Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

SEDIMEN

YOLA AUDY ANNI SIREGAR


F1D220003

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

2 Sedimentologi
adalah studi tentang
proses-proses
3 pembentukan,
transportasi dan
pengendapan
material
4 yang terakumulasi
sebagai sedimen di
dalam lingkungan
5 kontinen dan laut
hingga membentuk
batuan sedime

1
6 Sedimentologi
adalah studi tentang
proses-proses
7 pembentukan,
transportasi dan
pengendapan
material
8 yang terakumulasi
sebagai sedimen di
dalam lingkungan
9 kontinen dan laut
hingga membentuk
batuan sedime
10 Sedimentologi
adalah studi tentang
proses-proses
1
11 pembentukan,
transportasi dan
pengendapan
material
12 yang
terakumulasi
sebagai sedimen di
dalam lingkungan
13 kontinen dan
laut hingga
membentuk batuan
sedimen
Geologi adalah cabang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari bumi,
komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, proses pembentukan planet bumi beserta
isinya yang pernah ada. Bumi disusun oleh batuan, dan batuan disusun oleh
berbagai macam mineral-mineral. Mineral merupakan benda padat homogen yang
terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, dengan mempunyai atom-atom yang
tersusun secara teratur.
Batuan sedimen merupakan batuan yang paling banyak terdapat di
permukaan bumi. Kurang lebih 75 persen dari luas permukaan bumi diselimuti

1
oleh batuan sedimen. Batuan sedimen terbentuk karena proses diagnesis dari
material batuan lain yang telah mengalami sedimentasi. Sedimentasi tersebut
meliputi proses pelapukan, transportasi, dan deposisi.
Batuan sedimen dibentuk dari batuan yang telah ada sebelumnya. Tetapi
karena pengaruh gaya-gaya dari luar bumi (pelapukan, pengikisan oleh air,
pengikisan oleh angin), maka batuan-batuan tersebut dihancurkan, diangkut (oleh
media air sungai dan angin) dan kemudian diendapkan di tempat-tempat yang
rendah letaknya. Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas
dengan ketebalan dari beberapa cm sampai beberapa km. Ukuran butirnya bisa
dari sangat halus (berukuran lempung) sampai sangat kasar. Batuan sedimen
terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Materi hasil erosi terdiri atas
berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan.
Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction),
terbawa secara melompat-lompat (saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan
ada pula yang larut (solution).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum adalah :
1. Dapat mengetahui apa itu sedimen
2. Dapat mengetahui mekanisme pembentukan batuan sedimen
3. Dapat mengetahui apa itu lingkungan pengendapan serta pembagiannya

4. Sedimentologi adalah
studi tentang proses-
proses
5. pembentukan,
transportasi dan
pengendapan material
1
6. yang terakumulasi
sebagai sedimen di
dalam lingkungan
7. kontinen dan laut
hingga membentuk
batuan sedime
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
1. Modul sedimentologi
2. Alat tulis lengkap
3. Kertas hvs
4. Sampel batuan sedimen
1.3.2 Bahan

1.3.3 Prosedur kerja

1
BAB II
DASAR TEORI
Batuan adalah massa materi mineral, baik yang kompak keras mupun yang
tidak, yang membentuk kerak bumi. Batuan dapat terdiri dari satu macam mineral
atau kumpulan berbagai macam mineral. Batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan
batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme,
yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami pembatuan. 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen.
Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan
sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.
atuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan
batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu
sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua
golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara
terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang
terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya
besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi
dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan
dilingkungan sungai dan batuan batu pasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai
dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus
kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan
batua lempung dan napal (Pettijohn, 1975).
Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya
mengandung 5% yang diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian
benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu,
kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan sedimen menempati luas bumi
sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan
sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan
batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang
tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap

8
singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat
ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan dipenuhi oleh sedimen dari
pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat
selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih
tipis dari 0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-
ratanya adalah sekitar 1 kilometer (Koesoemadinata, 1981).
Batuan endapan yang langsung dibentuk secara kimia ataupun organik
mempunyai satu sifat yang sama yaitu pembentukkan dari larutan-larutan.
Disamping sedimen-sedimen di atas, adapula sejenis batuan sejenis batuan
endapan yang sebagian besar mengandung bahan-bahan tidak larut, misalnya
endapan puing pada lereng pegunungan-pegunungan sebagai hasil penghancuran
batuan-batuan yang diserang oleh pelapukan, penyinaran matahari, ataupun
kikisan angin (Simon dan Schuster, 1998).
Ada dua tipe sedimen yaitu detritus dan kimiawi. Sedimen kimiawi terdiri
dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan dengan proses inorganik atau
aktivitas organisme. Partikel sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir,
gravel (termasuk bolder, cobble dan pebble), pasir, lanau, dan lempung.
Transportasi dari sedimen menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan
pemilahan (sorting). Nilai kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran
butir, jarak transportasi dan proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen
menjadi batuan sedimen terjadi melalui kompaksi dan sementasi. Diagnesis adalah
proses yang menyebabkan perubahan pada sedimen selama terpendamkan dan
terlitifikasikan, sedangkan litifikasi adalah proses perubahan (Moss, 1997).
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang
kemudian mengalami pembatuan. 70% batuan di permukaan bumi berupa batuan
sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2% dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti
batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya
relatif tipis. Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali atau
pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan
sedimen itu sendiri (Endarto, 2005 ).

9
3.2 Pembahasan
Pada praktikum sedimentologi yang dilaksanakan kemarin, praktikan
membahas mengenai apa itu sedimen, lalu bagaiaman mekanisme pembentukan
batuan sedimen itu dan membahas juga mengenai lingkungan pengendapan dan
yang teraakhir adalah mendeskripsikan batuan sedimen tersebut. Yang pertama
kali akan dibahas adalah apa itu sedimen merupakan material lepasan yang
terendapkan. Batuan sedimen merupakan batuan yang berasal dari hasil rombakan
pada batuan sebelumnya seperti batuan beku, batuan metamorf dan juga bisa pada
batuan sedimen itu sendiri.
Selanjutnya membahas bagaimana mekanisme pembentukan batuan sedimen
itu yaitu dimulai dengan material-material yang mengalami proses pelapukan yang
di akibatkan karena adanya faktor curah hujan, cuaca maupun suhu serta angin
kemudian material tadi akan mengalami proses erosi atau pengikisan sehingga
adanya perubahan material pada batuan yang disebabkan oleh adanya air, angin
dan es lalu material tadi mengalami proses transportasi yaitu perpindahan
material dati satu tempat ke tempat yang lain sehingga material itu terendapkan
pada suatu cekungan yang disebut dengan proses pengendapan atau sedimentasi
lalu materia-material yang terendapkan itu semakin lama semakin padat sampai ia
mengalami litifikasi ataupun terbatukan. Batuan sedimen memiliki ukuran butir
berdasarkan skala wenworth. Besar atau kecinya suatu ukuran butir pada batuan
sedimen itu dipengaruhi oleh dekat dan jauhnya batuan tersebut dengan sumber.
Jika batuan sedimen dekat dengan sumber maka ukuran butir batuan tersebut lebih
besar dan jika jauh dari sumber maka ukuran butir lebih kecil dan halus.
Selanjutnya membahas mengenai lingkungan pengendapan pada batuan
sedimen yaitu adalah salah tempat atau daerah yang terdapat suatu endapan
sedimen, lingkungan pengendapan ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu lingkungan
pengendapan darat seperti gurun dan rawa, lingkungan pengendapan transisi
seperti lagoon dan pantai dan lingkungan pengendapan laut seperti abisal.
Kemudian membahas juga beberapa hal yang harus dilakukan apabila melihat
suatu singkapan sedimen yaitu dengan mengamati singkapan tersebut,
menentukan jenis strukturnya, menentukan arah kedudukannya seperti azimuth,
strike dan dip, mengambil dokumentasi dan membuat sketsa, mengambil sampel

1
0
batuan serta dapat membuat profil kasar pada suatu singkapan.
Selanjutnya praktikan melakukan pendiskripsian pada batuan sedimen yang
diberikan. Adapun yang harus dideskripsikan yaitu jenis batuan, warna fresh dan
lapuk, struktur batuan, tekstur batuan seperti ukuran butir, derajat pembundaran,
derajat pemilahan dan kemas, serta komposisi batuan seperti fragmen, matriks dan
semen, nama batuan dan genesa atau proses terbentuknya.

Pada sampel batuan pertama ini memiliki warna fresh putih kecoklatan, dan warna
lapuknya adalah kecoklatan serta memiliki struktur masif dengan tekstur kristalin
dan memiliki komposisi monomineralik karbonat dengan nama batuannya adalah
batugamping kristalin yang genesa terbentuknya pada zona CCD di dalam laut
dengan mengalami proses tersedimentasikan dan membentuk unsur karbonatan
karena adanya dukungan lingkungan laut yang membuat batuan sedimen jenis ini
termasuk pada sedimen karbonat.

Pada sampel batuan kedua ini memiliki warna fresh hitam, sedangkan warna
lapuknya adalah hitam kekuningan. Batuan ini memiliki struktur masif dengan
tekstur amorf serta memilki komposisi monomineralik karbonat nama batuan ini
adalah batubara Terbentuk dari hasil endapan pada daerah basah seperti rawa yang

1
1
tenang, dan endapan ini bersumber dari organisme vegetasi yang mati secara
insitu dan mengalami proses sedimentasi
.

Pada sampel batuan ketiga ini memiliki warna fresh putih keabuan dengan
warna lapuknya adalah putih kehitaman. Batuan ini memiliki struktur laminasi
karena ketebalannya kurang dari 1 cm, batuan ini memiliki ukuran butir yaitu
pasir halus (0,06- 0,125 mm), dengan derajat kembundaran membundar, terpilah
dengan baik dan kemas tertutup serta memiliki komposisi matriks pasirhalus dan
semen silika. Nama batuan ini adalah batupasir halus yang terbentuk dari Adanya
proses 4T (Terlapukkan, Tererosi, Tertransportasi, dan Terlitifikasi) dan dimana
batuan tersebut mengalami proses sedimentasi dengan adanya lapisan-lapisan baru
diatas batuan lama yang sudah terbentuk.

Pada batuan keempat ini memiliki warna fresh putih kekuningan dengan
warna lapuknya abu-abu kehijauan, batuan ini memiliki ukuran butir pasir sedang
dengan derajat pemilahan terplah buruk dan memiliki kebundaran subrounded-
sub angular dengan kemas terbuka karena mampu menyerap air. Batuan ini
memiliki struktur massif dan komposisi matriksnya batupasir dengan semen silika.
Nama batuan ini adalah Breksi Andesi dengan genesa pembentukannya Terbentuk
akibat adanya proses 4T yang terjadi pada bagian Alluvial fan pada lereng gunung,
dan kemudian mengalami pelapukan dan erosi, tertransportasi ke bawah,

1
2
terendapkan, dan terlitifikasi yang dimana sebelumnya sudah bercampur dengan
batuan lain.

Pada sampel batuan kelima ini memiliki warna fresh putih keabuan, dan
warna lapuknya putih kehitaman struktur masif dengan ukuran butir yaitu pasir
halus (0,06- 0,125 mm), derajat kembundaran membundar, terpilah dengan baik
dan kemas tertutup. Komposisi nya terdiri dari matriks pasir halus dan semen
silika. Memiliki stuktur sedimen laminasi karena ketebalannya kurang dari 1 cm.
Nama batuan ini adalah Batupasir halus yang Terbentuk akibat adanya proses 4T
(terlapukkan, tererosi, tertansportasi, dan terlitifikasi) pada batuan sebelumnya,
dan kemudian mengalami pengendapan dan litifikasi dan membentuk sebuah
lapisan-lapisan batuan.

Pada sampel batuan ke-enam ini memiliki warna fresh abu keputihan dan warna
lapuknya adalah coklat kehitaman. Batuan ini memiliki struktur masif dengan
ukuran butir lempung )0,004 mm) dengan derajat kembundaran membundar
(rounded), terpilah dengan baik dan kemas tertutup. Serta memiliki struktur
sedimen yaitu laminasi karena ketebalannya kurang dari 1 cm. Sampel batuan ini
adalah Batulempung yang Terbentuk pada zona perairan laminar seperti danau
atau rawa, dan telah mengalami proses 4T (pelapukan, erosi, transportasi, dan

1
3
litifikasi) dan dimana butirannya kecil karena pengendapannya secara diam dan
pelapukan lebih cepat.

Pada sampel batuan ke-tujuh ini memiliki warna fresh putih kekuningan dengan
warna lapuknya adalah kecoklatan serta memiliki ukuran butir pasir sedang
sampai kerakal (0,25- 0,5 mm)- (4-64 mm). Dengan pemilahannya buruk dan
kebundarannya subrounded serta memiliki kemas terbuka dan memiliki komposisi
fragmen Andesit basaltik, matriksnya batupasir dengan semennya adalah silika
dengan jenis batuan ini ada sedimen klastik yaitu sedimen yang memiliki ukuran
butir, nama batuan ini adalah konglomerat polimik karena miliki banyak fragmen
dengan genesanya terbentuk saat adanya proses terlapuk, tererosi, yang berasal
dari tinggian kipas alluvial dan terendapkan dengan bantuan media air sungai, lalu
tertransportasi hingga ukurannya berubah dan bercampur dengan batuan-batuan
lainnya.

Pada sampel batuan kedelapan ini memiliki warna fresh coklat kekunigan,
sedangkan warna lapuknya adalah coklat kehitaman. Batuan ini memiliki struktur
masif dengan ukuran butir yaitu pasir sedang, derajat kembundaran agak
membundar, terpilah dengan baik dan kemas tertutup Komposisi nya terdiri dari

1
4
matriks pasir halus dan semen oksida. Sampel batuan ini adalah Batulempung
yang terbentuk dari proses 4T (terlapukkan, tererosi, tertransportasi, dan
terlitifikasi) dan mengalami pengendapan yang sangat lama dengan beban jenis
sedimen lainnya diatasnya. Lalu mengalami oksidasi akibat adanya perubahan
suhu dan unsur kimia.

Pada sampel batuan kesembilan ini memiliki warna fresh hitam keabuan,
sedangkan warna lapuknya adalah abu kecoklatan. Batuan ini memiliki struktur
masif dengan ukuran butir yaitu kerakal (4-64 mm)- Bongkah (>256 mm), derajat
kembundaran rounded, terpilah dengan baik dan kemas tertutup. Komposisi nya
terdiri dari fragmen granodiorit- basalt, matriks batupasir- kerikil dan semen
silika. Sampel batuan ini adalah konglomerat polimik yang Terbentuk ketika
terjaid pelapukan dan erosi dari tinggian kipas aluvial, dan selanjutnya mengalami
pengendapan dibawah tinggian yang dibantu dengan media air sungai dan
bercampur dengan batuan lain, dan sudah mengalami banyak transportasi.

Pada sampel batuan terakhir ini memiliki warna fresh kuning keputihan dengan
warna lapuk kuning keabuan dengan ukuran butir pasir sangat halus (0,006- 0,125
mm) dengan pemilahan terpilah dengan baik serta derajat kebundarannya
membundar dan kemasnya terbuka karena mampu menyerap air. Memiliki
komposisi matriks pasir halus dengan semennya adalah silika. Nama batuan ini

1
5
adalah Batupasir halus dengan genesa tterbentuknya ketika terjadi proses 4T yaitu
terlapukkan, tererosi, tertransportasi, dan terlitifikasi pada sebuah cekungan yang
dimana media pembentukannya bisa dari beberapa fluida seperti air dan angin,
lalu mengalami pembatuan.

1
6
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :


1. Sedimen berasal dari bahasa latin yaitu sedimentun yang artinya adalah penenggelaman
atau secara sederhananya adalah suatu endapan yang merupakan material lepasan.
2. Mekanisme pembentukan batuan sedimen adalah melalui proses pelapukan yang
dipengerahui oleh beberapa faktor yaitu curah hujan, suhu, kelembapan serta angin.
Kemudian melalui proses erosi yang merupakan pengikisan dan perubahan bentuk
batuan, tanah yang disebabkan oleh air, angin dan es lalu selanjutnya material tadi
mengalami proses transportasi yaitu perpindahan suatu material dari suatu tempat ke
tempat yang lainnya melalu media aliran arus sehingga material itu terhenti dan
mengalami proses sedimentasi atau yang biasa disebut dengan proses pengendapan oleh
media air, angin atau es pada suatu cekungan. Lalu material tadi mengalami proses
perubahan sedimen menjadi batuan yang disebut dengan litifikasi.
3. Lingkungan pengendapan adalah suatu daerah yang dimana terdapat suatu bahan
endapan. Lingkungan pengendapan ini terbagi menjadi tiga yaitu darat, laut dan transisi.

1
7
DAFTAR PUSTAKA

Alfonsus simalango. 1986. the geology and geothermal activity of the east African
rift  system.  Kenya.
Endarto. 2005. Geologi Fisik. Bandung : ITB.
Koesoemadinata. 1981. Petrology. Yogyakarta : Universitas padjajaran.
Moss, Simon. 1997. New Observations on the Sedimentary and Tectonic
Evolution of the Tertiary: Kalimantan Timur
Pettijohn, F, J., 1975. Sedimentary Rocks. London: Harper and Row.
Simon dan Schuster. 1998. Rocks and Minerals. New York: Fireside Books.

1
8

Anda mungkin juga menyukai