B. Uraian Materi
a) Pengertian Pengukuran dan Pemetaan Hutan
Pemetaan dengan arti lain akan bisa dilakukan manakala pengukuran telah
selesai dilakukan. Pengukuran hutan adalah kegiatan menentukan titik batas di
atas permukaan bumi (tanah atau perairan) dari suatu areal hutan untuk
memisahkan kawasan hutan dengan selain kawasan hutan, atau membagi jenis
kawasan hutan yang memiliki perbedaan fungsi atau peruntukan. Ilmu yang
mendasari pengukuran hutan ini adalah ilmu ukur tanah. Ilmu ukur tanah tersebut
merupakan sebagian kecil dari ilmu yang lebih luas yang dinamakan Ilmu
Geodesi. Pemetaan hutan adalah kegiatan menggambarkan suatu kawasan hutan
yang ditransformasikan ke dalam media datar dan diperkecil yang didasari dengan
seni dan teknik kartografi. Ilmu Kartografi sendiri memiliki definisi sebagai
gabungan dari ilmu, seni dan teknik dalam pembuatan (penggambaran) peta
sehingga jelas untuk melakukan pemetaan hutan dasar ilmu yang akan dipelajari
adalah Ilmu Kartografi. Guna mengenal lebih jauh tentang ilmu yang mendasari
pemetaan hutan yaitu ilmu ukur tanah dan ilmu yang mendasari pemetaan hutan
yaitu kartografi, mari kita pelajari terlebih dahulu satu demi satu.
Ilmu Kartografi
Kartografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu karto=carlo yang berarti
permukaan dan graft yang berarti gambaran/bentuk, sehingga arti kata
kartografi adalah gambaran permukaan, atau arti lain yang mudah difahami
yaitu Kartografi adalah sebagai ilmu membuat peta. Arti istilah kartografi telah
berubah secara fundamental sejak tahun 1960. Kartografi yang tadinya hanya
didefinisikan sebagai pembuatan peta, saat ini didefinisikan sebagai
penyampaian informasi geospasial dalam bentuk peta (Menno-Jan Kraak dan
Ferjan Ormeling, 2007: 37).
Penentuan koordinat titik dengan cara poligon ini membutuhkan antara lain :
Koordinat Awal
Apabila diinginkan sistem koordinat terhadap suatu sistem tertentu,
haruslah dipilih koordinat titik yang sudah diketahui misalnya : titik triangulasi atau
titik-titik tertentu yang mempunyai hubungan dengan lokasi yang akan dipatokkan.
Apabila dipakai sistem koordinat lokal pilih salah satu titik, kemudian beri harga
dengan koordinat tertentu baru kemudian dipakai sebagai acuan untuk titik-titik
lainnya.
Koordinat Akhir
Koordinat titik ini dibutuhkan untuk memenuhi syarat geometri hitungan
koordinat, dan tentunya harus dipilih titik yang mempunyai sistem koordinat yang
sama dengan koordinat awal.
Azimuth Awal
Azimuth awal ini mutlak harus diketahui sehubungan dengan arah orientasi
dari sistem koordinat yang 14 dihasilkan dan pengadaan datanya dapat ditempuh
dengan dua cara yaitu :
- Hasil hitungan dari koordinat titik-titik yang telah diketahui dan akan dipakai
sebagai titik acuan sistem koordinatnya.
- Hasil pengamatan astronomis (matahari) pada salah satu titik poligon sehingga
didapatkan azimuth ke matahari dari titik yang bersangkutan dan selanjutnya
dihasilkan azimuth ke salah satu poligon tersebut dengan ditambahkan ukuran
sudut mendatar (azimuth matahari).
Data ukuran sudut dan jarak sudut mendatar pada setiap stasiun dan jarak antara
dua titik kontrol perlu diukur di lapangan.
Poligon Terbuka
Poligon Tertutup
Poligon Bercabang
Metode Pengukuran Triangulasi
Triangulasi digunakan apabila daerah pengukuran mempunyai ukuran panjang dan
lebar yang sama, maka dibuat jaring segitiga. Pada cara ini sudut yang diukur adalah
sudut dalam tiap-tiap segitiga.