Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Teknik Tes dan Cara Penyusunan Instrumennya

Disusum guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen Penilaian dan
Penelitian

Dosen Pengampu: Shofria Ihda Mahayyun,M.Pd.

Disusun oleh:
Luniati (1119123)
Moch. Tarom (1119125)
Rika Yuliana Nur Wakidah (1119133)
Zulfian Fahrurrozi (1119141)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kewirausahaan dan Ruang
Lingkupnya”.
Sholawat serta salam senantiasa penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam yang kita nantikan syafa’atnya di yaumilqiyamah
nanti.
Dalam penyusunan makalah ini banyak bantuan yang penulis terima. Oleh karena itu,
penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang selalu memberi doa dan restu.
2. Shofria Ihda Mahayyun, M.Pd.selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan
Instrumen Penilaian dan Penelitian.
3. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari AllahSWT. Dan semoga
makalah ini bermanfa’at bagi pembaca, dan khususnya bagi penulis sendiri.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran masih penulis
harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh

Pati, 28 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................


Kata Pengantar ................................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
A. Pengertian tes ...................................................................................................... 2
B. Fungsi tes ............................................................................................................ 2
C. Kegunaan tes ....................................................................................................... 3
D. Jenis tes ............................................................................................................... 4
E. Keunggulan dan kelemahan tes .......................................................................... 8
F. Cara penyusunan instrumen tes .......................................................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan, dengan tujuan
mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang
dikenai tes.
Hasil tes untuk tujuan ini harus baik, yaitu memiliki kesalahan pengukuran yang sekecil
mungkin. Kesalahan pengukuran ini dapat dikategorikan menjadi dua yaitu, kesalahan acak
dan sistemik. Kesalahan acak di sebabkan karna kesalahan dalam menentukan sampel isi tes,
variasi emosi seseorang pemeriksa lembar jawaban peserta tes diperiksa secara manual.
Sedangkan kesalahan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan karna soal tes terlalu mudah
atau terlalu sukar. Ada pendidik yang cenderung membuat tes yang terlalu sulit, tetapi ada juga
yang cenderung selalu membuat tes yang mudah. Hal-hal ini merupakan sumber kesalahan
yang sistimatik.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang tes, sebelumnya perlu diketahui beberapa istilah
yang terkait dengan tes, yaitu testing, testee, dan tester. Pergetesan adalah waktu pelaksanaan
tes. Testee adalah orang yang dikenai tes, atau orang yang mengerjakan tes, sedangkan tester
adalah orang melaksanakan tes , atau pelaksana tes.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana itu tes?
2. Bagaimana fungsi tes?
3. Bagaimana kegunaan tes?
4. Bagaimana jenis tes?
5. Bagaimana keunggulan dan kelemahan tes?
6. Bagaimana cara penyusunan instrumen tes?
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui apa itu tes
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi tes
3. Untuk mengetahui apa saja kegunaan tes

1
4. Untuk mengetahui apa saja jenis tes
5. Untuk mengetahui apa keunggulan dan kelemahan tes
6. Untuk mengetahui Bagaimana cara penyusunan instrumen tes

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes

Dari sisi instrumen, penilaian hasil belaiar dapat dibedakan menjadi tesdan bukan tes
(nontes). Tes ini dapat berbentuk secara lisan (jawaban tersebut berbentuk tulisan), dan ada
yang berbentuk tindakan (jawaban berbentuk perbuatan). Soal dalam tes ada yang disusun
dalam bentuk objektif, namun ada pula yang berbentuk esai atau uraian. Sedangkan instrumen
yang berbentuk nontes sebagai alat Penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara,
skala, sosiometri, studi kasus, dan lain-lain. Secara harfiah, kata "tes" berasal dari bahasa
Perancis Kuno tesrum yang memiliki arti "piring untuk menyisihkan logam-logam mulia,
dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan
"tes'] "ujian'] atau "percobaan". Testing memiliki arti waktu dilaksanakannya atau
berlangsungnya pengukuran dan penilaian. Tester adalah orang yang melaksanakan tes atau
pembuat tes. Sedangkan testee adalah pihak yang mengerjakan tes (Peserta didik).

Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi (dalam Ajat Rukajat, zorg)yang dimaksud
dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar objektif sehingga dapat digunakan
secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan
keadaan psikis atau tingkah laku individu. Dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud
dengan tes yaitu cara atau prosedur dalam pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan. Tes
ini dapat berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas/baik berupa pertanyaan-
pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah kepada testee sehingga dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi, nilai mana yang dapat
dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan
nilai standar tertentu. (Rina Febriana:45).

B. Fungsi Tes

Secara umum, fungsi tes terdiri atas 2 (dua) macam, yaitu:

1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Hal yang diukur dalam hal ini ini berupa
tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didiksetelah
menempuh proses belajar.
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran karena dapat diketahui sejauh
mana program pengajaran telah dicapai oleh peserta didik. (Doni Pranama, dkk:42)

3
C. Kegunaan Tes

Ada beberapa jenis tes yang sering digunakan dalam proses pendidikan, yaitu:

1. Tes Penempatan

Tes yang dilaksanakan untuk keperluan penempatan bertujuan agar setiap siswa yang
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas atau pada jenjang pendidikan tertentu dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran secara efektif, karena dengan bakat dan kemampuannya
masing-masing. Contohnya tes bakat, tes kecerdasan dan tes minat.

2. Tes Diagnostik

Tes diagnostik dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami


siswa, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar dan menetapkan cara
mengatasi kesulitan belajar tersebut. Dengan demikian jelas ada kaitan yang erat antara tes
penempatan dan diagnostik. Bahkan dapat dikatakan keduanya saling melengkapi dalam
memberikan kontribusi terhadap peningkatan efektivitas kegiatan pendidikan pada suatu jenis
atau jenjang pendidikan tertentu.

3. Tes Formatif

Tes formatif pada dasarnya adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan umpan balik
bagi usaha perbaikan kualitas pembelajaran dalam konteks kelas. Kualitas pembelajaran di
kelas ditentukan oleh intensitas proses belajar (proses intern) dalam dirisetiap siswa sebagai
subjek belajar sekaligus peserta didik.

4. Tes Sumatif

Hasil tes sumatif berguna untuk (a) menentukan kedudukan atau rangking masing-masing
siswa dalam kelompoknya (b) menentukan dapat atau tidaknya siswa melanjutkan program
pembelajaran berikutnya, dan (c) menginformasikan kemajuan siswa untukdisampaikan
kepada pihak lain seperti orang tua, sekolah, masyarakat, dan lapangan kerja. Jika tes sumatif
dilaksanakan pada setiap akhir semester, maka setiap akhir jenjang pendidikan dilaksanakan
tesakhir atau biasa disebut evaluasi belajar tahap akhir. (Elis dan A. Rusdiana:270)

D. Jenis-Jenis Tes
1. Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik maka tes dapat dibagi menjadi 3 jenis,
yaitu;
a. Tes Tertulis

4
Sering disebut pencil test atau paper test, a dalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik
dalam bentuk tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian (essay) atau subjektif dan
bentuk objektif (objektive). Tes tertulis pada umumnya tidak bisa digunakan secara efektif
untuk mengevaluasi keterampilan psikomotorik siswa. Akan tetapi tes tertulis dapat
mengevaluasi prinsip-prinsip yang menyertai keterampilan termasuk keterampilan kognitif,
afektif dan psikomotorik.

1) Tes Subjektif
Pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan
belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-
ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa,
bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
Jumlah butir soal dalam tes uraian biasanya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 butir soal
dalam waktu kira-kira 90- 120 menit. Soal-soal bentuk uraian ini menuntut kemampuan
peserta tes untuk dapat mengorganisir, meginterprestasi, menghubungkan pengertian-
pengertian yang dimiliki. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tes uraian menuntut
peserta untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus
mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
2) Tes Objektif
Yaitu bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus
dipilih pleh peserta didik. Jadi kemungkinan jawaban atau respon telah disediakan oleh
penyusun butir soal. (Eko Putro, Evauasi program, hlm. 49)
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau
salah dan skornya antara 1 dan 0. Disebut objektif karena penilaiannya objektif. Siapaun
yang mengoreksi tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan
pasti. (Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, hlm 135)
Secara umum ada tiga bentuk tes objektif, yaitu
a). Tipe benar salah (True-false test)
Adalah tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan alternatif
jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah.
b). Tipe menjodohkan (matching)
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjuk tes menjodohkan (matching
test) seperti memasangkan, atau mencocokkan. Butir soal menjodohakan ditulis dalam dua
kelompok yaitu pernyataan atau stem dan kelompok jawaban.

5
c). Tipe pilihan ganda (multiple choice)
Adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari
satu. Jumlah aternatif jawaban berkisar antara dua sampail lima. Setiap tes pilihan ganda
terdiri dari dua bagian yaitu;
1. Pernyataan atau disebut juga stem
2. Alternatif pilihan jawaban atau disebut option.
b. Tes Lisan
Adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik
akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau
perintah yanag diberikan.
1) Kelebihan
a) Dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan
pendapatnya secara lisan
b) Tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat pokok-pokok
permasalahannya saja
c) Kemungkinan peserta didik akan menerka jawaban dan spekulasi dapat dihindari
2). Kelemahan
a) Membutuhkan waktu yang cukup lama
b) Seringnya muncul insur subjektifitas
c. Tes perbuatan (performance test)
Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam
bentuk prilaku, tindakan atau perbuatan. Lebih jauh Stignis (1994) mengemukakan “ tes
tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan
khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat
keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.”
Misalnya untuk melihat bagaimana cara menggunakan komputer dengan baik dan benar,
guru harus menyuruh peserta didik untuk mempraktikkan atau mendemonstrasiakn
penggunaan komputer yang sesungguhnya sesuai dengan prosedur yang baik dan benar.
Sebagaimana jenis tes lain, tes tindakanpun mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Diantaranya;
1) Kelebihan
a) Tes tindakan adalah satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui
hasil belajar dalam bidang keterampilan

6
b) Sangat baik digunakan untuk mencocokkan antara pengetahuan teori dengan
keterampilan praktik
c) Dalam penggunaannya, tidak mungkin peserta didik akan mencontek
d) Guru dapat lebih mengenal masing-masing karakter peserta didik.
2). Kelemahan
a) Memakan waktu yang lama.
b) Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar
c) Cepat membosankan
d) Membutuhkan syarat pendukung yang lengkap baik waktu tenaga maupun biaya.
(Zaenal, evaluasi pembalajaran, hlm 149-150 )
2. Ditinjau dari segi penyusunannya tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu;
a. Tes buatan guru (teacher made-test)
Yaitu tes yang telah disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut. (Wayan
Nurkancana dan sunartana, Evaluasi pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1986)
hlm. 26) Tes ini biasanya digunakan untuk ulangan harian, formatif, dan ulangan umum. Tes
ini dimaksudkan untuk mengukur tingkast penguasaan peserta didik terhadap materi yang
sudah disampaikan guru. Untuk itu guru harus membuat soal secara logis dan rasional
mengenai pokok-pokok materi. (Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, hlm.119)
b. Tes yang telah distandarkan (standardised test)
Yaitu tes yang telah mengalami proses standarisasi yakni proses validasi dan
keadaan (reliability) sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan dan
bagi suatu kelompok tertentu.
Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut benar-benar mampu menilai apa yang harus dinilai.
Tes tersebut jika digunakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan yang telah direncanakan
sebelumnya. Dengan kata lain merupakan alat yang jitu karena telah mengalami try-out dan
perbaikan. Dan suatu tes disebut andal atau dapat dipercaya jika tes tersebut menunjukkan
ketelitian pengukuran. Ketelitian itu berlaku untuk setiap orang yang sama. Jika tes itu andal
maka skor hasil tes yang dibuat murid itu tetap sama. (Ngalim Purwanto: 2009)
3. Ditinjau berdasarkan jumlah peserta didik tes hasil belajar ada dua macam, yaitu:
a. Tes perseorangan, yaitu tes yang dilakukan secara perorangan. Guru akan berhadapan
dengan seorang peserta didik.

7
b. Tes kelompok, yaitu tes yang diadakan secara kelompok. Guru akan dihadapkan pada
sekelompok peserta didik.
4. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa terdapat tiga macam tes, yaitu:
a. Tes diagnostik
Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga
berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Secara
umum tes ini disebut penjajakan masuk atau dalam istilah inggris entering behaviour test. Ini
dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan pengetahuan dasar untuk dapat menerima
pengetahuan lanjutannya.
Oleh karena itu tes ini juga disebut prasyarat tes atau pre request test. Tes ini juga
berfungsi sebagai tes penempatan (placement test).
b. Tes formatif
Dari arti kata form yang merupakan dasar istilah formatif maka evaluasi formatif
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu
program tertentu. Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes
ini merupakan post-test atau tes akhir program.
c. Tes sumatif
Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok
program atau sekelompok program yang lebih besar. Dalam pengalaman disekolah tes formatif
dapat disamakan dengan ulangan harian sedangkan tes sumatif dapat disamakan dengan
ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir semester.
5. Ditinjau berdasarkan aspek pengetahuan dan keterampilan maka tes dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Tes kemampuan (power test)
Prinsip tes kemampuan adalah tidak adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes. Jika waktu
tes tidak dibatasi maka hasil tes dapat mengungkapkan kemampuan peserta didik yang
sebenarnya.
b. Tes kecepatan (speed test)
Aspek yang diukur dalam tes kecepatan adalah kecepatan peserta didik dalam mengerjakan
sesuatu pada waktu atau periode tertentu. Pekerjaan tersebut biasanya relatif mudah karena
aspek yang diukur benar-benar kecepatan bukan aspek lain.
E. Keunggulan dan kelemahan tes
1. Kelebihan metode tes
a. jawabannya mudah dijangkau oleh siswa
8
b. tidak memerlukan pemikiran yang mendalam
c. tidak memakan waktu
2. Kelemahan metode tes
a. jawaban siswa bersifat spekulatif
b. kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka. (Suharimi
Arikunto, 2006 : 164)
1. Kelemahan dan Kelebihan Tes Objektif
Berikut adalah kelebihan dan kelemahan tes objektif menurut Arikunto (2009:164-165).
No. Kelebihan Kelemahan

1 Mengandung banyak segi positif, lebih Membutuhkan persiapan penyusunan soal


representatif, dan objektif. yang sulit.
2 Pemeriksaan lebih mudah dan cepat. Soalnya cenderung mengungkapkan ingatan
dan sukar mengukur proses mental.

3 Pemeriksaan dapat diserahkan pada Banyak kesempatan untuk main untung-


orang lain. untungan.
4 Tidak memiliki unsur subjektifitas “Kerja sama” antarsiswa dalam mengerjakan
dalam proses pemeriksaan. tes lebih terbuka.
2. Kelemahan dan Kelebihan Tes Subjektif/Esai
Berikut adalah kelemahan dan kelebihan tes esai menurut Arikunto (2009:163).
No. Kelebihan Kelemahan

1 Mudah disiapkan dan disusun. Kadar validitas dan realibilitas rendah.

2 Tidak memberi banyak kesempatan Kurang representatif dalam hal mewakili


untuk berspekulasi atau untung- seluruh scope bahan pelajaran.
untungan.
3 Mendorong siswa untuk berani Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh
mengeluarkan pendapat serta unsur subjektif.
menyusun dalam kalimat yang bagus.
4 Memberi kesempatan kepada siswa Pemeriksaannya lebih sulit.
untuk mengutarakan maksudnya
dengan gaya bahasanya sendiri.

9
5 Dapat diketahui sejauh mana siswa Waktu untuk koreksi lama dan tidak

F.Langkah-langkah Penyusunan Instrumen Tes


Agar diperoleh tes yang memiliki karakteristik yang dikehendaki, maka penyusunan suatu
tes hendaknya mengikuti langkah-langkah yang memudahkan untuk diperiksa
karakteristiknya. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut.
1. Susun definisi operasional kemampuan matematik yang akan diukur.
2. Susun kisi-kisi tes yang meliputi unsur-unsur berikut.
a. Judul tes, pokok bahasan, tingkat kelas, lama waktu.
b. Matriks yang memuat komponen-komponen
1) Pokok bahasan, topic, atau materi yang akan diuji (pilih yang esensial).
2) Jenis dan aspek kemampuan matematik yang akan diukur.
3) Indikator keberhasilan belajar (pilih yang esensial dan diturunkan dari definisi
operasional kemampuan matematik yang akan diukur).
4) Estimasi tingkat kesukaran butir tes.
5) Cantumkan skor tiap butir tes.
3. Susun butir tes sesuai dengan materi atau topic, indikator, kemampuan dan jenjang kognitif
yang diukur.
a. Susun butir tes seluruhnya disertai dengan petunjuk yang jelas, dan siapkan kunci jawaban,
kemudian susun matriks atau rubrik pemberian skor.
b. Estimasi validitas isi dan validitas muka tes.
c. Bila butir 5) sudah memenuhi syarat, laksanakan uji coba tes.
4. Periksa dan beri skor pekerjaan siswa sesuai dengan rubrik skoring, untuk tes bentuk
uraian periksa nomor demi nomor untuk semua siswa.
5. Laksanakan analisis karakteristik tes dan butir tes:
a. Reliabilitas tes
b. Daya pembeda dan tingkat kesukaran butir tes
c. Validitas butir tes
d. Untuk tes
e. Interpretasikan hasil analisis tes dan butir tes.
6. Laksanakan tindak lanjut (missal revisi butir tes yang masih mungkin, atau ganti butir tes
yang tidak bagus/tidak valid dengan butir tes yang baru). (Nurhidayah T, dkk : 2017)

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
A. Pengertian Tes
Menurut Anne Anastasi (dalam Ajat Rukajat, zorg) yang dimaksud dengan tes adalah alat
pengukur yang mempunyai standar objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta
dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaanpsikis atau
tingkah laku individu.
B. Fungsi Tes
Secara umum, fungsi tes terdiri atas 2 (dua) macam, yaitu:

1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik.


2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran
C. Kegunaan Tes

Ada beberapa jenis tes yang sering digunakan dalam proses pendidikan, yaitu

1. Tes Penempatan
2. Tes Diagnostik
3. Tes Formatif
4. Tes Sumatif
D. Jenis – Jenis Tes
1. Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik maka tes dapat dibagi menjadi 3 jenis,
yaitu;
a. Tes Tertulis
b. Tes Lisan
c. Tes Perbuatan
2. Ditinjau dari segi penyusunannya tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu;
a. Teacher Made-Test
b. Standardised Test
3. Ditinjau berdasarkan jumlah peserta didik tes hasil belajar ada dua macam,
yaitu:

11
a. Tes Perseorangan
b. Tes Kelompok
4. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa terdapat tiga macam tes,
yaitu:
a. Tes Diagnostik
b. Tes Formatif
c. Tes Sumatif
5. Ditinjau berdasarkan aspek pengetahuan dan keterampilan maka tes dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Power Test
b. Speed Test
E. Kelebihan Dan Kekurangan Tes
1. Kelebihan Metode Tes
a. jawabannya mudah dijangkau oleh siswa
b. tidak memerlukan pemikiran yang mendalam
c. tidak memakan waktu
2. Kelemahan Metode Tes
a. jawaban siswa bersifat spekulatif
b. kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka
3. Kelebihan dan Kelemahan Tes Objektif
Berikut adalah kelebihan dan kelemahan tes objektif menurut Arikunto (2009:164-165).
No. Kelebihan Kelemahan

1 Mengandung banyak segi positif, lebih Membutuhkan persiapan penyusunan soal


representatif, dan objektif. yang sulit.
2 Pemeriksaan lebih mudah dan cepat. Soalnya cenderung mengungkapkan ingatan
dan sukar mengukur proses mental.

3 Pemeriksaan dapat diserahkan pada Banyak kesempatan untuk main untung-


orang lain. untungan.
4 Tidak memiliki unsur subjektifitas “Kerja sama” antarsiswa dalam mengerjakan
dalam proses pemeriksaan. tes lebih terbuka.

4. Kelebihan dan Kelemahan Tes Subjektif / Essai

12
Berikut adalah kelemahan dan kelebihan tes esai menurut Arikunto (2009:163).
No. Kelebihan Kelemahan

1 Mudah disiapkan dan disusun. Kadar validitas dan realibilitas rendah.

2 Tidak memberi banyak kesempatan Kurang representatif dalam hal mewakili


untuk berspekulasi atau untung- seluruh scope bahan pelajaran.
untungan.
3 Mendorong siswa untuk berani Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh
mengeluarkan pendapat serta unsur subjektif.
menyusun dalam kalimat yang bagus.
4 Memberi kesempatan kepada siswa Pemeriksaannya lebih sulit.
untuk mengutarakan maksudnya
dengan gaya bahasanya sendiri.
5 Dapat diketahui sejauh mana siswa Waktu untuk koreksi lama dan tidak

F. Langkah – Langkah Penyusunan Instrumen Tes


1. Susun definisi operasional kemampuan matematik yang akan diukur.
2. Susun kisi-kisi tes
3. Susun butir tes sesuai dengan materi atau topic, indikator, kemampuan dan jenjang
kognitif yang diukur.
4. Periksa dan beri skor pekerjaan siswa sesuai dengan rubrik skoring, untuk tes bentuk
uraian periksa nomor demi nomor untuk semua siswa.
5. Laksanakan analisis karakteristik tes dan butir tes
6. Laksanakan tindak lanjut (missal revisi butir tes yang masih mungkin, atau ganti butir
tes yang tidak bagus/tidak valid dengan butir tes yang baru)

B. SARAN
Dalam bidang pendidikan dan pengajaran pengetahuan kami selaku pemakalah dan calon
tenaga pendidik beserta pengajar kedepan sangatlah dangkal, apalagi dibidang TES. Oleh sebab
itu, pemakalah sangat mengharapkan masukan dari pembaca sekalian, baik mahasiswa maupun
kalangan umum. Kami mengharapkan banyak masukan yang berupa positif demi
menyempurnakan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ,Jakarta: Bumi Aksara, 2010.


Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana, Evaluasi pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pembelajaran, Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2009.
Sukardi, Evalusi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya , Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2008.
Widyoko, Eko Putro, Evaluasi Program Pembelajaran , Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

https://journal.uii.ac.id/Snati/article/view/944. Web 12 April 2019

Rina Febriana, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2019.


Elis, A. Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, Bandung, Pustaka Setia, 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai