Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nurainun : 1194030102
Nuraliah : 1194030103
Reza : 1194030111
Rifki Mubarok : 1194030114
Rinrin Arianis Shiva : 1194030116
Pembahasan kel 3
MENGENAL DILSAFAT ILMU DAN FILSAFAT ISLAM.
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsaddat, asumsi dan implikasi
dari ilmu, yang termasuk didalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial.
Sebelum filsafat terkenal oleh kaum muslimin, mereka terlebih dahulu mengenal ilmu
kalam. Awal mula kemunculan ulmu kalam adalah perdebatan mengeni al-Quran itu qadim
atau hadist , dan mulai terlihat dengan jelas ketika terjadinya perpecahan diantara umat islam
pada perang shiffin antara Sayyidinna Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan.
Kelahiran filsadat islam dilatarbelakangi ole adanya usaha penerjemahan maskah-
naskah ilmu filsafat kedalam bahasa Aran yang telah dilakukan sejak masa klasik Islam.
Usaha ini melahirkan sejumah filosof muslim besar.
Filsafat Islam modern mulai berkembang sejak abad ke-19, tepatnya antara 1850-
1914, ketika muncul kebangkitan (nahdhah) atau renaissance Islam. Ini dari kebangkitan ini
adalah upaya mengejar ketertinggalan Islam dari kemajuan peradaban Eropa
Dalam kitabnya fash al-maqal fi ma bain al-hikmat wa al-syari’ah min al-ittishal, ibnu
Rusyd berpandangan bahwa mempelajari filsafat (dalam kitab tersebut, Ibnu Rasyd menyebur
“hikmat”) bisa dihukumi wajib, denan dasar bahwa filsafat tak ubahnya mempelajari hal-hal
yang wujud (semesta) yang lantas orang berusaha manrik pelajaran atau hikas atau ‘ibrah
darinya, sebagai sarana pembuktian akan adanya Tuhan sang Maha Pencipta.
Argumentasi Ibnu Rusyd tersebut, dapat dipahami secara logika, dengan mengikuti
premis-premis yang dususun oleh Al-‘iraqiy dalam an-Naz’ah sebagai berikut:
Premis minor; Penyelidikan terhadap semesta denga berfilsafat bertujuan untuk
mencapai penbeyahua kepada pembuatnya, yaitu Allah.
Premis mayor : agama memerintahkan dan mewajibkan manusia untuk memperhatkan
dan memikirkan penciptaan di alam ini agar mengenal Tuhannya (Allah).
Konklusi : pengkajian filsafat dalam kerangka diatas adalah kewajiban sepanjang
kemampuan, yaitu dengan metode burhan (demontrasi).
Jika kemudian seseorang dalam berfilsafat semakin menjauh dari agama maka ada
beberapa kemungkinan; pertama, ia tidak memiliki kemampuan atau kapasitas yang memadai
berkecimpung dalam dunia filsafat; kedua, ketidak mampuan dirinya mengendalukan diri
untuk tidak terseret pada hal-hal yang dilarang oleh agaa ; ketiga adalah ketiadaan
pendamping atau guru yang handal yang bisa membimbingnya memahami dengan benar
tentang suatu obyek pemikiran tertentu.
Pembahasan kel 4
FILSAFAT ISLLAM DI SUNIA ISLAM BAGIAN TIMUR.
Filsafat islam yang hadir dan mulai berkembang pada abad ke-8 M yang diawali
dengan masuknya filsafat Yunani ke daerah bagian timur. Lahirnya filsafat di wilayah timur
juga tidka lepas daru usaha penerjemah naskah-naskah ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan
yang lain kedalam bahasa Arab.
Sumbangan Peradaban Islam Terhadap Filsafat Islam dan Ilmu Pengetahuan.
Terdapat dua pendapat mengenai sumbangan peradaban Islam terhadap filsadat dan
ilmu pengetahuan, yang terus berkembang hingga saat ini. Pendapat pertama mengatakan
bahwa orang Eropa belajar filsafat dar filosof yunani seperti Aristoteles, melalui kitab-kitab
yang disalin oleh St. Agustine (354-$30M. Yang kemudian diteruskan oleh Anicius Manlius
Boethius (480-524 M) dan Jhn Scotus. Pendapat kedua menyatakan bahwa orang Eropa
belajar filsafat orang0orang Yunani dari buku-buku filsafat Yunani yang telah di terjemajkan
kedalam bahasa Arab oleh filosof Islam deperti al-Kindi dan al-Farabi.
Toko-Tokoh Filsafat Islam di Dunia Islam Bagian Timur
1. Al-Kindi
2. Al-Farabi
3. Ibnu Sina
4. Al-Razi
5. Ibnu Miskawah
Perbedaan dari kelima para tokoh ini bisa dilihat dari prmikiran-prmikiran filsafat dari
masing-masing tokoh, seperti al-Kindi berpendapat bahwa Tuhan ialah pencipta langit dan
bumi, sedangkan manurut al-Farabi Tuhan ialan eksis (maujud) dan tunggal (wahid), lalu
menurut Ibnu Sina tuhan adalah Wajibul wujud (yakni tidak bisa tidak, Allah pati ada),
menurut al-Razi Allah itu maha pencipta dan pengatur seluruh alam, diciptakan Allah bukan
dari tidak ada tetapi dari bahan yang ada.dan yang terakhir menurut Ibnu Miskawaih Tuhan
ialah zat yang tidan berjisim.