Anda di halaman 1dari 4

Pengantar

Hari ini dalam bacaan-bacaan suci kita diajak untuk


menjadi pribadi yang baik. Kebaikan tidak bisa
dilakukan dengan berpura-pura, namun kebaikan
dilakukan dengan tulus. Karena itulah kita perlu berjuang
untuk menghasilkan buah yang baik dengan menjadi
pribadi yang baik.

Renungan
Bapa, ibu saudara/i yang terkasih dalam Yesus
Kristus.
Dalam bacaan injil hari ini, Yesus mengajak kita untuk
kembali melihat diri kita masing-masing. Ada 3 hal yang
ingin Yesus bicarakan kepada kita semua:
1. Orang buta menuntun orang buta.
Orang buta adalah orang yang tidak dapat
melihat secara mata jasmani apa yang ada
disekitarnya. “Dapatkah orang buta menuntun
orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke
dalam lobang?” Ini merupakan kiasan yang
diberikan Yesus kepada orang banyak dalam
khotbanya. Yang dimaksudkan buta oleh Yesus
bukan buta secara jasmani namun buta secara
rohani. Yesus mengecam orang Farisi yang
berlaku munafik, melakukan hal-hal yang
kelihatannya beribadah dan seperti melakukan
perintah Tuhan, namun sebenarnya mereka lebih
suka melakukan apa yang mereka anggap lebih
menguntungkan diri mereka sendiri. Dimata
Yesus, mereka adalah orang-orang yang tidak
mengerti dan tidak yakin akan sesuatu hal, namun
mereka berusaha mengajak orang lain untuk
mengikuti apa yang mereka lakukan.
Hal demikian sering kita alami dalam
kehidupan kita sehari-hari baik di lingkungan
keluarga, gereja dan masyarakat. Hari ini Yesus
pun bertanya akan diri kita. Apakah kita termasuk
dalam orang buta yang menuntun atau orang buta
yang dituntun? Sikap dan kualitas hidup kita akan
menentukan siapa diri kita sesungguhya.

2. Orang akan mengikuti apa yang kita lakukan


Seorang murid tidak lebih dari pada
gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat
pelajarannya akan sama dengan gurunya. Ketika
orang banyak mengikuti apa yang diajarkan oleh
orang-orang Farisi, maka dikhawatirkan orang-
orang akan menjadi sama dengan “guru-gurunya”
tersebut. Yesus menerangkan bahwa apabila
mereka mengikuti “guru-guru” yang buta itu,
maka bayangkan apa yang akan terjadi
selanjutnya dengan para murid-muridnya.
Bercermin pada kehidupan nyata setiap kita hari
ini, sadarkah bahwa ada orang-orang, entahkah
teman atau anggota keluarga kita, yang sedang
mengikuti apa yang sedang kita lakukan.
Pertanyaannya adalah, apakah kita sedang benar-
benar menuntun orang-orang tersebut kepada hal
yang Tuhan kehendaki? Atau apakah kita sedang
sungguh-sungguh berlomba dengan tekun dalam
perlombaan yang diwajibkan bagi kita?

3. Koreksi-koreksi yang terus dilakukan untuk


menjadi lebih baik lagi
Mengapakah engkau melihat selumbar di
dalam mata saudaramu, sedangkan balok di
dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
salah satu penyebab kebutaan adalah masih
adanya “balok-balok” yang belum
ditanggalkan. Hai orang munafik keluarkanlah
dahulu balok dari matamu, maka engkau akan
melihat dengan jelas untuk mengeluarkan
selumbar dari mata saudaramu. Yesus mengajak
kita untuk mengoreksi diri. Melihat kembali sikap
dan kualitas hidup kita. Bagaiaman sikap hidup
ku di keluarga, di lingkungan gereja dan di
lingkungan masyarakat? Apakah aku sudah
menjadi seorang pengikut Kristus yang setia dan
taat? Sikap dan kualitas hidup kita akan
menunjukan buah yang akan dihasilkan. Pohon
baik menghasilkan buah yang baik dan pohon
tidak baik menghasilakan buah yang tidak baik.
Semoga.

P : Saudaraku yang terkasih, Allah sungguh baik


kepada kita umat-Nya dalam kebaikan-Nya itu,
Ia selalu membimbing kita dalam segala
tingkah laku dan perbuatan kita. Maka marilah
kita memuji Dia:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Allah maha pengasih dan penyayang,
Engkaulah penyelenggara segala hal-ikhwal
hidup kami. Dalam kebaikan-Mu yang tak
terhingga Engkau menciptakan kami dan
menganugerahi kami kehidupan. Maka kami
memuji Dikau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Bapa, amat besarlah cinta-Mu kepada kami.
Ketika dalam perjalanan hidup ini kami jatuh,
Engkau menyelamatkan kami. Bahkan Putra-
Mu yang tunggal Kau serahkan untuk kami.
Maka kami memuji Dikau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Dan seperti belum cukuplah kebaikan-Mu
kepada kami, Engkau masih mencurahkan Roh
Kudus-Mu untuk menyempurnakan rencana
keselamatan-Mu dalam diri kami. Maka kami
memuji Dikau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Setiap hari kami Kaulimpahi dengan karunia
dan berkat, sehingga kami dapat menunaikan
tugas sehari-hari, yakni berbakti kepada-Mu
dan melayani sesame lewat karya-karya kami.
Maka kami memuji Dikau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Karna semua kebaikan-Mu itu, ya Bapa, kami
lambungkan kidung pujian bagi-Mu dengan
bernyanyi:

Anda mungkin juga menyukai