Anda di halaman 1dari 4

Syllabus Yang Dinegosiasikan

Syllabus yang dinegosiasikan melibatkan guru dan murid bekerja sama untuk membuat keputusan pada
banyak bagian dari proses mendesain kurikulum. Syllabus yang dinegosiasikan disebut juga syllabus
proses (Breen,1987). Katabproses dalam istilah ini menunjukkan bahwa bagian penting dari syllabus ini
adalah berfokus pada bagaimana syllabus dibuat daripada apa yang ada di dalamnya.

Clarke (1991) memandang ketertarikan dalam silabus ini berasal dari metodologi humanis seperti
komunitas belajar bahasa yang berfokus pada pembelajar sebagai pusat dengan menekankan kebutuhan
pembelajar, otonomi dan keindividuan pembelajar dan penelitian strategi pembelajar. Breen dan
Littlejohn (2000b:272-3) memaparkan situasi-situasi di mana sylabus yang dinegosiasikan diperlukan:

1. Saat guru dan murid memiliki latar belakang berbeda.


2. Saat waktu yang ada singkat dan kbanyak pilihan harusbd ibuat.
3. Saat ada sekelompok murid yang sangat beragam ada keperluan menemukan fondasi pemikiran
yang sama
4. Saat analisis kebutuhan awal tidak mungkin dilakukan
5. Saat tidak ada buku pelajaran
6. Saat pengalaman masa lalu pembelajar harus menjadi bagian dari pelajaran.
7. Saat kursus bersifat eksplorasi dan tak terbatas.

Tekanan terkuat untuk silabus yang dinegosiasikan timbul pembelajar memiliki pengalaman dan
keahlian yang pembelajar lain dapat belajar dari mereka (Norris and Spencer (2000) untuk
penggambaran kuliah melibatkan guru-guru sekolah menengah atas) dan di mana kebutuhan
pembelajar tidak terlalu jelas untuk mengajar kuliah/pelajaran tersebut.

Breen and Little john (2000a: 30-31) memandang cakupan dari keputusan untuk bernegosiasi terbuka
termasuk seluruh bagian dari lingkaran pusat dari diagram kurikulum desain , seperti tujuan, isi, urutan,
format dan presentasi, monitoring dan asesmen. Breen dan Little john (2000a:34-38)
mengidentifikasikan negosiasi dari tujuan, isi, presentasi atau asesmen dari silabus dapat terjadi di
beberapa level dari detail atau generalisasi dari negosiasi tugas khusus di kuliah, urutan tugas, seri
pelajaran, kuliah keseluruhan atau kurikulum yang lebih luas. (Gambar 10.1)

Silabus yang dinegosiasikan melibatkan langkah-langkah (1) menegosiasikan tujuan, isi format, dan
asesmen dari pelajaran,(2) perwujudan keputusan-keputusan yang dinegosiasikan, (3) mengevaluasi
akibat dari perwujudan dalam hal hasil dan cara perwujudan dilakukan. Lalu kembali ke tahap (1).

T
Daur negosiasi dapatv
diterapkan untuk setiap
level dari piramida
kurikulum.

Tugas

Urutan Tugas

Seri Pelajaran
Keputusan yang
dinegosiasikan-
Tindakan-Evaluasi

Tujuan isi cara


kerja evaluasi

Isi

Gambar 10.1 Silabus Proses

Satu contoh Silabus yang dinegosiasikan adalah persiapan pelajaran dari sekelompok mahasiswa pasca
sarjana yang berasal dari berbagai negara dan akan belajar dalam lingkup disiplin yang luas dalam
bahasa inggris. Mereka beerdiskusi dan bernegosiasi mengenai aktivitas dalam perkuliahan dengan
dosen. Hal ini dilakukan 2 minggu setelah pertemuan pertama. Ini merupakan contoh konservatif dari
silabus yang dinegosiasikan. Alasan mengapa silabus yang dinegosiasikan tidak dilakukan dari awal
pertemuan karena mereka belum nyaman dengan situasi saat pertemuan pertama, belum menjalani
kuliah sebelum masuk universitas. Hal ini juga disebabkan karena dosen memiliki peranan penting dalam
perkuliahan dan bisa mempengaruhi negosiasi dan dosen memiliki kredibilitas untuk mengontrol
mereka.

Ada banyak situasi ketika negosiasi dimulai antara murid dan guru pada saat pertemuan pertama. Boon
(2005) memulai pada hrari pertama karena murid-muridnya memiliki kursus singkat. Macalister (2007)
memperhatikan pertemuan yang cepat kebutuhan ESP dari murid teknik dan menggunakan ranking dan
pembentukan konsesnsus aktivitas di kelas pertama .

Irujo (2000) melakukan negosiasi silabus dari mata kuliah metodologi pengajaran pada kelas MA terbaik
dengan memaparkan silabus kuliah yang isinya tidak bisa dinegosiasikan tetapi metodologi pengajaran,
prosedur dan tugas bisa dinegosiasikan.

Persyaratan untuk silabus yang dinegosiasikan

Breen (1987) menggambarkan keputusan yang dinegosiasikan di dalam silabus proses dan materinya.
Berikut ini termasuk keputusan yang didiskusikan oleh guru dan murid dalam silabus proses:

1. Prosedur negosiasi meliputi bagaimana dan kapan bernegosiasi, siapa yang bertanggung jawab
melakukan negosiasi dan apa yang harus dinegosiasikan.
2. Rencana perkuliahan:partisipasi meliputi tugas individu, tugas bergrup atau tugas yang
dilakukan berdua.
3. Rencana perkuliahan:prosedur meliputi aktivitas apa yang efektif, bermain peran, tugas
melengkapi bagian informasi, menulis terpandu, membaca ekstensif, drill dan berapa lama,
bagaimana aktivitas ini dilakukan dan apa hasilnya.
4. Rencana perkuliahan: tujuan pembelajaran meliputi apa fokus dari pembelajaran misalnya
meningkatkan kelancaran berbicara atau meningkatkan kosakata murid.
5. Evalusasi perkuliahan sebagai langkah yang berkelanjutan dan menuju kembali ke negosiasi.
Cakupan evaluasi meliputi partisipasi, aktivitas, dan hasil pembelajaran. Breen (1987)
mengemukakan bahwa evaluasi adalah elemen kunci yang menuju kembali berpikir dan
bernegosiasi.
6. Sumber dan materi belajar yang harus tersedia dalam jumlah banyak.

Silabus-silabus dengan elemen bernegosiasi


Clarke (1989) menyatakan beberapa aspek dari silabus dinegosiasikan sedangkan sisanya berada
di bawah pengawasan guru atau pembuat kurikulum. Ada beberapa cara pembagian silabus
seperti di bawah ini:
1. Pelajaran atau waktu yang tetap untuk aktivitas yang telah dinegosiasikan misalnya satu jam
setiap Jumat siang untuk aktivitas yang sudah dinegosiasikan.
2. Partisipasi, prosedur, tujuan belajar, evaluasi terbukan untuk dinegosiasikan. Clarke (1989)
menyarankan menyemangati murid untuk mengambil alih beberapa aktivitas penilaian.
3. Kelas-kelas untuk satu atau lebih keahlian bahasa misalnya aktivitas bebas berbicara
direncanakan melalui negosiasi atau tipe aktivitas membaca yang akan mereka lakukan.
4. Satu atau lebih bagian dari lingkaran dalam dari desain kurikulum diagram terbuka untuk
negosiasi.

Breen dan Littlejohn (2000a) koleksi laporan dari implementasi silabus yang dinegosiasikan
menyediakan sumber berharga untuk guru terapkan di kelas mereka.

Negosiasi Penilaian
Breen dan Littlejohn (2000a:40) menemukan ada 4 faktor utama yang mempengaruhi feedback
melalui penilaian:
1. Panjangnya terhadap murid yang sadar terhadap kriteria yang digunakan.
2. Penekanan relatif yang diberikan terhadap apa yang mereka capai dibandingkan kegagalan.
3. Kebetulan antara feedback yang berfokus dan apa yang murid ketahui sebagai hal yang sulit
untuk mereka.
4. Apakah mereka percaya mereka bisa bertindak berdasarkan dasar dari feedback.

Smith (2000) menggambarkan cara yang sangat efektif dari negosiasi penilaian. Penilaian dilihat
dari hasil tes, tugas, partispasi kelas, tugas rumah dan proyek kelas. Tabel 10.1 menyediakan
sampel penilaian yang dinegisiasikan dalam dua cara:

1. Komponen dan persentase berat dari komponen penilaian dinegosiasikan dengan kelas.
2. Setiap individu menegosiasikan marks khusus dengan guru.

Penilaian yang dinegosiasikan ini sangat efektif dan termasuk 4 faktir yang disebutkan
sebelumnya yaitu kesadaran kriteria penilaian, fokus yang positif, relevan dan formatif.

Ide dari silabus yang dinegosiasikan menimbulkan pertanyaan tentang peran guru dan bukun
komersial yang diproduksi (Richards, 1993).

Tabel 10.1

Komponen Berat % Nilai Murid Nilai Guru


Mengerjakan Pekerjaan 10 8 6
Rumah
Level dari pekerjaan 20 16 17
rumah
Partisipasi kelas 10 9 7
Kemajuan individu 10 5 8
Proyek 30 26 27
Hasil tes 20 15 15
Total 100 79 80

Bahkan perkuliahan menggunakan buku teks dan memilikinsilabus dan sebuah set dari tes, madih
terdaopat banyak kesempatan untuj bernegisiasi khususnya bagaimna aktivitas dpembelajaran dan
oenilaian dilakukan.

Kerugian dan keuntungab dari silabus yahg dinegosiasikan

Kerugian dari silabus yang dinegosiasikan ada dua. Pertama, kurangnya pengetahuan dan pengalaman
dari guru dan murid. Murid boleh jadi tidak cukup tahu mengeanai lingkup pilihan sedangkan guru
merasa silabus ini mengurangi peran dan status guru. Kedua, silabus yang dinegosiasikam sepenuhnya
memerlukan keahlian guru dan waktu dalam menilai dan membuat sumber.

Been dan Littlejohn (2000b:273-281) mendiskusikan faktor penghambat penerapan silabus ini. Faktoe
pembelajar khususnya sangat la dalam Holme dan Chalauisaeng (2006) naratif dari respon murid dalam
bernegosiasi dalaam kelas EAP di universitas di Thailand.

Table 10.2
Faktor dari pembelajar have

Anda mungkin juga menyukai