Anda di halaman 1dari 6

Bayu Desianto

041627593

UAS Ilmu Negara

1. A. Teori Perjanjian pasti diawali dari kesepakatan bersama untuk mendirikan


Negara, menurut Teori perjanjian. Manusia menghadapi kondisi alam dan
timbullah kekerasan. Manusia akan musnah bila ia tidak mengubah cara-caranya.
Manusia pun bersatu utk mengatasi tantangan dan menggunakan persatuan dlm
gerak tunggal utk kebutuhan bersama.

B. Adapun dalam teori kekuatan; bahwa terbentuknya negara adalah karena hasil
penaklukan dan kekerasan antarmanusia. Yang kuat dan mampu menguasai yang
lain membentuk negara dan memaksakan haknya untuk menguasai dan
memerintah negara. Sumber kewenangan dalam teori ini adalah kekuatan itu
sendiri, karena kekuatan itu yang membenarkan kekuasaan dan kewenangan.
Kemudian teori kontrak sosial menjelaskan bahwa terbentuknya negara adalah
karena anggota masyarakat mengadakan kontrak sosial untuk membentuk negara.
Dalam teori ini, sumber kewenangan adalah masyarakat itu sendiri.

C. Kriteria menurut Prof. Nasroen: element agama, elemeng sosiologi, ekonomi,


falsafah, hukum dan sebagainya.

2. A. Pemikiran negara hukum di mulai sejak Plato dengan konsepnya “bahwa


penyelenggaraan negara yang baik adalah yang didasarkan pada pengaturan
(hukum) yang baik yang disebut dengan istilah nomoi”. Kemudian ide tentang
negara hukum popular pada abad ke-17 sebagai akibat dari situasi politik di Eropa
yang didominasi oleh absolutisme. Dalam perkembangannya, paham negara
hukum tidak dapat dipisahkan dari paham kerakyatan. Sebab pada akhirnya,
hukum yang mengatur dan membatasi kekuasaan negara atau pemerintah diartikan
sebagai hukum yang dibuat atas dasar kekuasaan dan kedaulatan rakyat. Dalam
kaitannya dengan negara hukum, kedaulatan rakyat merupakan unsur material
negara hukum, di samping masalah kesejahteraan rakyat.

B. Dalam negara hukum liberal ini terdapat jaminan bahwa setiap warga negara
mempunyai kedudukan hukum yang sama dan tidak boleh diperlakukan
sewenang-wenang oleh penguasa. Maka, untuk mencapai tujuan ini, negara harus
mengadakan pemisahan kekuasaan yang masing-masing mempunyai kedudukan
yang sama tinggi dan sama rendah, tidak boleh saling mempengaruhi dan tidak
boleh campur tangan satu sama lain sehingga untuk dapat disebut sebagai negara
hukum dalam tipe ini harus memiliki 2 (dua) unsur pokok, yaitu:18 (1)
Perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia; dan (2) Pemisahan kekuasaan
dalam negara.

C. Tipe Negara hukum Liberal ini menghandaki supaya Negara berstatus pasif
artinya bahwa warga Negara harus tunduk pada peraturan-peraturan Negara.
Penguasa dalam bertindak sesuai dengan hukum. Disini kaum Liberal
menghendaki agar penguasa dan yang dikuasai ada suatu persetujuan dalam
bentuk hukum, serta persetujuan yang menjadi penguasa.

3. A. Untuk menyelesaikan pertentangan uu federal dan uu negara bagian pada


negara federal adalah Supreme Court atau Mahkamah Agung.

B. Karena mempunyai ciri-ciri yaitu: 1). Substansi kekuasaan terletak di negara-


negara bagian. 2). Kedudukan mahkamah agung federal sebagai penafsir utama
dari undang-undang dasar dalam memutuskan masalah kompetensi antara
berbagai tingkat pemerintahan. Sifat federalnya juga nampak dalam susunan
badan legislatifnya (congress) yang terdiri dari 2 (dua) majelis yaitu House of
representatives dan senat. Senat, dimana semua negara bagian mendapat
perwakilan yang sama, sangat berkuasa, lebih berkuasa dari house of
representatives. Senatlah yang berwenang untuk menyetujui perjanjian
internasional dan pengangkatan penting seperti hakim agung dan duta besar. Masa
jabatan senat selama 6 (enam) tahun sedangkan house of representatives hanya 2
(dua) tahun. Undang-undang dasar menetapkan adanya suatu pengadilan federal
yang berhak mengadili semua persoalan konstitusional adalah mahkamah agung
federal dalam praktek mahkamah agung nerupakan penafsir utama dari undang-
undang dasar dan dengan demikian lebih kuat kedudukannya dari pada badan
legislatif atau badan eksekutif.

C. Salah satu ciri negara federal ialah bahwa ia mencoba menyesuaikan dua
konsep yang sebenarnya bertentangan, yaitu kedaulatan negara federal dalam
keseluruhannya dan kedaulatan negara bagian. Penyelenggaraan kedaulatan ke
luar dari negaranegara bagian diserahkan sama sekali kepada pemerintah federal,
sedangkan kedaulatan ke dalam dibatasi. Sekalipun terdapat banyak perbedaan
antara negara federal satu sama lain, tetapi ada satu prinsip yang dipegang teguh,
yaitu bahwa soal-soal yang menyangkut negara dalam keseluruhannya diserahkan
kepada kekuasaan federal. Dalam hal-hal tertentu, misalnya mengadakan
perjanjian internasional atau mencetak uang, pemerintah federal bebas dari negara
bagian dan dalam bidang itu pemerintah federal mempunyai kekuasaan yang
tertinggi. Tetapi untuk soal-soal yang menyangkut negara bagian belaka dan yang
tidak termasuk kepentingan nasional, diserahkan kepada kekuasaan negara-negara
bagian. Jadi, dalam soal-soal semacam itu pemerintah negara bagian adalah bebas
dari pemerintah federal; misalnya soal kebudayaan, kesehatan, dan sebagainya.

4. A. Perkembangan ketatanegaraan di Indonesia yang mengarah pada sistem checks


and balances ditandai dengan adanya amandeman Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945 yakni lembaga negara yang saling mengawasi dan
mengimbangi lembaga negara lainnya. Indonesia membagi kekuasaan
pemerintahan kepada eksekutif yang dilaksanakan oleh presiden, legislatif oleh
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan yudikatif oleh Mahkamah Agung,
Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial.

B. Sebagai perwujudan kedaulatan rakyat, maka lembaga perwakilan rakyat juga


merupakan lembaga yang berfungsi sebagai checks and balances terhadap
lembaga negara lainnya. Untuk menjalankan fungsinya tersebut, maka lembaga
perwakilan rakyat biasanya diberikan beberapa fungsi misalkan fungsi legislasi,
fungsi pengawasan, dan fungsi anggaran. Checks and balances tersebut bertujuan
supaya antar pelaksana kekuasaan negara saling mengawasi dan mengimbangi
satu dengan yang lainnya. Dalam artian bahwa kewenangan lembaga negara yang
satu akan selalu dibatasi dengan kewenangan lembaga negara yang lain.

C. Hak inisiatif mengajukan rancangan undang-undang itu, sifatnya hanya


tambahan terhadap kewenangan utama yang dimiliki oleh Dewan Perwakilan
Rakyat, akan tetapi dibandingkan dengan kewenangan utama membentuk undang-
undang yang dimiliki oleh Presiden.

Anda mungkin juga menyukai