Chapter 5 and 6
Disusun Oleh:
Februari 2022
CHAPTER 5 PROFIT CENTER
Pertimbangan Umum
Organisasi fungsional adalah organisasi dimana fungsi produksi atau pemasaran utama
dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah. Ketika suatu organisasi diubah menjadi
organisasi dimana setiap unit utama bertanggung jawab baik atas produksi maupun
pemasaran, maka proses ini disebut dengan istilah divisionalisasi.
Keputusan manajemen melibatkan usulan untuk meningkatkan beban dengan harapan bahwa
hal itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan penjualan.
Keputusan semacam ini disebut sebagai pertimbangan biaya/pendapatan (expense/revenue
trade-off). Salah satu contohnya adalah tambahan beban iklan. Untuk dapat mendelegasikan
keputusan trade-off semacam ini dengan aman ke tingkat manajer yang lebih rendah, ada dua
kondisi yang harus dipenuhi.
1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan dalam membuat
keputusan serupa.
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade-off yang dibuat
oleh manajer.
Dalam membuat pusat laba, langkah utama yang harus dilakukan adalah menentukan titik
terendah dalam organisasi dimana kedua kondisi diatas terpenuhi.
Suatu perusahaan yang menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para
manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak
perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat
berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.
Manajer yang tunduk pada hanya sedikit batasan dari korporat, lebih bebas untuk
menggunakan imajinasi dan inisiatif-nya.
Karena pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen, maka pusat laba
memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum.
Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena para manajer yang
bertanggung jawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
Pusat laba memberikan informasi yang siap dipakai bagi manajemen puncak (top
management) mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individual
perusahaan.
Karena keluaran (output) yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat
responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer yang bertanggung
jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas pengembangan produk, proses produksi, dan
pemasaran. Wewenang seorang manajer dapat dibatasi dengan berbagai cara, yang sebaiknya
dicerminkan dalam desain dan operasi pusat laba.
Jika seorang manajer unit bisnis mengendalikan ketiga aktivitas tersebut, biasanya
tidak akan ada kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab laba dan mengukur
kinerja.
Selain unit-unit bisnis, contoh pusat laba lainnya digambarkan dibawah ini.
Unit-unit Fungsional
1) Pemasaran
2) Manufaktur
3) Unit pendukung dan pelayanan
Organisasi lainnya
Pengukuran laba merupakan suatu alat motivasi yang sempurna. Oleh karena itu toko-toko
dalam rantai ritel, restoran-restoran pada rantai makanan cepat saji (fast-food chain), dan
hotel-hotel pada rantai hotel merupakan pusat-pusat laba.
Mengukur Profitabilitas
Terdapat dua jenis pengukuran yang biasa digunakan dalam mengevaluasi suatu pusat laba:
1) Margin kontribusi
Margin kontribusi menunjukkan rentang antara pendapatan dan beban variabel.
Alasan utama margin kontribusi digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajer
pusat laba adalah bahwa karena beban tetap (fixed expense) berada diluar kendali
manajer tersebut, sehingga para manajer harus memusatkan perhatian untuk
memaksimalkan margin kontribusi.
2) Laba langsung (direct profit)
Laba langsung mencerminakn kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan
laba perusahaan.
3) Laba yang dapat dikendalikan
Pengeluaran-pengeluaran kantor pusat dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori,
dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Yang termasuk dalam kategori
pertama adalah pengeluaran-pengeluaran yang dapat dikendalikan, paling tidak pada
tingkat tertentu, oleh manajer unit bisnis, misalnya layanan teknologi informasi.
4) Laba sebelum pajak
Dalam ukuran ini, seluruh overhead korporat dialokasikan ke pusat laba bedasarkan
jumlah relatif dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba.
5) Laba bersih
Pada pengukuran laba bersih, perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestik
berdasarkan laba bersih, yaitu jumlah laba bersih setelah pajak.
Pendapatan
Pemilihan metode pengakuan pendapatan yang tepat sangatlah penting.selain
pendapatan tersebut, ada hal-hal lain yang berkaitan dengan pendapatan umumnya
yang memerlukan pertimbangan. Dalam beberapa kasus, dua atau lebih pusat laba
dapat berpartisipasi dalam suatu usaha penjualan yang sukses. Idealnya, setiap pusat
laba harus diberikan nilai yang sesuai atas bagiannya dalam transaksi tersebut.
Pertimbangan Manajemen
Dalam mengevaluasi manajer bisnis, hampir semua perusahaan di AS melibatkan
sebagian (jika bukan seluruhnya) biaya-biaya yang telah dibahas sebelumnya, baik
biaya yang berada di bawah kendalinya maupun bukan.
CHAPTER 6 TRANSFER PRICING
2. Situasi Ideal
Harga transfer berbasis harga pasar akan mendorong keselarasan tujuan jika
semua kondisi berikut terpenuhi. Jarang, jika pernah, semua kondisi ini ada dalam
praktik. Oleh karena itu, daftar tersebut tidak menetapkan kriteria yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan harga transfer.
- Informasi Lengkap
Manajer harus mengetahui tentang alternatif yang tersedia dan biaya serta
pendapatan yang relevan dari masing-masing alternatif.
- Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang lancar untuk merundingkan “kontrak” antar
unit bisnis.
- Pasar Terbatas
Pertama, keberadaan kapasitas internal dapat membatasi perkembangan
penjualan eksternal. Jika sebagian besar perusahaan besar dalam suatu
industri sangat terintegrasi, seperti dalam industri pulp dan kertas,
kapasitas produksi independen cenderung kecil untuk produk antara.
Kedua, jika sebuah perusahaan adalah satu-satunya produsen produk yang
terdiferensiasi, tidak ada sumber dari luar. Ketiga, jika perusahaan telah
berinvestasi secara signifikan dalam fasilitas, kemungkinan tidak akan
menggunakan sumber luar kecuali harga jual luar mendekati biaya
variabel perusahaan, yang tidak biasa.
3. Jika pusat laba produksi menjual produk serupa di pasar luar, seringkali
mungkin untuk mereplikasi harga kompetitif berdasarkan harga luar.
Misalnya, jika pusat laba manufaktur biasanya memperoleh laba 10 persen
di atas biaya standar pada produk yang dijualnya ke pasar luar, ia dapat
meniru harga yang kompetitif dengan menambahkan 10 persen ke biaya
standar produk miliknya.
4. Jika pusat laba pembelian membeli produk serupa dari pasar luar,
dimungkinkan untuk mereplikasi harga kompetitif untuk produk miliknya.
Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung biaya selisih desain dan
kondisi penjualan lainnya antara produk pesaing dan produk eksklusif.
- Markup Laba
Dalam menghitung markup laba, juga ada dua keputusan: (1) berdasarkan
apa markup laba dan (2) tingkat laba yang diperbolehkan. Basis yang
paling sederhana dan paling banyak digunakan adalah persentase biaya.
Namun, jika basis ini digunakan, tidak ada perhitungan modal yang
diperlukan. Basis konseptual yang lebih baik adalah persentase investasi,
tetapi menghitung investasi yang berlaku untuk produk tertentu dapat
menimbulkan masalah praktis utama. Jika biaya historis aset tetap
digunakan, fasilitas baru yang dirancang untuk menurunkan harga
sebenarnya dapat meningkatkan biaya karena aset lama dinilai terlalu
rendah.
Upstream Fixed Costs and Profits
Transfer pricing dapat menimbulkan masalah yang signifikan dalam
perusahaan yang terintegrasi. Pusat laba yang akhirnya menjual ke pelanggan
luar bahkan mungkin tidak menyadari jumlah biaya tetap hulu dan laba yang
termasuk dalam harga pembelian internalnya. Bahkan jika pusat laba akhir
mengetahui biaya dan laba ini, mungkin enggan untuk mengurangi labanya
sendiri untuk mengoptimalkan laba perusahaan. Metode yang digunakan
perusahaan untuk mengurangi masalah ini dijelaskan di bawah ini.
Administrasi
1. Negosiasi
Di sebagian besar perusahaan, unit bisnis saling menegosiasikan harga transfer;
yaitu, harga transfer tidak ditetapkan oleh kelompok staf pusat. Mungkin alasan
terpenting untuk ini adalah keyakinan bahwa menetapkan harga jual dan
mencapai harga beli yang memuaskan adalah salah satu fungsi utama
manajemen lini. Jika kantor pusat mengendalikan harga, kemampuan
manajemen lini untuk mempengaruhi profitabilitas berkurang.
3. Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas aturan pengadaan dan penetapan harga transfer sangat
bergantung pada jumlah transfer antar perusahaan dan ketersediaan pasar dan
harga pasar. Semakin besar jumlah transfer antar perusahaan dan ketersediaan
harga pasar, semakin formal dan spesifik aturannya. Jika harga pasar sudah
tersedia, pengadaan dapat dikontrol dengan meminta kantor pusat meninjau
keputusan membuat atau membeli yang melebihi jumlah yang ditentukan.
REFERENSI
Anthony, Robert N., and Govindarajan Vijay. (2007). Management Control Systems. New Delhi: Tata
McGraw-Hill Publishing.