Anda di halaman 1dari 8

Nama: Jerni Sania Purba

NIM: 2105113557

1. Jelaskan perkembangan sistem bilangan Babilonia menurut para ahli dan


berikan 5 contoh perhitungan sistem bilangan Babilonia! (Tuliskan juga
sumber dan tahunnya)
Jawaban:

Teks matematika Babilonia sangat banyak jumlahnya dan teredit dengan


sangat baik. Sistem matematik Babilonia adalah seksagesimal atau bilangan
berbasis 60. Kemajuan besar dalam matematika ini terjadi karena dua
alasan. Pertama, angka 60 memiliki banyak pembagi yaitu 2, 3, 4, 5, 6, 10,
12, 15, 20, dan 30, yang membuat perhitungan jadi lebih mudah. Selain itu,
bangsa Babilonia memiliki sistem bilangan real dimana digit yang ditulis
sebelah kiri memiliki nilai yang lebih besar seperti bilangan berbasis 10.

Tulisan dan angka bangsa Babilonia sering juga disebut sebagai


tulisan paku karena bentuknya seperti paku. Orang Babilonia menuliskan
huruf paku menggunakan tongkat yang berbentuk segitiga yang memanjang
(prisma segitiga) dengan cara menekannya pada lempeng tanah liat yang
masih basah sehingga menghasilkan cekungan segitiga yang meruncing
menyerupai gambar paku.

Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem bilangan


seksagesimal (basis-60). Penggunaan bilangan seksagesimal dapat dilihat
pada penggunaan satuan waktu yaitu 60 detik untuk semenit, 60 menit untuk
satu jam, dan pada penggunaan satuan sudut yaitu 360 (60 x 6) derajat untuk
satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit pada busur
lingkaran yang melambangkan pecahan derajat. Kemajuan orang Babilonia
di dalam matematika didukung oleh fakta bahwa 60 memiliki banyak
pembagi.
Bangsa Babilonia memiliki sistem nilai-tempat yang sejati, di
mana angka-angka yang dituliskan di lajur lebih kiri menyatakan nilai yang
lebih besar, seperti di dalam sistem desimal. Akan tetapi, terdapat
kekurangan pada kesetaraan koma desimal, sehingga nilai tempat suatu
simbol seringkali harus dikira-kira berdasarkan konteksnya. Pada zaman ini
juga belum ditemukan angka nol.

Contoh:

Sumber:

Wahyu Purnama,dkk. 2018. Sejarah dan Filsafat Matematika. Jakarta:


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Jelaskan perkembangan Papirus Rhind menurut para ahli dan berikan 3


contoh!(Tuliskan juga sumber dan tahunnya)
Jawaban:

Papirus Matematika Rhind (bahasa Inggris: Rhind Mathematical


Papyrus disingkat RMP; juga diberi kode: Papyrus British Museum 10057,
dan pBM 10058) adalah suatu naskah kuno benar intinya catatan matematika
dari budaya Mesir kuno yang ditulis di atas lembaran papirus. Dianggap bagi
contoh terbaik kemajuan matematika Mesir kuno. Dinama menurut
Alexander Henry Rhind, seorang pencinta benda/barang antik asal
Skotlandia, yang melakukan pembelian naskah papirus itu pada tahun 1858
di Luxor (Thebes), Mesir; nampaknya ditemukan pada suatu ekskavasi ilegal
di bertambah kurang Ramesseum.

Diperkirakan bermula dari tahun 1650 SM. British Museum, yang


menyimpan sebagian akbar papirus itu, memperolehnya pada tahun 1865
bersama dengan Egyptian Mathematical Leather Roll, yang juga dimiliki oleh
Henry Rhind; selain itu terdapat pula sebagian fragmen kecil yang disimpan
di Brooklyn Museum di New York dan suatu anggota tengah berukuran 18
cm yang hilang. Aib satu dari dua Papirus Matematika kuno yang terkenal,
selain Papirus Matematika Moskwa. Papirus Rhind berukuran semakin akbar
daripada Papirus Moskwa, meskipun usianya semakin muda dari Papyrus
Moskwa.
Selain itu, terdapat juga pendapat ahli Menurut (Wulantina &
Maskar, 2019a), penemuan matematika pada zaman Mesopotamiadan Mesir
Kuno, didasarkan pada banyak dokumen asli yang masih ada ditulis oleh
juru tulis. Matematika pada jaman Mesir Kuno dapat dipelajari dari
artefak yang ditemukan yang kemudian disebut sebagai Papyrus Rhind
(diedit pertama kalinya pada 1877), telah memberikan gambaran
bagaimana matematika di Mesir kuno telah berkembang pesat.

Artefak-artefak berkaitan dengan matematika yang ditemukan


berkaitan dengan daerah-daerah kerajaan seperti kerajaan Sumeria 3000SM,
Akkadiadan Babyloniarezim (2000 SM), dan kerajaan Asyur (1000 SM),
Persia (abad 6-4 SM), dan Yunani (abad ke 3-1 SM). Matematika mesir yang
paling panjang adalah lembaran rhind (lembaran ahmes), diperkirakan berasal
dari tahun 1650 sm tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari
dokumen yang lebih tua dari kerajaan tengah yaitu tahun 2000-1800 sm.
Lembaran itu adalah manual instruksi bagi pelajar aritmatika dan geometri.

Contoh:

1) Perkalian Awal Bangsa Mesir

Perkalian dari dua bilangan dapat diselesaikan dengan cara


menggandakan secara berurutan salah satu dari bilangan tersebut dan
kemudian menambahkan pengulangan yang sesuai untuk memperoleh
hasil kalinya.

Untuk mencari hasil kali 19 dan 71, misalnya, kita asumsikan


multiplikan (bilangan yang akan dikalikan) adalah 71, dengan cara
menggandakan bilangan itu (mengalikannya dengan dua) diperoleh:

1 71

2 142

4 284

8 568

16 1136

Kita berhenti menggandakannya sampai sini, karena jika langkah


tersebut dilanjutkan maka pengali yang muncul selanjutnya untuk 71
akan lebih besar dari 19. Karena 19 = 1 + 2 + 16, kita dapat tulis tanda
bintang di kiri pengali-pengali ini untuk menunjukkan bahwa pengali-
pengali itu harus dijumlahkan.
* 1 71

* 2 142

* 4 284

8 568

* 16 1136

Jumlah 19 1349

Yang jika diuraikan akan tampak seperti berikut ini,

1349 = 71 + 142 + 1136 = (1 + 2 + 16)71 = 19 x 71.

2) Tabel Pecahan Satuan

Cari hasil kali dari 2+1/4 dan 1+1/2+1/7. Perhatikan bahwa


penggandaan 1+1/2+1/7 akan menghasilkan 3+2/7 yang akan ditulis
oleh para matematikawan Mesir sebagai 3+1/4+1/28. Prosesnya dapat
disusun seperti berikut.

1 1+1/2+1/7

* 2 3+1/4+1/28

1/2 1/2+1/4+1/14

* 1/4 1/4+1/8+1/28

Jumlah 2+1/4 3+1/2+1/8+1/14

Para matematikawan tahu bahwa dua kali dari pecahan satuan


1/2n adalah satuan pecahan 1/n , jadi jawabannya akan ditulis sebagai
3+1/2+1/8+1/14

3) Menampilkan Bilangan-bilangan Rasional

Misalkan a/b= 2/19. Untuk mencari n1, perhatikan bahwa


9<19/2<10, dan juga 1/10<2/19<1/9 ; dengan demikian n1=10.
pengurangan yang dilakukan akan menghasilkan 2/19-1/10=(20-
19)/19.10=1/190. Oleh karena itu, kita dapat menulis 2/19 sebagai
2/19=1/10+1/190

Sumber :
1. Kartasasmita, Bana G. dan Wahyudin. (2014). Sejarah dan Filsafat
Matematika. In: Matematika pada Awal Peradaban Manusia I.
Universitas Terbuka, Jakarta, pp. 1-47.
2. Wiriani, Wayan T. (2021). “Sejarah Serta Perkembangan Matematika
dalam Dunia Pendidikan”
3. http://p2k.unkris.ac.id/ind/1-3065-2962/Papirus-Matematika-
Rhind_67503_unkris_p2k-unkris.html

3. Jelaskan perkembangan sistem bilangan Mesir menurut para ahli dan


berikan 5 contoh perhitungan sistem bilangan Mesir!
Jawaban:

Di Mesir, sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi , bukti sejarah bilangan
yang ditemukan pada tulisan-tulisan pada batu, dinding, tembikar, plak kapur
dan monument menyebutkan bahwa satu disimbolkan sebagai garis vertikal,
sedangkan 10 diwakilkan oleh lambang ^. Orang mesir menulis dari kanan ke
kiri, jadi bilangan dua puluh tiga disimbolkan menjadi |||^^. Simbol Mesir
untuk angka besar seperti 100.000,adalah suatu simbol yang seperti burung,
tetapi angka-angka yang lebih kecil dilambangkan dengan garis lurus dan
melengkung.

Orang-orang Mesir menggunakan penomoran tertulis yang diubah


menjadi tuisan hieroglif, yang memungkinkan mereka untuk dicatat
bertambah sampai 1.000.000. ini memiliki dasar yang diperbolehkan untuk
prinsip aditif. Dalam notasi ini ada tanda khusus untuk setiap kekuatan
sepuluh.
Ini penomoran hieroglif adalah versi tertulis dari sistem
penghitungan beton menggunakan benda-benda materi. Untuk mewakili
angka, tanda untuk setiap order decimal diulang sebanyak yang diperlukan.
Untuk membuatnya lebih mudah untuk membaca tanda-tanda mengulangi
mereka ditempatkan di kelompok dua, tiga, atau empat dan disusun secara
vertikal.

Dalam penulisan angka, urutan desimal terbesar akan ditulis


pertama. Angka-angka yang ditulis dari kanan ke kiri.

Berikut adalah beberapa contoh dari prasasti makam.


Contoh 1: 276

Contoh 2: 46,206

Contoh 3: 3547

Sumber : Buku Sejarah Matematika, Victor J. Katz,(2008)

4. Jelaskan perkembangan nilai phi menurut para ahli (Tuliskan sumber dan
tahunnya)
Jawaban:

Dalam sejarah matematika, perbandingan keliling dan diameter lingkaran


diungkapkan dalam berbagai simbol di berbagai belahan dunia. Penggunaan huruf
Yunani π juga menyatakan beragam hal dalam sejarah matematika. Perbandingan
keliling dengan diameter lingkaran atau tepatnya 3,14159... disimbolkan dengan
huruf π pertama kali dilakukan oleh William Jones (1675-1749) tahun 1706. Namun
pemakaian simbol ini secara luas hingga kini setelah dipopulerkan oleh
matematikawan Leonhart Euler (1707- 1783).

William Jones sendiri sebelumnya kurang dikenal, tetapi setelah korespondensinya


dengan Newton diketahui oleh para sejarawan, ia mulai dikenal dalam sejarah
matematika. Ia antara lain pernah menjadi anggota the Royal Society (suatu
perhimpunan ilmuwan ternama di Inggris) tahun 1711.

Simbol huruf Yunani π sendiri telah digunakan dalam matematika jauh sebelum
Jones. Simbol ini antara lain telah digunakan oleh matematikawan William
Oughtred (1574-1660), Isaac Barrow (1630-1677), dan David Gregory (1661-1701).

Simbol tunggal π pertama kali digunakan oleh William Jones (1675-1749) tahun
1706 dalam bukunya Synopsis palmariorum matheos. Tahun 1736, Euler
menggunakan π untuk menyatakan keliling pada saat diameter lingkaran sama
dengan satu dalam bentuk 1 : π, pada buku Mechanica sive motus scientia
analytice exposita. Mulai tahun 1737, Euler menggunakan π untuk 3,14159...
dalam surat korespondensinya. Ini berlanjut pada suratsuratnya tahun 1738 dan
1739. Johann Bernoulli mula-mula menggunakan huruf c tahun 1739 dalam
suratnya kepada Euler, tetapi pada surat tahun 1740 ia mulai menggunakan huruf
π. Tahun 1741, π sudah digunakan dalam Mathematical Tables oleh H. Sherwin.
Pada tahun 1742, Nikolaus Bernoulli juga menggunakan π dalam suratnya kepada
Euler. Akhirnya, Euler mempopulerkan penggunakan π secara luas setelah
menulisnya dalam buku Introductio in Analysin Infinitorum tahun 1748 dan tulisan-
tulisan berikutnya. Berikut ini petikan kalimat dari buku tersebut. Satis liquet
Peripheriam hujus Circuli in numeris rationalibus exacte exprimi non posse, per
approximationes autem inventa est .. esse = 3,14159 [hingga 128 desimal-pen],
pro quo numero, brevitatis ergo, scribam , ita ut sit = Semicircumferentiae Circuli,
cujus Radius = 1, seu erit longitudo Arcus 180 graduum.

Setelah penerimaan Euler akan lambang π tersebut, banyak orang juga


menggunakan lambang π, hingga kini semua orang menggunakan lambang π.
Namun dalam masa-masa setelah Euler tersebut tetap saja ada satu dua orang
yang pernah menggunakan lambang yang berbeda. Segner tahun 1751
menggunakan π tetapi pada tahun 1767 kembali menggunakan lambang lama, δ :
π. Matematikawan D. Lardner tahun 1828 menggunakan lambang π untuk
menyatakan pendekatan pada rasio keliling dan diemeter lingkaran, bukan rasio
itu sendiri. Juga, Pietro Ferroni tahun 1782 malah menggunakan lambang P untuk
3,14159... dan lambang ∏ untuk 6,283...

Sumber: Jurnal yang berjudul SEJARAH PENGGUNAAN SIMBOL KONSTANTA π oleh


Sumardyono, M.Pd (2013)

Anda mungkin juga menyukai