Dosen Pengampu:
Kelompok G
Oleh:
UNIVERSITAS JEMBER
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Karena atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemberdayaan Daerah
Bencana”selesai tepat pada waktunya.
Tujuan Penulis membuat makalah guna memenuhi tugas kelompok dari Mata
Kuliah Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat Program Studi Pendidikan
Luar Sekolah. Tidak hanya itu, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak-pihak terkait atas segala informasi dan dukungan demi kelancaran
makalah penulis, antara lain:
Dan yang terakhir agar makalah yang dibuat dapat lebih baik lagi, penulis membuka
kritik dan saran bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.2.1 Apa saja bentuk bencana alam yang terjadi pada masyarakat? ............................ 2
1.2.2 Bagaimana upaya yang dilakukan untuk memberdayakan daerah bencana? ........ 2
1.2.3 Bagaimana langkah-langkah dalam pemberdayaan? .......................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
1.3.1 Untuk mengetahui bentuk bencana alam apa saja yang terjadi di masyarakat . 2
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan untuk memberdayakan
daerah bencana ...................................................................................................... 2
1.3.3 Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pemberdayaan ............................ 2
BAB 2. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Beberapa Bentuk Bencana Alam yang Terjadi pada Masyarakat ............................ 3
2.2 Upaya yang dilakukan untuk Memberdayakan Daerah Bencana ............................. 4
2.3 Langkah-Langkah dalam Pemberdayaan ................................................................ 7
BAB 3. PENUTUP .............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 9
3.2 Saran .................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja bentuk bencana alam yang terjadi pada masyarakat?
1.3.1 Untuk mengetahui bentuk bencana alam apa saja yang terjadi di
masyarakat
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan untuk memberdayakan
daerah bencana
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
kejadian itu dijuluki “bencana alam”. Kegiatan manusia dan industripun dapat
mengakibatkan bencana, contohnya seperti bobolnya waduk serba guna, meledaknya
pabrik petro kimia(Bhopal), terjungkirnya truk yang mengangkut bahan kimia
sehingga mengakibatkan korban jiwa, kebakaran dan terganggunya arus lalu lintas.
Beberapa kegiatan tersebut dapat menarik media dalam sekejap serta sudah dapat kita
lihat dilayar sosial media seluruh dunia.
4
hilangnya mata pencarian atau lapangan pekerjaan serta tempat tinggal; sementara
hidup ditempat pengungsian dengan segala keterbatasan. Pemberdayaan daerah
bencana merupakan suatu upaya yang dilakukan pada daerah yang terkena bencana
guna mendapatkan sebuah pertolongan, agar daerah yang terdampak dapat selamat
dari bencana yang terjadi. Suatu usulan konkrit yang dilakukan pada lokasi bencana
guna mempercepat proses pemulihan sosial ekonomi para korban yang terdampak.
Sehingga perlunya pemberdayaan pada mereka, karena diasumsikan mereka
sedang/tidak bisa berbuat akibat kejadian bencana. Model pemberdayaan yang
diajukan ini merupakan aksi usaha yang dilakukan dengan mengadopsi Keputusan
Menteri Sosial RI No. 12/HUK/2006 sehingga dapat dijadikan model yang dapat
direplikasikan didaerah yang terkena bencana, serta dapat diadopsi oleh aparat Pemda
untuk mengatasi masalah sosial ekonomi pasca bencana alaam.
5
search and rescue(SAR), bantuan darurat dan pengungsian, pemberian bahan makan,
pelayanan sosial(santunan) dan pelayanan medik;
3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitas, dan
rekonstruksi atau pembangunan dan penataan kembali lahan bencana.
6
2.3 Langkah-Langkah dalam Pemberdayaan
Langkah pemberdayaan terhadap pranata sosial/lembaga sosial lokal secara
berkolaborasi ini memiliki beberapa tahapan, dan berlangsung antara 2 sampai 3
tahun. Tahapan yang dimaksud adalah:
A. Tahap Persiapam
1. Kajian/penelitian
2. Pra Pemberdayaan
a. Membentuk tim peneliti
b. Membuat kerangka pemberdayaan, modul fasilitator dan pendamping, yang
menjadi acuan dari hasil kajian/penelitian lapangan, menetapkan pranata
sosial/lembaga sosial lokal guna diberdayakan, menetapkan lokasi
pemberdayaan dan menetapkan stimulun guna mendukung program
kegiatan.
c. Surat menyurat, izin penelitian dan waktu pemberdayan.
7
B. Tahan Pemberdayaan
1. Sosialisasi atau penyuluhan pada aparat Pemda, pengurus beberapa pranata
sosial/lembaga sosial lokal(4-6 pranata/lembaga) dan tokoh masyarakat.
2. Menetapkan tenaga fasilitator dan tenaga pendamping, menjelasan maksud dan
tujuan pemberdayaan pasca bencana.
3. Menetapkan lokasi pemberdayan, menetapkan pranata sosial/lembaga sosial
lokal, dalam hal ini yaitu pengurus inti yang ditunjuk untuk mewakili(masing-
masing 2 orang), tokoh masyarakat, aparat Pembda(provinsi dan kab/kota)
masing-masing 2 orang dan tokoh informasi 2 orang, sehingga jumlah peserta
kolaborasi ini berjumlah 20 orang.
4. Pelaksanaan waktu pemberdayan 6-8 bulan, dapat mengadopsi Kep.Men.Sos RI
No. 12/HUK/2006, Tentang Model Pemberdayaan Pranata Sosisla dalam
mewujudkan masyarakat berpengetahuan sosial, yang diimplementasikan
beberapa daerah.
5. Memberikan stimlun ke kelompok/forum yang telah diberdayakan sebagai
dukungan kegiatan dan program yang dibuat guna perbaikan sosial ekonomi para
korban bencana. Dana yang diperlukan sesuai besaran kebutuhan dan
ketersediaan anggaran pemerintah.
6. Monitoring dan evaluasi oleh tim peneliti agar kegiatan pemberdayaan dapat
berjalan dengan baik.
C. Tahap Akhir
1. Membuat laporan hasil pemberdayaan oleh tim peneliti sebagai
pertanggungjawaban administrasi dan ilmiah.
2. Penyempurnaan model untuk replikasi di tempat lain.
3. Terminasi, pemutusan kegiatan pemberdayaan.
8
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberdayaan daerah bencana merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh
pihak terkait guna mengatasi berbagai dampak yang terjadi pada masyarakat.
Dikatakan suatu bencana apabila ada warga masyarakat dan lingkungan yang terkena
dampak, namun jika suatu bencana jauh dari pemukiman dan tidak ada yang
terdampak bukan dikatakan sebagai suatu bencana. Kegiatan pemberdayaan daerah
bencana perlu dilakukan untuk menghindari beberapa dampak negatif yang tidak
diinginkan. Oleh karena itu diupayakan kepada pihak terkait segera bertanggung
jawab atas segala kewajiban yang telah diberikan.
3.2 Saran
Masih ditemukannya pemberdayaan daerah bencana yang belum melaksanakan
tugasnya secara maksimal. Oleh karena itu penulis memberikan saran agar para pihak
yang terkait dapat menjalankan tanggung jawabnya secara maksimal.
9
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu, Novita. S dan Woelandari, Dewi Sri. 2021. Strategi Pemberdayaan dan
Pengembangan Ekonomi di Daerah Pasca Bencana. Jurnal Ilmiah Akuntasi dan
Manajemen(JIAM). Vol 17
Oktaviani, Ananda Diah dan Putri, Febby Amanda dan Pratiwi Murti, Niken
Tunjung. 2020. Pemberdayaan Mayarakat Melalui Program Desa Tangguh
Bencana(DESNATA) sebagai Upaya Mitigasi Bnajir Rob di Kabupaten Cirebon.
Jurnal Inovasi Masyarakat. Vol 2(3). Pages; 357-362
10