Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL BANGSA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Dr. Thomas Hutauruk, SP.Msi

Disusun Oleh :

1. Dimas Yusuf Effendi (20613007)


2. Muhammad Yazid Mu’tashim (20613008)
3. Muhamad Fadillah (20613010)
4. Ahmad Miftahul Huda (20613019)

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

2021/2022
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia sebelum disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak
zaman dahulu kala sebelum Indonesia mendirikan suatu Negara. Nilai-nilai itu berupa
adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai tersebut telah ada dan
melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup dan
nilai-nilai luhur yang dicita-citakan. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan
dirumuskan secara formal oleh para bapak-bapak pendiri bangsa ini untuk selanjutnya
dijadikan dasar filsafat Indonesia.

Berdasarkan kenyataan tersebut, Pancasila selain merupakan dasar Negara


Republik Indonesia, merupakan suatu ideologi, pandangan hidup, jiwa dan kepribadian
bangsa yang mencerminkan identitas nasional bangsa Indonesia. Identitas nasional
sendiri merupakan suatu ciri dari sebuah bangsa yang membedakannya dengan bangsa
lain.Dengan kata lain setiap bangsa memiliki keunikan dan ciri khas yang menentukan
identitas bangsa tersebut. Berdasarkan pengertian yang telah disebukan, identitas suatu
bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri dan kepribadian masyarakat suatu bangsa.

PEMBAHASAN
Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu identitas dan
nasional. Secara harfiah, identitas adalah ciri-ciri, jati diri atau tanda yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang berguna untuk membedakannya dengan sesuatu yang lain.
Kata nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat
karena kesamaan, baik kesamaan budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita.

Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki
suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan
hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai
dengan keunikan, sifat dan karakter dari suatu bangsa. Hal ini tergantung dari bagaimana
suatu bangsa terbentuk secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa
tidak bisa dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa.

Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi


nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa
(nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda
dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat di suatu negara, hal itu merupakan suatu yang terus menerus
berkembang dan bersifat terbuka.

Identitas nasional dalam konteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat
istiadat, serta karakter khas suatu negara. Seperti bahasa daerah, tarian daerah, musik-
musik daerah, dan lain sebagainya. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara
tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih,
Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika,
Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD
1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat,
pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura,
Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain. Dari banyaknya simbol kenegaraan,
Pancasila menjadi ciri khas untuk bangsa indonesia itu sendiri. Tanpa Pancasila, negara
dan bangsa ini ibarat kapal tanpa kompas yang tengah berlayar di samudra luas tanpa
tujuan jelas.

Faktor-faktor Pendukung Kelahiuran Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional bangsa Indonesia meliputi :

1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.


2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia (Suryo, 2002).

Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah


kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antar
wilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor historis
yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa
Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya.

Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa, dan negara bangsa beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul
tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad XX. Faktor pertama,
mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia
yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah,
merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing.
Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal
dengan Bhineka Tunggal Ika. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam
etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun
berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan
keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal dengan Bhineka Tunggal Ika. Faktor
kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata
modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi
suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan
bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Pembentukan
identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan
prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya. Dalam hubungan ini
sangat diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama dalam
memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa
telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah
merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Demikian pula menyangkut biroraksi
serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini
masih senantiasa dikembangkan.

Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif


melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai
oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif
rakyat Indonesia. Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk
memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat
merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara
Indonesia.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas
nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa ini. Oleh karena itu pembentukan identitas
nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya,
etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang
cukup panjang.

Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berkembang menuju fase nasionalisme modern,
diletakkanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan
bernegara. Para pendiri negara menyadari akan pentingnya dasar filsafat ini, kemudian
melakukan suatu penyelidikan yang dilakukan oleh badan yang akan meletakkan dasar
filsafat bangsa dan negara yaitu BPUPKI. Prinsip- prinsip dasar itu ditemukan oleh para
pendiri bangsa tersebut yang diangkat dari filsafat hidup atau pandangan hidup bangsa
Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu
Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup yang
bersumber kepada kepribadian sendiri. Hal inilah menurut Titus dikemukakan bahwa salah
satu fungsi filsafat adalah kedudukannya sebagai suatu pandangan hidup masyarakat.

Dapat pula dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara
Indonesia pada hakekatnya bersumber pada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Tetapi pada era sekarang ini negara
Indonesia bertentangan dengan Pancasila yakni pada sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil
dan beradab. Negara Indonesia yang biasanya menjalankan atau mengamalkan sila-sila dalam
Pancasila tetapi sekarang malah mengabaikan norma-norma yang terkandung dalam lima sila
dalam Pancasila.

Mengapa dikatakan demikian?


Sebab negara Indonesia jauh dari kata adil dan jarang sekali manusia yang
memanusiakan manusia. Maksud dari jarang manusia yang memanusiakan manusia yaitu di
negara Indonesia banyak sekali terjadi pelecehan antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lainnya. Hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia telah mengabaikan
atau melalaikan dan tidak memperhatikan norma-norma yang terkandung dalam lima sila
pada Pancasila.

Pancasila Sebagai Identitas Nasional

Kata identitas memiliki arti sebagai ciri-ciri atau jati diri dari seseorang, kelompok
atau sesuatu yang dapat membuatnya berbeda dengan yang lain. Kata nasional disini lebih
tertuju pada konsep kebangsaan, dan juga merujuk pada kelompok yang terikat oleh
kesamaan ras, agama, budaya, Bahasa, dan lain-lain. Sedangkan identitas nasional sendiri
yaitu sebagai ideologi negara, pandangan hidup bangsa, dan juga kepribadian bangsa
sehingga mecapai kedudukan tertinggi dalam tatanan berbangsa dan bernegara dan termasuk
tatanan hukum yang berlaku di negara Indonesia. Tapi, secara garis besar identitas nasional
adalah sesuatu yang dibentuk dan disepakati dengan dimusyawarahkan secara mufakat yang
nantinya dapat membedakan negara satu dengan negara lainnya.

Pancasila sebagai identitas nasional, yaitu sebagai kepribadian bangsa yang dapat
mendorong bangsa Indonesia agar tetap berjalan sesuai relnya tetapi tidak melawan arus
globalisasi, melainkan bangsa menjadi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan
menghadapi tantangan dan juga peluang yang ada.

Alasan Pancasila sebagai identitas nasional karena bangsa Indonesia salah satu dari
masyarakat internasional yang punya sejarah dan prinsip yang berbeda dengan bangsa-bangsa
di dunia. Prinsip dasar filsafat dijadikan sebagai asas filsafat hidup berbangsa dan bernegara
yang berupa Pancasila. Jadi, dapat dikatakan Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan
negara Indonesia yang bersumber pada nilai budaya dan agama yang dimiliki oleh Indonesia
sebagai kepribadian atau identitas bangsa. Selain itu, Pancasila sebagai dasar hukum dan juga
pandang hidup bangsa.

Secara Etimologi, kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta India (Kasta
Brahmana), yaitu kata “Panca” yang artinya Lima, dan “Sila” yang artinya Dasar. Sehingga
arti Pancasila secara harfiah adalah Lima Dasar.

Pancasila dicetuskan oleh para pendiri bangsa Indonesia agar kita mempunyai pondasi
yang kuat dalam menjalankan pemerintahan. Artinya, dengan adanya Pancasila maka
Indonesia memiliki dasar atau pondasi dalam bernegara sehingga tidak mudah dipengaruhi
dan dijajah oleh bangsa lain.

Dasar negara Indonesia tersebut dilambangkan dengan Garuda dimana terdapat


gambar bintang, rantai, pohon beringain, kepala banteng, padi dan kapas, yang
mencerminkan arti dari 5 sila Pancasila. Kemudian lambang negara Indonesia ini disebut
dengan Garuda Pancasila.
Berikut ini adalah bunyi Pancasila saat pertama kali dirumuskan dalam Piagam
Jakarta:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya


2. Kemanusian Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dan berikut ini bunyi Pancasila sekarang :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusian Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai