Anda di halaman 1dari 24

TUGAS RUTIN I

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

DISUSUN OLEH :

Nama : Julius Rivaldo Sitorus

NIM : 5202321002

Kelas : PTM A

MatKul : Sistem Kelistrikan

PROGRAM S1- PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET 2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik
yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari
pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi
beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya
keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik
tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut ini merupakan penjelasan singkat
mengenai pembangkit listrik tenaga air serta keberadaan potensi energi air yang masih
belum digunakan.
Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia
sejak beberapa puluh abad yang lalu. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa
penggunaan kincir air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300
SM di Yunani, meskipun peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan
jauh sebelum masa itu. Pada masa-masa antara jaman tersebut hingga revolusi industri,
aliran air dan angin merupakan sumber energi mekanik yang dapat digunakan selain
energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan. Perkembangan penggunaan energi dari air
yang mengalir kemudian berkembang secara berkelanjutan sebagaimana dicontohkan
pada desain tenaga air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk istana Versailles
dibagian luar Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas yang sepadan dengan 56
kW energi listrik.
Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi
mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal
(penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang
menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk
membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran poros rotor
pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan
dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.

2
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi masyarakat yang
memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat pedalaman di seluruh
Indonesia. Disaat sumber energi lain mulai menipis dan memberikan dampak negatif,
maka air menjadi sumber yang sangat penting karena dapat dijadikan sumber energi
pembangkit listrik yang murah dan tidak menimbulkan polusi. Selain itu, Indonesia
kaya akan sumber daya air sehingga sangat berpotensial untuk memproduksi energi
listrik yang bersumber daya air. Di Indonesia terdapat banyak sekali sungai-sungai besar
maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus
untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya daerah yang belum terjangkau
energi listrik.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit listrik
tenaga air tergantung pada ketinggian (h) dimana air jatuh dan laju aliran airnya.
Ketinggian (h) menentukan besarnya energi potensial (EP) pada pusat pembangkit (EP
= m x g x h). Laju aliran air adalah volume dari air (m3) yang melalui penampang kanal
air per detiknya (q m3/s). Daya teoritis kasar (P kW) yang tersedia dapat ditulis sebagai:

Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin air menjadi
daya mekanik. Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis lainnya memiliki efisiensi
yang lebih rendah dari 100% (biasanya 90% hingga 95%), daya listrik yang
dibangkitkan akan lebih kecil dari energi kasar yang tersedia. Gambar 1 menunjukkan
pusat pembangkit listrik tenaga air pada umumnya.

3
Gambar 1. Pembangkitan listrik tenaga air umumnya
Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas
penampang kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan lebih
kecil dari daya optimal karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal
tidak dapat dibuat besar secara sembarangan karena laju air q yang melalui kanal
tergantung dari laju pengisian air pada reservoir air di belakang bendungan.
Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan, tergantung dari
laju air yang masuk ke dalam reservoir. Selama musim kering, ketinggian air pada
reservoir dapat berkurang karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit. Selama
musim hujan, ketinggiannya dapat naik kembali karena air yang masuk dari berbagai
aliran air yang mengisi bendungan. Fasilitas pembangkit listrik tenaga air harus di
desain untuk menyeimbangkan aliran air yang digunakan untuk membangkitkan energi
listrik dan jumlah air yang mengisi reservoir melalui sumber alami seperti curahan
hujan, salju, dan aliran air lainnya.
Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang
terbesar dan paling matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000 MW kapasitas
daya listrik yang terpasang di seluruh dunia, yang menghasilkan lebih dari 22% listrik
dunia (2564 TWh/tahun pada 1998). Dalam hal ini, 27.900 MW merupakan pembangkit
skala kecil yang menghasilkan listrik 115 TWh/tahun. Di eropa barat, pembangkit listrik

4
tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh listrik pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari
energi listrik di Eropa (sehingga menghindari emisi dari sejumlah 70 juta ton CO2 per
tahun-nya). Pada sejumlah negara di Afrika dan Amerika Selatan, pembangkit listrik
tenaga air merupakan sumber listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi
listriknya. Gambar 2 memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air dunia yang
meningkat secara dinamis tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air yang
berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat ruang untuk pengembangan lebih jauh
dimana diperkirakan hanya sekitar 10% dari total potensi air di dunia yang telah
digunakan.

Gambar 2. Pembangkitan energi listrik tenaga air dunia dalam TWh [5].

Hampir semua proyek pembangkit listrik tenaga air memiliki skala yang besar,
yang biasanya didefinisikan kapasitasnya lebih besar dari 30 MW. Tabel 1
menampilkan perbandingan antara beberapa ukuran pembangkit listrik tenaga air.

Tabel 1. Kapasitas beberapa pembangkit energi listrik tenaga air

5
Air yang tersimpan dapat digunakan ketika dibutuhkan, baik secara terus-
menerus (jika ukuran reservoirnya cukup besar) atau hanya saat beban listrik sangat
dibutuhkan (beban puncak). Keuntungan dari pengaturan penyimpanan air ini tergabung
dengan kapabilitas alami dari pembangkit listrik tenaga air yang memiliki respon yang
cepat dalam ukuran menit terhadap perubahan beban. Oleh karena itu, pembangkit jenis
ini sangat berharga karena memiliki pembangkitan listrik yang fleksibel untuk
mengikuti perubahan beban yang terduga maupun yang tak terduga.
Pembangkit listrik tenaga air berskala besar telah berkembang dengan baik dan
digunakan secara luas. Di perkirakan bahwa 20% hingga 25% dari potensi air skala
besar di dunia telah dikembangkan. Pembangkit listrik tenaga air skala besar merupakan
sumber energi terbarukan yang paling diinginkan berdasarkan ketersediaan dan
fleksibilitas dari sumber energinya. Pada tahun 2008 telah dibangun proyek Three
Gorges Dam yaitu PLTA dengan skala 22.5 GW dengan membendung sungai Yangtse
di Cina dan merupakan PLTA terbesar di dunia saat ini. Pembangunan PLTA berskala
besar membutuhkan biaya awal yang besar sementara biaya operasinya sangat kecil. Hal
ini berbeda dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara dan diesel.
Di Indonesia terdapat banyak sekali potensi air yang masih belum dimanfaatkan.
Seperti sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini
merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya
daerah yang belum terjangkau energi listrik. Pengembangan dapat dilakukan dalam
bentuk mikrohidro ataupun pikohidro yang biayanya relatif kecil.

1.3 TUJUAN MAKALAH


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mempelajari Pembangkit Listrik Tenaga Air secara teori
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem kelistrikan
3. Sebagai bahan pembelajaran dan pengajaran bagi pihak-pihak yang
membutuhkan informasi tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air secara teori

6
BAB II
TINJAUAN PUASTAKA

2.1 SEJARAH PLTA

Tenaga air telah dimanfaatkan orang-orang zaman dahulu terutama untuk


menumbuk gandum atau dimanfaatkan keperluan lainnya. Baru pada pertengahan 1770-
an, insinyur Perancis, Bernard Forest de Belidor, memublikasikan buku yang berjudul
Architecture Hydraulique.
Hydropower lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA). Pembangkit tersebut menghasilkan tenaga listrik dengan
menfaatkan kekuatan gravitasi dari air terjun atau arus air. PLTA ini termasuk bentuk
energi terbarukan (renewable energy) yang digunakan secara luas. Dibandingkan
pembangkit listrik tipe lain, PLTA tergolong pembangkit yang tidak menghasilkan
limbah secara langsung.
Kelebihan lain adalah level emisi gas rumah kaca karbondioksida (CO2) dari
PLTA yang sangat rendah dibandingkan dengan pembangkit yang menggunakan bahan
bakar dari fosil.
Dengan besarnya keuntungan tersebut, banyak negara membangun PLTA untuk
memenuhi kebutuhan listrik mereka.
Data 2006 menunjukkan bahwa kapasitas PLTA yang tersebar di seluruh dunia idengan
777 GWe telah mampu memasok 2.998 TWh. Artinya, hampir 20% kebutuhan listrik
dunia berasal dari PLTA atau sekitar 88% sumber energi terbarukan berasal dari
pemanfaatan tenaga air.
Namun sejumlah pertanyaan muncul, sejak kapan sebenarnya PLTA itu berdiri?
Tenaga air telah dimanfaatkan orangorang kuno terutama untuk menumbuk gandum
atau dimanfaatkan keperluan lainnya. Tetapi pada pertengahan 1770-an, seorang
insinyur Perancis, Bernard Forest de Belidor, memublikasikan buku yang berjudul
Architecture Hydraulique.

7
Dalam buku itu, dia menjelaskan tentang mesin hidrolik aksis vertikal dan
horizontal.
Selanjutnya pada abab ke-19, generator elektrik dikembangkan dan kini dikombinasikan
dengan mesin hidrolik.
Permintaan meningkat seiring Revolusi Industri yang mendorong pembangunan.
Tepat pada 1878, untuk pertama kalinya di dunia dibangun rumah pembangkit
hydroelectricity dengan nama Cragside di Northumberland, Inggris. Tiga tahun
kemudian atau tepatnya pada 1881, pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air, Schoelkopf
Power Station No 1 dekat Niagara Falls, Amerika Serikat (AS).
Setelah itu, beberapa PLTA dibangun. Pembangkit listrik hidroelektrik Edison
atau diberi nama Vulcan Street Plant beroperasi pada 30 September 1882 dengan
kapasitas 12,5 kilowatt di Appleton, Winconsin, AS. Sampai 1886,sebanyak 45
Pembangkit Listrik Tenaga Air dibangun di AS dan Kanada. Bahkan memasuki 1889,
PLTA tumbuhdengan cepat dan saat itu AS memiliki 200 PLTA.
Pada awal abad ke-20, banyak PLTA skala kecil dibangun perusahaan komersial
di daerah pegunungan dekat area metropolitan. Kota Grenoble, Prancis pun untuk
pertama kalinya menggelar pameran bertajuk ‘International Exhibition of
Hydropower and Tourism’ yang didatangi jutaan pengunjung. Selanjutnya, pada
1920, sebanyak 40% pembangkit di AS merupakan PLTA hingga mendorong
pemerintah membuat Federal Power Act yang dijadikan undang-undang dan dasar
hukum. Federal Power Act mengatur pembentukan Komisi Pembangkit Federal yang
bertugas mengatur PLTA di sumber air dan tanah negara bagian. Ketika skala PLTA
kian besar, bendungan dari pembangkit dikembangkan bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan listrik, tetapi termasuk mengendalikan banjir, irigasi, dan navigasi. Seiring
dengan begitu bermanfaatnya PLTA untuk memenuhi bermacam kebutuhan, pemerintah
negara bagian pun menggelontorkan anggaran untuk pembangunan PLTA skala besar
dan PLTA dimiliki pemerintah. Pada 1933, dibangun PLTA Tennessee Valley Authorty
dan Bonneville Power Administration pada 1937.
Taganya itu, Biro Reklamasi AS yang bertanggung jawab terhadap irigasi
wilayah barat AS juga membangun PLTA besar pada 1928 dengan nama Hoover Dam
(Bendungan Hoover). Para insinyur dari Korps Angkatan Darat AS juga terlibat dalam
8
pengembengan PLTA dengan turut mendukung penuntasan pembangunan Bendungan
Bonneville pada 1937 yang sebelum dikenal sebagai pusat pengendali banjir utama.
Pengembangan PLTA terus berlanjut sepanjang abad ke-20. Bahkan sebutan
hydropower diberi nama white coal (batu bara putih) karena sebelumnya banyak
pembangkit listrik yang mengandalkan bahan baku batu bara. Tepat pada 1936,PLTA
Bendungan Hoover dengan kapasitas 1.345 MW menjadi PLTA pertama terbesar di
dunia. Memasuki 1942 dibangun PLTA Grand Coulee Dam dengan kapasitas lebih
besar atau 6809 MW.
Pengembangan PLTA terus merambah ke benua lain dan masuk ke benua
Afrika. Pada 1984, pemerintah Afrika Selatan meresmikan PLTA Bendungan Itaipu dan
menghasilkan 14.000 MW. Namun ‘Negara Tirai Bambu’ membuat
kejutan pada 2008 dengan meresmikan PLTA Bendungan Three Gorges dengan
kapasitas 22.500 MW.
Sejak itu, sejumlah negara seperti Norwegia, Republik Demokrasi Kongo,
Paraguay, dan Brazil juga mengembangkan PLTA yang mampu memenuhi kebutuhan
listrik di negara mereka hingga 85%.Sejarah PLTA di Tanah Air dimulia pada 1917,
Biro Tenaga Air (Waterkraht burean) di bawah Jawatan Perkeretaapian Negara (Steratz
foorwegen) dari perusahaan negara (Gouvemementsbedrijven) diubah kedudukannya
menjadi Jawatan Tenaga Air dan Listrik (Dienstvoor Waterkracht in Electriciteit).
Dengan begitu, jawatan tersebut mulai bergerak dalam pengembangan kelistrikan
hingga penggunaan secara ekonomis dari sumber-sumber tenaga air tersedia.
Jawatan tersebut tak hanya mengurus pemberian lisensi-lisensi untuk tenaga air
dan listrik, tetapi juga mengawasi pula kesamaan instalasi - instalasi listrik di seluruh
Indonesia. Pada 1906, PLTA Pakar dengan sumber air dari sungai Cikapundung dengan
kekuatan 800 KW diresmikan. PLTA tersebut dikelola Maskapai listrik Bandung
(Bandungte Electriciteits Masatsehappij) dan dapat dianggap sebagai pengolahan
pertama untuk pemberian energi listrik dengan penggunaan tenaga air.
Pada 1920 didirikan Perusahaan Listrik Umum Bandung sekitarnya
(Electriciteitsbederjif Bandung en omstreken, singkatnya GEBEO), dengan modal dari
pemerintah dan swasta. Kemudian, maskapai tersebut ambil alih PLTA Pakar di
Bandung dan PLTA Cijedil (2x174 KW dan 2x220 KW) di Cianjur. Selanjutnya
9
bekerjasama dengan perusahaan listrik negara untuk memasok listrik kepada
masyarakat. Direksi bagian swasta dipegang oleh perusahaan swasta NV Maintz & Co.
Pada 1934, Dienstvoor Waterkraht an Electriciteit diubah menjadi Electriciteitswezen
(Kelistrikan) singkatnya E.W.

2.2 KONTRUKSI / BAGIAN PLTA

2.2.1 Bendungan
berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain
menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air
ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang
disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau
berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:
1. Bendungan Beton
a) Bendungan Gravitasi
b) Bendungan Busur
c) Bendungan Rongga
2. Bendungan Urugan
a) Bendungan Urugan Batu
b) Bendungan Tanah
3. Bendungan Kerangka Baja
4. Bendungan Kayu

10
Gambar 3.Bendungan

2.2.2 Turbine
berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh
air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan
seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-
baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik
yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik. Turbin merupakan peralatan
yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya
sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet
valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor
listrik. Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin
reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan
turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan
propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa
digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-sudu
jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh servomotor
dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu atur. Proses
penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada sudu-sudu jalan
(runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin rekasi Sudu-sudu

11
yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisinya tetap (tidak bisa
digerakkan).

Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-sudu
aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-sudu jalan
(mangkok-mangkok runner).Air yang digunakan untuk membangkitkan listrik bisa
berasal dari bendungan yang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran sungai
bawah tanah. Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin air didesain sesuai dengan
karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini merupakan berbagai jenis turbin yang
biasa digunakan untuk PLTA.

Bagian-Bagian Secara Umum Turbin


a) Rotor yaitu bagian yang berputar pada sistem yang terdiri dari :
- Sudu-sudu berfungsi untuk menerima beban pancaran yang disemprotkan
Oleh nozzle.
- Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak putar\
yang dihasilkan oleh sudu.
- Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen dengan
tujuan agar tidak mengalami kebocoran pada sistem.

b) stator yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari :
- Pipa pengarah/nozzle berfungsi untuk meneruskan alira fluida
sehinggatekanan dan kecepatan alir fluida yang digunakan di dalam
sistem besar.
- Rumah turbin berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen komponen dari
turbin.

12
Jenis-Jenis Turbin Air
1) Turbin Pelton

Gambar 4.Turbin Pelton


A.Keuntungan turbin pelton
a) Daya yang dihasilkan besar.
b) Konstruksi yang sederhana.
c) Mudah dalam perawatan.
d) Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.

B.Kekurangan
a) Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan
air, sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak.
b) Turbin pelton digolongkan ke dalam jenis turbin impuls atau tekanan sama.
Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak terjadi penurunan
tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi pada bagian pengarah
pancaran atau nosel.

c) Energi yang masuk ke roda jalan dalam bentuk energi kinetik. Pada waktu
melewati roda turbin, energi kinetik dikonversikan menjadi kerja poros dan
sebagian kecil energi terlepas dan sebagian lagi digunakan untuk melawan
gesekan dengan permukaan sudu turbin.

13
2) Turbin Turgo

Gambar 5.Turbin Turgo


Turbin turgo Dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin
turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda keuntungan kerugian juga
sama.
3) Turbin Crossflow

Gambar 6.Turbin Crossflow


Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jeis turbin aksi (impulse
turbine).
Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding dengan
pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya. Penggunaan turbin
ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan penggerak mula
sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang sama. Penghematan ini
14
dapat dicapai karena ukuran Turbin Cross-Flow lebih kecil dan lebih kompak
dibanding kincir air.

4) Turbin francis

Gambar 7.Turbin Francis

Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian
keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan
air masuk secara tangensial.
Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu air
masuk ke roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di dalam sudu
pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh dimanfaatkan
dalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh
bekerja di sudu jalan dengan semaksimum mungkin. Turbin yang dikelilingi dengan
sudu pengarah semuanya terbenam dalam air. Air yang masuk kedalam turbin
dialirkan melalui pengisian air dari atas turbin (schact) atau melalui sebuah rumah

15
yang berbentuk spiral (rumah keong). Semua roda jalan selalu bekerja. Daya yang
dihasilkan turbin diatur dengan cara mengubah posisi pembukaan sudu pengarah.
Pembukaan sudu pengarah dapat dilakuakan dengan tangan atau dengan pengatur
dari oli tekan(gobernor tekanan oli), dengan demikian kapasitas air yang masuk ke
dalam roda turbin bisa diperbesar atau diperkecil. Pada sisi sebelah luar roda jalan
terdapat tekanan kerendahan (kurang dari 1 atmosfir) dan kecepatan aliran yang
tinggi. Di dalam pipa isap kecepatan alirannya akan berkurang dan tekanannya akan
kembali naik sehingga air bisa dialirkan keluar lewat saluran air di bawah dengan
tekanan seperti keadaan sekitarnya.
2.2.3 Generator

Gambar 8.Generator ( stator dan rotor )

Dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-


baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya
merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja
seperti halnya generator pembangkit listrik lainnya. Putaran rotor dipengaruhi oleh
frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor, sesuai dengan persamaan: Generator
listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanis.
Generator terdiri leh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9
pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic

16
Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan
turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang
berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang
terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator
bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1.Putaran
η = 60 . f / P
dimana:
η : putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi
system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.

2.Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya listrik
yang bisa dihasilkan oleh pembangkit

3.Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan dari
besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan
timbul magnet dari rotor.
Sehingga didapat persamaan:
E=B.V.L

Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar

17
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan,
sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat
kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus
yang masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang
masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.

2.2.4 Jalur Transmisi


berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan pusat
industri.
2.2.5 Pipa pesat (penstock)
berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Salah
satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm diatas lantai dasar
bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian
pipa pesat yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1 m
diatas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung pipa pesat
tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa
udara ini untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat pada saat start
awal PLTMH mulai dioperasikan. ½ inch.Diameter pipa udara ± .

2.3 PRINSIP KERJA PLTA


Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis
dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan
adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi
energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa
dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air
(head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan
perubahan energi, yaitu:

18
2.3.1 Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu
akibat adanya perbedaan ketinggian.
Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
2.3.2 Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga
timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan:

Ek = 0,5 m . v . v

Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
2.3.3 Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin.
Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis.
Besarnya energi mekanis dirumuskan:

Em = T . ω . t

19
Dimana:

Em : Energi mekanis
T : torsi
Ω : sudut putar
T : waktu (s)

2.3.4 Energi Listrik


Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi
listrik sesuai persamaan:

El = V . I . t

Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
T : waktu (s)

2.4 CARA KERJA PLTA


Aliran sungai dengan sejumlah anak sungainya dibendung dengan sebuah Dam.
Airnya ditampung dalam waduk yang kemudian dialirkan melaui Pintu Pengambilan
Air (Intake Gate) yang selanjutnya masuk ke dalam Terowongan Tekan (Headrace
Tunnel). Sebelum memasuki Pipa Pesat (Penstock), air harus melewati Tangki Pendatar
(Surge Tank) yang berfungsi untuk mengamankan pipa pesat apabila terjadi tekanan
kejut atau tekanan mendadk yang biasa disebut sebagai pukulan air (water hammer) saat
Katup Utama (Inlet Valve) ditutup seketika. Setelah Katup Utama dibuka, aliran air
memasuki Rumah Keong (Spiral Case). Aliran air yang bergerak memutar Turbin dan
dari turbin, air mengalir keluar melalui Pipa Lepas (Draft Tube) dan selanjutnya
dibuang ke Saluran Pembuangan (Tail Race). Poros turbin yang berputar tersebut
dikopel dengan poros Generator sehingga menghasilkan energi listrik. Melalui Trafo

20
Utama (Main Transformer), energi listrik disalurkan melewati Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) 70 kV ke konsumen melalui Gardu Induk.
Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan
pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian
banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume
efektif sebesar 2,6 miliar kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.
gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air
kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk
memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di
hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis,
Kaplan, Pelton, dll.

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.


Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator
sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik
tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah
travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri.
Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.

21
BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

3.1 Kesimpulan
Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan
pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian
banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume
efektif sebesar 2,6 miliar kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.
gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air
kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk
memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di
hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis,
Kaplan, Pelton, dll.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator
sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik
tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah
travo step up.

22
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau
industri.Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step
down.

3.2 Saran
Agar dilakukan studi secara langsung di lapangan. Agar data-data yang
dibutuhkan lebih akurat. Bisa dilakukan peneliian terhadap PLTA yang da di Indonesia

23
DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Hydropower dari Perancis hingga Indonesia.http://www.listrikindonesia.com/


*) gambar ilustrasi PLTA diambil dari http://bulgarian.ibox.bg/news/id_799478867

24

Anda mungkin juga menyukai