Anda di halaman 1dari 8

Rangkuman Materi Virus

A. Pengertian Virus
Virus bukanlah suatu sel, melainkan hanya merupakan partikel yang mengandung
materi genetik dan protein yang dapat memasuki atau menginfeksi sel hidup. Sel
hidup yang diinfeksi kemudian dikendalikan oleh virus untuk menghasilkan materi
genetik dan bagian-bagian lain dari virus tersebut. Selanjutnya terbentuklah virus-
virus baru dalam sel hidup yang diinfeksinya. Materi genetik yang terkandung dalam
virus dapat berupa DNA atau RNA. DNA atau RNA ini dibungkus dalam selubung
protein khusus dengan bentuk yang berbeda-beda. Reproduksi atau
perkembangbiakan virus hanya dapat terjadi pada sel hidup yang diinfeksinya. Oleh
karena itu, semua virus merupakan parasit obligat, artinya semua virus betul-betul
hanya dapat hidup sebagai parasit.
B. Karakteristik Virus
Pada tahun 1852, seorang ahli botani Rusia bernama D.J. Ivanovsky berhasil
mengekstrak saripati daun tembakau yang terkena penyakit mosaik. Pada saat ekstrak
ini disaring dengan saringan bakteri, ternyata ekstrak tersebut masih mampu
menginfeksi daun tembakau lainnya. Pada tahun 1898, Dutchman Beijerink memberi
nama “virus” yang berarti racun untuk menggambarkan “sesuatu” yang terdapat pada
ekstrak tumbuhan yang dapat menginfeksi, tetapi berukuran lebih kecil dari bakteri.
Virus tersebut dinamai virus mosaik seperti yang dapat kamu lihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Virus TMV (Tobacco Mozaic Virus): Virus TMV berbentuk batang yang
terlihat di bawah mikroskop elektron dengan perbesaran 85.000 x.
Setelah penemuan “sesuatu” dalam ekstrak daun tembakau yang sakit tersebut, para
ahli dengan tekun terus melakukan penelitian-penelitian untuk mengungkap apakah
virus itu? Penemuan-penemuan tentang virus terus berlanjut. Namun, pengetahuan
tentang virus baru berkembang setelah ditemukannya mikroskop elektron pada tahun
1930. Hal ini terjadi karena virus merupakan mikroorganisme yang berukuran sangat
kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan perbesaran yang ada pada mikroskop
elektron. Bentuk mikroskop elektron
dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Seorang ilmuwan yang sedang mengamati spesimen melalui


mikroskop elektron resolusi tinggi. Virus hanya dapat diamati strukturnya dengan
Sumber: Biology, Barrett menggunakan mikroskop elektron.
C. Ciri -Ciri Virus
1. Tidak memiliki bentuk sel (aseluler).
2. Berukuran antara (20 – 300) milimikron.
3. Hanya memiliki satu macam asam nukleat saja yaitu ADN (asam dioksiribo
nukleat) atau ARN (asam ribo nukleat).
4. Berupa hablur atau kristal dengan bentuk yang bervariasi; oval,memanjang,
silindris, kotak dan lain-lainnya.
5. Tubuhnya tersusun atas kepala, kulit selubung (kapsid) yang berisi ADN atau ARN
saja dan serabut ekor.
Sebagai contoh untuk kita pelajari adalah morfologi dan struktur Bakteriofage, yaitu
virus yang mampu menyerang bakteri Escherichia coli.
1. Bagian kepala.
Bagian ini dibungkus oleh selubung protein yang disebut kapsid, sebagai pemberi
bentuk tubuh virus. Kapsid berupa selubung yang terdiri dari monomer identik
yang masing-masing terdiri rantai polipeptida.
2. Isi tubuh
Tubuh virus tersusun atas materi genetik atau
molekul pembawa sifat-sifat yang dapat
diturunkan berupa ADN atau ARN saja. Virus
yang isi tubuhnya berupa ADN antara lain:
Papova virus, Herpes virus, Adeno virus,
Poxvirus. Adapun tubuhnya yang berisi ARN
antara lain: Paramyxo virus, Rhabdo
virus,Reovirus, Picorna virus, Toga virus. Di
dalam tubuh, virus tidak memiliki organel-
organel sel seperti mitokondria, ribosom dan
lain-lainnya.
3. Ekor
Ekor merupakan alat untuk kontak ke tubuh
organisme yang diserangnya. Ekor terdiri atas
tabung bersumbat yang dilengkapi dengan
serabut-serabut/benang-benang. Bentuk virus bervariasi, seperti gambar di
samping
D. Ukuran Virus
Virus berukuran sangat kecil sehingga masih dapat lolos dari saringan yang sudah
tidak dapat dilalui bakteri. Virus adalah organisme terkecil yang berukuran antara 20
nanometer (nm) sampai 300 nm. 1 nano meter adalah 1/1.000.000.000 meter. Rata-
rata ukuran virus adalah 50 kali lebih kecil daripada bakteri. Jika bakteri baru dapat
kita amati dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 1.000 kali,
berapa perbesaran yang dibutuhkan untuk melihat virus yang berukuran 50 kali lebih
kecil dari bakteri? Tentu dibutuhkan perbesaran yang jauh lebih besar. Alat yang
dapat menyediakan perbesaran sebesar itu hanyalah mikroskop elektron yang mampu
memperbesar objek 200.000-400.000 kali.
E. Struktur Virus
Gambar 2.3 Struktur virus: Virus dengan struktur sangat sederhana dari materi
genetik (RNA atau DNA), membentuk kapsid (protein pelindung) dan kadang-kadang
pembungkus luar atau “envelope”

Virus sebagaimana telah disinggung di atas, mempunyai struktur yang sangat


sederhana seperti terlihat pada Gambar 2.3. Virus hanya terdiri atas suatu materi
genetik berupa DNA atau RNA yang dikelilingi oleh suatu pro-tein pelindung yang
disebut capsid. Pada beberapa virus, seperti virus herpes dan virus influenza, dapat
pula dilengkapi oleh pembungkus atau “enve-lope”, dari lipoprotein (lipid dan
protein). Pembungkus ini merupakan membran plasma yang berasal dari sel inang
virus tersebut. Suatu virus dengan materi genetik yang terbungkus oleh pembungkus
protein disebut partikel virus atau virion.
F. Replikasi Virus
Seperti telah disebutkan virus hanya dapat berkembangbiak di dalam sel
hidup/jaringan hidup, misalnya di dalam jaringan embrio, jaringan tumbuhan maupun
di dalam jaringan hewan dan manusia.Bahan-bahan yang diperlukan untuk
membentuk bagian-bagianvirus baru diperoleh dari sitoplasma sel yang ditempatinya.
Proses perkembangbiakan virus disebut dengan istilah replikasi. Proses replikasinya
dimulai sejak kontak dengan sel inang hingga
terbentuknya virus-virus baru pada tahap akhir (lisis) telah berhasilditeliti oleh ahli-
ahli di bidang biologi (lihat Gambar 2.4).
Fase-fase yang terjadi selama proses reproduksi atau perbanyakan
bakteriofage dapat dibagi menjadi 7 tahapan seperti tertera pada Gambar
2.5, berikut ini.

Fase-fase yang terjadi:


1. Penempelan (adsorpsi) virus pada sel inang yang cocok.
2. Penetrasi (injeks) DNA virus ke dalam sel inang.
3. Awal pembentukan DNA virus dalam sel inang dan DNA sel inang yang
dihancurkan. Selanjutnya. dibentuk DNA virus.
4. Replikasi atau perbanyakan DNA virus.
5. Sintesis atau pembuatan protein pelindung virus.
6. Perakitan partikel virus baru.
7. Pembebasan partikel virus yang telah masak dari sel inang dengan memecah (lisis)
sel inang. Virus-virus baru yang dikeluarkan, kemudian dapat menginfeksi sel-sel lain
dan tahapan di atas dapat terulang kembali.

Fase lisogenik dapat terjadi karena sel bakteri mempunyai daya tahan atau
semacam daya imun yang menyebabkan virus tidak dapat bersifat virulen.
Akan tetapi, jika keadaan lingkungan berubah dan daya tahan bakteri berkurang,
keadaan lisogenik ini dapat berubah menjadi litik atau lisis. Dalam keadaan ini,
profage akan berubah menjadi virulen dan bakteri akan hancur (lisis) karena
terbentuknya virus-virus baru. Hubungan antara fase litik dan fase lisogenik
dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6. Hubungan fase litik dan fase lisogenik pada virus: Dalam keadaan
lingkungan tertentu, virus yang berada pada fase lisogenik dapat beralih ke fase litik
G. Virus dan Penyakit
Penyakit influenza, cacar, herpes, demam berdarah, hepatitis, AIDS, dan
flu burung merupakan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus.
Beberapa contoh penyakit dan virus penyebabnya dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.
Beberapa penyakit manusia yang disebabkan oleh virus
H. Mutasi pada Virus dan Munculnya Virus-Virus Baru
Penyakit flu burung dan SARS yang telah diceritakan pada awal bab
merupakan contoh-contoh penyakit yang ditimbulkan virus-virus “baru”. Dari
mana atau dari apa virus-virus ini serta “virus-virus yang mulai bermunculan” itu
berasal?
Telah diketahui tiga proses yang dapat menyebabkan munculnya penyakit-penyakit
virus. Penyebab utama terjadinya penyakit virus yang baru adalah mutasi dari virus-
virus yang sudah ada. Virus RNA cenderung memiliki kecepatan mutasi yang lebih
tinggi dibandingkan virus DNA. Beberapa mutasi dapat menyebabkan varietas virus
baru, yang dapat menyebabkan penyakit pada individu-individu yang sudah memiliki
imunitas atau kekebalan tubuh terhadap virus sebelumnya yang sejenis. Contoh yang
paling umum adalah pada virus influenza. Kita masih sering mengalami serangan flu
meskipun sudah sering terserang penyakit tersebut sebelumnya. Hal ini menunjukkan
bahwa virus tersebut kemungkinan telah mengalami mutasi. Jika virus tersebut tidak
bermutasi, seharusnya kita sudah mempunyai imunitas dari serangan yang pertama
dan tidak akan mengalami serangan berikutnya.
Penyebab kedua adalah penyebaran virus yang sudah ada dari satu inang ke inang
lainnya. Contohnya virus flu burung yang tadinya hanya dapat menyerang burung dan
unggas, ternyata sekarang dapat menyerang mamalia tertentu termasuk manusia.
Penyebab berikutnya adalah penyebaran penyakit virus dari satu populasi yang
terisolasi ke populasi yang lebih luas. AIDS, misalnya dahulu tidak pernah dikenal
dan hanya ditemukan pada populasi kecil kera di Afrika, tetapi sekarang dapat
menyebar hampir ke seluruh dunia. Pada kasus ini, faktor teknologi dan sosial
termasuk perjalanan antarnegara yang lebih mudah, teknologi transfusi darah,
hubungan seksual, dan penyalahgunaan narkoba, menyebabkan penyakit yang tadinya
tergolong langka ini menjadi fenomena global. Jadi sebenarnya, virus-virus yang
bermunculan sekarang ini bukanlah virus baru, melainkan virus lama yang bermutasi,
meluaskan teritori inangnya dan diperluas area penyebarannya akibat teknologi dan
hal-hal yang telah disebutkan di atas. Perubahan lingkungan yang alami atau yang
disebabkan manusia, dapat meningkatkan lalu lintas virus yang dapat menyebabkan
penyakit baru.
I. Kegunaan virus bagi kehidupan:
1. Sebagai bahan untuk pembuatan vaksin, yaitu dengan cara virus dilemahkan
atau dimatikan sehingga kemampuannya menimbulkan penyakit menurun atau
hilang. Jika vaksin ini diberikan kepada orang yang sehat orang tersebut akan
menjadi kebal terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus tertentu karena
didalam tubuh orang yang bersangkutan telah terbentuk antibodi.
2. Sebagai vektor dalam teknik rekayasa genetika.

Anda mungkin juga menyukai