soedewi Sri, Hukum
dikurangi atau dimodifikasi oleh orang Jaminan Di Indonesia Pokok-Pokok
perorangan atas kehendak mereka sendiri. Hukum Jaminan dan Jaminan
Penetapan mengenai benda dan hak-hak Peorangan, Cetakan Pertama. Liberty
kebendaan yang melekat pada suatu benda Yogyakarta, 1980.
sudah pasti dan karenanya tidak dapat Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Cet. 28,
disimpangi. PT. Intermasa, Jakarta, 1996.
2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan dalam Tutik Triwulan Titik, Pengantar Hukum Perdata
lingkup pembedaan hak kebendaan menurut Di Indonesia, Cetakan Pertama, Prestasi
sistem hukum perdata yang berlaku kini di Pustaka, 2006.
Indonesia adalah penggolongan atas benda
bergerak dan benda tak bergerak, karenanya
juga dikenal adanya pembedaan jaminan
atas benda bergerak dan jaminan atas benda
tak bergerak. Mengenai lembaga jaminan,
penting sekali arti pembagian benda
bergerak dan benda tak bergerak. Di mana
atas dasar pembedaan benda tersebut,
menentukan jenis lembaga jaminan/ikatan
kredit yang mana yang dapat dipasang untuk
kredit yang akan diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. ILyas,
Pokok-Pokok Hukum Bisnis, Salemba
Empat, Jakarta. 2011.
Asyhadie Zaeni , Hukum Bisnis (Prinsip dan
Pelaksanaannya di Indonesia), Rajawali
Pers PT. RajaGrafindo Persada, Edisi
Revisi, Cet. 5. 2011.
Badrulzaman Darus Mariam, Bab-Bab Tentang
Creditverband, Gadai dan Fiducia,
Cetakan ke IV Penerbit Alumni,
Bandung.Tahun 1987.
172