Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik


Pada awal pemerintahan orde baru, proyek pembangunan pabrik pupuk
pertama di Indonesia diserahkan kepada Biro Perancangan Negara (BPN). Proyek
pembangunan pabrik pupuk ini dimasukkan dalam Rancangan Pembangunan
Lima Tahun Pertama (1956 – 1960). BPN kemudian melakukan studi kelayakan
pembangunan pabrik dan dilanjutkan dengan pemilihan lokasi pembangunan serta
percobaan penggunaan pupuk Urea di lapangan. Proyek pendirian pabrik pupuk
ini kemudian dilimpahkan kepada Departemen Perindustrian dan Pertambangan
dengan nama “Proyek Pupuk Urea I”.
Prof. Ir. Otong Kosasih dan Ir. Rachman Subandi memberikan gagasan nama
“PT Pupuk Sriwidjaja” sebagai nama perusahaan menggantikan “Proyek Pupuk
Urea 1”. Nama Sriwidjaja diambil untuk mengabadikan sejarah dari kejayaan
Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan tempat PT Pusri Palembang
didirikan. Pemilihan Kota Palembang sebagai tempat pembuatan pabrik
didasarkan pada ketersediaan bahan baku berupa gas alam serta letak kota yang
berada di tepian Sungai Musi.
PT Pusri Palembang resmi didirikan pada 24 Desember 1959 berdasarkan
Akte Notaris Eliza Pondang No.177 dan diumumkan dalam Lembaran Berita
Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1960. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) No. 20 tahun 1964, PT Pusri berubah status badan usahanya dari
Perseroan Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Negara (PN). Status badan usaha PT
Pusri Palembang berubah lagi menjadi Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan
peraturan pemerintah (PP) No. 20 tahun 1969 dan akte Notaris Soeleman
Ardjasasmita pada bulan Januari 1970.
Pada tanggal 4 November 1960, Pusri I diresmikan sebagai pabrik pertama
PT Pusri Palembang. Pelaksanaan konstruksi Pusri I dikerjakan oleh Marrison
Knudsen of Asia, Inc. Pusri I memiliki kapasitas terpasang sebesar 180 ton
Amonia/hari dan 300 ton Urea/hari. Proses produksi pertama Pusri I dilakukan
pada tanggal 16 Oktober 1963.

1
2

Pusri II mulai dibangun pada 7 Desember 1972 dan selesai pada 6 Agustus
1974. Pengerjaan Pusri II dilakukan oleh M.W. Kellogg Overseas Corp dari
Amerika Serikat. Pusri II didirikan didaerah seluas 15 hektar dengan kapasitas
terpasang sebesar 660 ton Amonia/hari dan 1.150 ton Urea/hari.
Pabrik Pusri III dan Pusri IV dibangun untuk memenuhi kebutuhan pupuk di
Indonesia yang meningkat dengan sangat pesat. Pusri III didirikan pada 21 Mei
1975 dengan kapasitas terpasang sebesar 1000 ton Amonia/hari dan 1.725 ton
Urea/hari. Pada 25 Oktober 1975, Pusri IV mulai didirikan dengan kapasitas
produksi sama dengan Pusri III. Produksi perdana Pusri III dilakukan pada
Desember 1976 sedangkan Pusri IV pada Oktober 1977.
Pusri I dihentikan produksinya pada 1985 karena dianggap sudah tidak efisien
lagi. Pusri IB mulai dirikan pada Agustus 1990 sebagai pengganti Pusri I yang
konstruksinya dikerjakan oleh PT Rekayasa Industri dari Indonesia. Pengerjaan
konstruksi Pusri IB didasari oleh Process Engineering Design Package (PEDP).
Kapasitas terpasang Pusri IB sebesar 1350 ton Amonia/hari dan 1.725 ton
Urea/hari dengan pembuatan Amonia berdasarkan proses Kellogg dan Urea
berdasarkan proses ACES (Advance Cost and Energy Saving).
Pemenang lelang proyek pembangunan Pusri IIB diumumkan pada 12
November 2012. Pusri IIB dibangun sebagai upaya revitalisasi Pusri II dengan PT
Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation sebagai pelaksana
konstruksi. Pusri IIB menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk
Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co
Licensor untuk Pabrik Urea. Kapasitas terpasang Pusri IIB sebesar 2.000 ton
Amonia/hari dan 2.750 ton Urea/hari. Pusri IIB selain ramah lingkungan juga
hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49
MMBTU/Ton Amonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea. Jika dibandingkan dengan
Pabrik Pusri II yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24
MMBTU/Ton Amonia dan 36.05 MMBTU/Ton Urea maka akan dihemat
pemakaian gas sebesar 14,87 MMBTU per ton urea.
Pengolahan limbah di PT Pusri Palembang mengalami pengembangan
sebagai bagian dari komitmen PT Pusri terhadap kelestarian lingkungan. Direksi
PT Pusri Palembang, Bapak Edi Madnawijaya mengusulkan proyek pembangunan
3

PGRU (Purge Gas Recovery Unit) di Pusri IV pada 1981. PGRU berfungsi untuk
mengurangi polusi udara, mengambil kembali gas NH3 dan memanfaatkan
kembali gas H2 dari purge gas pada unit sintesa Amonia.
PET (Pusri Effluent Treatment) di bangun pada 1993 untuk memisahkan
limbah cair dan gas yang berasal dari pabrik Urea Pusri II, III, IV, dan IB. Pada
2005, PT Pusri membangun IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk
mengolah limbah cair hasil proses produksi dari Pusri II, III, IV, dan IB serta
dibangunlah MPAL (Minimalisasi Pengolahan Air Limbah) disetiap pabrik Urea
untuk meminimalisasi limbah cair sebelum dikirim ke IPAL. Pengurangan polusi
suara di peralatan pabrik dilakukan dengan pemasangan alat peredam bunyi
(Silencer).
AOP (Ammonia Optimization Project) pada tahun 1992 merupakan proyek
pengoptimalisasian proses. PT Pusri bekerjasama dengan ICI (Imperial Chemical
Industry) untuk meningkatkan efisiensi produksi dan penghematan bahan baku.
Kapasitas produksi mengalami peningkatan dengan adanya penghematan
pemakaian gas alam sebesar 10 % melalui proyek AOP.

Visi dan Misi

Pada tahun 2012, PT Pusri Palembang melakukan review terhadap Visi, Misi,
Nilai dan Budaya perusahaan. Review Visi, Misi, Tata Nilai, dan Makna
perusahaan dibangun dengan dasar perubahan posisi perusahaan sebagai anak
perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero) dan lingkup lingkungan bisnis
perusahaan pasca spin off. Dasar pengesahan hasil review Visi, Misi, Tata Nilai
dan Makna perusaan adalah Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/207/2012
tanggal 11 Juni 2012.

Visi:
“Menjadi perusahaan yang kuat dan tumbuh dalam industri pupuk di tingkat
Nasional maupun Regional”.

Misi:
4

“Memproduksi,memasarkan pupuk dan produk agrobisnis dengan


memperhatikan aspek mutu secara menyeluruh”.

Lambang Perusahaan

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang mengabadikan nama Sriwidjaja sebagai


nama perusahaan untuk mengenang kembali kejayaan kerajaan Indonesia pertama
yang termasyhur di segala penjuru dunia. Di samping itu, penggunaan nama
Sriwidjaja merupakan penghormatan bangsa Indonesia kepada leluhurnya yang
pernah membawa nusantara ini ke puncak kegemilangan pada sekitar abad ke
tujuh silam. Sebagai lambang perusahaan, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
menggunakan logo seperti yang ditampilkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Logo PT Pupuk Sriwidjaja Palembang


(Sumber: HUMAS PT Pusri Palembang, 2019)
5

Adapun penjabaran mengenai arti dari bentuk serta arti dari warna-warna
yang di gunakan pada lambang perusahaan di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
adalah sebagai berikut :

a. Lambang PT Pusri Palembang yang berbentuk huruf “U” melambangkan


singkatan “Urea”. Lambang ini telah terdaftar di Dirjen Haki Departemen
Kehakiman dan HAM nomor 021391.
b. Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan tanggal akte
pendirian PT Pusri Palembang.
c. Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah 12 melambangkan bulan
Desember pendirian PT Pusri Palembang.
d. Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya, butir kapas yang mekar
berjumlah 5 buah kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan ini melambangkan
angka 59 sebagai tahun pendirian PT Pusri Palembang.
e. Perahu Kajang merupakan ciri khas kota Palembang yang terletak di tepian
sungai musi.
f. Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta akan prospek
perusahaan di masa datang.
g. Komposisi warna lambang kuning dan biru Benhur dengan dibatasi garis-
garis hitam tipis yang melambangkan keagungan, kebebasan cita-cita, serta
kesuburan, ketenangan, dan ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan
cita-cita itu.

1.2 Lokasi Pabrik


PT Pupuk Sriwidjaja (PT Pusri) Palembang terletak di tepi Sungai Musi kira-
kira 7 km dari pusat Kota Pelambang, di wilayah perkampungan Sungai Selayur,
Kecamatan Ilir Timur II, Kota madya Palembang. Luas tanah yang digunakan
untuk lokasi pabrik adalah 20,4732 hektar, untuk lokasi perumahan karyawan
seluas 26,7965 hektar, serta tanah seluas 41,7965 hektar untuk persediaan
perluasan komplek pabrik dan perumahan. Studi kelayakan pembanguan pabrik
Urea di Kota Palembang diberikan oleh Gass Bell & Associates dari Amerika
Serikat.
6

Adapun faktor teknis dan faktor ekonomi yang menunjang pembanguan


pabrik Urea di Palembang adalah :
a. Keadaan geografis Sumatera Selatan yang memiliki kekayaan gas alam
sebagai bahan baku utama, dalam jumlah yang cukup banyak. Dekat dengan
sumber bahan baku gas alam, yaitu Prabumulih dan Pendopo yang terletak
sekitar 100 - 150 km dari pabrik.
b. Dekat dengan Sungai Musi yang tidak pernah kering sepanjang tahun,
merupakan salah satu sarana penting untuk sumber air, sarana pembuangan
limbah dan juga sebagai sarana transportasi.
c. Dekat dengan Tambang Bukit Asam yang tidak jauh dari Kota Palembang,
yang banyak mengandung batubara dan dapat dijadikan sebagai cadangan
bahan baku yang sangat potensial seandainya persediaan gas bumi sudah
menipis.
d. Dekat dengan sarana pelabuhan dan kereta api.

Gambar 1.2 Tata Letak Komplek PT Pupuk Sriwidjaja


Palembang
(Sumber : HUMAS PT Pusri Palembang, 2019)
7

Keterangan:
A. Pos satpam 1. Primary reformer
B. Kantor utama 2. Secondary reformer
C. Lapangan 3. Stripper
D. Perumahan 4. Absorber
E. Gedung serba guna 5. Methanator
F. Diklat 6. HTSC dan LTSC
G. Sekolah 7. ARU
H. Kolam 8. HRU, PGRU
I. Masjid 9. Molecular sieve
J. Rumah makan 10. Kompresor
K. Parkir 11. Refrigerasi
L. Tenik proses 12. Reaktor ammonia
M. Dinas K3 13. Seksi recovery
N. Main Lab 14. Seksi purifikasi
O. Ammonia storage 15. Seksi kristalisasi dan
pembutiran (prilling) 16. Seksi sintesis urea
P. Kantor 17. Sistem pembangkit listrik
Q. Wisma 18. Package boiler
R. Lapangan olahraga 19. Waste heat boiler
S. Perluasan pabrik 20. Kantor dan pusat kontrol
T. Gudang 21. Cooling Tower
U. Dermaga 22. GMS
V. PPU 23. Unit penukar ion
W.Rumah sakit 24. Filter water
X. Wisma 25. Sand filter
26.Clarifier
27. Kantor Instrumentasi dan
Pemeliharaan
8

1.3 Produk yang Dihasilkan


PT Pusri Palembang memproduksi dua produk utama yaitu Urea,
Amonia. PT Pusri Palembang juga memproduksi pupuk NPK. Selain itu,
dihasilkan pula produk samping berupa nitrogen dalam bentuk gas, nitrogen
dalam bentuk cair, karbon dioksida cair, karbon dioksida kering atau dikenal
dengan istilah dry ice, oksigen cair, dan oksigen gas. Adapun kapasitas
produksi PT Pusri dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1.1 Kapasitas Produksi PT Pusri


Kapasitas Produksi (Ton) Jangka Waktu
Tahun
Amoniak Urea NPK Produksi
2019 1.440.179 2.202.318 105.293 s/d Desember 2019
2020 1.285.502 2.051.701 1.97.368 s/d Desember 2020
2021 1.136.461 1.693.378 240.940 s/d Oktober 2021
(Sumber : Data Dept. Rendal Produksi,2021)

1.3.1 Produk Pabrik Amonia


Produk dari pabrik Amonia adalah Karbon Dioksida dan Amonia. Karbon
Dioksida dan Amonia digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan Urea.
Adapun spesifikasi produk Karbon Dioksida dan Amonia dapat dilihat pada Tabel
2 dan 3.
Tabel 1.2 Spesifikasi Produk CO2 Pabrik Amonia PT Pusri
Palembang
Spesifikasi Detail Keterangan
Komposisi
1. CO2 (dry basis) 98% wight Minimum
2. Gas inert 2% volume Maksimum
3. Sulfur 1 ppm Maksimum
4. H2O Jenuh
Kondisi
1. Tekanan 0,6 kg/cm2 Minimum
2. Suhu 38 oC
(Sumber : Dinas Teknik Proses PT Pusri Palembang, 2021)

Tabel 1.3 Spesifikasi Produk Amonia PT Pusri Palembang


Spesifikasi Detail Keterangan
9

Komposisi (%wt)
1.
NH3 99,5 % Minimum
2.
H2O 0,5 % Maksimum
3.
Oil 5 ppm (b/b) Maksimum
Fasilitas loading :
1. Kecepatan muat 300 metrik ton/jam Minimum
2. Panjang vessel 190 meter Maksimum
3. Vessel draft 6,5 meter
4. Jenis vessel yang Semi / full
dapat digunakan refrigerated vessel
(Sumber : Dinas Teknik Proses PT Pusri Palembang, 2021)

1.3.2 Produk Pabrik Urea


Produk yang dihasilkan oleh pabrik Urea adalah Urea Prill. Urea
(NH2CONH2) adalah senyawa berbentuk kristal putih dan tidak berbau. Urea larut
dalam air, Alkohol, dan Benzene. Daya racunnya rendah, tidak mudah terbakar,
dan tidak meninggalkan residu garam setelah dipakai untuk tanaman. Urea Prill
pada PT Pusri mempunyai sifat fisika dan spesifikasi yang dapat dilihat pada data
berikut :

Tabel 1.4 Sifat-Sifat Fisik Urea


No. Sifat Nilai
1. Titik didih 132,0 oC
2. Titik leleh 132,7 oC
3. Spgr 1,335
4. Indeks bias 1,484
5. Bentuk kristal Tetragonal
6. Panas pembentukan pada 25 oC -47,12 Kkal/mol
7. Panas fusi 60 Kkal/mol
8. Panas pelarutan dalam air 60 Kkal/mol
9. Panas kristalisasi 58 Kkal/gr
10. Densitas curah 0,74 gr/cm3
11. Panas spesifik (50 oC) 0,397
12. Kelarutan dalam air (20 oC) 51,6 gr/ml
(Sumber : Dinas Teknik Proses PT Pusri Palembang, 2021)

Tabel 1.5 Spesifikasi Produk Urea PT Pusri Palembang


Spesifikasi Detail Keterangan
10

Komposisi (% wt) :
1. Nitrogen 46% Minimum
2. Biuret 0,39% Maksimum
3. Kandungan air 0,24% Maksimum
4. NH3 bebas 150 ppm (b/b) Maksimum
15 ppm (b/b) Maksimum
5. Debu (pan)
1 ppm (b/b) Maksimum
6. Fe

Ukuran (Prill Size) :


1. 6 – 8 US mesh 95% Minimum
2. > 25 US mesh 2% Maksimum

Putih, butiran (prilled),free


Penampilan flowing, tidak mengandung -
bahan berbahaya.

1.000 metrik ton/ jam Urea dalam


Kecepatan Muat (loading rate)
3.500 metrik ton/ jam
Ukuran vessel draft pembuatan 6,5 meter -
(Sumber : Dinas Teknik Proses PT Pusri Palembang, 2021)

1.4 Sistem Pemasaran dan Distribusi


Melalui surat keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi No.
56/KP/II/1979, PT Pusri Palembang pada tahun 1979 ditunjuk sebagai
penanggung jawab pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk bersubsidi,
baik yang berasal dari produski dalam negeri maupun impor untuk memenuhi
kebutuhan program intensifikasi pertanian. Pola distribusi dan stok pemasaran
dihadapkan pada faktor-faktor dimana sumber produksinya (pabrik pupuk)
mempunyai ciri-ciri produksi konstan, sedang penggunaan pupuk berfluktuasi
dipengaruhi faktor musim, belum lagi faktor-faktor yang ada dalam masalah
angkutan (kondisi laut, pelabuhan, sarana jalan, truk dan KA).
Berdasarkan penunjukan tersebut, PT Pusri bertanggung Jawab dalam
memasarkan dan mendistribusikan berbagai jenis pupuk hingga sampai ditangan
petani (Pipe Line Distribution Pattern) dengan menekankan mekanism distribusi
pada faktor biaya (Last Cost Distribution Pattern).

Sistem distribusi PT Pusri Palembang dapat dilihat pada Gambar 1.4


11

Gambar 1.3 Jalur Pengadaan dan Distribusi Pupuk Dalam Negeri


(Sumber : HUMAS PT Pusri Palembang, 2021)

Tabel 1.6 Data Wilayah Pemasaran dan Distribusi Pupuk PT.Pusri


Provinsi Urea NPK

Bangka Belitung 25.058 -

Bengkulu 24.847 -

Sumatera Selatan 152.103 83.405

Lampung 265.796 -

Jawa Tengah 642.162 -

DI Yogyakarta 37.717 -

Kalimantan Barat 35.159 -

Kalimantan Selatan 38.882 -

Kalimantan Tengah 16.847 -

Jambi - 25.957,9

Jumlah 1.238.571 109.362,9


(Sumber : Data Dept. Rendal Produksi,2021)
12

Fasilitas

Dalam melaksanakan penyaluran pupuk sampai ke tangan petani


Perusahaan memiliki perangkat dan sarana:

 Kantor Perwakilan
Perusahaan memiliki kantor perwakilan di setiap ibukota provinsi yang di
sebut dengan Kantor Pusri Pemasaran Daerah (PPD) yang berada untuk wilayah
Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Kantor Perwakilan berfungsi sebagai pelaksana teknis dalam penjualan produk
dan mewakili kepentingan perusahaan di daerah.

 Dermaga / Pelabuhan
Perusahaan memiliki 5 (lima) Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS),
guna mengeluarkan hasil produksi dari pabrik di Palembang, selain melalui jalur
darat (via truk). Dermaga/pelabuhan ini sewaktu-waktu bisa digunakan juga
sebagai pelabuhan bongkar, selain berfungsi sebagai pelabuhan/dermaga
pemuatan produk urea dan amonia, yang berada di tepi Sungai Musi, dengan
panjang keseluruhan ± 760 meter.
Kelima dermaga tersebut, terdiri dari dua dermaga pemuatan pupuk urea curah
yang masing-masing dilengkapi dengan QSL (Quadrant Ship Loader) dan PS
(Portal Scrapper), dua dermaga pemuatan pupuk urea kantong yang masing-
masing dilengkapi dengan BSL (Bag Ship Loader), serta satu dermaga untuk
pemuatan amonia curah yang berdampingan dengan pemuatan pupuk urea secara
konvesional.
 Armada/Angkutan Laut
Pusri memiliki sebuah angkutan laut Kapal SPUB (Self Propelled Urea Barge)
KM Pusri Indonesia-I dengan kapasitas angkut 11.000 ton urea.

 Unit Pengantongan
Selain dari unit pengantongan yang ada di Unit Produksi Palembang,
Perusahaan juga memiliki 5 (lima) unit pengantongan di daerah yaitu Unit
Pengantongan Pupuk (UPP) di Belawan, Cilacap, Surabaya,
Meneng/Banyuwangi, dan Perwakilan Semarang, yang masing-masing dilengkapi
13

dengan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS). Untuk pembongkaran


pupuk di Pelabuhan Umum (seperti pelabuhan Dumai, Panjang,
Cigading/Ciwandan, dan Cirebon) pengantongannya melalui Mobile Bagging
System (MBS).

 Gudang Penampungan/Penyimpanan
Untuk menjaga ketersediaan pupuk, perusahaan juga memiliki Gudang
Penyimpanan Pupuk (GPP) di masing-masing kabupaten/kotamadya di seluruh
Indonesia, sebanyak 108 Unit, belum termasuk gudang sewa.
Pada tanggal 1 Desember 1998, pemerintah menghapuskan tata niaga pupuk,
baik produksi dalam negeri maupun impor. Berdasarkan keputusan tersebut,
setiap pabrik pupuk diharuskan memasarkan sendiri produknya di Indonesia.
Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, pemerintah menentukan daerah-
daerah penyaluran untuk setiap pabrik pupuk yang ada dengan sistem rayonisasi.
Keputusan pemerintah ini hanya berlaku pada tata niaga pupuk nasional dan tidak
mempengaruhi status PT Pusri Palembang Holding Company.

1.5 Sistem Manajemen


Struktur organisasi PT Pusri Palembang menggunakan sistem Line and Staff
Organization dengan bentuk Perseroan Terbatas (PT) dimana seluruh sahamnya
dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Proses manajemen di PT Pusri Palembang
berdasarkan Total Quality Control Management (TQCM) yang melibatkan
seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka peningkatan mutu secara kontinyu.
Line and Staff Organization merupakan gabungan Line Organization dan Staff
Organization. Pada organisasi ini, staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga
diberikan wewenang untuk memberikan perintah atau nasehat tetapi juga
bertanggung jawab atas perintah atau nasehat tersebut.
Kedudukan tertinggi dalam struktur organisasi PT Pusri Palembang adalah
dewan komisaris. Komisaris akan menjalankan fungsinya untuk melakukan
pengawasan dan memberikan nasehat kepada direktu utama dan dewan direksi
demi kepentingan perusahaan dan pemegang saham khususnya serta pihak yang
berkepentingan pada umumnya. Hal tersebut untuk memastikan perusahaan
14

dikelola oleh direksi sedemikian rupa sesuai dengan harapan pemegang saham.
Hal ini merupakan peran dengan akuntabilitas yang bersifat aktif bagi komisaris.
Tugas operasional, sesuai dengan SK/DIR/240/2011 tanggal 21 Oktober
20011, pengoperasian PT. Pusri dipimpin oleh Dewan Direksi yang terdiri dari
satu Direktur Utama yang membawahi 4 orang direktur, yaitu :
a. Direktur Produksi
b. Direktur Komersil
c. Direktur Teknik dan Pengembangan
d. Direktur SDM dan Umum

DIREKTUR UTAMA

Kepala Satuan
Sekretaris
Pengawasan Intern

DIREKTUR TEKNIK
DIREKTUR SDM DAN
DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR KOMERSIL DAN
UMUM
PENGEMBANGAN

General Manager Jasa


General Manager General Manager General Manager
Teknik dan
Operasi Keuangan SDM
Perekayasaan

General Manager
General Manager General Manager General Manager
Perencaan dan
Pemeliharaan Pemasaran Umum
Pengembagnan Usaha

General Manager
Perkapalan

Gambar 1.4 Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang


(Sumber : HUMAS PT Pusri Palembang, 2021)

Direktur produksi sebagai salah satu bagian penting di dalam perusahaan


yang membawahi Kompartemen Operasi yang terdiri dari beberapa departemen
dan subdepartemen sebagai berikut :
1) Divisi Operasi
15

Tugas dan tanggung jawab utama divisi operasi adalah sebagai berikut :
a. Mengoperasikan sarana produksi secara optimal dengan mengusahakan
waktu produksi dan faktor produksi setinggi- tingginya.
b. Menjaga kualitas produksi, bahan baku material, dan peralatan serta
bahan-bahan penunjang sehingga sarana unit produksi tercapai.
c. Membuat sendiri peralatan dan suku cadang yang mampu dibuat dengan
tetap memperhatikan segi teknis dan ekonomis.
d. Menggantikan peralatan pabrik yang pemakaiannya sudah tidak ekonomis.
Divisi ini dipimpin oleh seorang manajer yang dibantu oleh asisten
superintendent yang masing-masing bertugas mengkoordinir jalannya operasi.
Manajer masing-masing membawahi tiga Superintendent, yaitu :
1. Superintendent Operasi Utilitas
2. Superintendent Operasi Amonia
3. Superintendent Operasi Urea
Superintendent Operasi dibantu oleh seorang asisten Superintendent Operasi
dan membawahi langsung foreman senior, foreman, koordinator operator,
operator senior, dan operator lapangan.

2) Divisi Pemeliharaan
Divisi pemeliharaan bertugas memelihara dan memperbaiki alat-alat pabrik
yang berhubungan dengan operasi pabrik. Departemen pemeliharaan dipimpin
oleh seorang general manager pemeliharaan, yang membawahi manager
pemeliharaan mekanikal, manager pemeliharaan listrik dan instrument, manager
perbengkelan, manager jaminan dan pengendalian kualitas, dan manager
perencanaan dan pengendalian Turn Around.

3) Divisi Pengendalian Pabrik Keselamatan Kerja dan Lingkungan


Divisi pengendalian pabrik keselamatan kerja dan lingkungan bertugas
membantu divisi operasi dalam hal pengamatan operasi, persiapan dan
pengendalian mutu bahan baku serta bahan pendukung, perhitungan produksi,
evaluasi kondisi operasi serta studi untuk melakukan modifikasi pabrik dan
peningkatan efisiensi. Departemen pengendalian pabrik keselamatan kerja dan
lingkungan, membawahi tiga divisi yaitu :
a. Divisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi
16

Divisi perencanaan dan pengendalian produksi dipimpin oleh seorang manager


perencanaan dan pengendalian produksi yang membawahi :
 Staf Teknik Proses 1 dan Teknik Proses 2
 Dinas Administrasi Teknik Proses, tugas utama sebagai berikut :
a) Memonitor dan mengevaluasi kondisi operasi pabrik sehingga dapat
dioperasikan pada kondisi yang optimum
b) Mengendalikan dan mengevaluasi kualitas dan kuantitas hasil-hasil
produksi,
c) Memberikan bantuan yang bersifat teknis kepada unit-unit yang terkait,
d) Merencanakan modifikasi peralatan produksi serta tembahan unit produksi
dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktifitas,
e) Memberikan rekomendasi pengganti katalis, resin, dan bahan sejenis.
b. Divisi Laboratorium
Divisi laboratorium bertugas menganalisa, megontrol, dan mengawasi mutu
bahan baku, bahan penunjang serta hasil produksi pabrik. Divisi laboratorium ini
terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a) Bagian laboratorium kimia analisis, membawahi :
 Seksi analisis instrumen,
 Seksi laboratorium pengujian mutu,
 Seksi laboratorium pengujian dan standar.
b) Bagian laboratorium kontrol produksi, membawahi :
 Seksi shift laboratorium kontrol produksi 1 membawahi
laboratorium kontrol Pusri IB dan II
 Laboratorium Pusri II membawahi laboratorium kontrol Pusri III
dan IV.
c) Bagian laboratorium penunjang sarana, membawahi :
 Seksi penyediaan dan distribusi sarana,
 Seksi laboratorium kalibrasi,
 Seksi laboratorium harian alat dan instrumen.

c. Divisi Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup


Divisi ini berada dibawah departemen produksi yang dibagi menjadi tiga dinas
yaitu : Divisi Lingkungan Hidup, Divisi Pemeriksaan Teknik, dan Divisi
17

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Divisi ini dipimpin oleh seorang manager
yang dibantu oleh :
a) Divisi Pemeriksaan Teknik, terdiri atas :
 Bagian Pemeriksaan Teknik Lapangan I
 Bagian Pemeriksaan Teknik Lapangan II
 Kelompok Jaminan Teknik
 Seksi Pemeriksaan Teknik Bengkel
b) Divisi Lingkungan Hidup, terdiri atas :
 Bagian Pengendalian Pencemaran
 Bagian Pengendalian Lingkungan Hidup
c) Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, membawahi :
 Bagian Penanggulangan Kebakaran dan Kecelakaan Kerja
 Kelompok Teknik Keselamatan Kerja
 Bagian Hyegiene dan Pemeriksaan Kesehatan

1.5.1 Struktur Organisasi Departemen Operasi Pusri III


Pabrik Pusri III dipimpin oleh seorang Manager Departemen Operasi
Pusri III yang bertanggung jawab terhadap operasi pabrik Pusri III secara
keseluruhan. Manager Departemen Operasi P III dibantu oleh 3 orang
superintendent, yaitu :
1) Superintendent Ammonia
2) Superintendent Urea
3) Superintendent Utilitas.
Setiap superintendent dibantu oleh assistant superintendent yang
membawahi langsung :
1) Senior Foreman
2) Kepala regu/ Foreman
3) Operator Senior (Panel)
4) Operator Lapangan
Setiap unit pabrik terdapat Senior Foreman yang bertugas sebagai
koordinator antar unit pabrik dan sebagai penanggung jawab terknis pada sore dan
malam hari. Pembagian jam kerja terdiri dari empat grup shift dimana tiga grup
18

melakukan shift sedangkan satu grup shift libur (off duty). Setiap grup dikepalai
oleh Senior Foreman shift. Pengaturan jam kerja untuk tiap shift adalah :
 Day shift : Pukul 07.00 – 15.00 WIB.
 Swing shift : Pukul 15.00 – 23.00 WIB.
 Night shift : Pukul 23.00 – 07.00 WIB.
Selain operator dan karyawan lapangan yang dibutuhkan selama 24 jam
sehingga jadwal kerjanya dibagi per-shift, terdapat pula karyawan non-shift untuk
pegawai administrasi dan jabatan setingkat kepala bagian ke atas dengan jadwal
kerja :
 Senin-Kamis : 07.30 – 16.30 diselingi istirahat pada pukul 12.00 – 13.00.
 Jumat : 07.30 – 17.00 diselingi istirahat pada pukul 11.30 – 13.00.
 Sabtu-Minggu : Libur (off).
19

Anda mungkin juga menyukai