Anda di halaman 1dari 26

JARINGAN AIR BERSIH

Jaringan Pipa Air Bersih


 Jaringan pipa air bersih terdidri jaringan tranmisi dan distribusi . Jaringan transmisi
adalah jaringan dari sumber menuju jaringan distribusi dan jaringan distribusi
merupakan jaringan menuju daerah pelayanaan
 Investasi jaringan pipa air bersih dipengaruhi oleh jenis pelayanannya, kadang
kala untuk daerah pelayanan dengan tinggkat penduduk sangat rendah, maka
akan menyebabkan nilai investasi jaringan perpipaan yang sangat mahal untuk
tingkat pelayanan yang tidak terlalu tinggi.
 Jaringan pipa tranmisi dan distribusi merupakan elemen proyek yang
membutuhkan nilai investasi yang termahal (60% - 70%) dari seluruh nilai
investasi proyek system air bersih.
 Biasanya tingkat persentase pelayanan dan system air bersih akan meningkat bila
kepadatan penduduk di suatu wilayah meningkat sejalan dengan meningkatnya
kemajuan dan kemampuan penduduknya untuk bilangan system air bersih.
Skema Jaringan Air Bersih
Jaringan Transmisi
 Perencanaan sistim tranmisi bertujuan untuk mendapatkan
sistim tranmisi yang layak dari segi teknis dan nilai investasi
semurah mungkin.
 Sistim pengaliran dapat dengan gravitasi maupun
pemompaan.
 Informasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan design ini adalah :
a) Beda tinggi statis antara titik inlet dan outlet di jalur pipa.
b) Peta geografi dari kedua titik inlet dan outlet.
c) Data topografi dan geologi dijalur pipa antara kedua titik
inlet dan outlet.
Tahapan Umum Perencanaan
Jaringan Transmisi
 Langkah pertama perencanaan adalah menentukan jalur pipa dengan potongan
memanjang dan melintang dengan mempertimbangkan factor ekonomis. Kemudian
pencapaian lokasi jalur pipa selama kontruksi maupun untuk perawatan perlu
diperhatikan.
 Setelah total panjang jalur pipa diketahui dari hasil pengukuran, maka masih perlu
ditambahkan 1% s.d. 3% ekstra memperkirakan kehilangan tekanan di valve, bend,
dan pipa tergantung dari besarnya diameter dan jenis material pipa.
 Kecepatan Aliran dengan Kecepatan : 1,2 m/det dan Kecepatan minimum : 0,6 m/det
 Tekanan kerja minimum tergantung dari kebutuhan pemanfaatan aliran air dari
outlet air di instalasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Tekanan kerja maksimum yang
diijinkan sesuai dengan jenis pipa yang digunakan.
 Factor Hari Maksimum, perencanaan jalur tranmisi menggunakan besar aliran hari
maksimum dengan factor 1,15 – 1,2. factor hari maksimum ini dimaksudkan
mengantisipasi fluktuasi kebutuhan dalam Kehilangan air.
 Untuk menentukan besar aliran juga perlu memperhatikan factor kehilangan air yang
digunakan sebesar 15% s.d. 20%.
Jaringan Distribusi
 Perencanaan jaringan distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
meliputi :
 Ketersediaan debit sumber air baku
 Luas daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani
 Prosentase layanan, jumlah penduduk yang akan dilayani tergantung
pada kebutuhan, kemauan (minat), dan kemampuan atau tingkat
sosial ekonomi masyarakat. Sehingga dalam suatu daerah belum tentu
semua penduduk terlayani
 Jenis –jenis jaringan distribusi
 Kriteria perencanaan jaringan distribusi
 Skema jaringan distribusi
Jaringan Distribusi
Berdasarkan Sistem Perpipaan
Berdasarkan sistem perpipaan jaringan distribusi ada 2 jenis ::
a) Branched System (system cabang
b) Looped System (system tertutup)
Jaringan pipa distribusi dengan sistim “branch” (cabang) biasanya digunakan untuk
kota-kota kecil dan pedesaan.
a) Keuntungan dari system ini adalah membutuhkan investasi yang lebih murah
dibanding dengan sistim loop.
b) Namun bila timbul masalah disuatu tempat tertentu, maka seluruh aliran air
yang melalui pipa cabang yang berasal dari tempat itu akan terhenti apabila
perbaikan akan dilakuakan dengan cara mematikan alirannya. ini disebabkan
karena sistim aliran adalah satu arah.
Jaringan Distribusi
Berdasarkan Sistem Perpipaan
Jaringan sistim loop, biasanya membutuhkan jumlah pipa yang lebih banyak sehingga
nilai investasinya lebih besar.
a) Keuntungan dari sistim loop ini adalah sistim aliran dengan tidak satu arah,
sehingga jika suatu tempat pada jalur pipa dilakukan penutupan aliran, maka air
akan tetap mengalir dari arah yang lain.
b) Perhitungan hidrolis pipa untuk sistim cabang lebih sederhana sehingga dapat
dilakukan dengan cara manual, sedangkan untuk sistim loop, karena pada
dasarnya adalah memperhitungkan kesetimbangan aliran diseluruh jaringan
distribusi, maka perhitungan manual akan membutuhkan waktu yang lama dan
rumit.
c) Perhitungan kesetimbangan aliran ini bisa dilakukan dengan cara Iterasi Hardi
Cross atau aplikasi watercad/ epanet
Jaringan Distribusi
Berdasarkan Sistem Perpipaan
Jenis Jaringan Distribusi
Berdasarkan Luas Wilayah
Distribusi menurut luas wilayah terdapat beberapa pilihan yaitu :
 Sistem Cabang (Dead End System)
 Sistem Grid (Grid Iron System)
 Sistem Melingkar ( Ring System)
 Sistem Radial (Radial System)
Distribusi Sistem Cabang
(Dead End System)
 Distribusi sistem cabang
merupakan sistem ini air
mengalir dalam satu arah saja ke
dalam sub induk dan cabang,
diameter pipa menurun semakin
kecil pada setiap cabang.
 Kekurangan : Sering buntu,
aliran dalam pipa tidak lancar.
Kelebihan : cocok untuk segala
debit dan tekanan air baik karena
jumlah sambungan / valve sedikit
Distribusi Grid Iron System
 Aliran air memasuki cabang di semua persimpangan di kedua arah dan sub induk
memiliki diameter yang sama. pada setiap titik dalam tekanan garis seimbang dari
semua arah karena interkoneksi jaringan ke semua pipa.
Distribusi Ring System
 Pasokan air disalurkan ke pipa induk menuju sekitar batas area. Ini memiliki
keuntungan yang sama dengan system grid iron, diameter pipa dapat
menggunakan ukuran yang kecil dan lebuh mudah.
Distribusi Radial System
Menggunakan system zona, Pipa-pipa pasokan air diletakkan secara radial berakhir
menuju masing-masing zona. Air dipompa ke reservoir kemudian distribusikan ke
masing-masing zone
 Kelebihan : Mudah dalam perhitungan ukuran pipa dan memberikan layanan
cepat.
Distribusi Berdasarkan
Waktu Pelayanan
Berdasarkan ketersediaan air dan kebutuhan air yang dibutuhkan
konsumen, system distribusi dibedakan berdasarkan waktu pelayanan, yaitu
:
 Pelayanan Continuos, pelayanan yang dilakukan secara terus menerus
(24 jam) kerena ketersediaan air sumber sangat mencukupi untuk
konsumen yang dilayani
 Pelayanan Intermitten, pelayanan secara berkala terjadwal karena
ketersediaan air sumber tidak sebanding dengan konsumen yang akan
dilayani
Distribusi Berdasarkan
Kondisi Topografi Wilayah
Sistem distribusi yang digunakan didasarkan pada kondisi wilayah yang akan dilayani,
antara lain dibedakan sebagai berikut :
 Secara Gravitasi
Sistem distribusi secara gravitasi ini banyak diterapkan jika kondisi sumber air bersih
berada lebih tinggi (di pegunungan) dari wilayah konsumen yang akan dilayani,
sehingga lebih ekonomis .
 Secara Pemompaan
System distribusi ini banyak diterapkan pada wilayah yang relative datar, dimana
sumber air mengambil air tanah yang dipompakan pada reservoir, sehingga diperlukan
biaya operasional dan perawatan pompa.
 Kombinasi
Kombinasi dari system secara gravitasi dan pompa
Distribusi Berdasarkan
Penempatan Perpipaan
a. Pipa Primer atau Pipa Induk (Supply Main Pipe)
Pipa ini merupakan pipa yang berfungsi membawa air minum dari instalasi pengolahan atau reservoir distribusi
ke suatu daerah pelayanan. Pipa primer ini memiliki diameter yang relatif besar.
b. Pipa Sekunder (Arterial Main Pipe)
Pipa sekunder merupakan pipa yang disambungkan langsung pada pipa primer dan mempunyai diameter yang
sama atau lebih kecil dari pipa primer.
c. Pipa Tersier
Pipa ini berfungsi untuk melayani pipa service karena pemasangan langsung pipa servis pada pipa primer
sangat tidak menguntungkan, mengingat dapat terganggunya pengaliran air dalam pipa dan lalu lintas di
daerah pemasangan. Pipa tersier dapat disambungkan langsung pada pipa sekunder atau primer.

d. Pipa Service
Pipa servis merupakan pipa yang dihubungkan langsung pada pipa sekunder atau tersier, yang kemudian
dihubungkan pada sambungan rumah (konsumen). Pipa ini memiliki diameter yang relatif kecil.
PERENCANAAN JARINGAN
DISTRIBUSI AIR BERSIH
DATA YANG DIBUTUHAKAN PEMBUATAN
JARINGAN AIR BERSIH
Data letak sumber air baku
Data wilayah yang dilayani air bersih
Data topografi wilayah yang dilayani air bersih
Data sebaran demogarfi wilayah yang dilayani air
bersih
TAHAPAN PEMBUATAN JARINGAN
DISTRIBUSI PIPA AIR BERSIH
 Identifikasi wilayah-wilayah yang dilayani air bersih
 Identifikasi sarana dan prasarana jalan seperti jalan, jalan KA, sungai, makam, hutan
lindung dll
 Identifikasi tetak garis kontur pada peta topografi
 Buat jaringan transmisi dari sumber air menuju jaringan distribusi usahakan diletakkkan
sejajar dengan sarana jalan
 Buat jaringan distribusi sebagai kelanjutan jaringan transmisi menuju area-area yang
dilayani air bersih
 Identifikasi kebutuhan bangunan pelengkap jaringan sesuai fungsi dan kebutuhannya
seperti : reservoir, jembatan pipa, thrust block, dll
 Buat Skema Jaringan Air Bersih dan Skema bangunan pelengkap
 Berikan penomoran node dan identifikasi elevasi setiap node
Contoh Rencana
Jaringan Air bersih

Peta Wilayah
Rencana
Jaringan = Node
Air bersih = Pipa

Sumber
Draft Skema Jaringan Air bersih Sumber
= Gorong-gorong pipa

= Jembatan pipa
= Valve

Skema Bangunan Jaringan Air bersih Sumber


4

1
Penomoran Node Jaringan dan
identifikasi elevasi setiap node Sumber
Q4 = ...m3/dt
4 Elv = +....m

Skema Jaringan Air bersih 1

Sumber

Anda mungkin juga menyukai