DISUSUN OLEH
DONI SETIAWAN 2104026026
DWI NIRMA RIZKIYANTI 2104026027
GABRIELLA
QONITA QOTRUN NADA HARYAN 2104026085
SONYA AGUSTIN 2104026109
ASPEK PER – UU –
PER – UU –
YANG AN ISI ATURAN ISI ATURAN
AN
DIATUR TERKAIT
TERKAIT
Produksi UU RI No. 36 Sediaan farmasi dan alat UU RI No. 36 Sediaan farmasi dan alat
Tahun 2009; kesehatan harus aman, Tahun 2009; kesehatan harus aman,
Kesehatan berkhasiat Kesehatan berkhasiat
/bermanfat, bermutu,dan /bermanfaat,bermutu, dan
terjangkau. terjangkau.
1. Pelaksanaan kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha termasuk penerbitan dokumen lain yang
berkaitan dengan Perizinan Berusaha wajib dilakukan melalui Lembaga OSS.
2. Lembaga OSS untuk dan atas nama Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota menerbitkan Perizinan
Berusaha
3. Penerbitan Perizinan Berusaha oleh Lembaga OSS dilakukan dalam bentuk Dokumen Elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang informasi dan transaksi elektronik.
5. Dokumen Elektronik berlaku sah dan mengikat berdasarkan hukum serta merupakan alat bukti yang sah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang informasi dan transaksi elektronik.
6. Pelaku Usaha wajib mengajukan permohonan izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional melalui
OSS.
7. Lembaga OSS menerbitkan NIB setelah Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran melalui pengisian data
secara lengkap dan mendapatkan NPWP.
8. NPWP didapat dalam hal Pelaku Usaha yang melakukan Pendaftaran belum memiliki NPWP.
9. NIB merupakan identitas berusaha dan digunakan oleh Pelaku Usaha untuk mendapatkan Izin Usaha dan
Izin Komersial atau Operasional termasuk untuk pemenuhan persyaratan Izin Usaha dan Izin Komersial
atau Operasional.
10. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan NIB sebagaimana dapat diterbitkan Izin Usaha oleh Lembaga
OSS.
11. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Izin Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 dapat
melakukan kegiatan:
a. pengadaan tanah;
b. perubahan luas lahan;
c. pembangunan bangunan gedung dan pengoperasiannya;
d. pengadaan peralatan atau sarana;
e. pengadaan sumber daya manusia;
f. penyelesaian sertifikasi atau kelaikan;
g. pelaksanaan uji coba produksi (commisioning); dan/atau
h. pelaksanaan produksi.
12. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Izin Usaha namun belum menyelesaikan:
a. Amdal; dan/atau
b. rencana teknis bangunan gedung,
belum dapat melakukan kegiatan pembangunan bangunan gedung
13. Pelaku Usaha yang akan mendapatkan Izin Komersial atau Operasional yang diterbitkan oleh Lembaga OSS
wajib memiliki izin usaha dan Komitmen untuk pemenuhan:
a. standar, sertifikat, dan/atau lisensi; dan/atau
b. pendaftaran barang/jasa,
sesuai dengan jenis produk dan/atau jasa yang dikomersialkan oleh Pelaku Usaha melalui sistem OSS.
14. Izin Usaha dan/atau Izin Komersial atau Operasional berlaku efektif setelah Pelaku Usaha menyelesaikan
Komitmen dan melakukan pembayaran biaya Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
15. Lembaga OSS membatalkan Izin Usaha dan/atau Izin Komersial atau Operasional yang sudah diterbitkan
dalam hal Pelaku Usaha tidak menyelesaikan pemenuhan Komitmen Izin Usaha dan/atau Izin Komersial
atau Operasional.
16. Pelaku Usaha wajib memenuhi Komitmen Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional yang telah
diterbitkan oleh Lembaga OSS dengan melengkapi pemenuhan Komitmen.
17. Pelaku Usaha yang telah memiliki NIB dan memenuhi Komitmen sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pelayanan perizinan terintegrasi secara elektronik, wajib memenuhi
Komitmen Izin Usaha Industri Farmasi atau Izin Usaha Industri Farmasi Bahan Obat
18. Untuk pemenuhan Komitmen, Pelaku Usaha melalui www.elic.binfar.kemkes.go.id yang terintegrasi dengan
sistem OSS menyampaikan:
a. Rencana Produksi Industri Farmasi atau Rencana Produksi Industri Farmasi Bahan Obat; dan
b. data apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab pemastian mutu, dan apoteker
penanggung jawab pengawasan mutu, yang meliputi Kartu Tanda Penduduk, ijazah, STRA, surat
pernyataan sanggup bekerja penuh waktu, dan surat perjanjian kerja sama masing-masing apoteker
penanggung jawab dengan Pelaku Usaha.
19. Kementerian Kesehatan melakukan evaluasi dan verifikasi paling lama 3 (tiga) Hari sejak Pelaku Usaha
menyampaikan pemenuhan Komitmen
20. Berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi tidak terdapat perbaikan, Kementerian Kesehatan menerbitkan
Sertifikat Produksi Industri Farmasi atau Sertifikat Produksi Industri Farmasi Bahan Obat paling lama 1
(satu) hari melalui sistem OSS.
21. Penerbitan Sertifikat Produksi Industri Farmasi atau Sertifikat Produksi Industri Farmasi Bahan Obat
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) atau ayat (8) merupakan pemenuhan Komitmen Izin Usaha Industri
Farmasi atau Izin Usaha Industri Farmasi Bahan Obat
22. Pelaku Usaha yang telah memiliki NIB dan memenuhi Komitmen sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pelayanan perizinan terintegrasi secara elektronik, wajib memenuhi
Komitmen Izin PRT Alat Kesehatan dan PKRT.
23. Untuk pemenuhan Komitmen Pelaku Usaha menyampaikan dokumen persyaratan melalui
sertifikasialkes.kemkes.go.id yang terintegrasi dengan sistem OSS.
24. Pemerintah Daerah kabupaten/kota melakukan pemeriksaan lapangan paling lama 12 (dua belas) Hari sejak
Pelaku Usaha memenuhi Komitmen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
pelayanan perizinan terintegrasi secara elektronik.
25. Berdasarkan hasil evaluasi dan berita acara pemeriksaan dinyatakan tidak terdapat perbaikan, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota menyampaikan notifikasi pemenuhan Komitmen Izin PRT Alat Kesehatan dan
PKRT paling lama 3 (tiga) Hari melalui sistem OSS.
26. Pelaku Usaha wajib melakukan perbaikan dan menyampaikan kepada Pemerintah Daerah kabupaten/kota
melalui sertifikasialkes.kemkes.go.id yang terintegrasi dengan sistem OSS paling lama 5 (lima) Hari sejak
diterimanya hasil evaluasi.
27. Berdasarkan perbaikan yang disampaikan oleh Pelaku Usaha dan dinyatakan tidak terdapat perbaikan,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyampaikan notifikasi pemenuhan Komitmen Izin PRT Alat
Kesehatan dan PKRT paling lama 3 (tiga) Hari melalui sistem OSS.
28. Penyampaian notifikasi pemenuhan Komitmen Izin PRT Alat Kesehatan dan PKRT merupakan pemenuhan
Komitmen Izin PRT Alat Kesehatan dan PKRT.
29. Berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi menyatakan Pelaku Usaha tidak memenuhi KomitmenPemerintah
Daerah kabupaten/kota menyampaikan notifikasi penolakan melalui sistem OSS.
KESIMPULAN :
1. UU RI No. 36 Tahun 2009 mengatur sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman,
berkhasiat/bermanfaat, bermutu dan terjangkau
2. PP No 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
3. Pelaksanaan kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha termasuk penerbitan dokumen lain yang
berkaitan dengan Perizinan Berusaha wajib dilakukan melalui Lembaga OSS. Lembaga OSS untuk dan
atas nama Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota menerbitkan Perizinan Berusaha. Penerbitan
Perizinan Berusaha oleh Lembaga OSS dilakukan dalam bentuk Dokumen Elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang informasi dan transaksi elektronik.