Anda di halaman 1dari 18

F5 (SKRINING PESERTA VAKSINASI COVID 19)

*LATAR BELAKANG*

Pemerintah telah menetapkan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai
bencana non-alam. Sejak diumumkannya kasus konfirmasi pertama pada Maret 2020, dalam
rentang waktu satu bulan, seluruh provinsi telah melaporkan kasus konfirmasi. Penyebaran COVID-
19 tidak hanya terjadi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan kota padat penduduk lainnya, namun
telah menyebar hingga ke pedesaan di daerah terpencil. Sampai dengan tanggal 27 Desember 2020,
sebanyak 706.837 kasus konfirmasi COVID-19 telah dilaporkan di Indonesia dan tercatat sejumlah
20.994 orang meninggal.

Pandemi COVID-19 memberi tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia dan berdampak terhadap sistem kesehatan Indonesia yang terlihat dari
penurunan kinerja pada beberapa program kesehatan. Hal ini disebabkan prioritasi pada
penanggulangan pandemi COVID-19 serta adanya kekhawatiran masyarakat dan petugas terhadap
penularan COVID-19. Di beberapa wilayah, situasi pandemi COVID19 bahkan berdampak pada
penutupan sementara dan/atau penundaan layanan kesehatan khususnya di posyandu dan
puskesmas.

Sementara itu, tingkat kerentanan masyarakat semakin meningkat yang disebabkan


kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penerapan protokol - 2 - kesehatan seperti memakai
masker, mencuci tangan dan menjaga jarak minimal 1 – 2 meter. Tanpa intervensi kesehatan
masyarakat yang cepat dan tepat, diperkirakan sebanyak 2,5 juta kasus COVID-19 akan
memerlukan perawatan di rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian yang diperkirakan
mencapai 250.000 kematian.

Oleh karena itu, perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol
kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif untuk memutuskan mata rantai
penularan penyakit, yaitu melalui upaya vaksinasi. Upaya telah dilakukan oleh berbagai negara,
termasuk Indonesia, untuk mengembangkan vaksin yang ideal untuk pencegahan infeksi SARS-
CoV-2 dengan berbagai platform yaitu vaksin inaktivasi /inactivated virus vaccines, vaksin virus
yang dilemahkan (live attenuated), vaksin vektor virus, vaksin asam nukleat, vaksin seperti virus
(virus-like vaccine), dan vaksin subunit protein.

Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan COVID-19,


menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai kekebalan kelompok di
masyarakat (herd immunity) dan melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara
sosial dan ekonomi. Kekebalan kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan vaksinasi tinggi
dan merata di seluruh wilayah. Di kabupaten Bantul pelaksanaan vaksinasi untuk tenaga kesehatan
dilaksanakan secara serentak dengan melakukan penyaringan terlebih dahulu untuk menghindari
dan mengurangi kejadian ikutan pasca imunisasi.

*PERMASALAHAN*

Berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit


Dalam Indonesia (PAPDI) bahwasannya tidak semua individu dapat dilakukan vaksinasi terutama
individu yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Berikut merupakan kriteria inklusi dan
eksklusi vaksinasi covid-19:
KRITERIA INKLUSI:
1. Dewasa sehat usia 18-59 tahun.
2. Peserta menerima penjelasan dan menandatangani Surat Persetujuan setelah Penjelasan
(Informed Consent).
3. Peserta menyetujui mengikuti aturan dan jadwal imunisasi.

KRITERIA EKSKLUSI:
1. Pernah terkonfirmasi dan terdiagnosis COVID-19.
2. Mengalami penyakit ringan, sedang atau berat, terutama penyakit infeksi dan/atau demam
(suhu ≥37,5°C, diukur menggunakan infrared thermometer/thermal gun).
3. Peserta wanita yang hamil, menyusui atau berencana hamil selama periode imunisasi
(berdasarkan wawancara dan hasil tes urin kehamilan).
4. Memiliki riwayat alergi berat terhadap vaksin atau komposisi dalam vaksin dan reaksi alergi
terhadap vaksin yang parah seperti kemerahan, sesak napas dan bengkak.
5. Riwayat penyakit pembekuan darah yang tidak terkontrol atau kelainan darah yang
menjadikontraindikasi injeksi intramuskular.
6. Adanya kelainan atau penyakit kronis (penyakit gangguan jantung yang berat, tekanan darah
tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, dll) yang menurut
petugas medis bias mengganggu imunisasi -->  sesuai keadaan kelayakan kondisi khusus di
lampiran 2.
7. Subjek yang memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun seperti respon imun rendah
(atau subjek yang pada 4 minggu terakhir sudah menerima terapi yang dapat menganggu
respon imun (misalnya immunoglobulin intravena, produk yang berasal dari darah, atau
terapiobat kortikosteroid jangka panjang (> 2 minggu)).
8. Memiliki riwayat penyakit epilepsi/ayan atau penyakit gangguan saraf (penurunan fungsi
sistem saraf) lainnya.
9. Mendapat imunisasi apapun dalam waktu 1 bulan kebelakang atau akan menerima vaksin lain
dalam waktu 1 bulan kedepan.
10. Berencana pindah dari wilayah domisili sebelum jadwal imunisasi selesai

*PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI*

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya vaksinasi covid-19 ini dan respon dalam
pencegahan Covid-19 adalah dengan cara dilakukan screening pada peserta vaksinasi untuk
mendeteksi peserta yang memiliki komorbid serta menghindari dan mengurangi kejadian ikutan
pasca imunisasi dengan menjawab lembar checklist yang sudah direkomendasikan oleh PAPDI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia). Berikut poin-poin pertanyaan dalam
upaya skrining peserta vaskinasi:

Nama :

Umur :

NIK :

Hasil Pemeriksaan

Suhu :

Tekanan Darah :
1. Apakah Anda pernah terkonfirmasi menderita Covid-19? YA/TIDAK
2. Apakah Anda sedang hamil atau menyusui? YA/TIDAK
3. Apakah Anda mengalami gejala ISPA seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari terakhir?
YA/TIDAK
4. Apakah ada anggota keluarga serumah yang kontak erat/suspek/konfirmasi/sedang dalam
perawatan karena penyakit COVID-19? YA/TIDAK
5. Apakah Anda memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak
dan kemerahan setelah divaksinasi COVID-19 sebelumnya? (pertanyaan untuk vaksinasi ke-
2). YA/TIDAK
6. Apakah Anda sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan
darah? YA/TIDAK
7. Apakah Anda menderita penyakit jantung (gagal jantung/penyakit jantung coroner)?
YA/TIDAK
8. Apakah Anda menderita penyakit Autoimun Sistemik (SLE/Lupus, Sjogren, vaskulitis, dan
autoimun lainnya)? YA/TIDAK
9. Apakah Anda menderita penyakit ginjal? (penyakit ginjal kronis/sedang menjalani
hemodialysis/dialysis peritoneal/transplantasi ginjal/sindroma nefrotik dengan
kortikosteroid). YA/TIDAK
10. Apakah Anda menderita penyakit Reumatik Autoimun/Rhematoid Arthritis? YA/TIDAK
11. Apakah Anda menderita penyakit saluran pencernaan kronis? YA/TIDAK
12. Apakah Anda menderita penyakit Hipertiroid/hipotiroid karena autoimun? YA/TIDAK
13. Apakah Anda menderita penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais/defisiensi
imun, dan penerima produk darah/transfusi? YA/TIDAK
14. Apakah Anda menderita penyakit Diabetes Melitus? YA/TIDAK
15. Apakah Anda menderita HIV? YA/TIDAK
16. Apakah Anda memiliki penyakit paru (asma, PPOK, TBC)? YA/TIDAK

Keterangan: *Khusus untuk Vaksin Sinovac berdasarkan rekomendasi PAPDI (apabila


terdapat perkembangan terbaru terkait pemberian pada komorbid untuk Vaksin Sinovac dan/atau
untuk jenis vaksin lainnya akan ditentukan kemudian).

 Apabila berdasarkan pengukuran suhu tubuh calon penerima vaksin sedang demam
(≥ 37,5 0C), vaksinasi ditunda sampai pasien sembuh dan terbukti bukan menderita
COVID-19 dan dilakukan skrining ulang pada saat kunjungan berikutnya
 Apabila berdasarkan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil maka vaksinasi
tidak diberikan.
 Jika terdapat jawaban Ya pada salah satu pertanyaan nomor 1 – 13, maka vaksinasi
tidak diberikan
 Untuk pertanyaan nomor 14, Penderita DM tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah
58 mmol/mol atau 7,5% dapat diberikan vaksinasi
 Untuk pertanyaan nomor 15, bila menderita HIV, tanyakan angka CD4 nya. Bila
CD4 < 200 atau tidak diketahui, maka vaksinasi tidak diberikan.
 Jika terdapat jawaban Ya pada salah satu pertanyaan nomor 16, vaksinasi ditunda
sampai kondisi pasien terkontrol baik.
 Untuk Pasien TBC dalam pengobatan dapat diberikan vaksinasi, minimal
setelah dua minggu mendapat Obat Anti Tuberkulosis.
 Untuk penyakit lain yang tidak disebutkan dalam format skrining ini dapat
berkonsultasi kepada dokter ahli yang merawat
Kesimpulan:
( ) Dapat diberikan vaksinasi
( )Vaksinasis ditunda
( ) Tidak diberikan

*PELAKSANAAN*

Pelaksanaan dilakukan di Puskesmas Dlingo 2 :

No. Tempat Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Peserta

1 Puskesmas Dlingo 2 Selasa 02 Februari 2021 Pegawai Puskesmas Dlingo II

Selasa, 02 Februari 2021 Kegiatan dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30
WIB.

Penjelasan mengenai Alur Pelayanan Vaksinasi Covid-19 antara lain meliputi:

A. Meja 1 : Pendaftaran dan verifikasi data

B. Meja 2 : Skrining; Anamnesa, dan Pemeriksaan Fisik Sederhana, Edukasi Vaksinasi Covid-19

C. Meja 3 : Pemberian Vaksin

D. Meja 4 : - Pencatatan.

- Petugas mempersilahkan sasaran untuk menunggu 30 menit (antisipasi apabila ada


KIPI).

- Sasaran diberikan kartu vaksinasi dan penanda Edukasi pencegahan Covid-19 .

*MONITORING & EVALUASI*

Secara keseluruhan, upaya screening peserta penerima vaksin covid-19 di Puskesmas Dlingo
II berjalan dengan lancar dan baik. Semua peserta yang memenuhi kriteria yang ditentukan dapat
menerima vaksinasi covid-19.

Ada beberapa kendala dalam pemeriksaan awal pada meja 2 yaitu beberapa peserta merasa
cemas sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Karena itu beberapa pasien diminta untuk
menenangkan diri dulu setelah itu dilakukan pemeriksaan kembali.

Memberitahukan kepada peserta vaksinasi jika terdapat keluhan setelah vaksinasi dilakukan
agar melapor kepada petugas yang ditunjuk.
F5 (KPPS SKRINING)

*LATAR BELAKANG*

Pemerintah telah menetapkan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai
bencana non-alam. Sejak diumumkannya kasus konfirmasi pertama pada Maret 2020, dalam
rentang waktu satu bulan, seluruh provinsi telah melaporkan kasus konfirmasi. Penyebaran COVID-
19 tidak hanya terjadi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan kota padat penduduk lainnya, namun
telah menyebar hingga ke pedesaan di daerah terpencil. Sampai dengan tanggal 27 Desember 2020,
sebanyak 706.837 kasus konfirmasi COVID-19 telah dilaporkan di Indonesia dan tercatat sejumlah
20.994 orang meninggal.

Pandemi COVID-19 memberi tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia dan berdampak terhadap sistem kesehatan Indonesia yang terlihat dari
penurunan kinerja pada beberapa program kesehatan. Hal ini disebabkan prioritasi pada
penanggulangan pandemi COVID-19 serta adanya kekhawatiran masyarakat dan petugas terhadap
penularan COVID-19. Di beberapa wilayah, situasi pandemi COVID19 bahkan berdampak pada
penutupan sementara dan/atau penundaan layanan kesehatan khususnya di posyandu dan
puskesmas.

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah
penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab
COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan
manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-
19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.

Pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang banyak kegaiatan membutuhkan protokol
kesehatan dengan ketat, tak sedikit dari banyaknya acara yang dibatalkan karena tidak menerapkan
protokol kesehatan dan berakibat pada penyebaran Covid-19. Salah satu agenda rutin di daerah
Bantul adalah Pemilihan Umum Daerah Bantul, namun dengan adanya pandemi Covid-19
diperlukan adanya pencegahan dalam menanggulangi penyebaran Covid-19 dan agenda tersebut
tidak menjadi sebagai penyebaran dari Covid-19.

*PERMASALAHAN*

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang
14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada
sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan
hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.

Karena ini merupakan agenda yang sangat besar untuk wilayah Bantul maka diikuti jumlah
masyarakat yang tidak sedikit, sedangkan anjuran dari Mentri Kesehatan agar tetap melaksanakan
protokol kesehatan dan menjauhi kerumunan. Kegiatan screening dilakukan di Puskesmas Dlingo 2
serta wilayah kerja puskesmas untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kasus COVID-19 dalam
agenda Pemilihan Umum Daerah Bantul yang akan dilakukan.

*PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI*

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya deteksi dan respon dalam penanggulangan
Covid-19 dengan cara dilakukan screening awal untuk mendeteksi gejala dari Covid-19 yaitu
demam, batuk, sesak nafas. Lalu akan dilakukan tahapan selanjutnya dengan pengecekan Antibody
Covid-19 pada Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang terdaftar dalam
penyelanggaraan Pemilihan Umum Daerah Bantul. Sehingga dapat menanggulangi penyebaran dari
Covid-19 pada agenda yang akan dilakukan di daerah Bantul

*PELAKSANAAN*

Pelaksanaan dilakukan di Puskesmas Dlingo 2 :

No. Tempat Kegiatan Tanggal

1 Puskesmas Dlingo 2 Rabu, 11 November 2020 s/d Jum’at, 27 November 2020

Pelaksanaan Peserta : Anggota Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara dalam Pemilihan


Umum Daerah Bantul yang mencakup wilayah kerja Puskesmas Dlingo 2

Kegiatan dimulai sekitar pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.00 WIB. Kegiatan diawali
dengan screening awal yaitu pengecekan suhu. Setelah itu dilakukan pengambilan darah vena
sebagai reagen dalam pemeriksaan antibody Covid-19 dan juga dalam pengecekan kadar gula
darah.

Penjelasan mengenai screening Covid-19 antara lain meliputi:

1. Peserta dicek suhu dan

2. Cuci tangan sebelum masuk

3. Peserta terdaftar mengisi absensi/ diisi oleh petugas puskesmas

4. Melakukan pengambilan darah vena sebagai reagen untuk diperiksa dilaboratorium


Puskesmas Dlingo 2.

5. Sampel darah juga digunakan dalam pemeriksaan kadar gula darah sewaktu

6. Setelah hasil keluar bagi pasien dengan hasil gula darah normal boleh pulang.

7. Untuk pasien dengan gula darah tinggi dilakukan edukasi serta konsultasi.

*MONITORING & EVALUASI*

Secara keseluruhan, upaya screening dan pemeriksaan antibody Covid-19 di Puskesmas Dlingo 2
berjalan dengan lancar dan baik. Semua peserta yang datang untuk pemeriksaan yang nantinya
hasilnya Non-Reaktif bisa melakukan tugasnya sebagai penyelenggara Pemilihan Umum Daerah
Bantul.

Ada beberapa kendala dalam pengambilan darah vena untuk dijadikan reagen dalam pemeriksaan
antibody Covid-19. Dikarenakan faktor pembuluh darahnya yang kecil, kurangnya minum air, takut
dalam proses pengambilan darah, dan pasien yang tidak tenang.

F5 (SKRINING PESERTA VAKSINASI COVID 19)

*LATAR BELAKANG*

Seperti negara-negara lain di seluruh dunia, wabah COVID-19 yang diumumkan pertama
kali pada bulan Maret 2020 dan menjadi berkepanjangan berdampak signifikan pada sektor
kesehatan dan perekonomian Indonesia.. Indonesia telah berupaya secara maksimal mengatasi
tantangan-tantangan yang ada.

Presiden Republik Indonesia (RI) telah membentuk tim nasional percepatan pengembangan
vaksin COVID-19. Keputusan Presiden Nomor 18/2020 yang dikeluarkan pada tanggal 3
September 2020 menetapkan pembentukan tim pengembangan vaksin COVID-19 di bawah
pengawasan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.1 Lebih jauh, Kementerian Riset dan
Teknologi bertanggung jawab untuk melaporkan tugas harian tim kepada Presiden.

Pada tanggal 6 Oktober 2020, Presiden menandatangani dan mengeluarkan Peraturan


Presiden (Perpres) tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan program vaksinasi untuk
menanggulangi pandemi COVID-19. Perpres tersebut menetapkan bahwa pemerintah akan
mempersiapkan pengadaan dan distribusi vaksin serta pelaksanaan vaksinasi. Perpres tersebut
menetapkan PT. Bio Farma, perusahaan farmasi milik negara, untuk menyediakan vaksin melalui
kerja sama dengan berbagai institusi internasional. Perpres ini juga menetapkan Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) mengatur jalannya distribusi vaksin dan program vaksinasi nasional.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan UNICEF telah menandatangani Nota


Kesepahaman (MoU) guna memastikan vaksin tersedia dengan harga terjangkau. Penandatanganan
tersebut merupakan bagian dari komitmen Indonesia terhadap COVAX, Akselerator Akses ke
Peralatan COVID-19 (ACT-Accelerator) di bawah kepemimpinan Gavi dan WHO yang bertujuan
untuk menjamin kelancaran pengadaan dan meratanya distribusi vaksin COVID-19 ke semua
negara. Pemerintah Indonesia memperkirakan akan menerima 30 juta dosis vaksin pada akhir tahun
2020 melalui perjanjian bilateral dengan berbagai produsen vaksin dan tambahan 50 juta dosis pada
awal tahun 2021. Saat vaksin yang aman tersedia, Pemerintah Indonesia berencana segera
melaksanakan vaksinasi sebagaimana diamanatkan Perpres yang dikeluarkan pada awal bulan
Oktober.

Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional ( Indonesian Technical Advisory Group on


Immunization/ITAGI) telah melakukan evaluasi situasi terkait vaksinasi COVID-19 dan
memberikan sejumlah rekomendasi mengenai akses vaksin bagi kelompok-kelompok prioritas.
Kemenkes, didukung ITAGI dan mitra pembangunan, telah menyusun standar operasional prosedur
dan peta jalan vaksinasi COVID-19. Instrumen-instrumen tersebut telah disebarluaskan ke seluruh
provinsi dan persiapan penting lainnya, termasuk instrumen untuk menilai kesiapan pengenalan
vaksin (VIRAT), sedang dilakukan. Semua proses berjalan serentak dan sesuai rekomendasi ITAGI,
Kemenkes dengan dukungan dari UNICEF dan WHO, telah melaksanakan survei daring di
Indonesia untuk memahami pandangan, persepsi, dan kekhawatiran publik terkait vaksinasi
COVID-19.
*PERMASALAHAN*

Dalam penanggulangan covid-19 perlu dilakukan tindakan pencegahan salah satunya yaitu
dengan vaksinasi. Tidak semua masyarakat dapat dilakukan vaksinasi sehingga perlu dilakukan
penapisan terlebih dahulu agar memastikan vaksin covid-19 diberikan pada kelompok yang sesuai,
menyingkirkan adanya kontraindikasi vaksinasi, meminimalkan risiko kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI), dan mengoptimalkan keefektifan/manfaat vaksinasi covid-19.

*PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI*

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya vaksinasi covid-19 ini dan respon dalam
pencegahan Covid-19 adalah dengan cara dilakukan skrining pada peserta vaksinasi untuk
mendeteksi peserta yang memiliki komorbid serta menghindari dan mengurangi kejadian ikutan
pasca imunisasi dengan menjawab lembar checklist yang sudah direkomendasikan. Berikut poin-
poin yang ditanyakan kepada peserta vaksinasi:

Nama :

Umur :

NIK :

DOSIS 1 / DOSIS 2

PEMERIKSAAN:

1. Suhu: (Suhu > 37,5 "C vaksinasi ditunda sampai sasaran sembuh)

2. Tekanan Darah: (Jika tekanan darah >180/110 mmHg pengukuran tekanan darah
diulang 30 – 60 menit kemudian Jika masih tinggi maka vaksinasi ditunda sampai terkontrol)

PERTANYAAN:

1. Adakah gejala demam disertai batuk/pilek/nyeri tenggorokan pada pasien? YA/TIDAK


Jika YA: vaksinasi ditunda sampai 14 hari setelah gejala muncul.
2. Apakah pasien melakukan perjalanan pada 14 hari terakhir? Jika ya, maka sebutkan kota
yang dikunjungi.... YA/TIDAK
Jika YA: sudah swab antigen/belum? Jika Belum: vaksinasi ditunda sampai 14 hari.
3. Apakah ada kontak dengan orang yang sedang dalam pemeriksaan/terkonfirmasi/sedang
dalam perawatan karena penyakit COVID-19 dalam waktu 14 hari terakhir? YA/TIDAK
Jika YA: lihat pertanyaan nomor 4 (empat).
4. Jika pertanyaan nomor 3 (tiga) YA dan mengalami gejala demam batuk/pilek/sesak napas
dalam 7 hari terakhir?
Jika YA: vaksinasi ditunda sampai 14 hari setelah gejala sembuh.
5. Apakah Anda pernah terkonfirmasi menderita COVID-19?
Jika YA: vaksinasi ditunda sampai tiga (3) bulan sejak terkonfirmasi COVID-19.
6. Apakah Anda sedang hamil atau menyusui?
Jika YA: Jika sedang hamil vaksinasi ditunda sampai melahirkan. Ibu menyusui boleh
divaksinasi.
7. Pertanyaan untuk vaksinasi ke-1: Apakah Anda memili riwayat alergi berat seperti sesak
napas, bengkak dan urtikaria seluruh badan atau reaksi berat lainnya karena vaksin?
Pertanyaan untuk vaksinasi ke-2: Apakah Anda memiliki riwayat alergi berat atau
mengalami gejala sesak napas, bengkak dan urtikaria seluruh badan setelah vaksinasi
COVID-19 sebelumnya?
Jika YA: vaksinasi diberikan di Rumah Sakit atau tidak diberikan lagi untuk vaksinasi ke-2
8. Apakah Anda sedang menderita penyakit jantung atau pernah mengalami serangan jantung?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
9. Apakah Anda sedang menderita penyakit ginjal kronis/cuci darah dan penyakit hati/liver?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
10. Apakah Anda sedang menderita atau memiliki riwayat penyakit stroke?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
11. Apakah Anda sedang menderita dan mendapat pengobatan penyakit kanker?
Jika YA: vaksinasi tidak dapat diberikan, jika sasaran sudah sembuh vaksinasi dapat
diberikan.
12. Apakah Anda sedang mendapat pengobatan untuk gangguan pembekuan darah, defisiensi
imun dan penerima produk darah/transfusi?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
13. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit Epilepsi?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam keadaan terkontrol.
14. Apakah Anda menderita penyakit Diabetes Mellitus?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam keadaan terkontrol atau sedang minum obat
diabetes teratur.
15. Apakah Anda menderita HIV?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam keadaan terkontrol atau sedang minum obat
teratur.
16. Apakah Anda memiliki penyakit paru (Asma, PPOK)?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam kondisi terkontrol (tidak sesak).
17. Apakah Anda mendapatkan vaksinasi lain kurang dari satu bulan kebelakang?
Jika YA: vaksinas ditunda sampai satu bulan setelah vaksinasi sebelumnya.
18. Pertanyaan tambahan bagi sasaran lansia (≥60 tahun):
a. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga?
b. Apakah Anda sering merasa kelelahan?
c. Apakah Anda memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (Hipertensi, diabetes, kanker,
penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri
sendi, stroke dan penyakit ginjal)?
d. Apakah Anda mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 sampai 200 meter?
e. Apakah Anda mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun
terakhir?
Jika YA: Jika terdapat 3 atau lebih jawaban Ya maka vaksin tidak dapat diberikan.

*PELAKSANAAN*

Pelaksanaan dilakukan di Puskesmas Imogiri 1 :

No. Tempat Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Peserta Jenis Vaksin

1 Puskesmas Imogiri 1 Senin, 07 Juni 2021 Masyarakat Sinovac

Senin, 07 Juni 2021 Kegiatan dimulai sekitar pukul 07.45 WIB dan berakhir pada pukul 11.30 WIB.
Penjelasan mengenai Alur Pelayanan Vaksinasi Covid-19 antara lain meliputi:

A. Meja 1A : Skrining

B. Meja 1B : Pemberian Vaksin

C. Meja 2A : Admin (Mendaftar Pasien, Memasukkan Hasil Skrining)

D. Meja 2B : - Pencatatan.

- Petugas mempersilahkan sasaran untuk menunggu 30 menit (antisipasi apabila ada


KIPI).

- Sasaran diberikan kartu vaksinasi dan penanda Edukasi pencegahan Covid-19 .

*MONITORING & EVALUASI*

Secara keseluruhan, upaya screening peserta penerima vaksin covid-19 di Puskesmas


Imogiri 1 berjalan dengan lancar dan baik. Semua peserta yang memenuhi kriteria yang ditentukan
dapat menerima vaksinasi covid-19.

Ada beberapa kendala dalam pemeriksaan awal pada meja 1A yaitu beberapa peserta merasa
cemas sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Karena itu beberapa pasien diminta untuk
menenangkan diri dulu setelah itu dilakukan pemeriksaan kembali.
F5 (SKRINING PESERTA VAKSINASI COVID 19)

*LATAR BELAKANG*

Seperti negara-negara lain di seluruh dunia, wabah COVID-19 yang diumumkan pertama
kali pada bulan Maret 2020 dan menjadi berkepanjangan berdampak signifikan pada sektor
kesehatan dan perekonomian Indonesia.. Indonesia telah berupaya secara maksimal mengatasi
tantangan-tantangan yang ada.

Presiden Republik Indonesia (RI) telah membentuk tim nasional percepatan pengembangan
vaksin COVID-19. Keputusan Presiden Nomor 18/2020 yang dikeluarkan pada tanggal 3
September 2020 menetapkan pembentukan tim pengembangan vaksin COVID-19 di bawah
pengawasan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.1 Lebih jauh, Kementerian Riset dan
Teknologi bertanggung jawab untuk melaporkan tugas harian tim kepada Presiden.

Pada tanggal 6 Oktober 2020, Presiden menandatangani dan mengeluarkan Peraturan


Presiden (Perpres) tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan program vaksinasi untuk
menanggulangi pandemi COVID-19. Perpres tersebut menetapkan bahwa pemerintah akan
mempersiapkan pengadaan dan distribusi vaksin serta pelaksanaan vaksinasi. Perpres tersebut
menetapkan PT. Bio Farma, perusahaan farmasi milik negara, untuk menyediakan vaksin melalui
kerja sama dengan berbagai institusi internasional. Perpres ini juga menetapkan Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) mengatur jalannya distribusi vaksin dan program vaksinasi nasional.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan UNICEF telah menandatangani Nota


Kesepahaman (MoU) guna memastikan vaksin tersedia dengan harga terjangkau. Penandatanganan
tersebut merupakan bagian dari komitmen Indonesia terhadap COVAX, Akselerator Akses ke
Peralatan COVID-19 (ACT-Accelerator) di bawah kepemimpinan Gavi dan WHO yang bertujuan
untuk menjamin kelancaran pengadaan dan meratanya distribusi vaksin COVID-19 ke semua
negara. Pemerintah Indonesia memperkirakan akan menerima 30 juta dosis vaksin pada akhir tahun
2020 melalui perjanjian bilateral dengan berbagai produsen vaksin dan tambahan 50 juta dosis pada
awal tahun 2021. Saat vaksin yang aman tersedia, Pemerintah Indonesia berencana segera
melaksanakan vaksinasi sebagaimana diamanatkan Perpres yang dikeluarkan pada awal bulan
Oktober.

Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional ( Indonesian Technical Advisory Group on


Immunization/ITAGI) telah melakukan evaluasi situasi terkait vaksinasi COVID-19 dan
memberikan sejumlah rekomendasi mengenai akses vaksin bagi kelompok-kelompok prioritas.
Kemenkes, didukung ITAGI dan mitra pembangunan, telah menyusun standar operasional prosedur
dan peta jalan vaksinasi COVID-19. Instrumen-instrumen tersebut telah disebarluaskan ke seluruh
provinsi dan persiapan penting lainnya, termasuk instrumen untuk menilai kesiapan pengenalan
vaksin (VIRAT), sedang dilakukan. Semua proses berjalan serentak dan sesuai rekomendasi ITAGI,
Kemenkes dengan dukungan dari UNICEF dan WHO, telah melaksanakan survei daring di
Indonesia untuk memahami pandangan, persepsi, dan kekhawatiran publik terkait vaksinasi
COVID-19.

*PERMASALAHAN*

Dalam penanggulangan covid-19 perlu dilakukan tindakan pencegahan salah satunya yaitu
dengan vaksinasi. Tidak semua masyarakat dapat dilakukan vaksinasi sehingga perlu dilakukan
penapisan terlebih dahulu agar memastikan vaksin covid-19 diberikan pada kelompok yang sesuai,
menyingkirkan adanya kontraindikasi vaksinasi, meminimalkan risiko kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI), dan mengoptimalkan keefektifan/manfaat vaksinasi covid-19.

*PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI*

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya vaksinasi covid-19 ini dan respon dalam
pencegahan Covid-19 adalah dengan cara dilakukan skrining pada peserta vaksinasi untuk
mendeteksi peserta yang memiliki komorbid serta menghindari dan mengurangi kejadian ikutan
pasca imunisasi dengan menjawab lembar checklist yang sudah direkomendasikan. Berikut poin-
poin yang ditanyakan kepada peserta vaksinasi:

Nama :

Umur :

NIK :

DOSIS 1 / DOSIS 2

PEMERIKSAAN:

1. Suhu: (Suhu > 37,5 "C vaksinasi ditunda sampai sasaran sembuh)

2. Tekanan Darah: (Jika tekanan darah >180/110 mmHg pengukuran tekanan darah
diulang 30 – 60 menit kemudian Jika masih tinggi maka vaksinasi ditunda sampai terkontrol)

PERTANYAAN:

19. Adakah gejala demam disertai batuk/pilek/nyeri tenggorokan pada pasien? YA/TIDAK
Jika YA: vaksinasi ditunda sampai 14 hari setelah gejala muncul.
20. Apakah pasien melakukan perjalanan pada 14 hari terakhir? Jika ya, maka sebutkan kota
yang dikunjungi.... YA/TIDAK
Jika YA: sudah swab antigen/belum? Jika Belum: vaksinasi ditunda sampai 14 hari.
21. Apakah ada kontak dengan orang yang sedang dalam pemeriksaan/terkonfirmasi/sedang
dalam perawatan karena penyakit COVID-19 dalam waktu 14 hari terakhir? YA/TIDAK
Jika YA: lihat pertanyaan nomor 4 (empat).
22. Jika pertanyaan nomor 3 (tiga) YA dan mengalami gejala demam batuk/pilek/sesak napas
dalam 7 hari terakhir?
Jika YA: vaksinasi ditunda sampai 14 hari setelah gejala sembuh.
23. Apakah Anda pernah terkonfirmasi menderita COVID-19?
Jika YA: vaksinasi ditunda sampai tiga (3) bulan sejak terkonfirmasi COVID-19.
24. Apakah Anda sedang hamil atau menyusui?
Jika YA: Jika sedang hamil vaksinasi ditunda sampai melahirkan. Ibu menyusui boleh
divaksinasi.
25. Pertanyaan untuk vaksinasi ke-1: Apakah Anda memili riwayat alergi berat seperti sesak
napas, bengkak dan urtikaria seluruh badan atau reaksi berat lainnya karena vaksin?
Pertanyaan untuk vaksinasi ke-2: Apakah Anda memiliki riwayat alergi berat atau
mengalami gejala sesak napas, bengkak dan urtikaria seluruh badan setelah vaksinasi
COVID-19 sebelumnya?
Jika YA: vaksinasi diberikan di Rumah Sakit atau tidak diberikan lagi untuk vaksinasi ke-2
26. Apakah Anda sedang menderita penyakit jantung atau pernah mengalami serangan jantung?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
27. Apakah Anda sedang menderita penyakit ginjal kronis/cuci darah dan penyakit hati/liver?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
28. Apakah Anda sedang menderita atau memiliki riwayat penyakit stroke?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
29. Apakah Anda sedang menderita dan mendapat pengobatan penyakit kanker?
Jika YA: vaksinasi tidak dapat diberikan, jika sasaran sudah sembuh vaksinasi dapat
diberikan.
30. Apakah Anda sedang mendapat pengobatan untuk gangguan pembekuan darah, defisiensi
imun dan penerima produk darah/transfusi?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
31. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit Epilepsi?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam keadaan terkontrol.
32. Apakah Anda menderita penyakit Diabetes Mellitus?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam keadaan terkontrol atau sedang minum obat
diabetes teratur.
33. Apakah Anda menderita HIV?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam keadaan terkontrol atau sedang minum obat
teratur.
34. Apakah Anda memiliki penyakit paru (Asma, PPOK)?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam kondisi terkontrol (tidak sesak).
35. Apakah Anda mendapatkan vaksinasi lain kurang dari satu bulan kebelakang?
Jika YA: vaksinas ditunda sampai satu bulan setelah vaksinasi sebelumnya.
36. Pertanyaan tambahan bagi sasaran lansia (≥60 tahun):
f. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga?
g. Apakah Anda sering merasa kelelahan?
h. Apakah Anda memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (Hipertensi, diabetes, kanker,
penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri
sendi, stroke dan penyakit ginjal)?
i. Apakah Anda mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 sampai 200 meter?
j. Apakah Anda mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun
terakhir?
Jika YA: Jika terdapat 3 atau lebih jawaban Ya maka vaksin tidak dapat diberikan.

*PELAKSANAAN*

Pelaksanaan dilakukan di Puskesmas Imogiri 1 :


No. Tempat Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Peserta Jenis Vaksin

1 Puskesmas Imogiri 1 Sabtu, 12 Juni 2021 Masyarakat Sinovac

Sabtu, 12 Juni 2021 Kegiatan dimulai sekitar pukul 07.45 WIB dan berakhir pada pukul 11.30 WIB.

Penjelasan mengenai Alur Pelayanan Vaksinasi Covid-19 antara lain meliputi:

A. Meja 1A : Skrining

B. Meja 1B : Pemberian Vaksin

C. Meja 2A : Admin (Mendaftar Pasien, Memasukkan Hasil Skrining)

D. Meja 2B : - Pencatatan.

- Petugas mempersilahkan sasaran untuk menunggu 30 menit (antisipasi apabila ada


KIPI).

- Sasaran diberikan kartu vaksinasi dan penanda Edukasi pencegahan Covid-19 .

*MONITORING & EVALUASI*

Secara keseluruhan, upaya screening peserta penerima vaksin covid-19 di Puskesmas


Imogiri 1 berjalan dengan lancar dan baik. Semua peserta yang memenuhi kriteria yang ditentukan
dapat menerima vaksinasi covid-19.

Ada beberapa kendala dalam pemeriksaan awal pada meja 1A yaitu beberapa peserta merasa cemas
sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Karena itu beberapa pasien diminta untuk
menenangkan diri dulu setelah itu dilakukan pemeriksaan kembali.
F5 (SKRINING PESERTA VAKSINASI COVID 19)

*LATAR BELAKANG*

Seperti negara-negara lain di seluruh dunia, wabah COVID-19 yang diumumkan pertama
kali pada bulan Maret 2020 dan menjadi berkepanjangan berdampak signifikan pada sektor
kesehatan dan perekonomian Indonesia.. Indonesia telah berupaya secara maksimal mengatasi
tantangan-tantangan yang ada.

Presiden Republik Indonesia (RI) telah membentuk tim nasional percepatan pengembangan
vaksin COVID-19. Keputusan Presiden Nomor 18/2020 yang dikeluarkan pada tanggal 3
September 2020 menetapkan pembentukan tim pengembangan vaksin COVID-19 di bawah
pengawasan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.1 Lebih jauh, Kementerian Riset dan
Teknologi bertanggung jawab untuk melaporkan tugas harian tim kepada Presiden.

Pada tanggal 6 Oktober 2020, Presiden menandatangani dan mengeluarkan Peraturan


Presiden (Perpres) tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan program vaksinasi untuk
menanggulangi pandemi COVID-19. Perpres tersebut menetapkan bahwa pemerintah akan
mempersiapkan pengadaan dan distribusi vaksin serta pelaksanaan vaksinasi. Perpres tersebut
menetapkan PT. Bio Farma, perusahaan farmasi milik negara, untuk menyediakan vaksin melalui
kerja sama dengan berbagai institusi internasional. Perpres ini juga menetapkan Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) mengatur jalannya distribusi vaksin dan program vaksinasi nasional.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan UNICEF telah menandatangani Nota


Kesepahaman (MoU) guna memastikan vaksin tersedia dengan harga terjangkau. Penandatanganan
tersebut merupakan bagian dari komitmen Indonesia terhadap COVAX, Akselerator Akses ke
Peralatan COVID-19 (ACT-Accelerator) di bawah kepemimpinan Gavi dan WHO yang bertujuan
untuk menjamin kelancaran pengadaan dan meratanya distribusi vaksin COVID-19 ke semua
negara. Pemerintah Indonesia memperkirakan akan menerima 30 juta dosis vaksin pada akhir tahun
2020 melalui perjanjian bilateral dengan berbagai produsen vaksin dan tambahan 50 juta dosis pada
awal tahun 2021. Saat vaksin yang aman tersedia, Pemerintah Indonesia berencana segera
melaksanakan vaksinasi sebagaimana diamanatkan Perpres yang dikeluarkan pada awal bulan
Oktober.
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional ( Indonesian Technical Advisory Group on
Immunization/ITAGI) telah melakukan evaluasi situasi terkait vaksinasi COVID-19 dan
memberikan sejumlah rekomendasi mengenai akses vaksin bagi kelompok-kelompok prioritas.
Kemenkes, didukung ITAGI dan mitra pembangunan, telah menyusun standar operasional prosedur
dan peta jalan vaksinasi COVID-19. Instrumen-instrumen tersebut telah disebarluaskan ke seluruh
provinsi dan persiapan penting lainnya, termasuk instrumen untuk menilai kesiapan pengenalan
vaksin (VIRAT), sedang dilakukan. Semua proses berjalan serentak dan sesuai rekomendasi ITAGI,
Kemenkes dengan dukungan dari UNICEF dan WHO, telah melaksanakan survei daring di
Indonesia untuk memahami pandangan, persepsi, dan kekhawatiran publik terkait vaksinasi
COVID-19.

*PERMASALAHAN*

Dalam penanggulangan covid-19 perlu dilakukan tindakan pencegahan salah satunya yaitu
dengan vaksinasi. Tidak semua masyarakat dapat dilakukan vaksinasi sehingga perlu dilakukan
penapisan terlebih dahulu agar memastikan vaksin covid-19 diberikan pada kelompok yang sesuai,
menyingkirkan adanya kontraindikasi vaksinasi, meminimalkan risiko kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI), dan mengoptimalkan keefektifan/manfaat vaksinasi covid-19.

*PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI*

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya vaksinasi covid-19 ini dan respon dalam
pencegahan Covid-19 adalah dengan cara dilakukan skrining pada peserta vaksinasi untuk
mendeteksi peserta yang memiliki komorbid serta menghindari dan mengurangi kejadian ikutan
pasca imunisasi dengan menjawab lembar checklist yang sudah direkomendasikan. Berikut poin-
poin yang ditanyakan kepada peserta vaksinasi:

Nama :

Umur :

NIK :

DOSIS 1 / DOSIS 2

PEMERIKSAAN:

1. Suhu: (Suhu > 37,5 "C vaksinasi ditunda sampai sasaran sembuh)

2. Tekanan Darah: (Jika tekanan darah >180/110 mmHg pengukuran tekanan darah
diulang 30 – 60 menit kemudian Jika masih tinggi maka vaksinasi ditunda sampai terkontrol)

PERTANYAAN:

37. Adakah gejala demam disertai batuk/pilek/nyeri tenggorokan pada pasien? YA/TIDAK
Jika YA: vaksinasi ditunda sampai 14 hari setelah gejala muncul.
38. Apakah pasien melakukan perjalanan pada 14 hari terakhir? Jika ya, maka sebutkan kota
yang dikunjungi.... YA/TIDAK
Jika YA: sudah swab antigen/belum? Jika Belum: vaksinasi ditunda sampai 14 hari.
39. Apakah ada kontak dengan orang yang sedang dalam pemeriksaan/terkonfirmasi/sedang
dalam perawatan karena penyakit COVID-19 dalam waktu 14 hari terakhir? YA/TIDAK
Jika YA: lihat pertanyaan nomor 4 (empat).
40. Jika pertanyaan nomor 3 (tiga) YA dan mengalami gejala demam batuk/pilek/sesak napas
dalam 7 hari terakhir?
Jika YA: vaksinasi ditunda sampai 14 hari setelah gejala sembuh.
41. Apakah Anda pernah terkonfirmasi menderita COVID-19?
Jika YA: vaksinasi ditunda sampai tiga (3) bulan sejak terkonfirmasi COVID-19.
42. Apakah Anda sedang hamil atau menyusui?
Jika YA: Jika sedang hamil vaksinasi ditunda sampai melahirkan. Ibu menyusui boleh
divaksinasi.
43. Pertanyaan untuk vaksinasi ke-1: Apakah Anda memili riwayat alergi berat seperti sesak
napas, bengkak dan urtikaria seluruh badan atau reaksi berat lainnya karena vaksin?
Pertanyaan untuk vaksinasi ke-2: Apakah Anda memiliki riwayat alergi berat atau
mengalami gejala sesak napas, bengkak dan urtikaria seluruh badan setelah vaksinasi
COVID-19 sebelumnya?
Jika YA: vaksinasi diberikan di Rumah Sakit atau tidak diberikan lagi untuk vaksinasi ke-2
44. Apakah Anda sedang menderita penyakit jantung atau pernah mengalami serangan jantung?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
45. Apakah Anda sedang menderita penyakit ginjal kronis/cuci darah dan penyakit hati/liver?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
46. Apakah Anda sedang menderita atau memiliki riwayat penyakit stroke?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
47. Apakah Anda sedang menderita dan mendapat pengobatan penyakit kanker?
Jika YA: vaksinasi tidak dapat diberikan, jika sasaran sudah sembuh vaksinasi dapat
diberikan.
48. Apakah Anda sedang mendapat pengobatan untuk gangguan pembekuan darah, defisiensi
imun dan penerima produk darah/transfusi?
Jika YA: vaksinasi ditunda dan rujuk spesialis
49. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit Epilepsi?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam keadaan terkontrol.
50. Apakah Anda menderita penyakit Diabetes Mellitus?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam keadaan terkontrol atau sedang minum obat
diabetes teratur.
51. Apakah Anda menderita HIV?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam keadaan terkontrol atau sedang minum obat
teratur.
52. Apakah Anda memiliki penyakit paru (Asma, PPOK)?
Jika YA: vaksinasi dapat diberikan dalam kondisi terkontrol (tidak sesak).
53. Apakah Anda mendapatkan vaksinasi lain kurang dari satu bulan kebelakang?
Jika YA: vaksinas ditunda sampai satu bulan setelah vaksinasi sebelumnya.
54. Pertanyaan tambahan bagi sasaran lansia (≥60 tahun):
k. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga?
l. Apakah Anda sering merasa kelelahan?
m. Apakah Anda memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (Hipertensi, diabetes, kanker,
penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri
sendi, stroke dan penyakit ginjal)?
n. Apakah Anda mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 sampai 200 meter?
o. Apakah Anda mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun
terakhir?
Jika YA: Jika terdapat 3 atau lebih jawaban Ya maka vaksin tidak dapat diberikan.

*PELAKSANAAN*

Pelaksanaan dilakukan di Puskesmas Imogiri 1 :

No. Tempat Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Peserta Jenis Vaksin

1 Puskesmas Imogiri 1 Senin, 21 Juni 2021 Masyarakat AstraZenecca

Senin, 21 Juni 2021 Kegiatan dimulai sekitar pukul 07.45 WIB dan berakhir pada pukul 13.00 WIB.

Penjelasan mengenai Alur Pelayanan Vaksinasi Covid-19 antara lain meliputi:

A. Meja 1A : Skrining

B. Meja 1B : Pemberian Vaksin

C. Meja 2A : Admin (Mendaftar Pasien, Memasukkan Hasil Skrining)

D. Meja 2B : - Pencatatan.

- Petugas mempersilahkan sasaran untuk menunggu 30 menit (antisipasi apabila ada


KIPI).

- Sasaran diberikan kartu vaksinasi dan penanda Edukasi pencegahan Covid-19 .

*MONITORING & EVALUASI*

Secara keseluruhan, upaya screening peserta penerima vaksin covid-19 di Puskesmas


Imogiri 1 berjalan dengan lancar dan baik. Semua peserta yang memenuhi kriteria yang ditentukan
dapat menerima vaksinasi covid-19.

Ada beberapa kendala dalam pemeriksaan awal pada meja 1A yaitu beberapa peserta merasa cemas
sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Karena itu beberapa pasien diminta untuk
menenangkan diri dulu setelah itu dilakukan pemeriksaan kembali.

Anda mungkin juga menyukai