Anda di halaman 1dari 7

Hiperbiliruminemia Neonatorum

Oleh : Andi Syahrul Mubarak

Hiperbilirubinemia neonatorum adalah peningkatan kadar bilirubin total pada


minggu pertama kelahiran aterm. Sering ditemukan pada bayi baru lahir terutama
pada bayi kurang bulan (80%) karena memiliki kandungan albumin yang lebih
rendah. Hal ini disebabkan pada masa transisi setelah lahir, hepar belum berfungsi
secara optimal, sehingga proses glukorodinasi bilirubin tidak terjadi secara
maksimal. Keadaan ini akan menyebabkan dominasi bilirubin tak terkonjugasi
dalam darah sehingga muncul gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada
kulit dan mukosa akibat deposisi bilirubin.
Etiologi hiperbilirubinemia neonatorum dapat dibedakan menjadi:
1. Produksi yang berlebihan
2. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar
3. Gangguan transportasi
4. Gangguan dalam ekskresi

Hiperbilirubinemia dapat dibedakan menjadi:


1. Hiperbilirubinemia Fisiologi
- Dapat mengenai bayi cukup bulan atau kurang bulan
- Nilai bilirubin total < 12 mg/dL
- Muncul pada hari ketiga kehidupan, menghilang pada akhir
minggu pertama pada bayi cukup bulan dan dapat lebih lama pada bayi
kurang bulan.
- Peningkatan bilirubin karena polisitemia relatif, pemendekan masa
hidup eritrosit (pada bayi 80 hari dibandingkan dewasa 120 hari), proses
pengambilan dan konjugasi di hepar yang belum matur dan peningkatan
sirkulasi enterohepatik.
2. Hiperbilirubinemia pada bayi mendapat ASI (Breastmilk jaundice)
- Ditemukan pada bayi yang mendapat ASI eksklusif karena
adanya zat tertentu di dalam ASI
- ASI tidak perlu dihentikan dan frekuensi ditambah
3. Hiperbilirubinemia patologi
- Terjadi pada bayi cukup bulan dengan kadar bilirubin > 18 mg/dL.
- Muncul pada hari pertama atau disebabkan oleh proses yang abnormal.
Ditemukan pada anemia hemolitik, biasanya dari inkompatibilitas tipe
darah, polisitemia, dan hematoma.
Penentuan kadar bilirubin secara klinis bisa dilakukan dengan cara Kramer
sesuai gambar dan tabel berikut :

Pembagian hiperbilirubinemia menurut Kramer

Hubungan kadar bilirubin (mg/dL) dengan daerah hiperbilirubinemia menurut Kramer.

Kadar bilirubin
Daerah (mg/dL)
Penjelasan
hiperbilirubinemia
Prematur Aterm

1 Kepala dan leher 4–8 4–8

2 Dada sampai pusat 5 – 12 5 – 12

3 Pusat bagian bawah sampai lutut 7 – 15 8 – 16

4 Lutut sampai pergelangan kaki dan bahu 9 – 18 11 – 18


sampai pergelangan tangan

5 Kaki dan tangan termasuk telapak kaki dan > 10 > 15


telapak tangan

Diagnosis

Jika muncul tanda-tanda kuning pada kulit dan mukosa, dapat


dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:

Kadar bilirubin serum berkala (total, indirek dan direk)

Darah tepi lengkap

Golongan darah ibu dan bayi

Uji Coombs

Pemeriksaan penyaring defisiensi enzim G6PD, biakan darah atau


biopsi hepar bila perlu.

Pemeriksaan tersebut diatas tidak semuanya rutin dikerjakan dan


untuk menentukan penyebab hiperbilirubinemia dibutuhkan suatu
pendekatan khusus agar dapat memperkirakan penyebabnya yang dilihat
dari pola hari munculnya kuning pada anak dan penyebab tersering pada
usia tertentu.

II. PENATALAKSANAAN

a. Memberikan substrat yang kurang toksik untuk transportasi atau


konjugasi 2
Contohnya ialah pemberian albumin untuk mengikat bilirubin yang
bebas. Albumin dapat diganti dengan plasma dengan dosis 15-20
mg/kgBB. Albumin biasanya diberikan sebelum transfusi tukar dikerjakan
oleh karena albumin akan mempercepat keluarnya bilirubin dari
ekstravaskuler ke vaskuler sehingga bilirubin yang diikatnya lebih mudah
dikeluarkan dengan transfusi tukar. Glukosa perlu diberikan untuk
konyugasi hepar sebagai sumber energy.

b. Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi 2


Indikasi terapi sinar adalah:
1. Bayi kurang bulan atau bayi
berat lahir rendah dengan kadar bilirubin >10 mg/dL.
2. Bayi cukup bulan dengan
kadar bilirubin >15 mg/dL.
Lama terapi sinar adalah selama 24 jam terus-menerus, istirahat 12 jam,
bila perlu dapat diberikan dosis kedua selama 24 jam.

c. Transfusi tukar pada umumnya dilakukan dengan indikasi sebagai


berikut 2
a.Kadar bilirubin tidak langsung >20 mg/dL
b. Kadar bilirubin tali pusat >4 mg/dL dan Hb <10 mg/dL
c.Peningkatan bilirubin >1 mg/dL

Gambar 3. Kurva fototerapi berdasarkan America Association of Pediatry


Tabel 3. Penanganan Bilirubinemia Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum 2

Terapi Sinar Tranfusi Tukar

Usia Bayi Sehat Faktor Resiko Bayi Sehat Faktor resiko

mg/dL mmol/L mg/dL mmol/L mg/dL mmol/L mg/dL mmol/L

Hari 1 Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220

Hari 2 15 260 13 220 19 330 15 260

Hari 3 18 310 16 270 30 510 20 340

Hari 4 dst 20 340 17 290 30 510 20 340

d. Terapi suportif, antara lain : 2


a. Minum ASI atau pemberian ASI peras.
b. Infus cairan dengan dosis rumatan.

III. PENCEGAHAN

Hiperbilirubinemia dapat dicegah dan dihentikan laju peningkatannya


dengan : 2

a. Pengawasan antenatal yang baik


b. Menghindari obat yang dapat meningkatkan hiperbilirubinemia pada
bayi pada masa kehamilan dan kelahiran, mislnya sulfafurazol,
novobiotin, oksitosin, dan lain-lain.
c. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus
d. Iluminasi yang baik pada bangsal bayi baru lahir
e. Pemberian makanan yang dini
f.Pencegahan infeksi
g. Pemberian ASI eksklusif
h. Bila memungkinkan, skrining golongan darah ibu dan ayah sebelum
lahir.
i. Bila ada riwayat bayi kuning dalam keluarga, periksa kadar G6PD
IV. MONITORING

Monitoring yang dilakukan antara lain :2

1. Bilirubin dapat menghilang dengan cepat dengan terapi sinar. Warna


kulit tidak dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan kadar
bilirubin serum selama bayi mendapat terapi sinar dan selama 24 jam
setelah dihentikan.
2. Pulangkan bayi bila terapi sinar sudah tidak diperlukan, bayi minum
dengan baik, atau bila sudah tidak ditemukan masalah yang
membutuhkan perawatan di RS.

V. KOMPLIKASI

Komplikasi yang ditakuti dari hiperbilirubinemia adalah kern


icterus. Kern icterus atau ensefalopati bilirubin adalah sindrom neurologis
yang disebabkan oleh deposisi bilirubin tidak terkonjugasi (bilirubin tidak
langsung atau bilirubin indirek) di basal ganglia dan nukleus batang otak.
Patogenesis kern icterus bersifat multifaktorial dan melibatkan interaksi
antara kadar bilirubin indirek, pengikatan oleh albumin, kadar bilirubin
yang tidak terikat, kemungkinan melewati sawar darah otak, dan
suseptibilitas saraf terhadap cedera. Kerusakan sawar darah otak, asfiksia,
dan perubahan permeabilitas sawar darah otak mempengaruhi risiko
terjadinya kern icterus.7

Pada bayi sehat yang menyusu, kern icterus terjadi saat kadar
bilirubin >30 mg/dL dengan rentang antara 21-50 mg/dL. Onset umumnya
pada minggu pertama kelahiran tapi dapat tertunda hingga umur 2-3
minggu.

Gambaran klinis kern icterus antara lain :7

1) Bentuk akut :
a. Fase 1(hari 1-2) : tidak kuat menyusui, stupor, hipotonia, kejang.
b. Fase 2 (pertengahan minggu I) : hipertoni otot ekstensor,
opistotonus, retrocollis, demam.
c. Fase 3 (setelah minggu I) : hipertoni.

2) Bentuk kronis :
a. Tahun pertama : hipotoni, active deep tendon reflexes, obligatory
tonic neck reflexes, keterampilan motorik yang terlambat.
b. Setelah tahun pertama : gangguan gerakan (choreoathetosis,
ballismus, tremor), gangguan pendengaran.
Oleh karena itu terhadap bayi yang menderita hiperbilirubinemia perlu
dilakukan tindak lanjut sebagai berikut: 2

1. Penilaian berkala pertumbuhan dan perkembangan


2. Penilaian berkala pendengaran
3. Fisioterapi dan rehabilitasi bila terdapat gejala sisa

Anda mungkin juga menyukai

  • PI
    PI
    Dokumen13 halaman
    PI
    Eva Yunita
    Belum ada peringkat
  • HNP Eva
    HNP Eva
    Dokumen11 halaman
    HNP Eva
    Eva Yunita
    Belum ada peringkat
  • HNP Eva
    HNP Eva
    Dokumen11 halaman
    HNP Eva
    Eva Yunita
    Belum ada peringkat
  • Tuntunan Ibadah Ramadhan
    Tuntunan Ibadah Ramadhan
    Dokumen72 halaman
    Tuntunan Ibadah Ramadhan
    Fina Ahmad Fitriana
    Belum ada peringkat
  • Paraparesis Eva
    Paraparesis Eva
    Dokumen8 halaman
    Paraparesis Eva
    Eva Yunita
    Belum ada peringkat
  • Iva
    Iva
    Dokumen3 halaman
    Iva
    Eva Yunita
    Belum ada peringkat
  • TB Milier
    TB Milier
    Dokumen7 halaman
    TB Milier
    Eva Yunita
    Belum ada peringkat
  • Eva - Asma Pada Anak
    Eva - Asma Pada Anak
    Dokumen27 halaman
    Eva - Asma Pada Anak
    Eva Yunita
    Belum ada peringkat
  • Demam Pada Anak
    Demam Pada Anak
    Dokumen31 halaman
    Demam Pada Anak
    Eva Yunita
    100% (1)