Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PELATIHAN BT&CLS SMART EMERGENCY

NAMA :Ahmad Jazuli

NO.ABSEN :24

INSTANSI :Rsi Sultan Hadlirin Jepara

Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning/online (physical


distanching), peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu
menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan
pendapat yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan
menyelesaikan tugas, peserta wajib mengunggah melalui aplikasi system website
www.smartemergency.id pada hari pertama sesuai deadline yang sudah tertera pada
system tugas peserta.
Note: (File yang diunggah berbentuk dokumen/PDF)

1. Building Learning Commitmen (BLC)


Apa yang menjadi dasar bahwasannya anda diharuskan untuk mengikuti pelatihan
BT&CLS, dan apa motivasi anda serta apa yang anda harapkan dari mengikuti
pelatihan BT&CLS bersama Smart Emergency...? Jelaskan
Jawaban :
BTCLS merupakan salah satu pelatihan dasar bagi perawat dalam menangani
masalah kegawatdaruratan trauma dan gangguan kardiovaskuler. Motivasi ikut
BTCLS adalah bertujuan untuk memberikan pertolongan pada korban bencana atau
gawat darurat guna untuk mencegah kematian atau kerusakan organ Yang
diharapkan sebagai bekal dasar untuk untuk dapat memahami dan mampu
melakukukan penanganan pasien dengan kegawatdaruratan trauma dan
kardiovaskular baik di area pra rumah sakit atau intra RS

2. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)


Dalam pelayanan kegawatdaruratan khususnya di “Pre Hospital” sangat diperlukan
suatu sistem pelayanan Ambulance (PSC 119), dalam kondisi saat ini (Pandemic
Cov.19), hal apa saja yang perlu di perhatikan untuk Team dan Mobil Ambulance
saat beroperasi..?
Jawaban :
a. Menggunakan APD level 3 b. Menggunakan alat yang disposibel c. Jika
menemukan pasien yang tidak sadarkan diri, lakukan A-3 ( gunakan APD terlebih
dahulu), cek respon korban, memanggil orang terdekat, pulse check and breath
check, chest compression tetapi hands only CPR karena pada masa pandemi covid
19 tindakan bantuan pernafasan dengan mouth to mouth apabila diperlukan berikan
bantuan pernafasan dengan BVM (Bag Valve Mask), lakukan evaluasi setiap 2 menit
(5 sirkulasi) dan lakukan recovery position.

3. Etiko Legal Keperawatan Gawat Darurat


Apa yang anda lakukan ketika menemukan kasus Kegawatdaruratan dilapangan,
apakah anda di perbolehkan menolong korban tersebut, jika iya., apa dasar hukum
yang melandasi tindakan anda tersebut...? Jelaskan
Jawaban :
iya boleh Dasar hukum yang melandasi tindakan tersebut sudah tertuang didalam
UU Keperawatan UU No.38 Tahun 2014 Pasal 35, berisi tentang :  Ayat 1 Dalam
keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, perawat dapat melakukan
tindakan medis dan pemberian obat sesuai kompetensinya.  Ayat 2 Pertolongan
pertama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk menyelamatkan nyawa
klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut.  Ayat 3 Keadaan darurat sebagaimana
dimksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan
klein.  YANKES KONDISI GADAR PMK 47 / 2018 Dalam keadaan darurat untuk
penyelamatan nyawa seseorang atau pasien dan tidak ada dokter di tempat
kejadian, perawat dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya.

4. Cardio Pulmonary Resucitation (CPR)


Ketika pasien mengalami Henti Jantung (Cardiac Arrest) pada pasien Dewasa, Anak
dan Bayi, apa yang anda lakukan untuk menolong pasien tersebut, tentunya sesuai
dengan Algoritme AHA 2015 yang telah di update pada tahun 2020 untuk pasien
dengan Suspected or Confirmed Covid-19...? Jelaskan
Jawaban :
 Kurangi paparan penolong COVID 19,penting bagi penolong untuk melindungi diri sendiri
dan rekan kerja dari paparan infeksi. Sebelum memasuki tempat kejadian seluruh penolong
harus mengunakan APD yang sesuai untuk kewaspadaan infeksi

airbone maupun droplet,sesuaikan dengan rekomendasi APD setempat disesuaikan


dengan data epidemiologi terbaru dan availabilitas APD dimasing-masing alokasi. 
Batasi jumlah personel.  Pertimbangkan pengunaan alat RJP mekanik pada pasien
dewasa dan dewasa muda yang memenuhi kriteria tinggi dan berat badan. 
Komunikasikan status COVID-19 ke setiap penolong baru. Prioritaskan strategi
oksigenasi dan ventilasi dengan resiko aerosolisasi yang lebih rendah. meskipun 
Gunakan penyaring HEPA bil ada untuk seluruh ventilasi  Intubasi di awal
menggunakan pipa endotrakeal dengan cuff bila memungkinkan  Tugaskan
inkubator yang dengan kemungkinan terbesar untuk berhasil intubasi dalam
percobaan pertama  Hentikan kompresi dada untuk intubasi  Pertimbangkan
penggunaan video laringoskopi bila ada  Sebelum intubasi,gunakan bag-mask
device (atau T-piece pada neonatus) dengan penyaringan HEPA dan penyekat
kedap udara  Untuk dewasa, pertimbangkan oksigenasi pasif dengan nonbreathing
facemask sebagai alternatif bag-mask device untuk durasi pendek  Jika intubasi
harus ditunda,pertimbangkan supralottic airway  Minimalisir diskoneksi sirkuit
tertutup Pertimbangkan kelayakan untuk resusitasi  Tetapkan tujuan perawatan 
Sesuaikan panduan untuk membantu pengambilan keputusan, dengan
mempertimbangkan faktor resiko pasien terkait kemungkinan untuk bertahan hidup.
5. Airway And Breathing Management
Dalam kasus Airway and Breathing sering kali ditemukan ganguan atau bahkan
sumbatan jalan nafas, dalam situasi pandemik Covid-19 saat ini apa yang menjadi
poin penting ketika anda berhadapan dengan pasien suspected / confirmed Covid-19
untuk menangani pasien tersebut yang mengalami gangguan Airway and
Breathing...? Jelaskan
Jawaban :
a. Menggunakan APD level 3 b. Pakai alat yang bisa disposible atau yang dapat
disterilkan c. Pada ruangan yang tekanannya negatif d. Batasi orang yang ada
diruangan dalam melakukan tindakan e. Gunakan teknik intubasi yang
memaksimalkan keberhasilan intubasi dalam satu kali percobaan

6. Syok Management
Pasien Ny. M mengalami kecelakaan umur 40 tahun, diketahui terdapat fraktur
terbuka di Femur, berat badan 60 kg, kesadaran menurun (Somnolen), HR 150
x/menit, akral dingin, CRT 4 detik, RR 35 x/menit, TD 80/50 mmHg, kehilangan
darah 2.000 cc.
Tolong jelaskan kategori Syok yang dialami oleh pasien teresebut, dan hitung berapa
jumlah cairan yang di butuhkan oleh pasien diatas berdasarkan Estimated Blood
Loss (EBL)..?
Jawaban :
Termasuk dalam kategori syok Hipovolemik grade 3 ( 40%) Ny.M 40 thn Ku=
somnolen, akral dingin TD = 80/50 mmHg HR = 150x/m RR = 35 x/m BB = 60 kg
CRT = 4 detik Output darah = 2000 cc EBV=65X60=3900 EBL=40X3900=1560 ML

7. Trauma Capitis
Pada kasus Trauma Capitis atau Kepala, ada berapa tingkat kesadaran dan GCS..?
Jelaskan masing-masing poin-nya..!!
Jawaban :
GSC merupakan skala pengukuran kesadaran seseorang. Jika seseorang GCS-nya
15 berarti seseorang sadar penuh namun jika GCS-nya 3 berarti koma.
"GCS 13 sampai 15 itu cedera kepala ringan, GCS 9 sampai 12 itu cedera kepala
sedang dan GCS 3 sampai 8 itu cedera kepala berat.

8. Trauma Thorax and Abdoment


Pasien Tn. J diketahui umur 45 thn mengalami kecelakaan dan terdapat jejas di dada
sebelah kiri, terjadi peningkatan teknan JVP sebelah kiri, dan terjadi deviasi trakea
kesebelah kanan, RR 37 x/mnt, HR 125 x/mnt, TD 160/90 MmHg, pasien pucat, akral
dingin, CRT 4 dtk, ada jejas di Abdomen akibat trauma tumpul, dari data diatas
pasien mengalami kasus trauma dengan...? Jelaskan langkah-langkah yang anda
lakukan..!!
Jawaban :
Menurut FKUI (2001) penatalaksanaan kedaruratan yang di lakukan pada pasien
trauma abdomen adalah mengkaji ABCDE, lalu Pemasangan NGT untuk
pengosongan isi lambung dan mencegah aspirasi, Kateter dipasang untuk
mengosongkan kandung kencing dan menilai urin yang keluar (perdarahan).
Pembedahan/laparatomi (untuk trauma tembus dan trauma tumpul jika terjadi
rangsangan peritoneal : syok , bising usus tidak terdengar . prolaps visera melalui
luka tusuk , darah dalam lambung, buli-buli, rektum , udara bebas intraperitoneal ,
lavase peritoneal positif , cairan bebas dalam rongga perut

~ Selamat Mengerjakan ~

Anda mungkin juga menyukai