Anda di halaman 1dari 13

Informasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 8 No.

3 September 2003

MEMBANGUN COMMUNITY POLICING MELALUI


KEMITRAAN POLISI-KOMUNITAS
- Suatu Model Peningkatan Ketahanan Sosial di -
Indonesia
(Community Policing Development Through the Collaboration
of Police and Community: A Model for Improving Social
Resilience in Indonesia)
Mu'manNURYANA
Abstract The idea to changing police paradigm from an emphasis on traditional law enforcement
practices toward community-oriented policingan approach that depends on officer-initiated efforts
to reduce criminal and public disorder should be launched in Indonesia. Community policing is a
philosophy of policing that needs police officers to act with increased levels of autonomy and
professional discretion to solve problems and to develop partnerships with the community. This
article discussing a conceptual framework of how community policing can be implemented through
providing an overview of the context in which community policing has been socialized in the
developed countries.

Kata Kunci: Community policing, police officer, domestic violence, catalyst, normative sponsorship theory

1.PENDAHULUAN merajalelanya pencurian dan


perampokan disertai tindak kekerasan
oleh orang-orang yang mengalami
Kondisi ketenteraman dan depresi akibat kemiskinan. Pendek kata,
ketertiban (tramtib) komunitas lingkungan komunitas penduduk
[pemukiman] di berbagai daerah di menjadi sasaran empuk bagi orang-orang
Indonesia dalam sepuluh tahun yang tidak beretika seperti diuraikan di
terakhir ini semakin sering terusik oleh atas demi pemenuhan kepuasan dan
berbagai jenis gangguan mulai dari kebutuhan hid up mereka, dengan tanpa
keonaran anak-anak remaja ketika mengindahkan kepentingan orang lain.
bermain petasan, praktek perjudian
(togel) oleh sekelompok orang dari Buruknya situasi ketenteraman dan
lapisan masyarakat kelas bawah, bising ketertiban komunitas telah menimbulkan
dan semrawutnya tukang ojek motor, keresahan penduduk; menimbulkan stres
meluasnya pedagang kaki lima yang dan depresi pada lingkungan komunitas
semakin nekat mengembangkan bisnis pemukiman penduduk. Komunitas
di atas lahan orang lain, dan

1
Jnformasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, J-ol. 8 No. 3 September 2003

Buruknya situasi ketenteraman sosial; elemen Siskamling baru bereaksi


dan ketertiban komunitas telah bila sudah terjadi pencurian dan
menimbulkan keresahan penduduk; perampokan terhadap warganya. Tetapi
menimbulkan stres dan depresi pada mereka tidak pernah bereaksi terhadap
lingkungan komunitas pemukiman berbagai jenis gangguan ketenteraman
penduduk. Komunitas akhirnya dan ketertiban oleh anak-anak warga
bertindak sendiri-sendiri tanpa sekitar, dan ekses dari perjudian dan
memperhatikan keserasian lingkungan; perojekan serta PKL. Siskamling tidak
mereka membangun benteng atau pagar mampu melakukan itu karena sistem ini
rumah dan pemukiman sekokoh, seketat, tidak-terkait, inkoordinasi, insinergi
serapat dan setinggi mungkin untuk dengan 'sistem ketenteraman dan
mencegah terjadinya risiko yang tidak ketertiban' yang lebih mapan dan
diinginkan dari tindak kejahatan orang- sistematis yang dibangun negara, yakni
orang seperti digambarkan di atas Sistem Kepolisian.
terhadap keluarganya. Akibatnya,
keharmonisan lingkungan dikorbankan; Sistem kepolisian sulit diakses
interaksi sosial di antara warga komunitas karena ia dira ncang dan
komunitas semakin lemah. Akibat lebih diposisikan sebagai "alat negara."
lanjut adalah melemahnya kohesivitas Kepolisian adalah sebuah lembaga
sosial, sehingga dapat menimbulkan suprastruktur yang melekat dan lebih
disintegrasi sosial. loyal kepada negara dari pada dekat
dengan masyarakat. Akibatnya, publik
Sementara itu, upaya dalam bentuk lebih mengenal dan merasakan polisi
lain juga dikembangkan warga sebagai "alat negara," bukan sebagai
11
komunitas di hampir setiap lingkungan; pengayom masyarakat." Memang
secara swakarsa mereka menciptakan spand uk bertuliskan "polisi sia p
suatu 'sistem keamanan lingkungan' melayani masyarakat 24 jam" kadang-
untuk menjaga keamanan saja. Tetapi kadang terlihat di jalan-jalan atau di
sistem keamanan mereka tidak cukup tempat-tempat strategis lainnya. Tetapi
memadai mengantisipasi perkembangan hal ini tidak memiliki fundamental bagi
tindak kejahatan yang semakin pihak kepolisian untuk melaksanakan
kompleks; berbagai jenis gangguan tugas menjaga ketenteraman dan
ketenteraman dan ketertiban masih saja ketertiban masyarakat secara
terjadi pada level komunitas, tidak profesional, kreatif dan inovatif, kecuali
terkecuali pada lingkungan pemukiman ada perubahan paradigmanya. Oleh
real estate yang dipercaya memiliki karena itu, perlu ada perubahan
II
sistem pengamanan lingkungan yang paradigma kepolisian dari polisi
II
cukup ketat. sebagai alat negara" kepada polisi
sebagai elemen masyarakat." Di sisi lain,
Mengapa keamanan lingkungan polisi juga nampak sangat bangga atas
pemukiman masih saja belum terjamin? predikat dan posisi sebagai alat negara,
Hal ini tentu terkait dengan konsep sehingga wajar kalau dahulu polisi
'Siskamling' yang mereka kembangkan menjadi elite politik dalam tatanan
bersifat 'reaktif' terhadap gangguan kenegaraan dan pemerintahan. Negara
keamanan saja, tetapi tidak terhadap memang menggaji polisi untuk
gangguan ketenteraman dan ketertiban kepentingan negara. Padahal hakekat

2
Informasi Kajian Permasalahan Sosia/ dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 8 No. 3 September 2003

pekerjaan polisi adalah memelihara telah ditetapkan pada level kecamatan,


ketentraman dan ketertiban masyarakat, yakni Kepolisian Sektor (Polsek). Seperti
dan untuk tugas itulah rakyat melalui diungkapkan seorang Community Police
pajak menggaji mereka. Sebenarnya, Officer dari Charleston, South Carolina,
pihak yang membela kepentingan negara USA, Jeffrey Ward (2003) bahwa
terutama kedaulatan NKRI bukanlah "community policing bukan sekedar
polisi, tetapi TNI. meningkatkan jumlah, dan hal ini bukan
hal baru. Community policing adalah
Dipisahkannya POLRI dari TNI sebuah konsep yang telah mengalami
adalah sebuah langkah strategis yang penyempurnaan dan berkembang selama
diambil Presiden Abdurahman Wahid, 30 tahun terakhir. Akhir-akhir ini,
sehingga POLRI diharapkan dapat sejumlah kelompok kerukunan tetangga
mengembangkan visi dan misinya telah menerima grants dari yayasan
sesuai dengan tugas dan kewajibannya. komunitas lokal untuk mendukung
Tetapi sistem pendidikan, job description proyek-proyek yang berkaitan dengan
dan struktur organisasi vertikal konsep tersebut."
kepolisian sekarang masih sangat kental
dengan pola pikir dan orientasi militer Struktur organisasi kepolisian
sedangkan nuansa kemasyarakatannya seperti yang ada sekarang tidak akan
masih rendah, tidak terjadi demiliterism, mampu mengantisipasi perkembangan
sehingga sulit bagi pihak kepolisian kejahatan pada level komunitas (domestic
untuk menjadi "pengayom violences) yang semakin kompleks. Yang
masyarakat." Maka diperlukan upaya diperlukan sekarang adalah munculnya
terobosan yang memungkinkan polisi partisipasi komunitas dalam menjaga
berfungsi secara efisien tetapi efektif ketenteraman dan ketertiban di
dalam membangun ketenteraman dan lingkungan mereka . Tetapi dengan
ketertiban masyarakat yang dinamis. metode Polsek sekarang pihak kepolisian
tidak akan mampu meningkatkan
Dilihat dari segi jumlah SDM, partisipasi masyarakat. Oleh karena itu,
kepolisian Indonesia sekarang masih diperlukan suatu terobosan yang
belum bisa memenuhi kebutuhan memungkinkan polisi menjangkau
masyarakat akan jarninan ketenteraman seluruh komunitas secara efisien dengan
dan ketertiban. Memang pimpinan jalan mengajak partisipasi masyarakat
POL RI tel ah mencanangkan melalui suatu Model Kemitraan Polisi-
membangun sebuah angkatan Komunitas dalam Menciptakan
kepolisian dengan personil sebanyak Ketenteraman dan Ketertiban
500,000 orang. Dengan kekuatan Lingkungan.
personil seperti itu, ratio polisi-
penduduk akan mencapai 1:420, suatu Dalam konteks ini, sebuah
ratio yang secara teoritis dapat gagasan tentang community policing
menjamin ketenteraman dan ketertiban dengan paradigma baru memiliki potensi
masyarakat. Tetapi ratio ideal tersebut untuk memberikan pelayanan lebih baik
tidak akan berarti apa-apa apabila pola dan terjangkau oleh masyarakat melalui
operasional POLRI masih seperti <lulu, sebuah model kemitraan polisi-
di mana pihak kepolisian hanya komunitas, dan memungkinkan
berpangkalan pada pos-pos polisi yang terjadinya reformasi dramatis dalam

3
lnformasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 8 No. 3 September 2003

keseluruhan criminal justice system di masyarakat;


Indonesia. Keberhasilan community (2) mengetengahkan sebuah model
policing diharapkan dapat mengilhami community policing atau kemitraan
optimisme bahwa criminal justice system, polisi-komunitas;
termasuk di dalamnya law enforcement,
prosecution, courts, corrections, dapat (3) meningkatkan efisiensi dan efektivitas
memulai berfungsi sebagai sebuah peranan kepolisian dalam
keseluruhan, di mana semua elemen menciptakan dan memelihara
komunitas dapat berpartisipasi sebagai ketenteraman dan ketertiban
partners (mitra) dengan orang-orang masyarakat pada level komunitas; dan
yang mendapatkan keuntungan atau (4) membangun lingkungan komunitas
kerugian dalam menciptakan yang tenteram dan tertib dalam rangka
ketetanggaan yang kohesif, lebih aman membangun ketahanan sosial
dan tertib di dalam mana semuanya masyarakat.
hidup dan bekerja. Makalah ini
dipersiapkan sebagai sebuah konsep
bagi pengembangan kemandirian
komunitas dalam menjaga ketenteraman 3. RUANG LINGKUP MASALAH
dan ketertiban lingkungan, dalam
konteks pembangunan kepolisian yang Dewasa ini muncul kesadaran
berwawasan kemasyarakatan. publik bahwa masyarakat atau
komunitas memegang peranan penting
dalam menciptakan ketenteraman dan
ketertiban lingkungan. Namun demikian,
2. TUJUAN peranan polisi sangat diperlukan
sebagai catalyst dan problem solver dalam
Secara umum, makalah ini membantu komunitas memecahkan
bertujuan untuk memberikan masukan masalah yang mereka dihadapi. Oleh
kepada POLRI dan instansi terkait karena itu, siapa dan seperti apa polisi
lainnya dalam membangun kepolisian yang diperlukan, bagaimana peranan
yang yang berwawasan kemasyarakatan yang perlu dikembangkannya, dan
(community-oriented policing), handal dan bagaimana mekanisme kerjasama
profesional, berwibawa, efisien, dan kemitraan yang perlu dikembangkan
efektif dalam menjalankan tugas dalam rangka menciptakan dan
menciptakan ketenteraman dan memelihara ketenteraman dan ketertiban
ketertiban. lingkungan, perlu dianalisis secara
holistik malalui sebuah model
Secara khusus, makalah ini community policing.
dipersiapkan penulis untuk meresponse
segala keterbatasan yang dirniliki POLRI
dalam mengantisipasi kompleksitas
masalah sosial pada level komunitas 4. KERANGKA TEORITIS
sebagai berikut:
Untuk membangun kemandirian
(1) meningkatkan peran kepolisian
komunitas menjaga ketenteraman dan
dalam menciptakan dan memelihara ketertiban lingkungan, model kemitraan
ketenteraman dan ketertiban polisi-komunitas dalam makalah ini

4
Infonnasi Kajian Pennasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 8 No. 3 September 2003

menggunakan teori community policing kepercayaan, dan tujuan dari semua


yang dikembangkan Profesor Robert kelompok yang berpartisipasi (interest
Trojanowicz, pendiri National Center for groups), semakin mudah komunitas itu
Community Policing, USA, tahun 1983. menyetujui gagasan (program) atau
Tetapi teori community policing itu tujuan bersama. Dengan demikian,
sendiri didasarkan pada dua teori implementasi gagasan atau program
utama, yakni normative sponsorship dan community policing harus
critical social theory. Oleh karena itu, mempertimbangkan interest groups tadi,
bagaimana kedua teori itu terutama menyangkut nilai, norma,
melatarbelakangi konsep community kepercayaan dan tujuan (social capital).
policing dibahas dalam makalah ini.
Sementara itu, dalam community
Normative sponsorship theory mula- policing, critical social theory dapat
mula dikembangkan oleh Sower tahun membimbing polisi dan penduduk untuk
1957. Ia mengemukakan bahwa pada mendapatkan manfaat atas pemahaman
hakekatnya semua orang memiliki quasi-causes dari situasi problematik
kemauan baik dan kehendak untuk mereka, yang membantu penduduk
melakukan ko-operasi dengan orang memecahkan masalah mereka. Critical
lain untuk memuaskan kebutuhan social theory didefinisikan oleh Fay (1987),
mereka. Dalam teori ini, sebuah usulan seorang pakar ilmu sosial, bahwa
seseorang akan disponsori atau mengilhami orang untuk menjadi aktif
didukung oleh yang lain (komunitas) secara sosial dalam rangka mengkoreksi
apabila usulan itu menyentuh aspek- keadaan lingkungan sosio-ekonomi dan
aspek normative yang berguna bagi politik mereka mungkin memiliki
semua warga dan interest groups yang ekspresi sendiri-sendiri yang mungkin
terlibat atau terikat di dalamnya, apalagi tidak bisa memenuhi kebutuhan semua
sampai menyentuh social capital milik pihak. Fay kemudian menawarkan tiga
komunitas. Satu dari sekian gagasan pokok dari critical social theory:
pertimbangan penting ketika berupaya enlightenment, empowerment, emancipation.
untuk memprakarsai community Enlightenment mendidik orang tentang
development terutama d a lam situasi problematik tertentu mereka dan
membangun community policing adalah kapasitas potensial mereka untuk
memahami bagaimana dua atau lebih merubah situasi mereka dalam rangka
interest groups dapat memiliki sufficient memuaskan kebutuhan yang tidak
convergence of interest atau konsensus terpenuhi. Enlightenment dicapai melalui
pada tujuan komunitas untuk refleksi, diskusi (komunikasi), dan
diimplementasikan. penentuan "quasi-causes" dari kondisi
problematik sosial mereka.
Masing-masing interest groups yang
terlibat dan memiliki kepentingan dalam Sebagaimana diketahui bahwa
implementasi program harus dapat Aristotle view tentang politik relevan
menjustifikasi dan oleh karenanya dengan enlightenment (pencerahan) ini.
melegitimasi tujuan utama kelompok Hal ini merujuk kepada upaya
dengan pola, nilai, norma, dan tujuan pertimbangan orang dalam rangka dan
bersama (social capital). Semakin memiliki mengarahkan urusan mereka dan
kesamaan dalam nilai, norma, aktivitas mereka, untuk mendirikan

5
Informasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 8 No. 3 September 2003

tujuan-tujuan bagi masyarakat, untuk digunakan dalam proses dialog dan


mengimplementasikan rencana menuju komunikasi. Komunikasi yang benar
tujuan-tujuan itu, dan untuk didasarkan pada rasa saling pengertian
mengevaluasi pencapaian tujuan-tujuan dari bahasa yang digunakan untuk
itu. Apa yang paling signifikan dalam menyampaikan pesan-pesan.
bentuk politik adalah keterlibatan
penduduk dalam mendirikan dan Empowerment (pemberdayaan)
mengadministrasikan hukum komunitas dipertimbangkan oleh Fay sebagai
mereka. Dengan kata lain, seseorang "sebuah kekuatan praktis" yang
hanya dapat bebas jika mereka menstimulasi seseorang untuk
berpartisipasi dalam pengambilan mengambil tindakan yang berarti untuk
keputusan dalam masalah-masalah memperbaiki kondisi sosial. Tindakan-
yang mempengaruhi mereka; seseorang tindakan sosial diambil oleh penerima
dapat bebas jika masyarakat berdasarkan hasil-hasil positif sesuai
menentukan sendiri. Tipe politik dengan yang diharapkan. Hal ini tidak
kehidupan ini muncul pada orang yang berarti bahwa seorang "pakar" yang
mengetahui siapa yang lain. menetapkan suatu tindakan harus
diambil untuk memperbaiki kualitas
Selanjutnya, keputusan politik hidup orang lain. Adalah penerima
yang dibuat oleh sekelompok pakar pelayanan sendiri yang harus
adalah sebuah enigma bagi pandangan menentukan dan membuat penentuan
klasik tentang politik Aristotlean. tersebut.
Menurut Fay (1984), menyerahkan
keputusan politik kepada "para pakar" Emancipation (emansipasi) adalah
sama artinya dengan kehilangan pembebasan hasil dari tindakan sosial.
kemerdekaan yang sangat penting dan Dalam hal ini, seseorang memiliki
esensial, dan hal m1 sering emansipasi, melalui refleksi mereka dan
mengakibatkan hasil-hasilnya jatuh tindakan sosial mereka sendiri, dari
kepada para penguasa. Sementara itu, sebuah oppressive, problematic, social
model Socratic menekankan pada self- situation. Sebagai sebuah kelompok,
reflection menuju self-knowledge. mereka dengan rasional dan dengan
Sebagaimana dinyatakan oleh Bernstein, bebas menentukan arah perubahan
hanya melalui sebuah proses dialoglah kehidupan mereka dengan merubah
partisipan dapat mencapai self-knowledge dan memperbaiki situasi mereka.
dan self-reflection, bukan hanya Berstein menginterpretasikan bahwa
merupakan therapeutic; mempengaruhi pengalaman adalah hasil dari kritik ke
cognitive, affective, dan transformasi dalam dirinya, melalui self-reflection, ke
praktis menuju otonomi dan tanggung dalam hubungan kekuatan, sehingga
jawab. Perlu dicatat bahwa dialog yang "quasi-causes" dapat ditentukan dan
benar, yaitu komunikasi bebas perlu dibetulkan.
diperbolehkan dan dibantu oleh institusi
sosial dan politik bagi kepentingan Diskursus, enlightenment dan theory-
masyarakat. Perlu juga ada suatu induced praxis adalah tiga phase critical
kesepakatan di antara partisipan dialog social science, sebagaimana diutarakan
tentang pengertian kata-kata, isyarat- Bernstein. Tindakan komunikatif, baik
isyarat dan simbol-simbol yang verbal maupun non-verbal, didasarkan

6
Informasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 8 No. 3 September,2003

pada sebuah konsensus taken for granted. dari tindakan sosial yang
Diskursus adalah pengkomunikasian diimplementasikan warga komunitas.
hasil -hasil dari konsensus yang Hal ini perlu dikonfirmasi apabila
diganggu atau dikacau. Diskursus, atau tujuan-tujuan telah terpenuhi atau
berbagi perbedaan pendapat dan aktivitas-aktivitas baru dibutuhkan jika
kepercayaan, membimbing dalam tujuan-tujuan belum terpenuhi. Evaluasi
penilaian berbagai claims atas juga mengkonfirmasikan atau menolak
kebenaran. Diskursus menghasilkan kritik teori sosial yang memaksakan
argumen dan dalam argumen ini claims tindakan sosial. Critical social science
diuji dan ditantang. Tujuan dari adalah sebuah proses yang dinamis dan
diskursus adalah sebuah "accepted" membutuhkan feedback yang konstan
konsensus, sesuatu yang sebagian besar dari aktor sosial untuk mengevaluasi
orang dapat hidup dengannya dan hasil dan menentukan yang baru atau
bekerja menuju itu. tindakan berbeda harus dilakukan.

Phase kedua dari critical social Dalam metoda critical social science,
science adalah enlightenment, yang peranan edukatif seperti dilakukan
diprakarsai oleh refleksi atau diskurus pakar, kenyataannya, peranan pakar dari
sekelompok orang. Tindakan adalah ilmuwan adalah bebas pada peranan
tujuan dari self-reflection dan tindakan ed uka tif. Critical social science
sosial mengandung arti mengemukakan kepada aktor yang
mengaplikasikan dan menguji teori-teori melakukan studi, memungkinkan
yang diperoleh keuntungannya dari subjek/ objek studi untuk memiliki input
enlightenment. Theory induced practice dan mendefinisikan tujuan mereka dan
adalah phase ketiga dari critical social kondisi sosial yang mereka inginkan,
sciences. Dengan kata lain, orang dan untuk merencanakan bagi diri
berdebat tentang sebab-sebab masalah mereka tindakan sosial yang mereka
mereka, mendapat hikmah berupa pandang perlu dilakukan untuk
informasi baru melalui saling berbagi memecahkan masalah mereka, mencapai
pemikiran dan pendapat, memutuskan tujuan mereka dan memuaskan
sebagai sebuah kelompok pada sebuah kebutuhan mereka, sebagaimana mereka
teori sebab-akibat dari masalah mereka, definisikan. Critical social science
yang pada akhirnya mengarahkan berupaya untuk memfasilitasi aktor-aktor
menuju tindakan sosial yang diarahkan melalui komunikasi untuk memecahkan
menuju perubahan. Dan keadaan masalah mereka.
lingkungan sosial dan politik mereka. Ini
dilakukan dengan mengekspresikan
mengekspresikan masalah-masalah
mereka dan akhirnya memenuhi 5. DEFINISI DAN PENGERTIAN
kebutuhan mereka yang selama ini·tidak COMMUNITY POLICING
pemah terpenuhi.
Community policing menurut
Akhirnya, normative sponsorship Trojanowicz (1998) didefiniskan sebagai
theory dan critical social science setiap metoda pengendalian
berinkorporasi membentuk sebuah ketenteraman dan ketertiban lingkungan
konsep evaluasi terhadap hasil-hasil komunitas (policing) di mana di

7
Informasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 8 No. 3 September 7003

dalamnya terdapat seorang police officer kebutuhan penduduk dan


yang ditugaskan pada area yang sama, mengernbangkan kualitas hidup
menemui atau ditemui dan bekerjasama penduduk. Peranan community police
dengan penduduk dan pelaku bisnis officer setara dengan peranan critical
pada lingkungan tertentu yang sering social scientist, yakni sebagai facilitator
dikunjunginya. Dalam konteks ini, dan catalyst terhadap aktivitas
penduduk dan polisi bekerja bersama- penyelesaian masalah. Melalui self-
sama untuk mengidentifikasi masalah- education dan educating penduduk,
masalah di area itu dan berkolaborasi seorang police officer rnemainkan peran
dengan warga komunitas dalam mencari sebagai expert dan educator role tanpa
solusi yang mampu dilakukan (workable harus memaksa expert opinion di atas
resolutions) untuk mengatasi masalah kernerdekaan berpikir penduduk
mereka. Police officer adalah seorang seternpat. Community policing officer
catalyst, berkeliling di lingkungan membirnbing penduduk dengan cara
komunitas yang bertetanggaan untuk menemui rnereka secara individual
mencari pemecahan masalah yang rnaupun kelompok dengan harapan
mereka hadapi, dan mendorong kornunikasi tirnbal-balik ini akan
penduduk untuk menolong orang lain mendorong terjadinya sejurnlah
mencari jalan keluar bersama-sama. konsensus untuk rnenerima tindakan
tertentu yang akan disepakati dan
Agar berhasil, pengembangan kernudian diirnplernentasikan oleh
community policing memerlukan penduduk untuk kepentingan
komitmen total dari elemen-elemen ketenterarnan dan ketertiban lingkungan
penting dalam komunitas: polisi, kornunitas.
penduduk, dan subkelompok seperti
pelaku bisnis, massmedia, tokoh Pertimbangan utama dalam
masyarakat, dan lembaga pelayanan community policing adalah sebagai
sosial, dan lembaga-lembaga sosial berikut: penduduk rnemberikan input
kemasyarakatan lainnya milik kepada police officer dalam rangka
komunitas. Community policing sifatnya pendefinisian rnasalah yang harus
proactive, decentralized, personalized; dipecahkan, keterlibatan penduduk
community policing memberikan dalarn perencanaan dan implernentasi
pelayanan full-service dan bekerja untuk aktivitas-aktivitas penyelesaian
mencapai tujuan menyingkirkan masalah, dan penduduk rnenetapkan
"predators" dari jalan-jalan dan kebijakan tertentu apabila mereka
lingkungan serta memecahkan masalah rnerasa dengan itu kebutuhan mereka
jangka panjang dengan melihat sebab- akan dapat terpenuhi. Dengan dernikian,
sebabnya, bukan hanya reacting kepada community policing seperti critical social
symptom-symptom yang muncul. science dalam tindakan dan didasarkan
pada asumsi normative sponsorship theory.
Community policing didasarkan
kepada upaya bersama antara
penduduk dan polisi menuju
penyelesaian masalah ketenteraman dan
ketertiban sekitar ketetanggaan yang
dapat memuaskan harapan dan

8
Jnformasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 8 No. 3 September-2003

6. MODEL COMMUNITY Polisi modern juga menawarkan


POLICING bureaucratic advantages dengan cara
upgrading pendidikan, pelatihan, dan
memberikan gaji yang tinggi kepada
Dari kerangka teoritis yang perwira polisi (police officers), pada waktu
melatarbelakangi gagasan pemikiran bersamaan hal itu membongkar
community policing, serta definisi dan kekusutan jaringan politik dan korupsi
pengertian serta pengalaman perorangan. Selama beberapa dekade, hal
community policing di sejumlah negara, ini menjadi jelas bahwa masalah
maka Model Community Policing dalam kriminal kontemporer membutuhkan
makalah ini dipat dijabarkan sebagai suatu pendekatan berbeda.
berikut. Bahwa community policing
banyak mendapat perhatian sejak awal Untuk mengembangkan model
tahun 1980-an di Amerika Serikat, ketika community policing di Indonesia,
sebuah kelompok eksekutif polisi diperlukan suatu kerangka pemikiran
progresif dan kalangan akademik yang tentang bagaimana menciptakan
visioner memulai bekerjasama kemitraan polisi-komunitas terlebih
melakukan pengkajian intensif terhadap dahulu. Dalam kaitan ini, maka kita
sistem kepolisian negara yang selama perlu belajar dari medical model. Dalam
ini berlaku, yang mereka anggap sudah hal ini, seorang dokter yang tinggal di
gagal. Sistem lama itu dinamakan suatu wilayah pemukiman dapat
traditional policing seperti yang berlaku memberikan pelayanan medis secara
di Indonesia dewasa ini, yang efisien dan efektif bagi warga komunitas
didasarkan pada reformasi model yang mengalami musibah sakit. Dokter
"modern" a tau "professional" policing sebagai seorang expert (pakar) medis
yang diluncurkan pada tahun 1930-an, dibutuhkan warga komunitas karena ia
sebuah pendekatan yang menekankan dianggap mampu memberikan solusi
pada efisiensi rapid response sebagai alat sembuh dari penyakit bagi patient.
dasar untuk menjawab kriminal serius. Seorang dokter seolah-olah memiliki
sebuah magic bullet yang memberikan
Pada waktu itu, logika yang harapan kepada patient yang mengalami
dikembangkan memang tidak serious illnesses untuk sembuh dengan
terbantahkan - bahwa solusi terhadap sebuah serep obat-obatan atau tindak
tindak kriminal serius cukup sederhana, operasi. Tetapi sekali kita memulai untuk
yakni membutuhkan identifikasi memahami actual dynamics dari penyakit
(identifying), menangkap (arresting), dan patients, akan menjadi jelas bahwa
menahan (locking up) semua orang yang pengobatan terbaik adalah bagi seorang
diduga melakukan tindak kejahatan. dokter dan patients untuk
Diilhami oleh seorang master criminals, mengembangkan individually tailored
John Dillinger, fokus pada penjahat jelas plans a tau kemitraan yang
masuk akal. Oleh karena itu, misi polisi mempromosikan bukan hanya
pada waktu itu adalah secepatnya pembebasan penyakit dari tubuh patient
menuju TKP, dengan harapan dapat tetapi memelihara kesegaran dan
menangkap pelanggar hukum (culprits) kesehatan sehingga penyakit tidak
secara on the spot (atau paling tidak kambuh lagi.
dapat mengumpulkan bukti-bukti yang
mengarah kepada penahanan).

9
Informasi Kajian Permasalahan Sosia/ dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 8 No. 3 September 2003

Patient secara khusus memiliki seorang problem solver dan ombudsman


alasan untuk lebih suka kepada solusi- bagi publik dan pemsahan swasta yang
solusi seperti menghentikan merokok dapat mereka bantu.
dan melakukan olahraga regular dan
diet kesehatan. Hal yang sama berlaku Biasanya seorang patrol officers
bagi "komuni tas-menepis-kriminal" menyediakan pelayanan response yang
(crime-riddled communities). Polisi perlu cepat sebagaimana yang biasa
selalu memiliki kapasitas untuk disediakan dalam emergency room
meresponse dengan segera terhadap physicians oleh seorang dokter dalam
sebuah krisis, tetapi sebuah holistic komunitas. Sementara Community
community criminal justice approach akan Policing Officers bertindak sebagai family
memberikan kontribusi lebih baik bagi physicians, yang memiliki waktu,
upaya pencegahan dan intervensinya. kesempatan, dan keberlanjutan untuk
tidak hanya mengobati penyakit tetapi
Seperti halnya dalam masalah untuk mencegah penyakit dan
kesehatan, sesuai dengan anjuran dokter mempromosikan kesehatan yang baik.
seorang patient tentu hams membeli pil Pengalaman di Amerika Serikat
atau kapsul dan juga melakukan aerobik memperlihatkan bahwa sick communities
Dalam kaitannya dengan tindak secara definitif memerlukan pelayanan
kejahatan kriminal dalam komunitas, hal dari kedua jenis officers tersebut untuk
ini berarti menahan mereka yang telah memulihkan dan untuk mencegah
kehilangan hak-hak mereka untuk hidup penyakit.
di antara kita, tetapi hal ini juga berarti
memecahkan penyebab masalah yang Terhadap model Trojanowicz
memungkinkan kriminal untuk tentang pelayanan terdesentralisasi dan
berkembang, merentang dari domestic personal, Profesor Herman Goldstein
violence hingga penyalahgunaan dari University of Wisconsin
narkoba dan bahkan kepada kenakalan memberikan kontribusi dalam bentuk
remaja. S.A.R.A model of problem solving, yakni
Scanning, Analysis, Response, and
Robert Trojanowicz, meng- Assessment. Di bawah tangan polisi
identifikasi beberapa prinsip dalam yang penuh inovasi dan berdedikasi di
mengembangkan community policing. lapangan, gagasan m1 telah
Prinsip-prinsip tersebut adalah polisi mendemonstrasikan hasil-hasil yang
hams menjadi mitra bagi komunitas, baik, terutama dalam menghadapi
memberdayakan mereka sehingga meledaknya jumlah kasus-kasus
mereka dapat memikul bagian tanggung kejahatan di jalanan akibat dari
jawab mereka dan kerangka kerja yang kemiskinan.
membuat rukun tetangganya hidup lebih
aman. Salah satu dari gagasan potensial Konsep community policing dapat
dari pelibatan komunitas dalam dikembangkan di Indonesia. Berikut
mengeksplorasi cara-cara kreatif untuk beberapa langkah yang perlu ditempuh
mengembangkan keamanan publik untuk membangun community policing.
adalah menyediakan mereka seorang Sebagaimana diketahui bahwa unit
"Perwira Polisi Komunitas" (Community terkecil dari masyarakat Indonesia
Policing Officer) yang bertindak sebagai secara umum adalah komunitas.

10
Infonnasi Kajian Pennasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 8 No. 3 September 2003

Komunitas dimaksud bisa dalam komunitas menganggap perlu dilakukan


bentuk kompleks pemukiman penduduk mutasi. Pada hakekatnya, warga
seperti real estate atau lingkungan komunitas akan berusaha
pemukiman non-real estate. Terlepas mempertahankan seorang Perpolkom di
dari adanya kelembagaan administratif tempatnya apabila kinerjanya
kewilayahan yang dibentuk pemerintah memuaskan komunitas.
daerah seperti kelurahan dan desa
dengan RW dan RT-nya, yang jelas Apabila visi dan misi Perpolkom
lingkungan pemukiman pada level cukup jelas dan ada manfaatnya bagi
komunitas dapat diidentifikasi komunitas, tentu mereka akan
keberadaannya. mempertimbangkan untuk membantu
memfasilitasi Perpolkom tinggal di
Untuk level lingkungan komunitas lingkungan pemukiman mereka. Setelah
tersebut, pihak kepolisian dapat itu, Perpolkom dapat membicarakan
menetapkan seorang Community Police bentuk-bentuk program dan kegiatan
Officer atau Perwira Polisi Komunitas polisi bersama-sama dengan warga
(selanjutnya disingkat Perpolkom) yang komunitas dalam rangka pemeliharaan
akan bertanggung jawab terhadap ketenteraman dan ketertiban lingkungan
pemeliharaan ketenteraman dan sosial. Apabila sudah disetujui, maka
ketertiban komunitas setempat. Perpolkom dan warga komunitas dapat
Perpolkom tersebut dapat melakukan mengembangkan mekanisme kerjasama
pembicaraan dengan tokoh komunitas, kemitraan seperti apa yang dapat
ketua RW dan ketua RT setempat, tokoh dikembangkan.
agama, pengums kelembagaan sosial
setempat untuk menjajagi kemungkinan Dalam konteks ini, tentu saja
penempatan seorang Perpolkom untuk Perpolkom sebagai seorang ombudsman
"tinggal" di lingkungan komunitas dan catalyst dan problem solver, hams
mereka dalam rangka menjalankan memiliki kemampuan manajerial dalam
tugas-tugas kepolisian. Apabila pihak penanganan isu-isu sosial yang
kepolisian memiliki anggaran khusus dianggap cmsial oleh warga komunitas.
untuk memfasilitasi seorang Perpolkom Pengetahuan teoritis dan praktis tentang
membangun "pos polisi" dengan segala komunikasi, psikologi, sosiologi,
fasilitasnya di lingkungan komunitas ekonomi, konflik sosial, kesejahteraan
yang telah ditetapkan, tentu akan lebih sosial, dan problem solving analysis di
baik. Tetapi dalam kasus anggaran luar pengetahuan dan keterampilan
untuk tiu tidak tersedia, maka tentang intelejen dan keamanan, penting
Perpolkom dapat membicarakan hal itu untuk dikuasai oleh seorang Perpolkom.
dengan warga komunitas. Pendek kata, Sebagaimana halnya seorang dokter,
seorang Perpolkom akan menjadi seorang Perpolkom juga hams mampu
"settled" pada suatu lingkungan membuka praktek polisi setiap saat
komunitas paling tidak untuk beberapa dibutuhkan. Bukan mustahil apabila
waktu Iamanya. Selanjutnya, seorang kinerja Perpolkom sangat memuaskan
Perpolkom dapat melakukan mutasi ke warga komunitas, mereka akan
lingkungan komunitas Iain apabila mempertimbangkan untuk
dianggap oleh pihak kepolisian perlu mencanturnkan anggaran pemeliharaan
dilakukan, atau apabila warga ketenteraman dan ketertiban yang

11
Jnformasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Vol. 8 No. 3 September 2003

diprakarsai seorang Perpolkom ke dalam untuk mengembangkan kurikulum


budget komunitas, sehingga seorang diklat mengenai aspek pemeliharaan
Perpolkom mendapatkan reward dari ketenteraman dan ketertiban komunitas.
komunitas, di luar gaji yang diperoleh Dalam konteks inilah, perlu
dari negara. pengembangan kurikulum diklat
mengetani teori dan pengetahuan serta
Perlu diketahui bahwa mungkin di keterampilan tentang pemeliharaan
lingkungan pemukiman tertentu sudah ketenteraman dan ketertiban komunitas
ada Satpam Swakarsa dengan inti melalui jalur pendidikan formal di PTIK
seorang atau beberapa anggota Satpam. maupun pada Pusdiklat Kepolisian yang
Tetapi, seorang Satpam tidak memiliki telah ada di Indonesia.
pengetahuan dan keterampilan seperti
yang dimiliki seorang perwira Polisi Apabila pengembangan konsep
dalam banyak hal, sehingga kurang dan teori community policing berhasil
layak dalam memberikan solusi ilmiah dirumuskan, akan membantu Perpolkom
dan praktis dalam memecahkan dalam menjalankan tugasnya. Tentu
masalah ketenteraman dan ketertiban perkembangan community policing harus
lingkungan. Dengan demikian, konsep sama-sama dicermati pihak kepolisian
community policing tidak bisa diisi oleh dan masyarakat. Oleh karena itu, perlu
seorang Satpam. Seorang Satpam hanya juga dipertimbangkan dibentuknya
dapat diposisikan sebagai elemn dari sebuah "Pusat Pengembangan
komunitas, apapun status dan Kemitraan Polisi-Komunitas" yang
jabatannya. Oleh karena itu, salah satu dapat dijadikan wahana, media, dan
syarat keberhasilan dalam implernentasi pusat informasi dan pengembangan
konsep community policing adalah community policing di Indonesia.
kehadiran seorang perwira polisi atau
Perpolkom tadi. Selama menjalankan tugas
kepolisian pada lingkungan komunitas,
Seorang Perpolkom yang bertugas seorang Perpolkom berhak untuk
di lingkungan komunitas mungkin tidak mendapatkan kenaikan pangkat reguler
cukup dibekali dengan pengetahuan atau pilihan sebagaimana umumnya
ilmu kepolisian yang sekarang telah ada polisi yang lain, tergantung pada
dan menjadi Protap Pelaksanaan Tugas kinerjanya. Namun, mengingat
Kepolisian. Perpolkom memerlukan spesifiknya tugas-tugas kepolisian
pengetahuan dan keterampilan baru seorang Perpolkom, maka nantinya
dangan paradigma baru mengenai dapat dipertimbangkan untuk memiliki
rnanajemen pemeliharaan ketenteraman gelar atau status kepangkatan yang
dan ketertiban lingkungan komunitas. sesuai dengan job description seorang
Oleh karena itu, seorang perwira polisi Perpolkom. Barangkali nama Community
belum tentu bisa menjalankan tugas Police Officer atau Penvira Palisi Komunitas
sebagai Perpolkom pada level komunitas cukup terhormat dijadikan pangkat
karena latar belakang sosial budaya dan kepolisian.
ekonomi warganya sangat heterogen.
Untuk itu, pendidikan tambahan atau Tugas-tugas yang dilakukan oleh
training and development program perlu Perpolkom tentu disesuaikan dengan
dikembangkan oleh POLRI dan PTIK situasi dan kondisi komunitas di aman

12
lnformasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Ke.sejahteraan Sosial, Vol. 8 No. 3 September 2003

mereka bertugas. Oleh karena itu, polisi yang profesional yang memiliki
susunan agenda program pemeliharaan pengetahuan dan keterampilan bukan
ketenteraman dan ketertiban komunitas hanya di bidang kepolisian tradisional,
seorang Perpolkom di lokasi yang satu tetapi disiplin ilmu-ilmu yang lain yang
akan berbdeda dengan lokasi yang lain. diperlukan untuk menunjang
Implikasinya adalah, seorang keberhasilan tugasnya bekerja bersama-
Perpolkom harus memiliki latar sama dengan komunitas dan profesi
belakang pendidikan formal S-1. lainnya. Selanjutnya, pihak kepolisian
Sebagaimana seorang dokter yang dapat mempertimbangkan
merniliki latar belakang pendidikan S-1 pengembangan PTIK dan Kepusdiklatan
plus, seorang Perpolkom juga harus yang salah satu kurikulumnya
demikian, karena proses pelayanan berorientasi kepada teori dan praktek
kepada masyarakat akan berlangsung community policing. Pihak kepolisian
intensif dan profesional. dapat mempertimbangkan pembentukan
sebuah kelembagaan baru yang disebut
Center for Community Policing yang
mampu mernfasilitasi pengembangan
7. SIMPULAN DAN RENCANA
konsep dan program community policing.
TINDAK Untuk pengembangan software ilmu
pengetahuan community policing, ke
Dengan segala kelebihan dan depan diperlukan sebuah ouline untuk
kekurangan yang dimiliki POLRI, serta mengembangkan mata kuliah community
kompleksitas perkembangan masalah policing pada lembaga pendidikan tinggi
sosial yang mengancam ketenteraman di Indonesia seperti PTIK dan STKS, dll.
dan ketertiban lingkungan kehidupan
pada level komunitas, maka konsep
community policing ini dapat
dipertimbangkan sebagai sebuah solusi PUSTAKA ACUAN
yang cukup realistis. Community policing
di mana di dalamnya terdapat Fay, B. (1987). Critical social science:
kehadiran seorang Perwira Polisi Liberation and its limits. Ithaca, NY:
Komunitas (Perpolkom) diperkirakan Cornell University press.
dapat meningkatkan partisipasi Fay, B. (1984). Social Theory and Political
komunitas dalam memelihara Practice. London: George Allen &
ketenteraman dan ketertiban Unwin Publishers Limited.
lingkungan; komunitas diperkirakan Sower, C. (1957). Community Involvement.
akan semakin mandiri dalam Glencoe, IL: Free Press.
memelihara ketenteraman dan ketertiban
lingkungan karena kehadiran seorang Trojanowicz, S. (1992). "Theory of
Community Policing." Michigan
Perpolkom di tengah-tengah mereka, State University, East Lansing,
sebagaimana layaknya kehadiran Michigan.
seorang dokter.
Trojanowicz, S. and R. Trojanowicz
Untuk itu, diperlukan persiapan (1998). Theory of Community Policing.
pihak kepolisian dan pihak terkait
lainnya untuk menyiapkan kader-kader

13

Anda mungkin juga menyukai