Anda di halaman 1dari 2

Filsafat, selain memiliki lapangan tersendiri, ia memikirkan asumsi fundamental cabang-

cabang pengetahuan lainnya. Apabila filsafat berpalilng perhatiannya pada sains, maka
akanlahir filsafat sains. Apabila filsafat menguji konsep dasar hukum, maka akan lahir filsafat
hukum. Dan, apabila filsafat berhadapan dan memikirkan pendidikan, maka akan lahirlah
filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan bersandarkan pada filsafat formal atau filsafat umum.
Dalam arti bahwa masalah-masalah pendidikan merupakan karakter filsafat.

Selanjutnya al-Syaibany (1979) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tugas yang


diharapkan dilakukan oleh seorang filsuf pendidikan, di antaranya:

a) Merancang dengan bijak dan arif untuk menjadikan proses dan usaha-usaha pendidikan
pada suatu bangsa;

b) Menyiapkan generasi muda dan warga negara umumnya agar beriman kepada Tuhan
dengan segala aspeknya;

c) Menunjukkan peranannya dalam mengubah masyarakat, dan mengubah cara-cara hidup


mereka ke arah yang lebih baik;

d) Mendidik akhlak, perasaan seni, dan keindahan pada masyarakat dan menumbuhkan pada
diri mereka sikap menghormati kebenaran, dan cara-cara mencapai kebenaran tersebut. Filsuf
pendidikan harus memiliki pikiran yang benar, jelas, dan menyeluruh tentang wujud dan
segala aspek yang berkaitan dengan ketuhanan, kemansiaan, pengetahuan kealaman, dan
pengetahuan sosial. Filsuf pendidikan harus pula mampu memahami nilai-nilai kemanusiaan
yang terpancar pada nilai-nilai kebaikan, keindahan, dan kebenaran.

Keneller (1971) menyebutkan filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsamat dalam


lapangan pendidikan. Seperti halnya filsafat, filsafat pendidikan dapat dikatakan spekulatif,
preskriptif, dan analitik.

Filsafat pendidikan dikatakan spekulatif karena berusaha membangun teori-teori hakikat


manusia, hakikat masyarakat, hakikat dunia, yang sangat bermanfaat dalam menafsirkan
data-data sebagai hasil penelitian sains yang berbeda.

Filsafat dikatakan preskriptif apabila filsafat pendidikan menentukan tujuan-tujuan yang


harus diikuti dan dicapainya, dan menentukan cara-cara yang tepat dan benar untuk
digunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Pendidikan yang bedasarkan pada falsafah
Pancasila yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 adalah preskriptif.
Karena, secara tersurat menentukan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Pendidikan yang
berdasarkan Pancasila juga menentukan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut, dengan
melalui jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah, dilengkapi pula dengan aturan-aturan yang
berkaitan dengan pelaksanaannya.

Filsafat pendidikan dikatakan analitik, apabila filsafat pendidikan menjelaskan pertanyaan-


pertanyaan spekulatif dan preskriptif. Misalnya menguji rasionalitas yang berkaitan dengan
ide-ide atau gagasan-gagasan pendidikan, dan menguji bagaimana konsistensinya dengan
gagasan lain. Misalnya kita memperkenalkan konsep Cara Belajar Siswa Aktif. Kita kaji
konsep tersebut dengan menganalisis dari sudut pandang falsafah Pancasila. Filsafat
pendidikan analitik menguji secara logis konsep-konsep pendidikan, seperti apa yang
dimaksud dengan Pendidikan Dasar 9 Tahun, Pendidikan Akademik, Pendidikan Seumur
Hidup, dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai