Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Pendahuluan
1.1 Latar Bealakang
Motor listrik merupakan salah satu peralatan yang berhubungan sumber energi
listrik dalam pengoperasiannya. Motor listrik juga merupakan sebuah perangkat
elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik
ini bisa digunakan untuk menggerakkan sebuah sistem kerja lainnya, misalnya memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain
lain. Motor listrik digunakan di rumah dan juga di industri. Motor listrik kadangkala
disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor – motor
menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri dan merupakan kekuatan
penggerak yang utama dari sebuah mesin di industri.
Sebuah motor listrik dalam industri tentunya memerlukan suatu perawatan pada
mesin - mesinya agar kinerjanya dapat berjalan dengan baik dan tidak mengganggu
kegiatan bisnis perusahaan. Perawatan dan perbaikan mesin motor pada suatu industri
mutlak harus dilakukan untuk menjaga performa motor dan memperpanjang usia
pakaianya. Hal ini dikarenakan keterbutuhan industri yang mengharuskan motor listrik
selalu berfungsi baik guna menjaga mutu perusahaan dalam memuaskan pelanggan.
Sistem perawatan dan perbaikan pada motor - motor tersebut harus dilakukan secara
tepat untuk mendukung jasa pelayanan. Sistem perawatan juga harus memiliki standar -
standar tertentu yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. meskipun telah
dilakukan perawatan adakalanya sebuah motor listrik mengalami kerusakan entah itu
disebabkan oleh faktor umur motor atau faktor lain. Untuk Mempelajari lebih lanjut
tentang penyebab kerusakan motor listrik maka kami membuat makalah ini dengan
judul “Penyebab Kerusakan Motor Listrik”
1.2 Tujuan
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud
dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torquesesuai
dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga
kelompok (BEE India, 2004)
.
Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang
bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel
torqueadalah pompa sentrifugal dan fan (torquebervariasi sebagai kwadrat
kecepatan).
Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque
yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk
beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as
penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil,
dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub,
sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini
terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan
dinamo.
Gambar 3. Motor DC
1. Motor sinkron
Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada
sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu
motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti
kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron
mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada
sistim yang menggunakan banyak listrik.
Komponen utama motor sinkron adalah (Gambar 4):
Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi
adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama
dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan
magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau
arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila
dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding
dengan frekwensi yang dipasok.
2. Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada
berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang
sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke
sumber daya AC.
Komponen Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama :
Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang
dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang
tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan
alat cincin hubungan pendek.
Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda
dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga
fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang
lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang
as dengan sikat yang menempel padanya.
Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk
membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah
kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.
Hubungan antara alat yang digerakkan oleh motor dengan kopel yang terlalu
besar dikatakan dapat merusak motor dikarenakan tidak terjadi lagi sinkronisasi antara
putaran motor yang diakibatkan kopelnya terlalu besar dengan alat yang digerakkan.
Jika hal tersebut terjadi maka motor akan kelebihan kerja dengan tidak
mampunya mengimbangi beban pada alat yang digerakkan, dengan demikian motor
terancam mengalami kerusakan misalnya, rotornya macet hingga bisa menyebabkan
kebakaran pada mesin motor tersebut.
Pada umumnya kopel pada motor listrik biasanya mempunyai nilai konstan,
gunanya untuk mestabilkan kinerja putaran motor. Jika kemudian kopelnya naik turun
maka kestabilan kinerja putaran motor akan berpengaruh dan pengaruhnya cukup
signifikan dengan alat yang digerakkan dimana kestabilan kinerja putaran motor akan
terganggu dengan naik turunnya kopel tersebut. Dari sini kerusakan motor bisa muncul
misalnya, komponen-komponen yang ada didalam mesin motor akan melakukan kerja
dengan tidak normal karena suatu saat putaran motor bisa cepat dan dapat pula lambat
sedang alat yang digerakkan mengalami perubahan terus menerus.
Suatu motor listrik dapat berhenti dengan adanya gesekan yang terjadi dalam
waktu yang lama. Nah untuk dapat menghentikan motor dalam waktu yang relatif
singkat maka dilakukan pengereman. Namun motor listrik akan mengalami kerusakan
jika pengereman dilakukan terlalu sering dan hal ini juga berkaitan dengan
hubungannya terhadap alat yang digerakkan. Jika pengereman telalu sering maka akan
membuat putaran motor tidak stabil lagi. Jika ketidakstabilan putaran motor dibiarkan
terus maka rotor bisa mengalami kemacetan dan dapat pula menyebabkan kopel yang
kostan menurun.
Pada motor listrik adanya tegangan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi bisa
mengakibatkan kerusakan pada motor listrik. Jika tegangan rendah berarti teganganya
mendekati nol atau bisa dikatakan hilang sama sekali, hal ini berbahaya jika tidak
diantisipasi secepat mungkin.
Kerusakan akan terjadi pada saat jaringan suplly mendadak kembali normal, maka
dengan mendadak pula mesin akan berjalan, disini kejut arus akan timbul, pengaman-
pengaman yang ada juga bisa putus dan mengancam aparatur yang ada.
Pada prinsipnya untuk sistem tiga fasa memiliki besar yang sama (untuk
tegangan atau arus) tetapi mempunyai sudut yang berbeda sebesar 120o antar fasanya.
Sumbu ini disebut juga sumbu yang seimbang.
Apabila sumber mensuplai beban seimbang, maka arus-arus yang mengalir pada
masing-masing penghantar akan memiliki besar yang sama dan berbeda sudut fasanya
sebesar 120o .
Jadi, begitupula yang terjadi pada motor tiga fasa yang mana jika tegangan yang
masuk atau yang mensuplly motor tersebut tidak sama maka akan menjadikan motor
berputar dengan tidak stabil sehingga dengan sendirinya akan menimbulkan ketidak
normalan pada motor tersebut.
Salah satu penyebab sebuah motor 3 fasa juga bisa mengalami kerusakan adalah
jika salah satu fasanya putus. Hal tersebut akan membuat pengurangan tegangan secara
mendadak. Sehingga suplly daya ke beban tidak stabil lagi.
1. Misalignment Motor
Misalignment merupakan suatu kondisi dimana shaft motor induksi tidak sejajar
(alignment) dengan drive shaft load yang digerakkan oleh motor induksi. Hal ini dapat
mengakibatkan vibrasi ketika motor induksi berputar menggerakkan load tersebut.
Ada beberapa jenis Misalignment yang sering terjadi pada proses pemasangan
motor dan load diantaranya angular Misalignment, paralel Misalignment dan compound
Misalignment.
Misalignment dapat mengakibatkan vibrasi yang tinggi baik pada motor induksi
maupun pada load yang digerakkan oleh motor. Vibrasi dapat memperpendek usia
pemakaian bearing dan merusak inner part mekanikal pada motor induksi seperti
housing bearing, shaft dan lain sebagainya.
2. Shaft Imbalance
Shaft imbalance merupakan sebuah kondisi dimana posisi rotor dan load
(pompa, kompresor,dll) telah alignment atau sejajar namun ketika motor dan load
berputar, putarannya tidak seimbang (imbleance/unbleance) dikarenakan coupling yang
telah aus.
Shaft imbalance juga menyebabkan vibrasi baik pada motor induksi sebagai
penggerak maupun load yang digerakkan. Hal ini jika terjadi, lama kelamaan akan
merusak bagian – bagian motor induksi khususnya bagian yang tidak statis seperti
bearing, housing bearing dan rotor.
Jika bearing rusak atau telah aus dapat menyebabkan motor induksi menjadi
panas karena gesekan yang ditimbulkan. Juga akan menimbulkan vibrasi dan kerusakan
– kerusakan lainnya bahkan bisa mengakibatkan short circuit pada motor induksi.
Soft food merupakan suatu kondisi dimana antara permukaan baseplate motor
induksi dan kaki-kaki motor induksi tidak rata. Hal ini dapat mengakibatkan ketika kita
mengencangkan bolt (baut) pada kaki – kaki motor menjadikan posisi motor tidak rata.
Hal tersebut dapat menimbulkan vibrasi yang tinggi pada motor ketika motor
berputar. Kerusakan yang ditimbulkan karena soft foot adalah vibrasi yang berimbas
pada kerusakan bearing dan housing bearing.
Proteksi merupakan hal yang penting untuk melindungi motor induksi dari
gangguan eksternal seperti beban yang berlebih (overload), mechanichal jam pada load
yang digerakkan.
Jika salah mensetting atau memasang proteksi dapat berakibat motor mengalami
short circuit karena ketika terjadi beban yang berlebih, winding motor menjadi panas
dan isolasi motor rusak.
1. Panas / Over-Heating
Penyebab terbesar kerusakan motor sehingga motor tidak dapat mencapai umur
pakai yang seharusnya ialah “over-heating atau panas berlebihan”, Setiap mengalami
Kenaikan temperature 10 derajat, dari temperature normalnya, berakibat memotong
umur motor 50% , meskipun kenaikan terjadi hanya sementara.
2. Kotor
Jadi itulah faktor penyebab kerusakan pada motor listrik mulai dari kerusakan
overcurrent, overload, panas, terbakar, tegangan yang tidak seimbang, vibrasi (getaran
berlebih), ampere atau arus yang tinggi
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan
merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik.
2. Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti apa yang
dimaksud dengan beban motor.
3. Motor listrik dibagi dalam dua jenis yaitu motor listrik DC (searah) dan
motor listrik AC (bolak-balik).
4. Kerusakan motor listrik memiliki banyak penyebab sehingga tidak
berjalan ataupun berfungsi dengan baik.
5. Ditinjau dari kerusakan motor listrik yaitu kita harus menghindari
beberapa penyebab yang sangat fatal dan seing dijumpai pada umumnya
yang sering terjadi pada sebuah instalasi motor listrik.
3.2 Saran
1. Dalam praktek hendaknya kita selalu mengtamakan K3.
2. Selalu berhati-hati dalam kegiatan praktek.
3. Memaksimalkan kerja kelompok dan membagi tugas sesuai
dengan porsinya.
4. Hendaknya kita menggunakan alat sesuai dengan fugsinya.
[1] Eugene C. Lister, Ir. Drs. Hanapi Gunawan, Mesin Dan Rangkaian Listrik,
Penerbit
Erlangga, 1997.
[2] M.L Soni, Dhanpat Rai & Sons, Electrical Technology, Nai Sarak, Delhi.
Dr. Ir. Soebagio MS.E.E, Model Mesin Induksi Dalam Koordinat DQN, SMED 2000
UGM
Yogyakarta.
[3] Karmila Esmeralda S, Ferdy Thamsil Thim, Simulasi Komputer
Perilaku Motor Induksi Tiga Fasa Selama Gangguan pada Sistem Tenaganya,
Jurusan Teknik Elektro UNHAS, 1996.
[4] John R. Smith, Response Analysis of AC Electrical Machine :
Computer Models and Simulation, John Wiley & Sons Inc. , 1990.