Anda di halaman 1dari 23

MIKROBIOLOGI FARMASI

PETUNJUK PRAKTIKUM UNTUK MAHASISWA

Disusun Oleh :
Dyke Gita Wirasisya, S.Farm., M.Sc., Apt

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS MATARAM
2017
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………… 1

Daftar Isi …………………………………………………..…………… 2

Tata Tertib Praktikum ………………………………………………... 3

Acara Praktikun …………………………………………………..…… 5

Daftar Pustaka…………………………………………………….……. 21

Lampiran ……………………………….………………………….…… 22

2
TATA TERTIB DAN ACARA PRAKTIKUM

Tata Tertib

1. Sebelum memulai, praktikan diwajibkan menghadiri asistensi, mengetahui


rencana kerja praktikum yang akan dilaksanakan dan menjalani pretest yang
dilaksanakan sebelum praktikum dimulai.
2. Selama bekerja di laboratorium wajib memakai jas lab yang bersih, memakai
sarung tangan dan masker.
3. Bila praktikan menggunakan jilbab dan berambut panjang maka jas lab
dipakai menutupi jilbab dan rambut diikat untuk menghindari kecelakaan pada
saat menggunakan bunsen.
4. Wajib mencuci tangan menggunakan sabun setelah melakukan kegiatan
praktikum
5. Selama berada di dalam laboratorium dilarang makan dan minun, merokok,
mengaplikasikan kosmetik, memasukkan atau menggigit barang dalam bentuk
apapun baik disengaja ataupun tidak disengaja.
6. Apabila kultur mikroorganisme tercecer maka segera dilakukan dekontaminasi
dengan disinfektan.
7. Untuk setiap kecelakaan yang terjadi harap segera melapor kepada pengawas
untuk segera ditindak lanjuti.
8. Setelah praktikum selesai, praktikan wajib membersihkan meja praktikum dan
mengembalikan alat-alat praktikum dalam keadaan bersih serta kering.
9. Praktikan diharuskan memberi keterangan resmi bila berhalangan hadir dalam
praktikum. Bagi praktikan yang terlambat lebih dari 15 menit tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum.
10. Inhal praktikum hanya dapat diberlakukan apabila praktikan berhalangan hadir
dikarenakan sakit (dibuktikan dengan surat).
11. Setiap pelanggaran terhadap tata tertib akan dikenakan sanksi.

3
Acara Praktikum

Acara ke- Topik


1 Asistensi praktikum
2 Pengamatan morfologi mikroorganisme
3 Teknik pengecatan
4 Pengujian biokimia
5 Teknik sterilisasi dan pembuatan media
6 Pengujian potensi antibakteri
7 Penetapan angka lempeng total
8 Presentasi hasl praktikum

Keterangan :
1. Pretest dilaksanakan sebelum acara praktikum dilaksanakan
2. Setiap praktikan diwajibkan membuat laporan sementara setelah praktikum
dan wajib mendapatkan pengesahan dari pengawas atau asisten praktikum.
3. Laporan resmi diketik, di kerjakan secara perorangan dan dikumpulkan pada
saat praktikum selanjutnya dilaksanakan.
4. Laporan resmi diketik (maksimal 10 halaman) pada kertas A4, margin (atas,
bawah, kiri dan kanan) 1,75 cm dengan font Cambria 12.
5. Tidak diperkenankan mengikuti praktikum bila tidak mengumpulkan laporan
praktikum sebelumnya.
6. Responsi praktikum dilaksanakan secara tertulis atau lisan pada akhir
praktikum.
7. Nilai praktikum meliputi
• Pretest → 10%
• Presensi dan keaktifan dalam praktikum → 10%
• Laporan resmi → 30%
• Presentasi hasil → 10%
• Responsi → 40%

4
PRAKTIKUM 1 : PENGAMATAN
MORFOLOGI MIKROORGANISME

Tujuan Praktikum

Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat melihat serta


mebedakan morfologi sel bakteri dan jamur

Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang

mikroorganisme. Mikroorganisme sendiri merupakan organisme sangat kecil sehingga

pengamatannya memerlukan bantuan mikroskop. Mikroorganisme yang ada di dalam

kehidupan antara lain adalah bakteri, virus, jamur, yeast dan archea.

Gambar 1. Contoh beberapa koloni bakteri (Willey dkk., 2008)

Secara umum bakteri dapat dibedakan baik secara morfologi, biokimiawi

maupun secara genetik. Secara morfologi bakteri dapat diidentifikasi dengan melihat

bentuk, ukuran dan susunan sel. Sebagian bakteri berbentuk silinder (rod) atau bulat

namun juga ada yang berbentuk spiral dan rektangular. Susunan bakteri di alam dapat

berupa sel tunggal, berpasangan, berkelompok ataupun membentuk rantai panjang,

namun susunan sel ini dapat berubah-ubah sesuai dengan lingkungan hidup dan

penanganan sampel bakteri.

5
Jamur adalah organisme yang berfilamen dan pertumbuhannya mudah dilihat

karena penampakannya berserabut seperti kapas, yeast merupakan jamur uniseluler

yang berkembang biak dengan tunas, pembelahan sel, spora seksual ataupun aseksual.

Yeast yang berkembang biak secara aseksual termasuk dalam kelompokjamur

imperfecti sedangkan yang berkembang dengan membentuk spora seksual

digolongakn ke dalam ascomycetes dan basidiomyscetes. Yang perlu diamati dalam

mengidentifikasi jamur secara morfologi antara lain adalah hifa, bentuk badan buah,

spora, dasar badan buah, pendukung badan buah serta bantuk-bentuk khusus lainnya

Gambar 2. Mikroskop cahaya (Willey dkk., 2008)

6
Alat dan Bahan

1. Berbagai preparat awetan bakteri

2. Mikroskop cahaya

Cara Kerja

1. Amati bentuk sel mikroorganisme pada preparat awetan yang telah disediakan

dengan menggunakan mikroskop.

2. Amati kenampakan koloni mikroorganisme pada cawan petri yang telah

disediakan.

3. Buatlah gambar sel yang diamati dengan mencantumkan keterangan yang

sesuai (nama mikroorganisme, bentuk sel, koloni, warna, konfigurasi,

perbesaran yang dipakai, dll).

7
PRAKTIKUM 2 : TEKNIK PENGECATAN
BAKTERI

Tujuan Praktikum

Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat melakukan teknik


pengecatan gram dan dapat menentukan bakteri gram positif dan gram negatif.

Pengecatan mikroorganisme dilakukan untuk memudahkan dalam hal

pengamatan mikroorganisme dibawah mikroskop. Pengecatan akan memberikan

perbedaan warna antara sel dan latar belakangnya sehingga memberikan kemudahan

untuk diamati. Pada dasarnya terdapat 3 jenis tipe pengecatan sel mikroorganisme

yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan khusus.

Pengecatan sederhana adalah pengecatan sel mikroba dengan satu pewarna

dan satu tahap pengecatan. Tipe pengecatan ini dapat mewarnai sel atau latar

belakangnya sehingga memungkinkan unutk mengamati bentuk sel dan susunan sel

contohnya : gentian violet dan methylen blue.

Pengecatan diferensial merupakan jenis pengecetan sel mikroba dengan

menggunakan kombinasi pewarna. Pengecatan ini dapat digunakan untuk identifikasi

karena masing-masing mikroba mempunyai rekasi tertentu, contoh : pengecatan gram

dan ZN/acid fast.

Pengecatan khusus merupakan pengecatan yang hanya mewarnai satu bagian

dari sel sehingga dapat digunakan untuk membedakan bagian satu dengan bagian

yang lainnya dari bakteri. Contohnya adalah pengecatan gram untuk melihat flagella

dan pengecatan burri untuk melihat kapsula.

8
A B

Gambar 3. Hasil pengecatan gram pada bakteri gram positif (A) dan

bakteri gram negatif (B) pada sampel darah (de La Maza dkk, 1997).

Alat dan Bahan

1. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : pipet tetes,

erlenmeyer, kaca preparat, bunsen, ose dan gelas ukur.

2. Biakan murni bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus.

3. Larutan cat gram

Cat gram 1 : kristal violet 2 gram


Alkohol 96% 20 mL
Ammonium oxalat 1% in aqua 80 mL
Cat gram 2 : Iodium 1 gram
Kalium iodida 2 gram
Aquadest 800 mL
Cat gram 3 : Aseton 30 mL
Alkohol 96% 70 mL
Cat gram 4 : Safranin 1 gram
Alkohol 96% 10 mL
Aquadest 90 mL

9
Cara Kerja

1. Bersihkan kaca preparat dengan alkohol dan beri tanda pada ujung preparat

dengan nama mikroorganisme yang akan di cat. Gambar bulatan

menggunakan spidol dengan diameter 1 cm (daerah untuk pengecatan

mikroba). Balikkan kaca preparat sehingga gambar berada dibawah.

2. Sebanyak 1 tetes aquadest diletakkan pada area pengecatan. Ambil sedikit

biakan bakteri dan taruh pada area pengecatan. Campur bakteri dengan

aquadest dan ratakan pada area pengecatan.

3. Keringanginkan kaca preparat.

4. Fiksasi panas dilakukan dengan melewatkan kaca preparat pada nyala api,

hindari kontak langsung antara kaca preparat dengan nyala api.

5. Teteskan cat gram 1 pada area pengecatan, biarkan selama 1-3 menit. Buang

cat gram 1 tanpa pembilasan dengan air.

6. Teteskan cat gram 2 pada area pengecatan, biarkan selama 1 menit. Buang cat

gram 2 dan cuci sisanya menggunakan air. Keringanginkan kaca preparat.

7. Miringkan kaca preparat dan cuci menggunakan cat gram 3 sampai warna

pada permukaan luntur.

8. Teteskan cat gram 4 pada area pengecatan, biarkan selama 2 menit. Cuci

dengan cepat menggunakan air., kemudian keringanginkan.

9. Tutup permukaan kaca preparat dan amati dibawah mikroskop. Catat dan

gambar sel hasil pengamatan beserta keterangan-keterangan yang diperlukan.

10
PRAKTIKUM 3 : PENGUJIAN BIOKIMIA

Tujuan Praktikum

Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat melakukan uji


katalase untuk membedakan bakteri staphylococcus dan streptococcus dan uji
koagulase untuk membedakan bakteri staphylococcus aureus dan bakteri
staphylococcus lainnya.

Katalase merupakan enzim yang dihasilkan oleh beberapa kuman aerob dan

fakultatif yang dapat merubah hydrogen peroxide menjadi air dan oksigen. Salah satu

bakteri yang mempunyai enzim katalase adalah Staphylococcus aureus

2 H2O2 → 2 H2O + O2

Keberadaan enzim katalase dites dengan menggunakan hydrogen peroxide

pada koloni bakteri. Tes katalase dikatakan positif bila terdapat gelembung udara

(gas). Tes katalase ini sangat penting untuk membedakan bakteri genus

Staphylococcus dengan Streptococcus.

Koagulase merupakan enzim termostabil yang ditemukan pada bakteri

Staphylococcus aureus dan dipergunakan untuk membedakan bakteri Staphylococcus

aureus dengan Staphylococcus lainnya. Koagulase ini terdapat disekeliling membran

sel bakteri dan ada yang dilepas dari sel membentuk koagulase bebas. Tes ini sangat

penting karena dapat dikerjakan dengan cepat untuk identifikasi. Koagulase dites

dengan penambahan plasma pada koloni kuman dan dikatakan positif bila terjadi

aglutinasi (gumpalan) karena terjadi perubahan fibrinogen pada plasma menjadi

fibrin.

11
Alat dan Bahan

Alat Bahan

1. Object glass 1. Reagen H2O2 3%

2. Pipet tetes 2. Plasma Citrat 3,8%

3. Ose 3. Bakteri Staphylococcus dan Streptococcus

4. Lampu spiritus

Cara Kerja

Uji Katalase

1. Ambil object glass yang bersih dan kering.

2. Buat suspensi kuman pada objek glass dengan penambahan aquades steril.

3. Tambahkan 1 tetes reagen H2O2 pada suspensi kuman tersebut dan dilihat

adanya gelembung udara.

Uji Koagulase

1. Ambil object glass yang bersih dan kering.

2. Buat suspensi kuman pada objek glass dengan penambahan aquades steril.

3. Tambahkan 1 tetes Plasma citrat 3.8% pada suspensi kuman tersebut dan

dilihat adanya gelembung udara.

12
PRAKTIKUM 4 : TEKNIK STERILISASI
DAN PEMBUATAN MEDIA

Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat mempersiapkan
media dan peralatan untuk pengerjaan mikrobiologi

Sterilisasi dalam istilah mikrobiologi adalah proses penghilangan semua jenis

organisme hidup (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma dan virus) yang terdapat pada

suatu benda. Proses sterilisasi dilakukan dalam dua cara yaitu dengan cara fisik yaitu

cara panas (panas-kering atau panas-basah), radiasi dan filtrasi atau dengan

mengaplikasikan zat kimia.

Metode sterilisasi panas merupakan metode yang paling banyak digunakan.

Metode ini digunakan pada bahan-bahan yang tahan dengan panas. Steriliasi panas-

basah menggunakan alat yang disebut autoklaf dan metode sterilisasi panas-kering

biasanya dilakukan dengan menggunakan oven. Metode sterlisasi kimia digunakan

bila bahan tidak tahan oleh panas.

Keberadaan media pertumbuhan diperlukan untuk pertumbuhan

mikroorganisme di dalam laboratorium. Berdasarkan konsistensinya media dapat

digolongkan menjadi dua macam yaitu media cair dan media padat sedangkan

menurut kandungan nutrisinya media dapat digolongkan menjadi media kompleks,

media umum, media penyubur, media selektif, media diferensial dan media khusus.

13
Alat dan Bahan

Alat Bahan

1. Alat-alat gelas 1. Media NA

2. Mikropipet dan blue tip 2. Media NB

3. Cotton swab 3. Aquadest

4. Kertas payung (coklat)

5. Plastik pembungkus

6. Selotip

Cara Kerja

Penyiapan alat-alat

1. alat-alat seperti tabung reaksi, gelas ukur dan erlenmeyer ditutup

menggunakan kapas berbalut kasa kemudian dibalut menggunakan aluminium

foil sedangkan petri, pinset dan ose dibungkun menggunakan kerta payung.

2. Kesemua alat tersebut di sterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 O C

selama 30 menit kemudian alat-alat tersebut dikeringkan menggunakan oven.

Pembuatan media

1. Timbang medium sesuai dengan kebutuhan.

2. Larutkan medium menggunakan aquadest kemudian tutup wadah medium

menggunakan kapas berbalut kasa dan kemudian aluminium foil.

3. Media di sterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 O C selama 30 menit.

4. Media dibuat sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan

5. Media agar miring dibuat dengan cara memiringkan medium segera setelah

sterilisasi selesai. Medium yang tidak digunakan langsung disimpan dalam

kulkas.

14
PRAKTIKUM 5 : UJI POTENSI
ANTIBAKTERI

Tujuan Praktikum

Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menentukan


potensi antibiotik dari nilai KHM dan KBM dari suatu sampel dengan metode
dilusi cair.

Penentuan potensi dari zat antibakteri dapat ditentukan salah satunya dengan

metode dilusi. Metode dilusi secara umum dibagi menjadi dua yaitu metode dilusi cair

dan dilusi padat. Potensi antibakteri ditentukan dengan mengukur MIC (Minimum

Inhibitory Concentration) atau KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) dan MBC

(Minimum Bactericidal Concentration) atau KBM (Kadar Bunuh Minimum).

Metode dilusi cair/broth dilution test (serial dilution)

Metode ini dilakukan dengan cara membuat seri pengenceran agen antibakteri

pada medium cair yang ditambahkan dnegan mikroba uji. Larutan uji agen antibakteri

pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji

ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya

dikultur ulang pada media padat tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen

antibakteri, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Kultur yang tidak terlihat

pertumbuhannya ditetapkan sebagi KBM.

15
Gambar 4. Konsentrasi hambat minimum/ Minimum inhibitory concentration
(Madigan dkk, 2011).

Metode dilusi padat/solid dilution test

Metode ini prinsipnya sama dengan metode dilusi cair namun menggunakan

media padat (solid). Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi egen antimikroba

yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji.

Alat dan Bahan

Alat Bahan

1. Petri 1. Media NA dan NB

2. Tabung rekasi 2. Suspensi bakteri uji (S.aureus)

3. Mikropipet 3. Aquadest steril

4. Yellow dan blue tip 4. Standar 0,5 Mc Farland

5. Ose

6. Gelas ukur

16
Cara Kerja

1. Siapkan tabung reaksi yang digunakan. Lakukan pengenceran bertingkat

sampel menggunakan media NB. Pengenceran dilakukan 6 tingkat.

2. Setarakan biakan bakteri semalam sehingga kekeruhannya sama dengan

standar 0,5 McFarland. Penggunaan bakteri tidak boleh lebih dari 15 menit

setelah distandarkan.

3. Tambahkan suspensi bakteri pada tabung reaksi pada langkah 1.

4. Inkubasi tabung reaksi selama 24 jam pada suhu 37OC.

5. Amati kejernihan tiap-tiap tabung reaksi. Tentukan KHM dari sampel.

6. Inokulasi dilakukan ke media NA dari tabung reaksi yang memperlihatkan

kejernihan.

7. Inkubasikan media NA yang telah diinokulasi selama 24 jam pada suhu 37 OC.

8. Amati pertumbuhan bakteri yang terjadi. Tentukan KBM dari sampel

17
PRAKTIKUM 6 : PENETAPAN ANGKA
LEMPENG TOTAL

Tujuan Praktikum

Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat menetapkan cemaran


bakteri yang terdapat dalam sediaan makanan, minuman, kosmetika, obat atau
obat tradisional.

.
Penetapan angka lempeng total merupakan metode yang umum digunakan

untuk memeriksa adanya bakteri pada sediaan yang diperiksa. Penetapan angka

lempeng total memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak boleh mengandung mikroba

patogen dan tidak mengandung mikroba non patogen melebihi batas yang telah

ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan berbahaya bagi kesehatan.

Prinsip pengerjaan adalah dengan melakukan pengenceran terhadap sampel

dan menanamnya pada media agar yang kemudian diinkubasi pada suhu dan waktu

tertentu. Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil

perhitungan dikalikan dengna faktor pengenceran.

Perhitungan Angka Lempeng Total

Pilih cawan petri dari stu pengenceran dengan jumlah koloni antara 30-300.

Jumlah koloni rata-rata dari kedua petri dihitung lalu dikalikan faktor

pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai angka lempeng total dalam tiap gram

sampel. Untuk beberapa kemungkinan lainnya maka dapat diikuti langkah sebagai

berikut :

• Bila hanya salah satu petri dari pengenceran yang sama yang menunjukkan

koloni antara 30-300 maka dihitung jumlah rata-rata dari kedua petri tersebut

18
dan dihitung rata-rata dari keduanya dan di kalikan dengan faktor

pengenceran.

• Bila terdapat petri dari kedua tingkat pengenceran yang berurutan

menunjukkan koloni antara 30-300, maka dihitung jumlah koloni dan

dikalikan faktor pengenceran kemudian diambil angka rata-rata.

• Jika pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi didapati koloni yang lebih

besar 2 kali jumlah koloni pada pengenceran dibawahnya, maka dipilih tingkat

pengenceran terendah.

• Bila dari seluruh cawan petri tidak satupun menunjukkan jumlah koloni antara

30-300 maka dicatat akngaka sebenarnya dari tingkat pengenceraba terendah

dan dihitung sebagai angka lempeng perkiraan.

• Bila tidak ada pertumbuhan disemua cawan petri dan bukan disebabkan karena

keberadaan inhibitor maka angka lempeng total dilaporkan sebagai kurang

dari satu dikalikan dengan faktor pengenceran paling rendah.

• Bila jumlah koloni di petri lebih tinggi dari 300, maka petri dengan tingkat

pengenceran tertinggi dibagi dalam beberapa sektor (2,2,8 atau 16). Jumlah

koloni dikalikan dengan faktor pembagi dan faktor pengencerannya. Hasil

dilaporkan sebagai angka lempeng perkiraan.

• Bila jumlah koloni lebih dari 200 pada 1/8 bagian petri maka jumlah koloni

adalah 200 x 8 x faktor pengenceran. Angka lempeng total perkiraan dihitung

sebagai lebih besar dari jumlah koloni yang diperoleh.

19
Alat dan Bahan

Alat Bahan

1. Petri 1. Sampel (serbuk jamu)

2. Tabung reaksi 2. Media Plate Count Agar

3. Erlenmeyer 3. Pepton dilution Fluid

4. Mikropipet dan blue tip

5. Gelas ukur

6. Lampu spiritus

Cara Kerja

1. Sebanyak 1 gram sampel ditimbang dan dilarutkan dalam 10 mL PDF.

2. Lakukan pengenceran lima tingkat (sampai 10-5)

3. Tuang sebanyak 1 mL hasil pengenceran dalm petri yang mengandung PCA.

4. Petri diinkubasi pada suhu 37OC selama 24 jam.

5. Lakukan perhitungan koloni bakteri yang tumbuh pada petri.

20
DAFTAR PUSTAKA

De la Maza, Luis M., Pezzlo, Marie T dan Baron, Ellen Jo, 1997, Color Atlas of
Diagnostic Microbiology, Mosby, Missouri

Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Madigan, Michael T., Martinko, John M., Stahl, David A dan Clark, David P, 2011,
Brock Biology of Microorganism., 13th edition, Pearson, San Francisco.

Pratiwi, Sylvia T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Penerbit Erlangga, Jakarta

Society for General Microbiology, 2006, Basic Practical Microbiology : A Manual,


Society For General Microbiology, United Kingdom.

Tim Penyusun, 2008, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, Fakultas Farmasi


Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Willey, Joanne M., Sherwood, Linda M dan Woolverton, Christopher J, 2008,


Prescott, Harley and Klein’s Microbiology, 7th edition, McGraw-Hill, New

21
Lampiran 1. Format Laporan Semetara Praktikum Mikrobiologi

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

JUDUL PERCOBAAN :
NAMA :
NIM :

A. Tujuan Praktikum

B. Alur Pengerjaan

C. Hasil Praktikum

22
Lampiran 2. Format Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi

JUDUL (Sesuai acara praktikum)


Nama Penulis

PENDAHULUAN
Memuat latar belakang dan tujuan dilaksanaknnya praktikum secara ringkas
dan jelas. Dalam bagian ini perlu dimasukkan dukungan teori terkait mata praktikum.

MATERIAL DAN METODE PRAKTIKUM


Bagian ini memuat material (bahan dan alat) dan metode yang digunakan pada
acara praktikum. Material dan bahan ditulis secara rinci. Metode dapat ditulis dalam
beberapa bagian utama dari langkah pada acara praktikum ataupun dituliskan runtut
langkah-perlangkah.
Bagian ini dapat dibuat beberapa sub bab namun tidak perlu diberi penomoran.

PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM


Bagian ini memuat data hasil praktikum, interpretasi data serta pembahasan
terhadap data hasil praktikum.
Bagian ini dapat dibuat beberapa sub bab namun tidak perlu diberi penomoran.

KESIMPULAN
Pada bagian ini dituliskan jawaban dari tujuan praktikum (hasil ringkas
praktikum) bukan merupakan paparan ulang teori.

DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini memuat referensi yang benar-benar dirujuk, contoh sistematika
penulisan sebagai berikut :
BPOM., 2008. Taksonomi Koleksi Tananaman Obat Kebun Tanaman Obat Citereup.
Badan POM RI Direktorat Obat Asli Indonesia.
Saifudin, A., Rahayu, V., dan Teruna, H. T., 2011. Standardisasi Bahan Obat Alam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saleh, C., 2010. Uji Hipoglikemik Ekstrak Etanol Umbi Eleutherine Americana Merr.
Mulawarman Sci., 9(1), 33–36.

23

Anda mungkin juga menyukai