Anda di halaman 1dari 3

Nama Matakuliah/Kode Matakuliah : LOGIKA/UAJ 160

Anggota Kelompok :
Gerard Nick Malonda (202004510037)/(12020000943) (Landasan teori)(Tujuan)
Ivan (202004510060)/(12020003502) (Latar belakang)
Christian Albert Budhiarto (202004510040)/(12020001685) (Rumusan masalah)(Kesimpulan)

Sikap Kritis Mahasiswa dalam Menanggapi Korupsi pada Masa Pandemi

Latar Belakang
Korupsi merupakan sebuah tindak kriminal yang dapat merugikan banyak orang atas
ulahnya. Korupsi yang sering kita lihat di berita atau media sosial biasa dilakukan oleh para
petinggi-petinggi negara. Namun laporan tentang korupsi semakin hari semakin banyak dan
tidak hanya ditimbulkan oleh petinggi-petinggi negara melainkan banyak juga ditimbulkan oleh
pejabat-pejabat pusat,provinsi, kabupaten bahkan sampai ke RT/RW.
Belakangan ini korupsi juga banyak terjadi di bantuan sosial untuk warga kecil di daerah
terpencil. Contoh kasus korupsi yang terjadi di bansos baru-baru ini adalah kasus mantan
menteri sosial yang melakukan korupsi bansos sebanyak Rp.10.000,00 per paket dari para
vendor penyuplai paket bansos covid-19. Menurut berita yang beredar di internet menteri sosial
Juliari Batubara di suap sebesar 1,28 miliar.
Korupsi merupakan tindakan kriminal yang melanggar hukum yang berlaku di Indonesia.
UU yang menjelaskan tenang korupsi di Indonesia dijelaskan pada UU No. 31 Tahun 1999
berbunyi “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun”. Menurut UU No. 31
Tahun 1999 ada banyak hal yang dapat di anggap sebagai tindakan-tindakan korupsi.
Tindakan-tindakan yang dapat di sebut sebagai tindakan korupsi antara lain: suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, gratifikasi, penggelapan dalam jabatan, dan masih banyak lagi.

Rumusan Masalah
1. Faktor apa sajakah yang menjadi penyebab dari munculnya tindak kriminal korupsi?
2. Undang-undang apa yang mengatur tindak pemberantasan korupsi?
3. Apa yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat untuk ikut serta memberantas korupsi?
Tujuan
1. Memperluas pemikiran orang-orang terhadap korupsi khususnya di masa pandemi.
2. Mendorong peningkatan pengawasan dalam struktur pemerintahan.
3. Menanamkan nilai-nilai anti korupsi dalam masyarakat.

Dasar Teori
Sebagaimana tertulis dalam UU No. 31 Tahun 1999 mengenai pemberantasan tindak
pidana korupsi. Dapat disimpulkan bahwa korupsi adalah tindakan atau perbuatan yang
melawan hukum yakni dengan memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu kelompok
sehingga pada akhirnya berdampak buruk pada keuangan negara atau perekonomian negara.
Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam melawan terjadinya
korupsi, korupsi masih sangatlah rentan terjadi. Korupsi di Indonesia sudah kerap terjadi, mulai
dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Dikarenakan hal ini banyak orang yang
menormalisasikan korupsi. Hal ini tidaklah dibenarkan jangan melihat korupsi dari besar
kecilnya tetapi dari baik atau buruknya, sekalinya hal itu buruk tetap buruk tidak ada alasan
untuk membenarkan hal yang buruk. Untuk mengatasi masalah ini perlu dilihat secara
mendalam apa yang menyebabkan terjadinya korupsi serta bagaimana cara mencegah
masalah tersebut.
Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi terjadinya korupsi dibagi menjadi 2 kategori
yaitu faktor internal dan eksternal. Secara singkat faktor internal dapat didefinisikan sebagai
faktor yang datang dari diri sendiri contohnya kerakusan, gaya hidup konsumtif, dan moral yang
tidak kuat. Hal - hal berikut dapat memicu terjadinya korupsi bila tidak segera ditanggapi.
Kemudian faktor eksternal dapat diartikan sebagai faktor yang didasari dari luar diri sendiri.
Faktor ini dapat meliputi faktor politik, faktor hukum, faktor ekonomi, atau faktor organisasi.
Melalui tekanan yang diberikan maupun keinginan serta kesempatan yang ada membuat orang
lebih memilih untuk melakukan korupsi bekerja dengan jujur.
Sebagaimana telah diatur di dalam UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, pasal 41
ayat (5) dan pasal 42 ayat (5) yang memiliki isi tentang hak dan peran masyarakat dalam upaya
menangani tindak korupsi. Peran masyarakat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi
sangatlah penting. Oleh sebab itu pemberantasan korupsi bukalah sepenuhnya tanggung jawab
Komisi Pemberantas Korupsi dan penegak hukum namun masyarakat serta penegak hukum
serta pemerintah harus bisa bekerja sama dalam menangani masalah ini bersama. Contoh
peran masyarakat dalam mengatasi tindak korupsi yaitu dengan memberantas korupsi di
daerah yang tidak tercakup dalam pengawasan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Untuk mencegah agar korupsi tidak terjadi dapat dilakukan beberapa hal, diantaranya
sebagai berikut. Pertama, membangun supremasi hukum dengan kuat. Suatu pemerintahan
harus memiliki hukum yang kuat agar orang-orang tidak dapat dengan mudah melakukan
korupsi serta lolos dengan mudah. Kedua, menciptakan kondusifitas nyata di semua daerah.
Sama seperti namanya pada daerah yang kondusif tidak akan terjadi. Ketiga, eksistensi para
aktivis. Dengan adanya aktivis yang bergerak melawan tindakan korupsi maka akan semakin
banyak orang yang melawan terjadinya korupsi. Keempat, menciptakan pendidikan anti korupsi.
Yaitu dengan menanamkan nilai anti korupsi sejak dini. Kelima, membangun pendidikan moral
dari kecil. Mengajarkan hal yang benar dan salah dari kecil. Keenam, pembekalan religi yang
intensif. Dengan memiliki pengajaran agama yang baik, kita belajar untuk selalu berbuat baik
dan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain.

Kesimpulan
Mau dengan alasan apapun korupsi tidak akan pernah dibenarkan terlebih saat masa
pandemi dimana semua orang sedang kesulitan secara materi, korupsi bisa dicegah dari kita
secara eksternal dan internal. Secara eksternal korupsi bisa dicegah dengan cara pelaporan,
kita sebagai masyarakat berhak untuk ikut serta memberantas korupsi jika ada hal yang
berpotensi melakukan korupsi atau secara sistem ada yang tidak benar maka kita bisa
melaporkan kepada pihak yang berwajib. Secara internal kita bisa mengokohkan moral diri kita
masing-masing, agar jika kita berada dalam suatu sistem yang berpotensi korupsi maka kita
bisa memilih mana yang benar dan salah, maka kita akan melakukan hal yang benar dan hal
yang salah kita tolak agar tidak terjadi kerugian pada orang lain.
Korupsi tidak akan hilang jika yang tertindas hanya diam, mereka akan semakin
menikmati hasil kejahatannya dan angkuh kepada yang kecil. Maka dari itu yakinlah untuk maju
dan melawan korupsi. Jangan takut karena kamu tidak sendiri.
Referensi
[1.]Mata Najwa-Surat terbuka untuk jokowi perbaiki program bansos
[2.]https://www.kpk.go.id/id/statistik/penindakan/109-statistik
[3.]https://acch.kpk.go.id/en/component/content/article?id=853:masyarakat-melawan-tindak-pida
na-korupsi
[5.]https://cerdika.com/penyebab-korupsi-dan-cara-mengatasinya/#:~:text=Faktor%20Organisas
i&text=Manajemen%20cenderung%20menutupi%20korupsi%20di,Kurang%20adanya%20telad
an%20dari%20pemimpin
[6.]https://www.kpk.go.id/images/pdf/Undang-undang/uu311999.pdf

Anda mungkin juga menyukai