Anda di halaman 1dari 3

YAYASAN PENDIDIKAN MILIANA

UNIVERSITAS TRUNAJAYA BONTANG


FAKULTAS HUKUM
Ijin Penyelenggaraan Mendikbud Nomor : 0723/0/1990, tanggal 11 Desember 1990
Terakreditasi berdasarkan SK BAN-PT Nomor : 216/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/I/2021, tanggal 05 Januari 2021
Jl. Taekwondo RT.9 No. 55 Telp 0813-4157-6253 E-mail : trunajaya_btg@yahoo.co.id Website : www.unijaya-bontang.ac.id Kota Bontang – Kalimantan Timur 75311

Mata Kuliah : PERBUATAN MELAWAN HUKUM


Hari/Tanggal : RABU, 9 FEBRUARI 2022
Waktu : 20.30-22.00 WITA
Nama Dosen :Bilher Hutahean, S.H., M.H.
Semester : 5 (LIMA)
NAMA MAHASISWA : DODY SATRIA KUSUMA
.

SOAL :
1. Jelaskan rumusan pasal 1367 KUHPerdata dan sebutkan contoh dalam rumusan
dimaksud ?
2. Apa yang dimaksud dengan VICARIOUS LIABILITY dan sebutkan golongan
siapa saja yang masuk dalam pertanggungjawaban Vicarious Liability
tersebut ?
3. Mengapa seseorang tidak hanya bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri akan
tetapi juga bertanggungjawab atas kerugian yang disebabkan oleh orang lain,
jelaskan ?
4. Apa yang dimaksud dengan Strict Liability dan mengapa dikatakan ketentuan
penjelasan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai Lex Specialis dalam gugatan perbuatan
melawan hukum, jelaskan dan sebutkan contohnya ?
5. Dalam lapangan Perbuatan Melawan Hukum terhadap tubuh dan Jiwa Manusia ,
apakah dapat dilakukan tuntutan ganti rugi oleh pihak korban kepada pelaku,
jelaskan dasar hukumnya dan contohnya /
6. Jelaskan sejarah hukum “Onrechtmatig overhiedsdaad”  ?
7. Sebutkan contoh-contoh kasus yang pernah terjadi akibat kerugian dalam lapangan
Perbuatan Melawan hukum oleh Penguasa atau Pemerintah ?
8. Sebutkan jalur prosedur penyelesaian sengketa administrasi menurut
Indroharto ?

Note :

Kertas Jawaban doubefolio dan dikirim ke email Pak Bilher


bilherfacebook@yahoo.com

JAWABAN :

1. Tanggung jawab pada Pasal 1367 KUHPerdata menyatakan bahwa seseorang tidak hanya bertanggung
jawab atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang
disebabkan perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh
barang-barang yang berada di bawah pengawasannya. Artinya, seseorang bertanggung jawab secara
perdata atas kerugian akibat pelanggaran yang dilakukan oleh orang lain yang menjadi tanggungannya.
Ketentuan lebih lanjut pada Pasal 1367 KUHPerdata mengatur mengenai pihak-pihak yang dapat
dimintakan tanggung jawab, diantaranya: orangtua dan wali bertanggung jawab atas kerugian yang
disebabkan oleh anak-anak yang belum dewasa, yang tinggal pada mereka dan terhadap siapa mereka
melakukan kekuasaan orangtua atau wali. Majikan-majikan dan mereka yang mengangkat orang-orang
lain untuk mewakili urusan-urusan mereka bertanggung jawab atas bawahannya. Guru-guru sekolah dan
kepala-kepala tukang bertanggung jawab terhadap murid-murid dan tukang-tukang di bawah
pengawasan mereka.

2. Vicarious liability merupakan satu doktrin untuk menyeimbangkan sekaligus untuk melengkapi asas
tiada pidana tanpa kesalahann (geen straft  zonder schuld). Doktrin vicarious liability banyak
YAYASAN PENDIDIKAN MILIANA
UNIVERSITAS TRUNAJAYA BONTANG
FAKULTAS HUKUM
Ijin Penyelenggaraan Mendikbud Nomor : 0723/0/1990, tanggal 11 Desember 1990
Terakreditasi berdasarkan SK BAN-PT Nomor : 216/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/I/2021, tanggal 05 Januari 2021
Jl. Taekwondo RT.9 No. 55 Telp 0813-4157-6253 E-mail : trunajaya_btg@yahoo.co.id Website : www.unijaya-bontang.ac.id Kota Bontang – Kalimantan Timur 75311

dikembangkan dalam kasus-kasus yang dilakukan oleh korporasi, namun doktrin ini juga dapat
digunakan dalam konteks pertanggungjawaban pidana individu. Doktrin maka vicarious
liability digunakan dalam kasus yang melibatkan pelaku lain dalam suatu delik (meski pelaku lain ini tidak
mewujudkan delik tersebut). Dengan kata lain ada pelaku jamak yang terlibat dalam tindak pidana
ini.Vicarious liability menurut Romli Atmasasmita merupakan pertanggungjawaban  pidana
yang dibebankan kepada seseorang atas perbuatan orang lain (the legal responsibility of one person for
the wrongful acts of another)

3. Pertanggungjawaban dengan asas respondeat superior atau vicarious liability atau let’s the master
answer maupun the captain of ship melalui Pasal 1367 KUHPerdata, yang menyatakan: “Seseorang tidak
hanya bertanggungjawab atas kerugian yang
disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan
orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan barang-barang yang berada di bawah
pengawasannya” dalam hal ini pertanggungjawaban akan muncul apabila kesalahan terjadi dalam
menjalankan tugasnya.

4. Yang dimaksud dengan “bertanggung jawab mutlak” atau strict liability adalah unsur kesalahan tidak
perlu dibuktikan oleh pihak penggugat sebagai dasar pembayaran ganti rugi. Ketentuan ayat ini
merupakan lex specialis dalam gugatan tentang perbuatan melanggar hukum pada umumnya. Besarnya
nilai ganti rugi yang dapat dibebankan terhadap pencemar atau perusak lingkungan hidup menurut
Pasal ini dapat ditetapkan sampai batas tertentu. Yang dimaksud dengan “sampai batas waktu tertentu”
adalah jika menurut penetapan peraturan perundangundangan ditentukan keharusan asuransi bagi
usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan atau telah tersedia dana lingkungan hidup.

5. Dalam asas verbintenissenrecht, manusia yang satu terlepas dari manusia lain. Dalam masyarakat ini
manusia yang satu menghormati manusia lain karena manusia itu pribadi. Jika manusia yang satu tidak
mengindahkan, maka ia mengganggu tertib masyarakat dan ia dapat ditegor. Perbuatan yang
mengganggu keseimbangan ini disebut dengan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad). Tertib
masyarakatlah yang menentukan perbuatan mana merupakan onrechtmatige daad, juga menentukan
batas sempit tidaknya pengertian dari onrechtmatige daad. Dalam lapangan perdagangan banyak sekali
terjadi perbuatan melawan hukum. Pada prinsipnya onrechtmatige daad ada jika orang berbuat atau
tidak berbuat yang melanggar hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban hukum dari orang
yang berbuat itu sendiri atau pula bertentangan dengan tata susila atau sikap kehati-hatian
sebagaimana sepatutnya dalam pergaulan masyarakat ini terhadap diri dan orang lain. Oleh karena
perbuatan onrechtmatige daad telah mengakibatkan pelanggaran terhadap hak orang lain tentunya ada
konskuensi yang harus ditanggung akibat perbuatan onrechtmatige daad tersebut. Dalam pasal 1365
KUHPerdata, dinyatakan bahwayang oleh karenanya menimbulkan kerugian pada orang lain,
mewajibkan orang yang karena kesalahannya Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, maka kesalahan
akibat perbuatan melawan hukum menimbulkan kewajiban untuk memberikan ganti rugi akibat
perbuatan tersebut.

6. Pemerintahan (Onrechtmatige Overheidsdaad) adalah sengketa yang di dalamnya mengandung


tuntutan untuk menyatakan tidak sah dan/atau batal tindakan Pejabat Pemerintahan, atau tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat beserta ganti rugi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.

7. Awal mula perkara onrechtmatige overheidsdaad munculdalam perkara Ostermann, yaitu mengenai
upaya izin ekspor barang ke luar negeri,akan tetapi instansi terkait tidak mengabulkannya. Dalam
peradilan tingkat pertama dan banding gugatan Ostermann itu dinyatakan tidak dapat diterima, akan
tetapi oleh Hoge Raad (Mahkamah Agungnya Belanda) gugatan tersebut dikabulkan dengan alasan
bahwa bila tindakan tersebut melanggar suatu peraturan perundang-undangan, dapat dianggap
YAYASAN PENDIDIKAN MILIANA
UNIVERSITAS TRUNAJAYA BONTANG
FAKULTAS HUKUM
Ijin Penyelenggaraan Mendikbud Nomor : 0723/0/1990, tanggal 11 Desember 1990
Terakreditasi berdasarkan SK BAN-PT Nomor : 216/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/I/2021, tanggal 05 Januari 2021
Jl. Taekwondo RT.9 No. 55 Telp 0813-4157-6253 E-mail : trunajaya_btg@yahoo.co.id Website : www.unijaya-bontang.ac.id Kota Bontang – Kalimantan Timur 75311

melakukan perbuatan melanggar hukum, dengan tidak memperdulikan apa peraturan yang dilanggar itu
berada di lapangan hukum publik atau hukum perdata, seperti juga pelanggaran terhadap hukum
pidana juga dikatakan melakukan perbuatan melanggar hukum menurut Pasal 1365 BW. Dari Putusan
Hoge Raad itulah, pada tahun 1924 terbentuk yurisprudensi yang berkaitan dengan onrechtmatige
overheidsdaad atau dikenal dengan Ostermann-arre

8. Upaya administratif menurut Indroharto adalah prosedur penyelesaian sengketa administrasi/tata


usaha negara yang dilakukan sendiri oleh pemerintah (bukan oleh badan peradilan). Upaya Administrasi
ini biasanya diadakan sebelum suatu sengketa TUN dibawa ke pengadilan agar dapat diselesaikan
terlebih dahulu di lingkungan pemerintahan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai