Anda di halaman 1dari 19

Studi yang digunakan untuk mendapatkan

informasi-informasi mengenai aliran daya atau


tegangan sistem dalam kondisi stedy state (tunak)

Informasi-informasi tersebut sangat penting untuk


menganalisa keadaan sekarang dari sistem dan
guna perancangan pengembangan sistem
selanjutnya.

Persoalan aliran daya ini terdiri dari


perhitungan aliran daya dan tegangan dari
suatu network pada kondisi tertentu.
 Tujuannya :
Mengevaluasi unjuk kerja sistem tenaga listrik dan
menganalisis kondisi pembangkitan maupun
pembebanan, baik dalam kondisi normal maupun
darurat.

 Kegunaan:
a. Mengetahui tegangan pada tiap simpul yang ada
dalam sistem.
b. Mengetahui semua peralatan apakah masih
memenuhi batas-batas yang ditentukan untuk
penyaluran daya yang diinginkan.
c. Memperoleh kondisi mula pada perencanaan
sistem yang baru untuk studi-studi selanjutnya,
yaitu SC, stabilitas, pembebanan ekonomis.
 Generator Sinkron
Biasanya dihubungkan langsung dengan bus atau sering juga
melalui transformator daya, karena tujuan dari studi ini untuk
mengetahui besar tegangan bus dan aliran daya, maka generator
direpresentasikan sebagai sumber daya dan tegangan yang
diperoleh adalah tegangan bus pada mana generator itu
tersambung.

 Transformator
Transformator direpresentasikan sebagai reaktansi X saja,
dengan mengabaikan sirkit eksitasi dari transformator itu.

4
 Beban-Beban
Beban dibedakan menjadi 2 bagian:
 Beban statis Direpresentasikan Impedansi yang konstan Z
atau sebagai daya konstan P dan Q
 Beban dinamis

 Kawat Transmisi
Kawat transmisi direpresentasikan sesuai dengan kelas
transmisi:
a. Pendek dengan impedansi seri
b. Sedang dengan nominal T atau PI
c. Panjang dengan ekivalen T atau PI
Dalam studi aliran daya terdapat 3 macam bus/simpul:
a. Slack Bus atau Swing Bus atau Bus Referensi
b. Voltage Controlled Bus atau Bus Generator
c. Load Bus atau Bus Beban

Slack Bus berfungsi untuk menyuplai kekurangan daya


riil dan daya reaktif termasuk rugi-rugi pada kawat
transmisi, karena rugi-rugi tersebut diketahui setelah
solusi akhir diperoleh.

Pada tiap-tiap bus/simpul terdapat empat besaran:


1. Daya Real (P)
2. Daya Reaktif (Q)
3. Harga Skalar atau besaran (magnitude) Tegangan (V)
4. Sudut Fasa Tegangan ()
6
Besaran tiap-tiap bus-bus dibagi
menjadi 3 macam, yaitu :
Load Bus (PQ Bus) tipe 0
 Terhubung dengan beban
 P, Q dari beban diketahui dan tetap
 V dan  (sudut fasa) tegangan dihitung
Swing/Slack Bus tipe 1
 Terhubung dengan generator
 V ,  (sudut fasa) = 0 (ref.) dari generator di ketahui dan tetap
 P dan Q di hitung
 Mencatu rugi2 daya dan beban yang tidak dapat di supply oleh
generator lain.(daya real P dan daya reaktif Q)
Generator Bus (PV Bus) tipe 2
 Terhubung dengan generator
 P, V dari generator diketahui dan tetap
 Q dan  (sudut fasa) dihitung
7
Berdasarkan hukum arus Kirchoff impedansi-impedansi
diubah ke admitansi-admitansi, yaitu:

𝟏 𝟏
𝒚𝒊𝒋 = =
𝒛𝒊𝒋 𝒓𝒊𝒋 + 𝒋𝒙𝒊𝒋

  
Aplikasi hukum Kirchoff:
Vi
V1
yi1
yi2 V2

Ii
Tipikal bus dari
Vn
yin sistem tenaga

yi0

𝐈𝐢 = 𝐲𝐢𝟎 𝐕𝐢 + 𝐲𝐢𝟏 𝐕𝐢 − 𝐕𝟏 + 𝐲𝐢𝟐 𝐕𝐢 − 𝐕𝟐 + ⋯ + 𝐲𝐢𝐧 (𝐕𝐢 − 𝐕𝐧 )


= 𝐲𝐢𝟎 + 𝐲𝐢𝟏 + 𝐲𝐢𝟐 + ⋯ + 𝐲𝐢𝐧 𝐕𝐢 − 𝐲𝐢𝟏 𝐕𝟏 − 𝐲𝐢𝟐 𝐕𝟐 − … − 𝐲𝐢𝐧 𝐕𝐧
𝐧 𝐧

= 𝐕𝐢 𝐲𝐢𝐣 − 𝐲𝐢𝐣 𝐕𝐣 ; 𝐣 ≠ 𝒊
𝐣=𝟎 𝐣=𝟏
Jika arus diketahui, maka dapat diselesaikan untuk tegangan
n bus :

−1
𝑉𝑏𝑢𝑠 = 𝑌𝑏𝑢𝑠 𝐼𝑏𝑢𝑠
𝐼𝑏𝑢𝑠 = 𝑌𝑏𝑢𝑠 𝑉𝑏𝑢𝑠
atau

𝑉𝑏𝑢𝑠 = 𝑍𝑏𝑢𝑠 𝐼𝑏𝑢𝑠

Invers dari matriks admitansi bus dikenal sebagai matriks


impedansi bus Zbus
4
1 2

3
T1 T2

1 2

y10 -y12 = -y21 y20


1 2 1 2

-y13 = -y31 -y23 = -y32

3 3

y34 = y43

4 4
 Persamaan Node Voltage

I1  V1 y10  V1  V2  y12  V1  V3  y13


I 2  V2 y20  V2  V1  y21  V2  V3  y23
y10
0  V3  V1 y13  V3  V4 y34  V3  V2 y23
-y12 = -y21 y20
1 2

0  V4  V3  y43
-y13 = -y31 -y23 = -y32
𝑛 𝑛

𝐼𝑛 = 𝑉𝑖 𝑦𝑖𝑗 − 𝑦𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑗≠𝑖


3
𝑗=0 𝑗=1

y34 = y43

4
Y11  y10  y12  y13
ELEMEN Y  y  y  y
 22
𝑛
DIAGONAL/ 20 22 23
 𝑌𝑖𝑖 = 𝑦𝑖𝑗 𝑗 ≠ 𝑖
Y33  y30  y12  y23  y34
ADMITANSI
𝑗=0
SENDIRI
Y44  y40  y34

ELEMEN
Y12  Y21   y12
Y  Y   y
OFF  13 31 13
DIAGONAL/  𝑌𝑖𝑗 = 𝑌𝑗𝑖 = − 𝑦𝑖𝑗
ADMITANSI Y23  Y32   y23
BERSAMA
Y34  Y43   y34
13
Sistem n bus, persamaan arus simpul dalam bentuk matriks :
𝐼1 𝑌11 𝑌12 𝑌1𝑗 𝑉1
𝐼2 𝑌21 𝑌22 𝑌2𝑗 𝑉2
⋮ 𝑌31 𝑌32 𝑌3𝑗 𝑉3
𝐼𝑖 =
⋮ 𝑌41 𝑌42 𝑌4𝑗 𝑉4
𝐼𝑛 𝑌𝑖1 𝑌𝑖2 𝑌𝑖𝑗 𝑉𝑖

atau
𝐼𝑏𝑢𝑠 = 𝑌𝑏𝑢𝑠 𝑉𝑏𝑢𝑠
Ibus adalah vektor bus yang diinjeksikan. I positif jika menuju bus dan
negatif jika meninggalkan bus.
Vbus adalah vektor tegangan bus yang diukur dari simpul ref.
Ybus adalah matrik admitansi bus.
14
Arus yang mengalir pada aliran daya akan menyebabkan perubahan
tegangan (magnetude tegangan dan sudut fasa), maka tegangan bus perlu
dikendalikan dengan

𝐕 → 𝐊𝐨𝐧𝐬𝐭𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐮𝐬 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐤𝐢𝐭

𝐕 → 𝐛𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐮𝐬 𝐛𝐞𝐛𝐚𝐧

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐮𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐝𝐮𝐭 𝐟𝐚𝐬𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐫𝐞𝐚𝐤𝐭𝐢𝐟

Formulasi perhitungan dari aliran daya dalam sistem


tenaga diselesaikan melalui teknik iterasi
𝑆𝑖 = 𝑉𝑖 𝐼∗ 𝑖 𝑃𝑖 + 𝑗𝑄𝑖 = 𝑉𝑖 𝐼∗ 𝑖

𝑛 𝑛
𝑃𝑖 − 𝑗𝑄𝑖 𝑃𝑖 − 𝑄𝑖
𝐼𝑖 = = 𝑉𝑖 𝑦𝑖𝑗 − 𝑦𝑖𝑗 𝑉𝑗 𝑗≠𝑖
𝑉𝑖 ∗ 𝑉𝑖 ∗
𝑗=0 𝑗=1

1 𝑃𝑖 − 𝑗𝑄𝑖
𝑉𝑖 = ∗ + 𝑦𝑖𝑗 𝑉𝑗
𝑦𝑖𝑗 𝑉𝑖

Untuk mendapatkan harga yang mempunyai indeks presisi atau


konvergen dasar perhitungannya melalui cara iterasi (0,01 – 0,0001 atau
sesuai yang dikehendaki)
BENTUK MATRIK
Terdapat 2 metode ADMITANSI/IMPEDANSI

yang banyak
TENTUKAN HARGA AWAL
digunakan untuk TEGANGAN BUS
perhitungan aliran
daya, yaitu: PROSES ITERASI
a. Metode Gauss-
Saidel TENTUKAN PERUBAHAN
b. Metode Newton- TEGANGAN MAKSIMUM

Raphson
c. Metode Fast KONVERGEN
Decouple
HITUNG DAYA SLACK
HITUNG ALIRAN DAYA
BUATLAH RINGKASAN PENYELESAIAN ALIRAN
DAYA MENGGUNAKAN METODE GAUSS SEDEL
DAN METODE NEWTON RAPHSON

kirim assignment 2 via email ke :


haryudosubuh@gmail.com paling lambat sehari
sebelum pertemuan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai