Anda di halaman 1dari 53

Analisa

PERTEMUAN 3 Farmasi
SILABUS

Identifikasi senyawa obat secara


fisika, kimia dan fisiko-kimia
(kromatografi)
Identifikasi gugus fungsi
Identifikasi golongan obat
(karbohidrat, alkohol, fenol, asam
karboksilat, alkaloid, sulfonamida)
Identifikasi secara KK dan KLT:
prosedur umum dan prosedur khusus
Cara analisa data KK dan KLT
IDENTIFIKASI OBAT

 Metode identifikasi obat secara konvensional dapat dilakukan


melalui tiga tahap yaitu:
 I. Uji Pendahuluan, meliputi :
 a. Penyandraan/penginderaan (organoleptik) yaitu
mengidentifikasi sifat fisik obat menggunakan indera untuk
menentukan bentuk , warna, bau, dan rasa obat
 b. Penentuan sifat-sifat fisika, seperti kelarutan, penentuan titik
lebur, dan titik didih,
 c. Pengujian derajat keasaman obat menggunakan tes keasaman
 d. Penentuan unsur-unsur obat
 II. Penentuan gugusan fungsional yang khas (uji golongan)
 III. Penentuan jenis zat berdasarkan reaksi-reaksinya dengan
pereaksi tertentu dan pengamatan bentuk kristal menggunakan
mikroskop
METODE INDENTIFIKASI OBAT
METODE IDENTIFIKASI OBAT

Farmakope Indonesia menggunakan metode

 Spektrofotometri Infra Merah


 Spektrofotometri Ultra Violet

 Reaksi kimia

berupa : reaksi warna dan reaksi pengendapan


 Titik/Jarak lebur

 Mikrokristal
METODE IDENTIFIKASI OBAT SECARA
KONVENSIONAL DAPAT DILAKUKAN MELALUI
TIGA TAHAP YAITU:
1. Uji Pendahuluan, meliputi:
a. Penyandraan/penginderaan (organoleptik)
yaitu mengidentifikasi sifat fisik obat
menggunakan indera untuk menentukan
bentuk, warna, bau, dan rasa obat
b. Penentuan sifat-sifat fisika, seperti
kelarutan, penentuan titik lebur, dan titik didih,
c. Pengujian derajat keasaman obat
menggunakan tes keasaman
d. Penentuan unsur-unsur obat
2. Penentuan gugusan fungsional yang
khas (uji golongan)
3. Penentuan jenis zat berdasarkan
reaksi-reaksinya dengan pereaksi tertentu
dan pengamatan bentuk kristal
menggunakan mikroskop.
SKEMATIS PENGUJIAN SECARA KUALITATIF

I. Uji organoleptis
- dilakukan menggunakan Indra, antara lain dengan
melihat, me-rasa, dan mem-bau
- hasil yang diperoleh dijadikan “petunjuk pendahuluan”

Pada umumnya bahan baku obat tidak berwarna atau


berwarna putih,
Contoh:
 Dipiridamol : kuning
 Etakridin : kuning
 Etaverin : kuning terang
 Menadion : kuning terang
 Niklosamida : kuning pucat
 Nitrazepam : kuning muda
II. Uji kelarutan
- Dalam pelarut organik (alkohol, eter)
dan pelarut anorganik (air, asam, basa)

III. Uji pengarangan dan pemijaran


- Untuk menentukan apakah sampel
berupa zat organik atau
anorganik
- Untuk menguji keberadaan kation
dalam sampel
A. Warna hitam pada permulaan pengarangan
Zat organik mempunyai unsur C dan berwarna hitam
pada permulaan pengarangan
Jika warna hitam menjadi hilang jika ditambah
HCl/H2SO4/HNO3  ( - ) unsur karbon dan
(+) oksida-logam
Jika tetap berwarna hitam jika ditambah
HCl/H2SO4/HNO3  (+) unsur karbon
B. Hasil pemijaran berupa bermacam-macam warna
- sisa putih : Na, K, Ca, Ba, Mg, Al, Zn
- sisa coklat : Fe
- sisa kuning : B1, Pb
- sisa hitam : Cu, Mn
- Na, K sebagai garam kabonat
IV. Reaksi Warna
V. Reaksi
Pengendapan
VI. Analisa Kristal
ANALISA GUGUS FUNGSI

B. Penyelidikan Gugus yang terdapat dalam


sampel
1. Ikatan rangkap
- Dengan reaksi Bayer (proses oksidasi)
Sampel + aquades + Na 2 CO 3 , dan dialirkan
KMnO 4 melalui dinding tabung.
Jika warna ungu jadi hilang  (+) ikatan
rangkap
- Dengan menambah aqua bromat pada
larutan zat dalam akuades (proses addisi)
Jika warna coklat menjadi hilang  (+)
ikatan rangkap
2. Gugus hidroksil (-OH)
- Dengan reaksi Rosenthaler
Sampel + asam sulfanilat ditetesi HCl + NaNO2 +
NaOH  merah
Jika sampel berupa alkohol aromatis
 warna merah lebih lama, digojog dengan
amil alkohol (eter) warna merah akan masuk
Jika sampel berupa alkohol alifatik
 warna merah cepat hilang, digojog dengan
amil alkohol (eter) warna merah tidak masuk
- Dengan reaksi esterifikasi
Sampel + asam (salisilat atau asetat) + H2SO4,
dipanaskan, ditambah akuades  berbau khas

Reaksi :
O O
R OH + H3C C H3C C + H2O
OH O R
* Reaksi uji untuk berbagai jenis alkohol alifatis
- Alkohol primer
Sampel + beberapa tetes KMnO4 1% + beberapa
tetes H2SO4 4N, dan ditetesi pereaksi Schiff  ungu
- Alkohol sekunder
Sampel + aqua bromata, dipanaskan di atas water
bath hingga warna Br (kelebihan) hilang. Kemudian +
Na-nitroprusid + NH4Cl + NH4OH  ungu hingga biru
- Alkohol tersier
Pereaksi Deniges dipanaskan dalam tabung reaksi,
kemudian + sampel. Setelah didinginkan, jika larutan
berwarna abu-abu  (+) ….. (reaksi Legal Lothera)
- Alkohol polivalen
Sampel + NaOH/KOH, kemudian ditetesi larutan
CuSO4 sangat encer  ungu/biru ….. (reaksi Cupriphyl)
4. Gugus fenol dan alkohol aromatis
Sampel + FeCl3  ungu
5. Gugus karbonil
Gugus karbonil : aldehid dan keton
Sampel + pereaksi pembentuk kristal hidrazon,
dipanaskan, didinginkan  kristal hidrazon
Bentuk kristal hidrazon dari gula, glukosa, dan
fruktosa dapat diamati dengan mikroskop
Uji gugus aldehid
dapat dilakukan dengan pereaksi Fehling, Schiff,
Tollens, Nessler, dan Resorsinol 1%
Uji gugus keton
dapat dilakukan dengan menambah sampel
dengan beberapa tetes Na-nitroprusid dan NH4SO4,
kemudian + amonia dan dibiarkan beberapa
mnt(dibantu pemanasan lemah)
 violet  biru (setelah beberapa lama)  tidak
berwarna
6. Gugus karboksil
a. Gugus karboksil yang bersifat asam + basa
berlebih ( + indikator : PP)  merah
b. Sifat asam gugus karboksil
 melepaskan sulfur dari tiosulfat
Sampel + S2O3=  S (endapan) + SO3
c. Gugus karboksil + alkohol  ester
7. Gugus amina
Gugus amina : amin primer, sekunder, dan
tersier
Reaksi umum identifikasi gugus amina
* Melepaskan NH3 jika dipanaskan dengan
NaOH. (NaOH dapat diganti dengan MgO)
- NH3 mem-biru-kan kertas lakmus merah
- NH3 + pereaksi Nessler  coklat
Pertanyaan :
- Gimana ya struktur umum untuk gugus amin
primer, amin sekunder dan amin tersier itu ?
- NH3 apa termasuk gugus amin primer ?
- Kertas lakmus itu apa ? Kok bisa jadi merah
dengan NH3 ?
a. Gugus amin primer
Identifikasi :
1). Reaksi isonitril
sampel + kloroform + beberapa tetes
spiritus + NaOH, dipanaskan sedikit
 bau isonitril
R-NH2 + CHCl3 + NaOH  R-CΞN + NaCl + H2O
Reaksi ini berguna untuk senyawa alifatis
maupun aromatis
Pengganggu : karboksil, sulfon dan OH fenolik
Reaksi lain :
= dengan asam nitril  N2
= reaksi Ehrlich (aromatis)
- Sampel + DAB + HCl  merah jingga
DAB = dimetil amino benzaldehid
b. Gugus amin sekunder
Identifikasi :
sampel + asam nitrit (NaNO2 + HCl, H2SO4
 kuning merah
R1 R1
NH + HNO2 N NO2

R2 R2
nitrosamin

Nitrosamin + difenilamin + H2SO4 pekat  biru


c. Gugus amin tertier
Identifikasi : dengan asam nitrit
MEMBEDAKAN AMIN PRIMER,SEKUNDER DAN TERSIER
* + aqua + aseton + Na-nitroprusid
primer  merah violet
sekunder  kuning
tersier  kuning
• + akuades + asetaldehid + Na-nitroprusid
primer  kuning coklat
sekunder  biru  kuning
tersier  kuning coklat
IDENTIFIKASI GOLONGAN OBAT

 Analisis pendahuluan
Tujuannya: untuk mengetahui senyawa yang diselidiki termasuk
golongan apa
. a. Golongan fenol/salisilat
 Senyawa uji dalam tabung reaksi ditambah sedikit akuades
lalu ditambah dengan larutan FeCl3. Bila terjadi warna ungu-
biru maka kemungkinan ada 21 fenol dan salisilat.
 Bila ditambah etanol warna tetap, maka kemungkinan
salisilat. Bila warna ungu-biru setelah ditambah 2 bagian
volume etanol berubah menjadi kuning maka kemungkinan
fenol.
 Senyawa ditambah metanol, asam sulfat pekat kemudian
dipanaskan. Bila timbul bau gondopuro (metil salisilat) maka
kemungkinan salisilat positif
B. GOLONGAN ANILIN

 Reaksi isonitril : zat ditambah NaOH dan etanol, dipanaskan


adanya bau nitril (bau busuk) berarti anilin (turunan amina
aromatis) positif.
  Reaksi indofenol : zat ditambah ammonia dan natrium
hipoklorit, ditambah fenol kemudian dipanaskan terjadi warna
hijau-biru. Pada pemanasan selanjutnya menjadi merah
C. GOLONGN PIRAZOLON

 Zat dalam tabung reaksi dilarutkan dalam akuades ditambah


pereaksi Meyer tidak terjadi endapan. Setelah ditambah HCl
terjadi endapan.
 Senyawa ditambah FeCl3 bila terjadi warna biru (novalgin),
ungu (piramidin), merah (antipirin)
 Zat diarutkan dalam akuades ditambah HCl dan natrium nitrit,
terjadi warna hijau 9antipirin), ungu (pirimidin), hijau-kuning
(salisilat).
D. GOLONGAN ALKALOID

 Reaksi Meyer : larutan senyawa dalam tabung ditambah


Meyer + HCl terjadi endapan
 Reaksi asam pikrat : larutan senyawa ditambah asam pikrat
terjadi endapan (lihat dengan mikroskop).
 Larutan senyawa dengan larutan sublimat (HgCl2) terjadi
endapan (lihat dengan mikroskop
IDENTIFIKASI OBAT
: A. ASETOSAL
 1 . Tambahkan 1-2 tetes FeCl3 pada asetosal dalam tabung
reaksi, panaskan, maka akan memberikan warna violet
 2. Tambahkan etanol dan asam sulfat pekat, didihkan
perlahan. Setelah dingin tambahkan air ke dalam tabung
reaksi sampai penuh, akan berbau etil asetat (menunjukkan
adanya asetat).
 3. Tambahkan metanol dan asam sulfat pekat, didihkan, akan
memberikan bau metil salisilat (bau akan mudah tercium jika
tabung reaksi terisi penuh air).
B. PARACETAMOL

 1 . 10 mg zat dilarutkan dalam 10 mL air dan ditambah 1


tetes FeCl3 akan berwarna biru violet.
 2. 10 mg zat ditambah 1 ml NaOH 3 N dipanaskan dan
setelah dingin tambah 1 ml larutan asam sulfanilat dan
beberapa tetes natrium nitrit, akan terjadi warna merah.
 3. Didihkan ±100 mg paracetamol dalam 1 ml HCl P,
tambahkan 1 tetes kalium bikromat, akan timbul warna violet
yang tak berubah menjadi merah.
 4. Di atas drupple plat tambahkan serbuk paracetamol
dengan HNO3 encer, amati warna yang terjadi hati-hati
C. KAFEIN

 1 . Laruta yang jenuh ditambah larutan iodium; tidak terjadi


endapan coklat
 2. Sedikit zat pada obyek gelas ditambah 2 tetes HCl
ditambah pereaksi Dragendorf jika perlu dipanaskan, lihat
kristalnya.
 3. Pada larutan jenuh dingin dalam air tambahkan lartan
tannin LP, terbentuk endapan putih yang dengan penambahan
tannin LP berlebih akan melarut kembali.
 4. Pada larutan jenuh dingin dalam air tambah iodium LP,
tidak terbentuk endapan. Tambahkan asam klorida encer
terbentuk endapan coklat yang dengan penambahan sedikit
NaOH LP sedikit berlebihan larut kembali.
D. METAMPIRON

 1 . 3 ml larutan 10% dalam air tambahkan 1 ml HCl encer dan


1 ml FeCl3, akan terbentuk warna biru yang bila dibiarkan
menjadi merah dan kemudian menjadi tak berwarna.
 2. 1 ml larutan 4% dalam tabung reaksi ditambah 1 mL
larutan perak nitrat, terbentuk warna ungu dengan endapan
perak metalik (lihat dengan mikroskop dalam medan gelap).
 3. Panaskan 2 ml larutan zat 10% dalam air yang telah
diasamkan dengan HCl encer maka terbentuk gas belerang
oksida HCl encer = 20 gr atau 17 ml HCl pekat + 100 ml air
E. ASAM MEFENAMAT

 1 . 5 mg zat dilarutkan dalam etanol, ditambah 2 tetes FeCl3


maka terbentuk warna ungu.
 2. Ditambahkan dengan asam sulfat, panaskan sebentar,
dilihat dibawah lampu UV berflouresensi warna putih-biru,
didinginkan ditambah 1 tetes K2Cr2O7 0,1N terbentuk warna
kuat yang cepat menjadi hijau-biru
VITAMIN B1 (ANEURIN HCL ATAU
THIAMIN)
 1 . Panaskan serbuk thiamin pada cawan porselin maka
berbau khas.
 2. Dalam tabung reaksi tambahkan pereaksi Meyer terjadi
endapan putih kekuningan
 3. Pada objek gelas dengan asam pikrat memberikan
endapan. Periksa kristalnya.
 4. Dalam tabung reaksi, dengan pereaksi Luf f pada keadaan
dingin terjadi warna hijau kemudian endapan kuning.
 5. Larutkan ±5 mg zat dalam 2 mL NaOH, tambahkan 0,5 mL
kalium ferri sianida dan 1 mL alkohol, gojog kuat, biarkan
memisah. Lapisan amil alkohol akan berflouresensi biru
terang. Bila diasamkan hilang dan timbul lagi bila dibasakan
G. VITAMIN B6 (PIRIDOKSIN)

 1 . Sedikit zat ditambah FeCl3 ber warna merah.


 2. Larutkan ±5 mg zat dalam air dan dibagi menjadi dua bagian.
Bagian per tama ditambah 1 ml larutan diklorokinon kloroimida dalam
etanol ditambah 1 tetes ammonia, terbentuk warna biru yang lama
kelamaan menjadi merah. Pada tabung reaksi kedua tambah 1 ml
asam borat jenuh, ditambah diklorokinon kloroimida dalam etanol,
ditambah 1 tetes ammonia tidak terjadi warna biru.
 3. Reaksi Kristal dengan pereaksi Dragendor f amati di bawah
mikroskop
 4. Ke dalam 2 tabung reaksi tambahkan masing -masing 1 ml larutan
zat 0,01% b/v dan 2 ml larutan natrium asetat P 20% b/v. pada tabung
per tama tambahkan 1 ml larutan asam borat 4% b/v. Dinginkan kedua
tabung hingga suhu ±200 C. pada masing -masing tabung tambahkan
dengan cepat 1 ml larutan diklorokinon kloroimida P 0,5% b/v dalam
etanol 95% P. dalam tabung per tama akan ber warna biru yang segera
memucat dan sesudah beberapa menit akan berubah menjadi merah.
Dalam tabung kedua tidak terjadi warna biru.
 5. Pada 2 ml larutan zat 0,5% b/v tambahkan 0,5 ml asam
fosfowolframat LP akan terbentuk endapan putih.
SENYAWA TURUNAN P-AMINO BENZEN
SULFONAMIDA
 Adalah senyawa yang bersifat anti mikroba yang merupakan
turunan sulfanilamid (4 amino benzena sulfonamida), dimana
1 atom H pada gugus sulfonamida diganti (disubstitusi
dengan gugus lain.
 Reaksi Umum:
1. Reaksi dengan p DAB HCl (reaksi Erlich ) membentuk warna
kuning jingga spi merah jingga
2. Reaksi dengan batang korek api.
Cara melakukan: Zat dilarutkan dalam HCl (e), lalu ke
dalamnya dicelupkan batang korek api yang telah dibasahi
dengan HCl, maka batang korek api berwarna jingga.
3. Reaksi diazotasi (dengan HNO2 dan β naftol).
4. Reaksi dengan CuSO4 1%
5. Reaksi Roux
IDENTIFIKASI SECARA KK DAN KLT

KROMATOGRAFI •
Metode pemisahan secara fisika yang mana
komponenkomponen yang akan dipisahkan terbagi di antara 2
fase, yaitu fase diam dan fase gerak yang bergerak pada arah
tertentu (IUPAC, 1993
PRINSIP DASAR
• Kesetimbangan konsentrasi komponen-komponen yang dituju
antara 2 fase yang tidak saling campur yaitu fase diam dan
fase gerak
• Perbedaan migrasi senyawa-senyawa berperan pada
pemisahannya sehingga kedua fase dibuat mempunyai
kelarutan atau afinitas yang berbeda
PENGELOMPOKAN KROMATOGRAFI

Berdasarkan mekanisme
pemisahan:
1. Kromatografi Adsorption
2. Kromatografi Partisi
3. Kromatografi Komplek
4. Kromatografi penukaran ion (ion
exchange)
KROMATOGRAFI KERTAS

Kromatografi kertas adalah kromatografi


menggunakan kertas selulosa murni yang
mempunyai afinitas besar terhadap air atau
pelarut polar lainnya.

• Kromatografi kertas digunakan untuk


memisahkan campuran dari substansinya
menjadi komponenkomponennya
PRINSIP KERJA KROMATOGRAFI KERTAS

Pelarut bergerak lambat pada kertas,


komponen-komponen bergerak pada laju yang
berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan
pada perbedaan bercak warna.
CARA PENGGUNAAN KROMATOGRAFI
KERTAS
 Ker tas yang digunakan adalah Ker tas Whatman No.1 . Gunting ker tas
kromatografi berukuran 1 ,5 x 1 2 cm ( sesuai dengan tabung kromatografi yang
ter sedia), lubangi salah satu ujungnya untuk menggantungkan penyangga. Beri
tanda garis kurang lebih 1 cm dari ujung ker tas bagian bawah dengan pensil.
 2. Teteskan zat sampel yang akan diperiksa komponennya pada garis batas
ter sebut dengan menggunakan bantuan pipa kapiler, keringkan dan ulangi
penetesan ± 3x.
 3. Ker tas digantungkan pada wadah yang berisi pelarut dan terjenuhkan oleh
uap pelarut. Selanjutnya isi dengan eluen yang sesuai dengan komponen yang
akan dipisahkan. Ingat dinding tabung tidak boleh basah.
 4. Masukan ker tas kromatogram ter sebut ke dalam tabung kromatogram , atur
penyangga sehingga ker tas kena eluen (eluen tidak boleh kena pada noda).
 5. Biarkan eluen naik sampai mendekati ujung ker tas kromatogram , kemudian
angkat dan beri tanda batas hir eluen, lalu keringkan. Apabila noda yang
dihasilkan belum jelas semprot dengan pereaksi yang cocok .
 6. Hitung Rf-nya dan tentukan berapa komponen yang terdapat dalam zat
sampel.

 Catatan : Penjenuhan udara dengan uap, menghentikan penguapan pelarut


sama halnya dengan pergerakan pelarut pada ker tas.
FUNGSI KROMATOGRAFI
1) KUALITATIF –
Kromatografi planar (KKT dan KLT) :
membandingkan nilai Rf baku dan senyawa
yang tidak diketahui

2) KUANTITATIF
Luas bercak (spot)/kerapatan bercak diukur
scr in situ atau dilakukan dg mengerok
bercak, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai
dan ditentukan konsentrasinya dengan
spektro UV, KCKT
 Pemisahan dihentikan sebelum semua fase gerak
melewati seluruh permukaan fase diam
 Nilai maks Rf = 1 ketika solut mpy perbandingan
distribusi (D) dan faktor retensi (k’) sama dg 0,

 • Nilai minimal Rf = 0 jika solut tertahan pada


posisi titik awal di permukaan fase diam
TUGAS

 Buatkan prosedur identifikasi Obat di bawah ini berdasarkan


Farmakope Indonesia meliputi identifikasi secara kimia, KK
dan KLT
1. Theopilin
2. kafein
3. Deksametason
4. Ibuprofen
5. Metil prednisolon
6. Antalgin
7. Siproheptadin HCL
8. Paracetamol
9. Quinin

Anda mungkin juga menyukai