Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
FEBRIS

DISUSUN OLEH :
ADINDA DWI OCTAVIA NABILLAH PUTRI RAMADHANI

PROGRAM KEAHLIAN KESEHATAN


KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN
SMK NEGERI 4 BONDOWOSO
2021 - 2022
A. DEFINISI
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang
normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak
dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada
perubahan suhu lingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat
termoregulasi untuk mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi
oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang. Dalam
keadaan febris, keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi peningkatan
suhu dalam tubuh. (Ngastiyah, 2005)
Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 380C (100,4 0F).
suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 0C-380C
(970F-100,4oF). umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, emudian
menurun hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak
perempuan, dan 17-18 tahun pada anak laki-laki. (Robert, 2007)Febris adalah
peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 380C. demam merpakan
tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, buakan suatu penyakit dan
tidak terjadi dengan sendirinya. Data klinis terkait menemukan tanda yang
menunjukkan keseriusan demam (missal: anak yang aktif dan sadar memiliki
suhu 400C secara umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi
yang lesu dan letargik dengan suhu 390C. (Muscari, 2001).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain adalah:

a. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua
derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

b. Demam intermiten
Suhu badanturun ketingkat yang normalselama beberapa jam dalamsatu
hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana
dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam
disebut kuartana.
c. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang etrus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

d. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit
tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien
dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas seperti: abses, pneumonia, infeksi saluran kencing,
malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jelas. (Nurarif & Kusuma, 2013)
Menurut beberapa definisi tentang febris di atas, dapat disimpulkan
bahwa febris adalah peningkatan abnormal suhu badan minimal 380C
sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak
dalam hipotalamus anterior.

B. ETIOLOGI
Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat
regulasi suhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma). Pada dasarnya
untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian
pengambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik,
observasi perjalanan penyakit, dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta
penunjang lain secara tepat dan holistic.Beberapa hal khusus perlu
dipeehatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi
demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam. (aplikasi
nanda)Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus,
atau sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:
Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan atas
dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan enteric.
Reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu tebal juga seringmenjadipenyebab
demam pada bayi.
Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih,
pneumonia, bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker,
gangguan imunologik, keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi.
(Muscari, 2001)

C. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi
ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi
tidak disertai peningkatan set point (Julia,2000) Demam adalah sebagai
mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau
zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing
masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen.Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal
dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang
bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi
imunologik terhadap benda asing (noninfeksi). Pirogen selanjutnya membawa
pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk
disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus
pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan
peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi
menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.
inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan
merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk
memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang
menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau
sistem kekebalan tubuh. Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil
atau krisis/flush. Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak
diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai
akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh
biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru. Krisis/flush.
Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan,
termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin
malahan kembali ke tingkat normal. (Corwin, 2000)

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
(Nurarif & Kusuma, 2013)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Juga dapat dilakukan pemeriksaan lainnya seperti;
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hematologi
Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit
perdarahan usus.
b. Kimia darah
Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan kreatinin
harus dilakukan.
c. Imunorologi
Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya
antibody di dalam darah terhadap antigen kuman Salmonella typhi.
Hasil positif dinytakan dengan adanya aglutinasi. Hasil negative palsu
dapat disebabkan oleh karena antara lain penderita sudah mendapatkan
terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu
sakit, keadaan umum pasien buruk, dan adanya penyakit imunologik
lain.
d. Urinalis
Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam) Leukosit
dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit
e. Mikrobiologi
Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan vagina
harus dibuat dalam situasi yang tepat. Pemeriksaan sputum diperlukan
untuk pasien yang demam disertai batuk-batuk. Pemeriksaan kultur darah
dan kultur cairan abnormal serta urin diperlukan untuk mengetahui
komplikasi yang muncul.
f. Radiologi
Pembuatan foto toraks biasanya merupakan bagian daripemeriksaan LAB
g. Biologi molekuler
Dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), dilakukan dengan
perbanyakan DNA kuman yang kemudian diidentifikasi dengan DNA
probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang
terdapat dalam jumlah sedikit (sensifitas tinggi) serta kekhasan
(spesifitas) yang tinggi pula. Specimen yang digunakan dapat berupa
darah, urin, cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi (Soedarto, 2007)
F. PATHWAY

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Secara fisik
a. Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara berkala setiap
4-6 jam. Perhatikan apakan anak tidur gelisah, sering terkejut atau
mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik keatas
atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang
yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena
oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak
akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat
seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c. Jalan napas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke
otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak
d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya
e. Tidur yang cukup agar metabolism berkurang
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.
2. Obat-obatan antipiretik
Antipiretik bekerja secarasentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set
poin hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana
diperintah memproduksi panas di atas normal dan mengurangi pengeluaran
panas tidak ada lagi (Suriadi dan Yuliani, R., 2001)
H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien dengan febris adalah :
1) Aktivitas atau istirahat
Gejala yang ditemukan pada kasus febris antara lain kelemahan,
malaise, kelelahan, merasa gelisah dan ansietas, cepat lelah dan
insomnia.
2) Sirkulasi
Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit membrane
mukosa kotor, turgor buruk, kering dan lidah pecah-pecah akan
ditemukan pada pasien febris.
3) Integritas ego
Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda seperti
menolak dan depresi juga akan ditemukan dalam pengkajian integrits
ego pasien.
4) Eliminasi
Pengkajian eiminasi akan menemukan gejala tekstur feses yang
bervariasi dari lunak sampai bau atau berair, perdarahan per rectal dan
riwayat batu ginjal dengan tanda menurunnya bising usus, tidak ada
peristaltik dan ada haemoroid.
5) Makanan dan cairan
Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat
badan dan tidak toleran terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan
berupa penurunan lemak sub kutan, kelemahan hingga inflamasi rongga
mulut.
6) Hygiene
Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan perawatan
diri dan bau badan
7) Nyeri atau ketidaknyamanan
Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan titik
nyeri yang dapat berpindah
8) Keamanan
Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan
peningkatan suhu tubuh dengan kemungkinan muncul lesi kulit

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d hypovolemia
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan nafsu makan yang menurun.
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan dan
prognosis berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak
adekuat.
J. RENCANA KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

1. Hipertermia (00007) NOC: NIC: Temperature


regulation (pengaturan
1. Hidration
suhu)
2. Adherence behavior
1. Monitor suhu minimal tiap
3. Immune status
dua jam
4. Risk control
2. Rencanakan monitoring
5. Risk detection suhu secara kontinyu

Kriteria hasil: 3. Monitor tekanan darah, nadi

1.Keseimbangan antara dan respiratory rate 4. Monitor


produksi panas, panas warna dan suhu kulit
yang diterima, dan 5. Monitor tanda-tanda
kehilangan panas hipertermi dan hipotermi

2. Seimbang antara 6. Tingkatkan intake cairan


produksi panas, panas dan nutrisi
yang diterima, dan
7.Selimuti pasien untuk
kehilangan panas
mencegah hilangnya
selama 28 hari pertama
kehangatan tubuh
kehidupan
8. Ajarkan pada orang tua
3.Keseimbangan asam
pasien cara mencegah
basa bayi baru lahir 4.
keletihan akibat panas
Temperature stabil :
36,5 – 37,5°C 5. Tidak 9. Diskusikan tentang
ada kejang pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
6.Tidak ada perubahan
negative dari kedinginan
warna kulit
7. Pengendalian risiko: 10. Beritahu tentang indikasi
hipertermia terjadinya keletihan dan
penanganann emergency yang
8. Pengendalian risiko:
diperlukan
hipotermia
11. Ajarkan indikasi dari
9. Pengendalian risiko:
hipotermia dan penanganan
proses menular
yang diperlukan yang
10. Pengendalian diperlukan
risiko: paparan sina
12. Berikan anti piretik jika
rmatahari
diperlukan

2. Ketidak seimbangan NOC: NIC Weight Management


nutrisi kurang dari (1260)
1. Nutritional status
kebutuhan tubuh
1. Bina hubungan dengan
(00002) 2. Nutritional status:
keluarga klien
Food and fluid intake
2. Jelaskan keluarga klien
3. Nutritional status:
mengenai pentingnya
nutrient intake
pemberian makanan,
4. Weight control penambahan berat badan dan
Kriteria Hasil: kehilagan berat badan
1. Adanya peningkatan 3. Jelaskan kelurga klien
berat badan sesuai tentang kondisi berat badan
dengan tujuan klien

2. Berat badan ideal 4. Jelaskan resiko dari


sesuai dengan tinggi kekurangan berat badan
badan
5. Berikan motivasi keluarga
3. Mampu klien untuk meningkatkan
mengidentifikasi berat badan klien
kebutuhan nutrisi
6. Pantau porsi makan klien
4. Tidak ada tanda
malnutrisi 7. Anjurkan klien makan
teratur
5. Menunjukan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan

6. Tidak terjadi
penurunan berat badan
yang berarti

3. Ketidak efektifan NOC: NIC: Peripheral Sensation


perfusi jaringan Management
1. Circulation Status
perifer (00204)
1. Monitor adanya daerah
2. Tussue Perfusion :
tertentu yang hanya peka
Cerebral
terhadap
Kriteria Hasil: panas/dingin/tajam/tumpul
Mendemonstrasikan
2. Monitor adanya paretese
status sirkulasi yang
ditandai dengan: 3. Instruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada
1. Tekanan systole dan
lesi atau laserasi
diastole dalam rentang
yang diharapakan 4. Gunakan sarung tangan
untuk protekai
2. Tidak ada ortostatik
hipertensi 5. Kolaborasi pemberian
analgetic
3. Tidak ada tanda-
tanda peningkatan 6. Batasi gerakan pada kepala,
intrakrania leher dan punggung
DAFTAR PUSTAKA
Yossi Prasticca . 2011 . Laporan demam .
https://id.scribd.com/document/501028212/LP-DBD Diakses pada
tanggal 14 September pukul 09.45 WIB
Zaebatul andreani . 2010 . Laporan Pendahuluan Demam .
https://id.scribd.com/document/279894417/Lp-Demam . Diakses
pada tanggal 14 September pukul 11.00 WIB
Mulyana Anwar . 2014 . Laporan Pendahuluan Demam .
https://id.scribd.com/document/508675924/Laporan-Pendahuluan-
DBD . Diakses pada tanggal 14 Februari pukul 12.30 WIB
BAPPENAS. (2014). Program nasional bagi anak Indonesia.
Diakses pada tanggal 24 September 2014.
http://www.bappenas.go.id/node/64/101/program-nasional-bagi-
anakIndonesia-pnbai-2014-/

Anda mungkin juga menyukai