demokrasi Pancasila dimana kekuasaan yang dilaksanakan berada ditangan rakyat. Hal
tersebut dapat dilihat dengan adanya lembaga legislatif, salah satunya DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat) yang merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi rakyat
Indonesia guna memajukan pembangunan sehingga mampu bersaing dalam kancah
Internasional.
Berdasarkan paparan di atas, DPR sebagai salah satu lembaga legislatif yang
menampung semua aspirasi rakyat Indonesia. Hal tersebut belum dapat dikatakan
terlaksana dengan sedemikian rupa, mengapa saya katakan seperti itu? Kita dapat
melihat bahwa kebanyakan dari anggota-anggota DPR pada era sekarang ini tidak
melaksanakan tugasnya dengan baik. Berikut ini saya akan paparkan terlebih dahulu
tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh DPR, sebelum saya menjabarkan tentang
kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa sebenarnya masih banyak permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam warta DPR.
Seperti yang kita ketahui, tugas-tugas DPR di antaranya yaitu menyusun dan
membahas Rancangan Undang-Undang (RUU), membahas RUU yang diusulkan oleh
Presiden ataupun DPD, memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang
diajukan Presiden), melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan
kebijakan pemerintah, lalu membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang
disampaikan oleh DPD (terkait pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE
lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama).
Dari tugas-tugas DPR tersebut kita dapat melihat dan mempertanyakan apakah
semua berjalan sesuai adanya? Karena dalam kenyataannya masih banyak permasalahan
yang masih terjadi dalam DPR berkaitan dengan tugas-tugas tersebut.
Harga pangan yang tidak stabil: berdampak pada pertumbuhan ekonomi kita
yang seharusnya menjadi masalah yang paling besar bagi Komisi IV dan Komisi VI
sebelum diangkat oleh publik pers seperti permasalahan kelangkaan daging yang baru-
baru saja terjadi. Isu-isu yang beredar di masyarakat tentang adanya gelar-gelar palsu
pada anggota DPR sehingga hal ini harus menjadi perhatian bagi Komisi VII dengan
pasangan kerjanya yakni Kemenristek Dikti.
Lalu kunjungan anggota badan legislasi DPR untuk melakukan studi banding ke
luar negeri dan menghabiskan banyak dana dari APBN yang seharusnya akan lebih baik
apabila digunakan untuk menambah anggaran yang telah disiapkan untuk perbaikan
infrastruktur. Dana APBN 2015 yang mana ditargetkan pendapatan negara dan hibah Rp
1.761,1 T, akan tetapi semua dapat kita lihat dengan salah satu faktor yang dapat
meruntuhkan hal ini dengan kurs rupiah terhadap dollar yang semakin memburuk pada
kisaran Rp 14.709,00 (data pada hari Senin, 28 September 2015). Selain itu, kita ketahui
bahwa pemasukan APBN 80% dari pajak. Akan tetapi, patut untuk dipertanyakan
apakah dalam hal pemasukan pajak itu tidak terjadi penyelewengan? Karena seperti
yang kita ketahui masih banyak masalah yang terjadi tentang penyelewengan pajak
salah satunya adalah pendugaan penyelewengan pajak oleh Perusahaan Ancora Group.
Hal ini tentulah menjadi PR bagi Panja Perpajakan yang dibentuk oleh Komisi III DPR.
Lalu saya juga akan mengusulkan agar memperketat ketentuan yang berlaku
dalam keanggotaan DPR tentang etika terutama pada saat pembahasan-pembahasan
yang dilakukan dalam rapat paripurna sehingga akan mengubah stigma yang melekat
dalam masyarakat bahwa anggota DPR adalah wakil rakyat yang hanya memakan gaji
buta.Saya juga ingin adanya komunikasi antara anggota dan juga yang mengetuai agar
lebih terciptanya kinerja yang efektif sehingga rencana-rencana yang akan dilaksanakan
dapat berjalan sesuai keinginan dan juga dapat maksimal dalam hasilnya.
Pengkajian ulang tentang kenaikan gaji yang diinginkan oleh para DPR menurut
saya perlu dilakukan karena dampak dari hal terserbut akan kepada masyarakat yang
mana jauh lebih membutuhkan demi kemakmuran mereka dan yang paling utama,
wacana kenaikan gaji DPR itu tentu semakin menambah beban pengeluaran negara
sedangkan masih banyak infrastruktur pada negeri ini yang harus dibenahi.
Berdasarkan hal di atas, maka apabila saya menjadi anggota DPR saya tidak
ingin menjadi seseorang yang hanya duduk manis tanpa berbuat apa-apa demi
memajukan kehidupan bangsa baik dalam nasional maupun internasional. Meskipun,
tidak semua anggota DPR melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya sesuai dengan
tugas mereka masing-masing. Seorang DPR haruslah seseorang yang menjunjung tinggi
aspirasi rakyatnya yang mana telah memilih dirinya sebagai wakil rakyat, dan bukan
seseorang yang hanya mengobral janji pada saat kampanye dan saat berakhirnya
kampanye tersebut lalu hilanglah untaian-untaian kata yang pernah terpikat oleh
masyarakat yang putih dan tabu dalam permasalahan ini. Karena suatu bangsa akan
maju dalam semua bidang apabila seluruh aspirasi yang dituangkan oleh rakyat dapat
direalisasikan oleh lembaga-lembaga yang bertugas untuk menampung semua hal
tersebut, sehingga permasalahan yang terjadi tidak akan saling tumpang tindih. Seperti
apa yang dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer bahwa “Betapa bedanya bangsa-
bangsa Hindia ini dari Bangsa Eropa. Di sana setiap orang yang memberikan sesuatu
yang baru pada umat manusia dengan sendirinya mendapatkan tempat yang selayaknya
di dunia dan di dalam sejarahnya. Di Hindia, pada bangsa-bangsa Hindia, nampaknya
setiap orang takut tak mendapat dan berebutan untuk menguasainya”.
REFERENSI
http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang
http://market.bisnis.com/