Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SUBJEK PENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

PSIKOLOGI BELAJAR

Dosen pengampu :

HAIRUL FUADI, M.A

NIDN.2128087401

Oleh :

Fikri Al Farabi (22008401011061)

Zaenal Muhammad H (22008401011027)

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AL-QOLAM MALANG

2022

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Puji syukur kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahma, taufik, serta
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’SifatHakikat
Kejiwaan Manusia Dalam Kehiduan Sehari-Hari Khususnya Dalam Proses Belajar‘’.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah’’Psikologi Belajar’’.

Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan,di mana penulis pun sadar
bahwasanya penulis hanyalah manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan,
sedangkangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Sehinngga dalam penulisan dan
penyusunan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Kritik dan saran yang kontruktif
dan senantiasa penulis terima dalam upaya evaluasi diri.

Akhirnya penulis hanya bisa berharap bahwa di balik tidak kesempurnaan penulis dan
penyusunan makalah ini dapat di temukan sesuatu yang bisa memberikan manfaat dan
hikmah bagi penulis, pembaca dan bagi seluruh mahasiswa mahasiswa IAI AL-QOLAM.

Amin amin ya mujibassailin

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Pengertian Sifat Dan Hakikat Kejiwaan Manusia.................................................2
B. Macam-macam Gejala Aktifitas Kejiwaan Manusia.............................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................11


A. Kesimpulan..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
`Kejiwaan adalah tingkat kecerdasan sifat dan perilaku, serta kepribadian seperti emosi,
adaptasi dan minatnya terhadap sesuatu.Pembentukan kejiwaan dimulai sejak seseorang
terlahir ke dunia. Tiap-tiap individu telah membawa bibit-bibit sifat dalam diri yang
sepanjang proses kehidupannya akan senantiasa berkembang menjadi kejiwaan tertentu.
Selama proses itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya, pengalaman
dan cara menghadapinya sesuai tingkat kesadaran atau usia, periode dalam menghadapi suatu
masalah, kondisi mental dan fisik dan bentuk tekanan yang diterima. Bibit sifat dan faktor
yang mempengaruhinya akan menyatu membentuk sifat dan mental yang kuat, akhlak serta
jiwa yang dapat dipelajarinya berdasarkan ilmu psikologi.
Psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Psikologi pendidikan
adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan
pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat
erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan
keberhasilan belajar.
Pentingnya psikologi dalam pendidikan, dalam psikologi kepatuhan yang datang dari luar
merupakan isyarat adanya konflik antara otoritarianisme dan demokrasi. Dalam pendidikan,
kepatuhan sebaiknya terjadi secara timbale-balik diantara semua pihak yang terlibat didalam,
baik anak didik, pendidik, kurikulum maupun fasilitas pendidikan, semua pihak yang terlibat
dalam proses pendidikan perlu mengarahkan perhatian kepada sifat dan hakikat anak didik,
sehingga pelayanan pengajaran membuahkan pribadi-pribadi yang berkembang secara wajar
dan efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sifat kejiwaan manusia?
2. Apa hakikat kejiwaan manusia?
3. Apa wujud hakikat kejiwaan manusia?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sifat dan hakikat kejiwaan manusia.
2. Untuk mengetahui hakikat kejiwaan pada manusia.
3. Untuk mengetahui wujud hakikat kejiwaan manisia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sifat Dan Hakikat Kejiwaan Manusia
1. Pengertian

Menurut ahli psikologi menyatakan bahwa hakikat manusia adalah rohani atau
jiwa.Jasmani dan nafsu merupakan alat atau bagian dari rohani. Sifat hakikat manusia adalah
ciri-ciri karakteristik yang secara prinsip membedakan manusia dari hewan, meskipun antara
manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya.

Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak
dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan pemakan segala
jenis makanan. Bahkan carles darwin (dengan teori evolusinya) telah berjuang menemukan
bahwa manusia berasal dari kera tapi ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa manusia muncul sebagai bentuk ubah dari kera.

2. Sifat Kejiwaan Manusia

Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang
menggerakkan aktifitas jiwa-raga. Tiga komponen jiwa tersebut meliputi: syaraf
pertumbuhan, perasaan dan intelektual. Manusia mempunyai 3 sifat dasar, yaitu:

1) Sifat biologis: manusia tumbuh secara alami dengan prinsip biologi dengan
menggunakan lingkungannya.
2) Sifat hewani: dengan adanya perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan
internal untuk mencari keseimbangan hidup, melalui peralatan indera manusia
menjadi sadar dan menuruti keinginan-keinginannya.
3) Sifat intelektual: manusia mampu menemukan benar atau salahnya sesuatu, baik
atau buruknya sesuatu, serta dapat mengarahkan keinginan dan emosinya. Sifat
intelektual inilah yang membedakan manusia dari makhluk yang lainnya. Dengan
adanya sifat intelektual ini, manusia dilebihkan derajatnya dari makhluk-makhluk
lain.

Disebut sifat hakikat kejiwaan manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh
manusia dan tidak terdapat pada hewan. Karena manusia mempunyai hati yang halus dan dua
pasukannya.

Pertama, pasukan yang tampak yang meliputi tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh,
yang mengabdi dan tunduk kepada perintah hati. Inilah yang disebut pengetahuan.
Kedua, pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus seperti syaraf dan otak. Inilah yang
disebut kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang membedakan antara manusia
dengan binatang.

3. Hakikat Kejiwaan Manusia

Hakikat kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta aktivitas-


aktivitas kejiwaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan tingkah laku yang lebih
sempurna dari pada makhluk-makhluk lain.

 Kekuatan-kekuatan umum jiwa manusia

Mengenai kekuatan-kekuatan jiwa manusia, telah dibahas oleh para tokoh pendidikan
dunia sejak beberapa abad sebelum Masehi.Berikut ini dikemukakan oleh para ahli/tokoh
pendidikan dunia. Berdasarkan observasi dan intropeksi, plato (428-348 S.M)
mengungkapkan, bahwa jiwa manusia terdiri atas tiga kekuatan, yaitu:

1) Akal

Akal sebagai kekuatan terpenting dari jiwa manusia. Dikatakan oleh Plato, bahwa akal adalah
bagian jiwa manusia yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran dan kesalahan.
Dengan akal, manusia dapat mengarahkan seluruh aktivitas jasmani dan kejiwaannya,
sehingga manusia mampu memperoleh kehidupan yang lebih sejahtera.

2) Spirit

Spirit sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia.Spirit adalah kekuatan untuk
menjalankan gagasan-gagasan yang telah diputuskan oleh akal melalui pemilihan berbagai
alternatif gagasan.

3) Nafsu

Nafsu sebagai stimulus gerakan fisis dan kejiwaan dan merupakan kekuatan paling kongkrit
dalam diri manusia, nafsu ini terbentuk dari segenap kekuatan keinginan dan selera yang
sangat erat berhubungan dengan fungsi-fungsi jasmaniah. Plato membedakan antara
keinginan-keinginan yang tidak berguna dan merugikan.

4. Wujud Sifat Hakikat Manusia

Pada bagian ini akan dipaparkan wujud sifat hakikat manusia menjadi delapan, yaitu :

1) Kemampuan Menyadari Diri


Menurut kaum rasionalis kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya
kemampuan adanya menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya kemampuan
menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya (akunya)
memiliki ciri khas atau karakteristik diri.

2) Kemampuan Bereksistensi

Kemampuan bereksistensi yaitu kemampuan menempatkan diri, menerobos, dan


mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya. Kemampuan menerobos ini bukan saja
dalam kaitannya dengan soal ruang, melainkan juga dengan waktu. Dengan demikian
manusia tidak terbelanggu oleh tempat atau ruang ini (di sini) dan waktu ini (sekarang), tapi
dapat menembus ke “sana” dan ke “masa depan” ataupun “masa lampau”.

Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta didik diajar agar
belajar dari pengalamannya, belajar mengantisipasi sesuatu keadaan dan peristiwa, belajar
melihat prospek masa depan dari sesuatu serta mengembangkan daya imajinasi kreatif sejak
dari masa kanak-kanak.

3) Kata Hati (Consecience Of Man)

Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik/benar dan yang
buruk/salah bagi manusia sebagai manusia.

4) Moral

Moral juga disebut sebagai etika adalah perbuatan sendiri. Moral yang singkron
dengan kata hati yang tajam yaitu benar-benar baik sebagai manusia merupakan moral yang
baik atau moral yang tinggi (luhur). Sebaliknya perbuatan yang tidak sinkron dengan kata
hati yang tajam ataupun merupakan realisasi dari kata hati yang tumpul disebut moral yang
buruk atau moral yang rendah (asor) atau lazim dikatakan tidak bermoral.

Seseorang dikatakan bermoral tinggi karena ia menyatukan diri dengan nilai-nilai yang
tinggi, serta segenap perbuatannya merupakan peragaan dari nilai-nilai yang tinggi. Moral
(etika) menunjuk kepada perbuatan yang baik/benar ataukah yang salah, yang
berperikemanusiaan atau yang jahat.

5) Tanggung Jawab

Tanggung jawab kepada diri sendiri berarti menanggung tuntutan kata hati, misalnya
penyesalan yang mendalam. Bertanggung jawab kepada masyarakat berarti menanggung
tuntutan norma-norma sosial. Bertanggung jawab kepada Tuhan berarti menanggung tuntutan
norma-norma agama misalnya perasaan berdosa dan terkutuk.

Tanggung jawab yaitu keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan
tuntutan kodrat manusia. Dengan demikian tanggung jawab dapat diartikan sebagai
keberanian untuk menentukan bahwa suatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.

6) Rasa Kebebasan

Merdeka adalah rasa bebas (tidak terikat oleh sesuatu) yang sesuai dengan kodrat
manusia. Kemerdekaan berkait erat dengan kata hati dan moral. Yaitu kata hati yang sesuai
dengan kodrat manusia dan moral yang sesuai dengan kodrat manusia.

7) Kewajiban dan Hak

Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia. Sedangkan hak
adalah merupakan sesuatu yang patut dituntut setelah memenuhi kewajiban dalam realitas
hidup sehari-hari, umumnya diasosiasikan dengan sesuatu yang menyenangkan. Sedangkan
kewajiban dipandang sebagai suatu beban. Tetapi ternyata kewajiban bukanlah menjadi
beban melainkan suatu keniscayaan.

8) Kemampuan Menghayati Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia. Kebahagiaan
tidak cukup digambarkan hanya sebagai himpunan saja, tetapi merupakan integrasi dari
segenap kesenangan, kepuasan dan sejenisnya dengan pengalaman pahit dan penderitaan.
Kebahagiaan hanya dapat dicapai apabila manusia meningkatkan kualitas hubungannya
sebagai mahluk yang memiliki kondisi serba terhubung dan dengan memahami kelebihan dan
kekurangan diri sendiri.

5. Pengembangan Wujud Sifat Hakikat Manusia

Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam wujud
potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan. Dari kondisi potensi menjadi wujud
aktualisasi terdapat rentangan proses yang mengundang pendidikan untuk berperan dalam
memberikan jasanya.seseorang yang dilahirkan dengan bakat seni misalnya, memerlukan
pendidikan untuk diproses menjadi seniman terkenal.

Meskipun pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi pelaksanaannya mungkin saja
terjadi kesalahan-kesalahan yang biasa disebut salah didik.Hal tersebut dapat terjadi karena
pendidik adalah manusia biasa yang tidak luput dari kelemahan-kelemahan. Sehubungan
dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu :

1) Pengembangan utuh

Tingkat keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor,
yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan
yang disediakan untuk memberikan\ pelayanan atas perkembangannya. Optimisme ini timbul
berkat pengaruh perkembangan iptek yang sangat pesat yang memberikan dampak kepada
peningkatan perekayasaan pendidikan melalui teknologi pendidikan.

Pengembangan yang utuh dapat dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:

a. Dari wujud dimensi yaitu, aspek jasmani dan rohani.

b. Dari arah pengembangan yaitu, aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2) Pengembangan yang tidak utuh

Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di
dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk
ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi
keindividualan ataupun dominan afektif didominasi oleh pengembangan dominan kognitif.
Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak
mantap. Pengembangan semacam ini merupakan pengembangan yang patologis.

B. Macam-macam Gejala Aktifitas Kejiwaan Manusia

Psikologi mempersoalkan tingkah laku manusia, baik yang teramati maupun yang
tidak teramati. aktivitas-aktivitas manusia itu dapat dicari hukum psikologi yang
mendasarinya, beberapa aktivitas kejiwaan yang berhubungan dengan psikologi pendidikan
adalah:

1. Pengamatan

Manusia dapat mengenal lingkungan yang nyata, baik dalam dirinya sendiri maupun
diluar dirinya dengan menggunakan organ-organ indranya yang disebut “modalitas
pengamatan”. Macam-macam modalitas pengamatan yaitu:

a. Penglihatan menggunakan mata


b. Pendengaran menggunakan telinga
c. Perabaan menggunakan permukaan kulit
d. Pembauan (penciuman) menggunakan hidung
e. Pencecapan menggunakan lidah
2. Tanggapan

Tanggapan ialah bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan.
Macam pengamatan ialah tanggapan masa lampau yang sering disebut sebagai tanggapan
ingatan, tanggapan masa sekarang yang disebut sebagai tanggapan imajinatif, dan tanggapan
masa mendatang yang dapat disebut sebagai tanggapan antisipatif.

3. Fantasi

Fantasi adalah aktivitas imajinasi untuk membentuk tanggapan baru dengan


pertolongan tanggapan yang lama yang telah ada, dan tanggapan baru itu tidak harus sama
atau sesuai dengan benda yang ada. Kegunaan fantasai antara lain: melalui fantasi orang
dapat mengerti sesama manusia, dapat menghargai kultur orang lain,melepaskan diri dari
kesukaran dan permasalahan, membantu seseorang dalam mencari keseimbangan batin, dll.
Karena banyaknya kegunaan fantasi bagi kehidupan manusia, maka pendidikan hendaknya
berusaha mengembangkan fantasi anak didik secara sehat.

4. Ingatan

Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pengecaman


secara aktif. Fungsi ingatan meliputi tiga aktivitas, yaitu: mencamkan (mengingat kesan-
kesan), menyimpan kesan-kesan, dan mereproduksi kesan-kesan.

5. Pikiran

Berpikir ialah meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan yang diperoleh manusia
yang di kontrol oleh akal. Berpikir merupakan proses yang dinamis yang menempuh tiga
langkah berpikir, yaitu:pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan pembentukan
keputusan.

6. Perhatian

Perhatian ialah cara menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa dengan bahan-
bahan dalam medan tingkah laku. Perhatian dapat diartikan dua macam yaitu: perhatian ialah
kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek, dan pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu
aktivitas.
7. Perasaan

Perasaan diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi,
dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam
diri. Jenis perasaan yaitu perasaan jasmaniah dan rohaniah. Suasana jiwa anak didik sangat
mempengaruhi kegairahan belajarnya. Agar belajar anak berlangsung secara efektif
pendidikan hendaknya menciptakan situasi sedemikian rupa, sehingga menimbulkan perasaan
yang menunjang aktivitas belajar pada anak didik.

8. Kemauan

Kemauan adalah pengendali dari keinginan.kemauan dapat bekerja secara bebas ialah
kemauan yang sesuai dengan keinginan diri sendiri. Kemauan yang terikat adalah kemauan
yang ditimbulkan oleh kondisi kebutuhan yang terbatasi oleh norma sosial ataupun kondisi
lingkungan.

Kuat atau lemahnya kemauan seseorang dilatarbelakangi oleh pengalaman atau hasil
belajarnya. Oleh karena kemauan dipengaruhi hasil belajar maka pendidikan mempunyai
peranan penting dalam mengendalikan kemauan anak didik untuk belajar lebih lanjut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Menurut ahli psikologi menyatakan bahwa hakekat manusia adalah rohani atau
jiwa.Jasmani dan nafsu merupakan alat atau bagian dari rohani.Sifat hakikat manusia adalah
ciri-ciri karakteristik yang secara prinsip membedakan manusia dari hewan, meskipun antara
manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya.

2. Psikologi mempersoalkan tingkah laku manusia, baik yang teramati maupun yang tidak
teramati. aktivitas-aktivitas manusia itu dapat dicari hukum psikologi yang mendasarinya,
beberapa aktivitas kejiwaan yang berhubungan dengan psikologi pendidikan adalah:

a. Pengamatan
b. Tanggapan
c. Fantasi
d. Ingatan
e. Pikiran
f. Perhatian
g. Perasaan
h. Kemauan

B. Saran

1. Sebagai calon guru kita seharusnya memperhatikan anak didik dan memberikan bimbingan
agar potensi–potensi terpendam yang terdapat dalam diri peserta didik dapat
ditumbuhkembangkan menuju kepribadian yang mantap.

2. Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini. Tulisan saya masih banyak kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arif, A. 2010. Manusia dan Pendidikan Hakikat Manusia dan Pengembangannya. http://m-
arif-am.blogspot.com. Diakses pada tanggal 03 Maret 2011.
2. Miranda, Dian. 2008. Hakekat Manusia dan pengembangannya.
http://dianmiranda.wordpress.com. Diakses pada tanggal 03 maret 2011.

3. Oddi. 2009. Wujud Hakekat Manusia. http://oddy32.wordpress.com. Diunduh pada


tanggal 03 Maret 2011.

4. Rojib. 2009. Hakekat Manusia dan Pengembangan Dimensinya.


http://blog.beswandjarum.com. Diakses pada tanggal 03 maret 2011.

5. Tirtaharja, Umar dan La Sula. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta dan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

6. Soemanto,Wasty.2003.psikologi pendidikan.Jakarta.PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai