Aritmetika
Aritmetika
Perhatikan suatu barisan dengan bentuk umum U n = 7𝑛 − 10. Kita tentukan enam suku pertama
dari barisan tersebut.
n U n = 7𝑛 − 10
1 U 1 = 7 ∙ 1 − 10 = −3
2 U 2 = 7 ∙ 2 − 10 = 4
3 U 3 = 7 ∙ 3 − 10 = 11
4 U 4 = 7 ∙ 4 − 10 = 18
5 U 5 = 7 ∙ 5 − 10 = 25
6 U 6 = 7 ∙ 6 − 10 = 32
Selanjutnya kita cermati apabila dilakukan pengurangan dua suku yang berurutan.
U 2 − U 1 = 4 − (−3) = 7
U 3 − U 2= 11 − 4 = 7
U 4 − U 3 = 18 − 11 = 7
U 5 − U 4 = 25 − 18 = 7
U 6 − U 5 = 32 − 25 = 7
Ternyata setiap pengurangan dua suku yang berurutan akan selalu memberikan hasil yang
selalu tetap, yaitu 7. Bilangan 7 ini dinamakan selisih atau beda dari barisan, dinotasikan
dengan 𝑏. Barisan dengan sifat tersebut dinamakan barisan aritmetika.
Definisi:
𝑏 = U n − U n−1 atau
𝑏 = U n +1− U n
Karena barisan aritmetika merupakan fungsi linear, maka nilai 𝑏 yang tetap dapat dipandang
sebagai kemiringan atau gradien.
Contoh 1.
Tentukan apakah barisan berikut merupakan barisan aritmetika atau bukan. Jika merupakan
barisan aritmetika, tentukan beda tetapnya.
a. Untuk menentukan suatu barisan merupakan barisan aritmetika atau tidak, langkah
pertama adalah menentukan apakah suku-suku yang berurutan mengikuti pola linear.
Kita tentukan selisih antara dua suku yang berurutan. Jika bedanya tetap, maka barisan
tersebut merupakan barisan aritmetika.
U 2 − U 1 = (−5) − (−10) = 5
U 3 − U 2= 0 − (−5) = 5
U 4 − U 3= 5 − 0 = 5
U 5 − U 4 = 10 − 5 = 5
U 6 − U 5 = 15 − 10 = 5
Karena bedanya tetap, yaitu 5, maka barisan tersebut merupakan barisan aritmetika.
b. Langkahnya sama dengan soal (a), kita tentukan beda antara dua suku yang berurutan.
U 2 − U 1= 10 − (−5) = 15
U 3 − U 2= 35 − 10 = 25
Perhatikan bahwa beda suku pertama dan kedua adalah 15, sedangkan beda suku kedua
dan ketiga adalah 25. Karena bedanya tidak sama maka barisan tersebut bukan barisan
aritmetika. Untuk menentukan bentuk umum atau rumus suku ke-𝑛 dari barisan
aritmetika, kita tuliskan beberapa suku pertama dan perhatikan polanya.
Suku pertama, 𝑛 = 1, → U1 = 𝑎
Suku kedua, 𝑛 = 2, → U2 = U1 + 𝑏 = 𝑎 + 𝑏
Suku ketiga, 𝑛 = 3, → U 3 = U 2 + 𝑏 = (𝑎 + 𝑏) + 𝑏 = 𝑎 + 2𝑏
Definisi:
Bentuk umum atau rumus umum suku ke-𝑛, (U n ), dari barisan aritmetika dengan suku pertama
𝑎, beda 𝑏 dengan 𝑛 bilangan asli adalah
U n = 𝑎 + (𝑛 − 1)b. untuk 𝑛 ≥ 1.
Contoh 2.
Tentukan apakah barisan berikut merupakan barisan aritmetika atau bukan. Jika merupakan
barisan aritmetika, tentukan beda tetap dan rumus umum suku ke-𝑛.
1 1 3
b. − , 0, , 1, , 2, …
2 2 2
c. 6, 12, 24, 48, …
Solusi:
a. Untuk menentukan suatu barisan merupakan barisan aritmetika atau tidak, langkah
pertama adalah menentukan apakah suku-suku yang berurutan mengikuti pola linear.
Kita tentukan beda antara dua suku yang berurutan.
U 2 − U 1 = 10 − 7 = 3
U 3 − U 2= 13 − 10 = 3
U 4 − U 3 = 16 − 13 = 3
U 5 − U 4 = 19 − 16 = 3
Karena beda dua suku yang berurutan selalu sama dengan 3, maka barisan tersebut
merupakan barisan aritmetika.
Untuk menentukan rumus umum suku ke-𝑛, kita gunakan U n = 𝑎 + (𝑛 − 1).
Perhatikan bahwa 𝑎 = 7 dan 𝑏 = 3. Sehingga
U n = 𝑎 + (𝑛 − 1).
U n = 7 + (𝑛 − 1) ∙ 3
U n = 7 + 3𝑛 − 3
U n = 3𝑛 + 4
Dengan demikian rumus umum barisan aritmetika tersebut adalah U n = 3𝑛 + 4.
b. Kita tentukan beda antara dua suku yang berurutan.
1 1
U 2 − U 1 = 0 − (− ) =
2 2
1 1
U 3 − U 2= − 0 =
2 2
1 1
U 4 − U 3= 1 − =
2 2
3 1
U 5 − U 4= − 1 =
2 2
1
Karena beda dua suku yang berurutan selalu sama dengan , maka barisan tersebut
2
merupakan barisan aritmetika. Untuk menentukan rumus umum suku ke-𝑛, kita
gunakan
U n = 𝑎 + (𝑛 − 1).
1 1
Perhatikan bahwa 𝑎 = − dan 𝑏 = .
2 2
Sehingga U n = 𝑎 + (𝑛 − 1).
1 1
U n = − + (𝑛 − 1) ∙
2 2
1 1 1
Un = − + 𝑛 −
2 2 2
1
Un = 𝑛 − 1
2
1
Dengan demikian rumus umum barisan aritmetika tersebut adalah U n = 𝑛 − 1.
2
c. Kita tentukan beda antara dua suku yang berurutan.
U 2 − U 1 = 12 − 6 = 6
U 3 − U 2 = 24 − 12 = 12
Perhatikan bahwa beda suku pertama dan kedua adalah 6, sedangkan beda suku kedua
dan ketiga adalah 12.
Karena bedanya tidak sama maka barisan tersebut bukan barisan aritmetika.
Contoh 3.
Harga jual suatu mobil bekas yang sudah berusia satu tahun adalah Rp340.000.000,00. Harga
jual tersebut akan terdepresiasi sebesar Rp30.000.000,00 per tahunnya.
c. Pada tahun ke berapa harga jual mobil bekas tersebut akan mencapai Rp100.000.000,00?
Solusi:
a. Karena harga jual mobil bekas saat berusia satu tahun adalah Rp340.000.000,00 maka
kita mempunyai nilai 𝑎 = 340.000.000. Karena mengalami depresiasi, harga jualnya
berkurang Rp30.000.000,00 per tahun, maka 𝑏 = −30.000.000. Sehingga
U n = 𝑎 + (𝑛 − 1).
U n = 340000000 + (𝑛 − 1) ∙ (−30000000)
U n = 340000000 − 30000000𝑛 + 30000000
U n = −30000000𝑛 + 370000000
Dengan demikian rumus harga jual mobil bekas tersebut setelah 𝑛 tahun adalah
U n = −30000000𝑛 + 370000000.
b. Tahun kelima dinyatakan dengan 𝑛 = 5, sehingga dengan menyubstitusikan 5 ke rumus
U n = −30000000𝑛 + 370000000, diperoleh
U 5 = −30000000 ∙ (5) + 370000000
U 5 = −150000000 + 370000000
U 5 = 220000000
Dengan demikian harga jual mobil bekas tersebut pada tahun kelima adalah
Rp220.000.000,00.
c. Untuk menentukan pada tahun ke berapa harga jual mobil bekas tersebut akan
mencapai Rp100.000.000,00 dilakukan dengan cara menyubstitusikan 100.000.000 ke
U n , diperoleh 100.000.000 = −30.000.000𝑛 + 370.000.000
−270.000.000 = −30.000.000𝑛
9=𝑛
𝑛=9
Dengan demikian harga jual mobil bekas tersebut akan mencapai Rp 100.000.000,00
pada tahun kesembilan.
Contoh 4.
Diketahui nilai suku ke-4 dari suatu barisan aritmetika adalah 16, sedangkan nilai suku ke-21
adalah 67. Tentukan nilai suku pertama dan beda barisan tersebut. Selanjutnya konstruksikan
barisannya.
Solusi:
U 21 = U 4 + 17𝑏.
67 = 16 + 17𝑏.
Sehingga diperoleh 𝑏 = 3.
Alternative solusi :
U 4 = 16 dan U 21 = 67
a+ 3 b=16
a+ 20 b=67
______________ -
−17 b=−51
−51
b=
−17
¿3
a+ 3(3)=16
a=16 – 9
a=7
2. Diketahui suatu barisan aritmetika mempunyai suku ke-7 dan suku ke-13 berturut –
turut 31 dan 55 . tentukan suku ke-33 barisan itu.