800
Vol 38, No 1 Januari 2021 : 1-10
Abstract
The plant diversity has become of one indicated maintained, preserved and it has impact to environmental quality, and
of course has value to human wellbeing dimension, which it has used to a demand of living the human. Beside of plant
diversity has key a role of important in preserving of natural system condition by sustainable. Therefore aim this study
to know how the plant diversity (H’), therefor methods which is used to vegetation analyses, by the plotting of sample
area is 20x20 m, which are 3 subdistrict in Kuningan district area as representative of research samples methods. This
result of research has inventories at least ±43 plants species in all area research, in which every area has had difference
of index plant diversity level, in which Kadugede subdistrict area has highest level, than one the other subdistrict area,
which is value H’= 2.30, and the lower of diversity index value is Cimahi H’= 1.49 and Ciawegebang H’= 1.14 level.
Preserving and maintaining of plant diversity is one of all ways or strategies to increasing of quality ecosystem or
carrying capacity and its conservation goals of sustainable developing in urban or rural area.
Keyword: Environmental quality, Human, Plant diversity, Wellbeing
Abstrak
Tingkat diversitas tanaman yang tinggi, menjadi salah satu indikasi yang menunjukkan tindakan, yang
merepresentasikan adanya pelestarian, yang telah dilakukan dan hal ini memiliki pengaruh terhadap kualitas
lingkungan, serta tentunya kualitas atau kesejahterahan masyarakat, dimana sebagian besar hidupnya diambil dari
kekayaan tersebut. Di samping itu, tingkat diversitas tanaman memiliki peran penting, dalam menjaga dan melesatrikan
sistem alam secara baik dan berkelanjutan, adapun tujuan dalam penelitian ini, untuk mengetahui tingkat
keanekaragaman (H’) tanaman, sedangkan metode yang digunakan dengan menggunakan analisis vegetasi, dengan
ukuran plot 20x20 m pada lokasi yang telah ditentukan, ada 3 area yang menjadi titik pengamatan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini, menunjukkan telah ditemukan ±43 jeni tanaman, tetapi disetiap masing-masing area memiliki
tingkat keanekaragaman tanaman yang berbeda-beda, dimana Kadugede memiliki tingkat diversitas yang tinggi,
dibanding area lainnya, yaitu H’= 2.30, sedangkan yang paling rendah yaitu Cimahi H’= 1.49 dan Ciawegebang H’=
1.14. Melestarikan dan menjaga tingkat keanekaragaman spesies tanaman (plant diversity) menjadi salah satu strategi,
dalam meningkatkan kualitas ekosistem atau kapabilitas ekosistem, hal ini, merupakan bagian dari tujuan konservasi
dalam membangun pola atau model pembangunan berkelanjutan, baik kawasan di pedesaan maupun perkotaan.
Kata kunci: Kualitas lingkungan, Keanekaragaman tanaman, Manusia, Kesejahterahan
1
Implikasi Pemanfaatan Lahan Terhadap … Kristiyanto dan Kusumoarto
2
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2021.38.1.800
Vol 38, No 1 Januari 2021 : 1-10
8 plot
3 plot
1 plot
3
Implikasi Pemanfaatan Lahan Terhadap … Kristiyanto dan Kusumoarto
a b
Gambar 2. Jenis Kegiatan Pertambangan (a. Pertambangan Batu Kapur; b. Pertambangan Pasir dan
Batu)
Ilustrasi gambar (a dan b) diatas bagian dari Clarence L, 2001; Md. Mizanur R et al, 2009), hal
aktivitas masyarakat, dalam mengeruk atau ini dapat dilihat pada sub alinea berikutnya.
mengeksploitasi potensi sumber daya lahan secara
tidak ekologis, walaupun dipihak lain menganggap A. Indeks Keanekaragaman Jenis Tanaman
bahwa kegiatan ini, mampu berkontribusi dalam Pada ke-3 Kecamatan yang menjadi obyek
meningkatkan atau menambah lapangan penelitian, ditemukan sebanyak ±43 jenis tanaman,
pekerjaan. Oleh karena itu, menurut Bappeda dimana jenis tanaman ini lebih didominasi dengan
Kabupaten Kuningan (2012) mengungkapkan jenis tanaman Tectona grandis (Jati), yang
bahwa seharusnya ±30,79% merupakan kawasan terdistribusi secara merata dari 3 Kecamatan,
hutan yang harus dijaga dan dilestarikan, kini walaupun begitu memiliki tingkat keragaman jenis
luasan areal tersebut dihadapkan dengan tanaman yang berbeda (H’). Ada beberapa jenis
permasalahan degradasi akibat aktivitas tanaman yang tumbuh dan berkembang dengan
pertambangan, yang secara akumulasi dapat baik, hal ini dapat diasumsikan secara deskriptif
merusak sistem ekologi didalamnya. Oleh karena sangat berkaitan dengan tipe penggunaan lahan
itu, istilah “Loss of flora diversity” salah satu isu (land use) dan jenis tanaman yang sengaja
yang merepresentasikan, bagaimana sistem dibududayakan oleh masyarakat, yang memiliki
ekologi (ekosistem) telah terganggu akibat nilai ekonomi, seperti jenis Tectona grandis,
akumulasi tindakan atau aktivitas masyarakat Swietenia mahagoni, dan Bambusa sp. Jenis
(Anthropogenic), yang menghilangkan tingkat tanaman tersebut, selain mudah ditanam dan
keanekaragaman tanaman (H’), yang secara diperdagangan, dapat juga digunakan bahan untuk
kuantitatif maupun kualitatif (David Tilman and rumah, kayu bakar, dan sebagainya.
H'
2,5
2
1,5
1 H'
0,5
0
Kadugede Cimahi Ciawigebang
4
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2021.38.1.800
Vol 38, No 1 Januari 2021 : 1-10
Pengelolaan dan pemanfaatan lahan, belum dikembangkan secara konservatif, yang secara
memperhatikan potensi kondisi lahan/habitat suatu empiris selama ini, masih mengacu pada aspek
tanaman tertentu, (kesesuaian lahan) secara ekonomi semata, sehingga secara akumulatif
seksama, dimana mengesampingkan aspek berdampak pada siklus kehidupan tanaman
ekologi dalam mengelola dan mengembangkan (tingkat keanekaragaman maupun distribusi
kawasan ekonomi, telah berpengaruh terhadap tanaman). Oleh karena itu, mengoptimalisasi
tingkat keanekaragaman tumbuhan (Indeks) lihat kesesuaian jenis tanaman berdasarkan habitat
tabel 1, disamping distribusinya, dimana disetiap (Suitable habitat) menjadi penting, dalam rangka
area atau plot (pengamatan) menunjukkan nilai meningkatkan roda perekonomian masyarakat
indeks yang berbeda-beda, lihat tabel 2, 3, dan 4, dalam memanfaatkan lahan secara berkelanjutan,
inilah satu diantara implikasi atau dampak yang tanpa harus mengorbankan aspek ekologi lahan,
timbul akibat pola pengelolaan dan pemanfaatan
potensi lahan oleh masyarakat, yang selama ini B. Indeks Nilai Penting (INP) Jenis Tanaman
tidak ekologis atau bijak. Mengacu pada hasil penelitian, yang secara
Secara akumulasi mengacu pada hasil tabel kuantitatif (pada tabel 2, 3, dan 4), dimana
1, dapat diilustrasikan bagaimana beragamnya persebaran dengan dominansi jenis tanaman,
jenis tanaman (tingkat keanekaragaman tanaman disebabkan oleh aspek alam yang ditandai dengan
[H’]) yang terdapat di setiap area penelitian, dengan karakteristik tingkat topogeografis yang beragam
nilai indeksyang berbeda, hal ini dapat dilihat dari dari tingkat landau sampai curam lihat gambar 2,
hasil kuantitatif, yaitu dengan menggunakan kriteria yang tentunya berdampak pada jenis maupun
Maqurran (1998 dan 2004), diperoleh bahwa Area persebaran jenis tanaman didalamnya, disamping
Kadugede H’=2,30 termasuk dalam kategori aspek manusia yang telah mengelola dengan jenis
sedang, sedangkan area Cimahi H’= 1.49 dan tanaman ekonomi, seperti Saccharum offcinarum
Ciawegebang H’= 1.14 termasuk dalam kategori L, Melaleuca leucadendra dan sejenis tanaman
rendah. pertanian lainnya. Pola pengelolaan dan
Rerata tingkat keanekaragaman tanaman, pemanfaatan lahan (gambar 2) yang tidak
ke-3 Kecamatan Kabupaten Kuningan, memiliki mengendahkan aspek ekologi, secara tidak
rerata tingkat keanekaragaman tanaman (Plant langsung dapat mengubah tatanan vegetasi, yang
diversity) dalam kategori rendah-sedang, secara akumulatif dapat mengarah pada
fenomena ekologi (tanaman) ini tentunya dapat kerentanan (fenomena ekologi), seperti (a) tanah
menjadi evaluasi bersama antara masyarakat dan longsor (b) adanya fenomena invasif spesies, (c)
instansi-instansi terkait, dalam hal atau pola dapat mengarah pada kerentanan (konflik) sosial
pengelolaan dan pe manfaatan potensi sumber dan ekonomi.
daya lahan yang perlu diciptakan dan
a b
Gambar 2. Karakteristik topogeografis satu diantara kawasan titik pengamatan (a) dataran landai (b)
dataran curam
5
Implikasi Pemanfaatan Lahan Terhadap … Kristiyanto dan Kusumoarto
Melihat bagimana kondisi lahan di kawasan atau masih bergantung atau pada potensi sumber
Kabupaten Kuningan, dengan mengacu pada daya lahan sekitarnya, dimana bentuk
gambar 2 dan tabel 3, tentunya dapat kebergantungan ini, seperti area pengembangan
merepresentasikan bagaimana tingkat untuk perkebunan, pertanian, dan pertambangan
keragamanan jenis tanaman yang ada di maupun peternakan.
dalamnya, disamping pola pengelolaan dan Adanya spesifikasi jenis tanaman atau
pemanfaatan yang tidak ekologis atau eksploitatif dominansi suatu jenis tanaman di suatu area
(lihat gambar 1). Fenomena tersebut, secara tertentu (ke-3 area penelitian), yang disebabkan
akumulatif dan pasti terjadi, baik secara kuantitatif oleh berbagai hal, seperti yang telah diuraikan pada
maupun kualitatif dapat mengarah pada proses alinea sebelumnya, dimana mengubah suatu lahan
degradasi potensi sumber daya lahan, dimana ekologis menjadi lahan ekonomi (land use change)
lahan menjadi tidak produktif (Andrianto dkk, 2018). (Katharina Gerstner et al, 2014), tentunya dapat
Perubahan penggunaan lahan ini (Land use berimplikasi yang mengarah pada hilangnya
change) dengan implikasi, yang ditimbulkan kini keragaman jenis tanaman (loss of plant diversity)
dan kedepan (P. Poschlod et al, 2005). Hal ini dapat atau secara tidak langsung telah mengubah fungsi
menjadi masalah besar terhadap keberlanjutan tatanan ekologi menjadi lebih tidak stabil atau
suatu masyarakat, disamping berdampak pada rentan dengan bencana, bilamana pola
keberagaman hayati (biodiveristas), yang tentunya pemanfaatannya tidak ekologis.
juga berdampak pada masyarakat, yang sangat
6
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2021.38.1.800
Vol 38, No 1 Januari 2021 : 1-10
7
Implikasi Pemanfaatan Lahan Terhadap … Kristiyanto dan Kusumoarto
mengubah tatanan vegetasi dan berimplikasi yang terlihat pada gambar 1, secara akumulatif
terhadap siklus hidup tumbuhan (flora diversity), dapat merusak lahan (Jose Barbedo et al, 2015).
sehingga perlu adanya sebuah strategi yang baik,
yang mengarah pada tindakan restorasi lahan, Simpulan dan Saran
dimana menurut A, D, Bradshaw (1977) Secara kuantitatif hasil penelitian ini,
mengungkapkan, bahwa proses restorasi mencoba menunjukkan bahwa dari ke-12 area (Kecamatan)
(teknis maupun non teknis) mengembalikan fungsi yang dijadikan obyek penelitian, dimana area
ekologi pada kondisi semula, tentunya hal ini (Kecamatan) Kadugede H’=2,30 dalam kategori
tergantung bagaimana masyarakat menyikapi dan sedang, sedangkan area Cimahi H’= 1.03 dan
mengimplementasikannya. Hal tersebut, Ciawegebang H’= 1.14 dalam kategori
berkorelasi dengan adanya sikap atau peran rendah.Adapun indek nilai penting (INP) dari ke-12
partisipasi masyarakat dan instansi-instansi terkait, area ini, memiliki dominansi jenis tanaman yang
dalam memuluskan langkah-langkah untuk berbeda-beda, dimana area Kadugede nilai INP
menjaga dan melestarikan suatu kawasan secara nya 50.7961 (Syzygium aromaticum), Cimahi INP
konservatif maupun ekologis (Craig R Groves et al, nya 76.45446 (Ceiba pentandra), dan Ciawe
2002; Kerrie A Wilson et al, 2007), sehingga secara gebang INP nya 74.94141 (Samanea saman),
tidak langsung juga mengarah pada peningkatan sehingga secara kuantitatif maupun kualitatif hasil
“ecosystem services” (Jane Carter Ingram et al, penelitian ini, menunjukkan bahwa kawasan
2012), hal ini berbeda dengan apa yang terjadi di Kabupaten Kuningan, perlu mendapat perhatian
Kawasan Kabupaten Kuningan, dimana sebagian secara ekologis maupun non ekologis, satu
masyarakatnya banyak memanfaatkan lahan diantaranya dengan mengoptimalisasikan
secara eksploitatif, contoh empirisnya dapat dilihat kesesuaian lahan untuk budidaya jenis tanaman
pada gambar 1. Oleh karena itu, menjaga dan tertentu (tanaman ekologi dan tanaman ekonomi),
melestarikan suatu kawasan sangat dibutuhkan agar terbangun kawasan konservasi. Oleh karena
dalam mencapai kawasan konservasi, disamping itu, hal ini merupakan saran yang perlu ditindak
perlu adanya ketegasan dan komitmen semua lanjutididalam penelitian ini, dimana perlu adanya
pihak untuk mewujudkannya, menurut Maria sebuah evaluasi bersama,secara kolaboratif dan
Contanza Torri (2011), untuk mencapainya salah sinergis,dalam rangka mengelola dan
satunya dengan membatasi dalam pengelolaan memanfaatkan potensi sumber daya lahan, dengan
dan pemanfaatan sumber daya alam. tidak mengorban aspek ekologi dalam
Tingkat keragaman jenis tumbuhan (Plant pembangunannya.
diversity index), dengan pola distribusinya tentunya
dapat menjadi karakter ekologi, yang Ucapan Terima Kasih
mengilustrasikan dinamika atau siklus sistem Penulis mengucapkan terima kasih kepada
ekologi (ekosistem) di kawasan tertentu, hal ini pihak-pihak yang telah membantu dalam penelitian
dapat dilihat bagaimana situasi dan kondisi ekologi ini, seperti Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
kawasan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang Daerah (BPLHD) Kabupaten Kuningan yang telah
memfasilitasi dan Tim peneliti, yang telah banyak
begitu dinamis. Pada gambar 1, memperlihatkan
melengkapi maupun mengkritisi substansi dalam
bagaimana aktivitas masyarakat (Anthropogenic) naskah ini
dalam memanfaatkan potensi sumber daya lahan
secara massif dan destruktif (Stefan Zerbe, 1998), Daftar Referensi
yang secara akumulatif mengarah pada proses
kerusakan lahan, disamping dapat memicu Alam, Taufan. 2014. Optimasi Pengelolaan Sistem
Agroforestri Cengkeh, Kakao dan
problematika permasalahan ekologis maupun non
Kapulaga di Pegunungan Menoreh. Tesis.
ekologis di dalamnya. Pada ranah non ekologis, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
pengelolaan maupun pemanfaatan sumber daya
lahan, lebih bersifat individu atau kelompok dengan Bradshaw, D, A. 1977. Conservation problems in
the future. Proceedings of the Royal
berpegang pada kedekatan maupun “Power”, pada
Society of London. Series B, Biological
pusaran kekuasaan dalam mendapatkan perijinan Sciences, Vol. 197, No.1126, A Discussion
untuk mengelola dan memanfaatkannya maupun on the Scientific Aspects of Nature
sistem kebijakan (Policy) yang diciptakan dan Conservation in Great Britain (4), pp. 77-96.
dibangun, dalam rangka mewujudkan kegiatan Barbedo, Jose et al. 2015. Policy dimension of land-
melakukan pertambangan (golongan C), seperti use change in peri-urban floodplains: the
8
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2021.38.1.800
Vol 38, No 1 Januari 2021 : 1-10
case of paraty. Ecology and Society, 20 (1), Levy, E et al. 2016. Contrasting Influences of
pp. 1-10. Geographic Range and Distribution of
Population on Patterns of Genetic Diversity
Chafjiri, S, N, Ali et al. 2016. Distribution of Plant
in Two Sympatric Pilbara Acacias. PLOS
Species and Their Relation to Soil
ONE, (21), pp. 1-18.
Properties in Protected and Degraded
Stands of Quercus Macranthera in Li, Li. 2010. Impact of human activities on
Northern Iran. Ecologia Balkanica, 8 (2), vegetation diversity in agricultural
pp. 53-63. ecosystems: evidence from fengqiu county,
China. J. Resour. Eco, 1 (4), pp. 353-380.
Cleary, R, F, Daniel, Devantier, L. 2017. Indonesia:
treats to the country’s biodiversity. Maguran, A, E. 1998. Ecological diversity and its
measurement. Princeton, NJ: Princeton
Damayanti, K, E et al. 2011. Indonesia Tropical
University Press.
Medicinal Plants Diversity: Problems and
Challenges in Identification. International Maguran, A, E. 2004. Measuring biological
Workshop “Linking Biodiversity and diversity. Malden: Blackwell Publishing.
Computer Vision Technology to Enhance
Nahlunnisa, Hafizah, Zuhud, M, A, E. Santosa, Y.
Sustainable Utilization of Indonesian
2016. Keanekaragaman spesies tumbuhan
Tropical Medicinal Plants", Bogor, August
di areal konservasi tinggi (NKT)
11.
perkebunan kelapa sawit Provinsi Riau.
Gerstner, Katharina. 2017. The Global Distribution Media Konservasi, 21 (1), pp. 91-98.
of Plant Species Richness in a Human-
Pauchard, A, dan Alaback, B, P. 2013. Influence of
Dominated World. Frontiers of
elevation, land use, and landscape context
Biogeography, 9 (1), pp. 1-7.
on patterns of alien plant invasions along
Gerstner, K, et al. 2014. Effects of land use on plant roadsides in protected areas of South-
diversity – A global meta-analysis. Journal Central Chile. Conservation Biology, 18,
Applied Ecology, 51, pp. 1690-1700. (1), pp. 238-248.
Grime, P, J. 1998. Benefits of plant diversity to Persoon, A, G and Weerd, V, M. 2006. Biodiversity
ecosystem: Immediate, filter, and founder and Natural Resources Management in
effects. Journal of Ecology, (86), pp. 902- Insular Southeast Asia. Island Studies
910. Journal, 1 (1), pp. 81-108.
Groves, R, Craig et al. 2002. Planning for Poschlod, P, Bakker, P, J dan Kahmen, S. 2005.
biodiversity conservation: putting Changing land use and its impact on
conservation science into practice. biodiversity. Basic and Applied Ecology,
BioScience, 52 (6), pp. 499-512. (6), pp. 93-98.
Guisan, A, and Zimmermann, E, N. 2000. Predictive Rahman, M, Md, Nishat, A, and Vacik, H. 2009.
Habitat Distribution Models in Ecology. Anthropogenic disturbances and plant
Ecological Modelling (135), pp. 147-186. diversity of the Madhupur Sal forests
(Shorea robusta C.F. Gaertn) of
Indriyanto. 2012. Ekologi Hutan. Penerbit Bumi
Bangladesh. International Journal of
Aksara, Jakarta.
Biodiversity Science and Management, 5
Ingram, Carter, Jane, Redford, H, K, Watson, M, E, (3), pp. 162-173.
J. 2012. Applying ecosystem services
Rachman, Encep, Hani, A. 2017. Potensi
approaches for biodiversity conservation:
keanekaragaman jenis vegetasi untuk
benefits and challenges. SAPIENS, 5 (1),
pengembangan ekowisata di cagar alam
pp. 1-11.
Situ Panjali. Jurnal WASIAN, 4 (1), pp. 1-
Isbell, Forest et al. 2011. High plant diversity is 10.
needed to maintain ecosystem services.
Rintelen, V, Kristina, Arida, E, Hauser, C. 2017. A
Nature, 477 (8), pp. 199-202.
review of biodiversity-related issues and
Kusumoarto, A, Kristiyanto, dan Hermantyo. 2018. challenges in megadiverse Indonesia and
Identifikasi kerusakan lahan untuk produksi other Southeast Asian countries. RIO
biomassa. Jurnal Pendidikan Sains, 6 (2), (Research Ideas and Outcomes), (11), pp.
pp. 166-181. 1-16.
Kouba, Y, Gracia, M, F, Frutos, D, A, dan Alados, Rogger, M et al. 2017. Land use change impacts on
L, C. 2015. Effects of previous land-use on floods at the catchment scale: Challenges
plant species composition and diversity in and opportunities for future research.
Mediterranean forests. PLOS ONE, (23), Water Resour, Res, (53), pp. 5209-5219.
pp. 1-15.
9
Implikasi Pemanfaatan Lahan Terhadap … Kristiyanto dan Kusumoarto
SM, Jants et al. 2015. Future Habitat Loss and Wicaksono, H, Putra Susila, T, E, dan Muhartini,
Extinctions Driven by Land use Change in Sri. 2015. Kesesuaian tanaman ganyong
Biodiversity Hotspots Under Four (Canna indica L.), Suweg (Amorphophallus
Scenarios of Climate Change Mitigation. paeoniifolius (Dennst.) Nicolson), dan Ubi
Conser. Biology, 4 (29), pp. 1122-1131. Kayu (Manihot esculenta Crantz) pada
agroforestri perbukitan menoreh.
Schemske, W, D et al. 1994. Evaluating
Vegetalika, 4(1), pp. 87-101.
approaches to the conservation of rare and
endangered plants. Ecology, 75 (3), pp. Wahyuni, I, N. 2014. Korelasi indeks nilai penting
584-606. terhadap biomassa pohon. Makalah ini
disampaikan dalam Seminar Rehabilitasi
Thuiller, W et al. 2005. Climate Change Threats to
dan Restorasi Kawasan Hutan
Plant Diversity in Europe. PNAS, 102(7),
Menyongsong 50 Tahun Sulawesi Utara,
pp. 8245-8250.
diselenggarakan oleh Balai Penelitian
Tilman, D and Lehman, Clerence. 2001. Human- Kehutanan Manado. Manado, 9 Oktober
caused environmental change: Impacts 2014.
onplant diversity and evolution. PNAS,
Wilson, A, Kerrie et al. 2007. Conserving
98(10), pp. 5433-5440.
biodiversity efficiently: what to do, where,
Torri, C, M. 2011. Conservation approaches and and when. PLOS BIOLOGY, 5 (9), pp.
development of local communities in India: 1850-1861.
debates, challenges and future
Zerbe, Stefen. 1998. Potential natural vegetation:
perspective. International Journal of
Validity and applicability in landscape
Environmental Sciences, 1(5), pp. 871-883.
planning and nature conservation. Applied
Vegetation Science, 1 (2), pp. 165-172
10