Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

“Konsep Batuan”
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

dalam Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Derlina, M.Si

Disusun Oleh :

KELOMPOK I

Cindy Renika Manalu (4203321010)


Cristina Panggabean (4203321019)
Elia Sri Suryani (4203321012)
Jessika Tania Butar – Butar (4202421027)

KELAS B
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami sanggup menyusun Makalah yang berjudul “Konsep
Batuan” ini semaksimal mungkin.
Adapun maksud kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi Ilmu
Pengetahuan Bumi Dan Antariksa yang telah di amanahkan kepada kami. Kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Derlina, M.Si selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa ini.
Kami sadar bahwa makalah ini tentu saja tidak lepas dari banyaknya kekurangan baik
dari segi mutu maupun jumlah dari materi yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang kami miliki.
Oleh sebab itu, kami membutuhkan masukan dan kritik yang bersifat membangun
yang berasal dari semua pihak demi perbaikan terhadap makalah selanjutnya. Harapan kami
semoga makalah ini bermanfaat terlebih bagi kami dan para pembaca.

Medan, 07 Maret 2022


Penyusun

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Pengertian Batuan ......................................................................................................... 2
B. Jenis-Jenis Dan Karakteristik Batuan............................................................................ 2
C. Siklus Batuan ................................................................................................................ 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 5
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 5
B. Saran ............................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di bumi ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya alamnya, diantaranya
yaitu batuan. Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral, batuan penyusun
kerak bumi. Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai jenis
batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang
berbeda pula. Batuan sebagai penyusun utama bumi memiliki jumlah yang melimpah. Segala
unsur kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari kebutuhan akan batuan. Di bumi ini batuan
dibagi menjadi kelompok besar, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan atau
metarmorfis. Dalam batuan-batuan tersebut terdapat mineral, yaitu unsur-unsur kimiawi
dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola
yang sistimatis. Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku (Igneous
Rocks). Batuan sedimen (Sedimentary Rocks) bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah,
seperti proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi dan
organis serta proses penguapan/ evaporasi. Batuan metamorf (Metamorphic Rocks) terbentuk
dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami
peningkatan temperatur atau tekanan yang cukup tinggi, namun peningkatan temperatur itu
sendiri maksimal di bawah temperatur magma.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud batuan?
2. Apa saja jenis-jenis dan karakteristik batuan?
3. Bagaimana siklus batuan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi batuan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan karakteristik batuan
3. Untuk mengetahui siklus batuan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Batuan
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Batuan bisa terdiri dari
satu macam mineral saja atau campuran beberapa mineral. Batuan-batuan adalah benda alam
yang menjadi penyusun utama bumi. Kebanyakan batuan merupakan campuran mineral yang
tergabung secara fisik satu sama lain. Beberapa batuan tertentu tersusun dari satu jenis
mineral saja, dan sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan mineral, bahan organik serta
bahan bahan vulkanik. Batuan dipelajari dalam petrologi yaitu suatu ilmu yang mempelajari
tentang berbagai macam batuan yang terdapat dalam kerak bumi baik cara terjadinya
maupun klasifikasinya. Berdasarkan proses terbentuknya batuan dibagi menjadi tiga jenis
yaitu batuan beku (Igneous Rocks), batuan sedimen (Sedimentary Rocks) dan batuan
metamorf (Metamorphic Rock).
B. Jenis-Jenis Dan Karakteristik Batuan
1.Batuan Beku
Batuan beku terbentuk oleh pembekuan magma. Batuan beku dibagi menjadi batuan
plutonic dan batuan vulkanik. Batuan plutonik atau intrusive terbentuk ketika magma
mendingin dan terkristalisasi perlahan didalam kerak bumi. Salah satu contoh batuan beku
plutonikadalah granite. Sedangkan batuan beku vulkanik atau extrusive membeku dan
terbentuk pada saat magma keluar kepermukaan bumi sebagai lava atau fragment bekuan.
Contoh batuan beku vulkanik adalah batu apung dan basalt.
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:
kristalinitas, granularitas, bentuk kristal dan hubungan antar kristal. Kristalinitas adalah
derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut.
Kristalinitas digunakan untuk menunjukkan berapa banyak kristal yang berbentuk dan yang
tidak berbentuk, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila
magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika
pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan tempat genesanya yaitu Batuan beku intrusi dan
Batuan beku ekstrusi

2
a. Batuan beku intrusi
Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering disebut batuan beku dalam atau
batuan beku plutonik. Batuan jenis ini proses pembekuannya sangat lambat, yaitu dapat
sampai jutaan tahun. Keadaan ini memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar
dengan bentuk yang sempurna , menjadi tubuh batuan beku intrusi. Tubuh batuan beku
nya sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat beragam, tergantung pada
kondisi magma dan batuan yang ada di sekitarnya
b. Batuan beku ekstrusi
Batuan beku ekstrusi adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusi ini, yaitu lava yang memiliki berbagai struktur
yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava
tersebut.
2. Batuan sedimen
Batuan sedimen terbentuk karena endapan dari hasil pelapukan materialmaterial batuan.
Material hasil lapukan ini bisa berupa zat organik maupun mineral. Material ini kemudian
terkompaksi serta tersementasi. Batuan sedimenyang terbentuk di permukaan bumi terdiri
dari 65% batu lempung (mudstone, shale dan siltstone); 20%-25% Batu pasir dan 10%-15%
batuan karbonat(limestone dan dolostone).
Batuan Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi,
kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf hanya
tersingkapsekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan sediment
mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar aktivitas manusia di permukaan
bumi terdapat di atas jenis batuan ini.
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada yang mengalami pelapukan,
dorongan oleh air, pengikisan-pengikisan oleh angin serta proses, diagnesa, transportasi dan
litifikasi.Batuan ini terendapkan di tempattempat yang relatif lebih rendah letaknya dari
batuan asalnya, misalnya di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula batuan
sediment merupakan batuanbatuan yang lunak,akan tetapi karean proses diagenesa maka
batuan-batuan lunak tadi berubah menjadi keras.
Tekstur batuan sediment adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen
seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan sedimen mempunyai arti
penting karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut terutama proses
transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi
lingkungan pengendapan batuan sediment.

3
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu batuan sedimen klastik
(sering ditulis clastic) dan batuan sedimen bukan klastik (yang sering ditulis non clastic)
a. Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik, merupakan hasil proses sedimentasi rombakan batuan jenis yang
lain. Pada umumnya, semua jenis batuan termasuk batuan beku apabila sudah tersingkap
akan mengalami proses pelapukan . terdapat dua macam proses pelapukan , yaitu
pelapukan fisika dan pelapukan kimia. Pelapukan fisika disamping sebagai akibat tenaga
endogen juga di sebabkan oleh adanya peningkatan suhu akibat pancaran panas sinar
matahari. Sedangkan pelapukan kimia akan dominan terjadi di daerah trofis ketika
oksigen dan air yang akan berperan aktip.
b. Batuan sedimen non klastik
Batuan sedimen non klastik , disebut juga non clastic sedimentary rocks atau non clastic
sediments. Apabila batuan sedimen tersebut (umumnya batuan karbonat jenis batu
gamping koral= coralic limestones)
Pada deskripsi, batuan sedimen dikenal dengan fragmen, matrik dan semen untuk batuan
sedimen berbutir kasar ( kelompok konglomerat dan breksi ), sedangkan untuk batuan
sedimen yang termasuk kelompok batu pasir dan batu lempung hanya di kenal dengan
matrik dan semen.
1.Batuan Metamorf
Batuan metamorf terbentuk dari hasil ubahan/alterasi dari mineral dan batuan lain karena
pengaruh tekanan dan temperatur. Tekanan dan temperatur yang mempengaruhi
pembentukan batuan ini sangat tinggi dibandingkan pada pembentukan batuan beku dan
sedimen sehingga mengubah mineral asal menjadi mineral lain.
Batuan metamorf terbentuk oleh proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi pada
kedalaman 3 hingga 20 km dari permukaan bumi, yang sebagian besar terjadi dalam keadaan
padat, yakni tanpa melalui fasa cair. Sehingga terbentuk struktur dan mineralogi baru yang
sesuai dengan lingkungan fisik baru pada tekanan (P) dan temperatur (T) tertentu.Menurut
H.G.F. Winkler, 1967, metamorfisme adalah proses-proses yang mengubah mineral suatu
batuan pada fase padat karena pengaruh atau tanggapan terhadap kondisi fisik dan kimia di
dalam kerak bumi, dimana kondisi fisik dan kimia tersebut berbeda dengan kondisi
sebelumnya. Proses-proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesis.
Proses metamorfisme kadang-kadang tidak berlangsung sempurna, sehingga perubahan
yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu besar, hanya kekompakkan pada batuan saja yang
bertambah. Proses metamorfisme yang sempurna menyebabkan karakteristik batuan asal

4
tidak terlihat lagi. Pada kondisi perubahan yang sangat ekstrim, peningkatan temperatur
mendekati titik lebur batuan, padahal perubahan batuan selama proses metamorfisme harus
tetap dalam keadaan padat. Apabila sampai mencapai titik lebur batuan maka proses tersebut
bukan lagi proses metamorfisme tetapi proses aktivitas magma.
Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : Batuan metamorf kontak,
batuan metamorf dinamo dan batuan metamorf kontak pneumatolistic.
a. Batuan metamorf kontak ( contact metamorfisme rocks).
Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat
tinggi (sebagai akibat dari aktivitas magma). Adanya suhu yang sangat tinggi
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Disebut juga
sebagai thermal metamorfisme. Contohnya batu gamping menjadi batu marmer
b. Batuan metamorf dinamo (dynamic metamorfisme rocks). Batuan yang mengalami
metamorfose sebagai akibat dari adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga
endogen dalam waktu yang lama . dikenal juga sebagai regional/tectonic
metamorfisme contohnya batu lumpur (mudstone) menjadi batu sabak(slate). Batuan
ini banyak di jumpai di daerah patahan atau lipatan.
c. Batuan metamorf kontak pneumatolistic. Batuan yang mengalami metamorfose
sebagai akibat dari adanya pengaruh gas-gas yang ada pada magma. Contohnya
kuarsa dengan gas fluorim berubah menjadi topas.

5
C. Siklus Batuan

Batuan dapat mengalami perubahan dari satu tipe menjadi tipe batuan yang lainnya.
Batuan dari jenis apapun jika tertimbun kedalam bumi, mendapatkan energi panas hingga
meleleh, kemudian membeku kembali, maka batuan tersebut akan menjadi batuan
beku.Batuan jenis apapun jika mengalami pelapukan, transportasi, kemudian terendapkan
kembali, maka batuan tersebut akan menjadi batuan sedimen. Batuan jenis apapun jika
mengalami pemanasan (pematangan termal) dan penekanan, maka batuan tersebut akan
berubah menjadi batuan metamorf. Gambar diatas menunjukkan siklus batuan yang dapat
berubah menjadi tipe btuan lain.

6
Mineral penyusun batuan mengalami penghancuran dan penyususnn berulang kali dalam
sebuah siklus yang terjadi dalam kurun waktu ratusan juta tahun. Batuan-batuan terbentuk
secara terus-menerus dan kemudian terkubur di dalam Bumi sehingga batuan tersebut
meleleh dan siklus batuan dapat dimulai kembali.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Batuan bisa terdiri dari
satu macam mineral saja atau campuran beberapa mineral. Berdasarkan proses terbentuknya
batuan dibagi menjadi tiga jenis yaitu batuan beku (Igneous Rocks), batuan sedimen
(Sedimentary Rocks) dan batuan metamorf (Metamorphic Rock). Akan tetapi, batuan juga
dapat mengalami perubahan dari satu tipe menjadi tipe batuan yang lainnya. Batuan dari jenis
apapun jika tertimbun kedalam bumi, mendapatkan energi panas hingga meleleh, kemudian
membeku kembali, maka batuan tersebut akan menjadi batuan beku.

B. Saran
Saran kami kepada para pembaca semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat
bagi pembaca, dan dengan membaca makalah ini semoga kita akan lebih memahami tentang
batuan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan makalah kami berikutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Affandy, Ronni. 2019. Batuan Sedimen dan Metamorf. Bandung: Lemah Media Pustaka.
Taylor, Barbara. 2005. Intisari Ilmu Batuan, Mineral, Dan Fosil. Jakarta: Erlangga.
Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram: Duta Pustaka Ilmu.
Sukandarrumidi. Dkk. 2017. Belajar Petrologi.Yoyakarta : Gajah mada university press
anggota IKAPI

Anda mungkin juga menyukai