Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH SEKOLAH PGRI

PADA ZAMAN BELANDA


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PGRI
Dosen pengampu : Drs. Praminto, M.Pd.

Disusun Oleh :

Isma Cintya Putri (21184202007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
Tugas Individu Ke-1
1. Nama-nama sekolah pada zaman belanda:

A. Sekolah Dasar (SD)

a) Eurospeesch Lagere School (ELS)


Siswa yang bisa bersekolah disini adalah keturunan Belanda, Eropa, serta
anak-anak dari bangsawan pribumi. Sekolah ini ditempuh selama tujuh tahun. ELS ini
berdiri tahun 1817, memakai bahasa Belanda untuk materi pembelajaran. Awalnya
ELS untuk keturunan Belanda saja, tetapi tahun 1903 rakyat prbumi bisa bersekolah
di ELS.
b.) Hollandsch Inlandsche School (HIS)
Sekolah Dasar yang berdiri tahun 1914. Materi yang dipelajari menggunakan
bahasa Belanda.Sekolah ini ditujukan untuk pribumi keturunan bangsawan dan tokoh
terkemuka.
c.) Hollandsch Chineesche School (HCS)
Berdiri memahami 1908 oleh pemerintah Belanda, HCS adalah Sekolah Dasar
untuk keturunan Tionghoa di Indonesia.

B. SMP
a.) Hoogere Burgerschool (HBS)
Sekolah ini adalah sekolah setingkat SMP. Yang boleh bersekolah di sini adalah
orang Belanda, Eropa, Tionghoa, dan rakyat Indonesia yang terpandang. Di sini, sekolah
selesai dalam waktu lima tahun.
b.) Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO)
Sekolah ini setara dengan sekolah menengah pertama .Pendidikan ditempuh
selama tiga tahun.Anak-anak lulusan ELS yang bersekolah di sini bisa menempuh
pendidikan selama tiga tahun.sekolah lain belajar selama empat tahun.

C. Sekolah Tingkat SMA

a.) AMS (Algemene Middelbare School)


AMS seperti sekolah menengah atas atau SMA. Di Algemeene Middelbare
School (AMS), siswanya belajar selama tiga tahun.
D. Perguruan Tinggi pada Zaman Belanda
a.) Sekolah Hakim Tinggi (Rechtskundige Hoage School (RHS))
Sekolah itu dinamakan Rechtsschool (Sekolah Hakim) yang didirikan pada tahun
1909 di Jakarta.Lama belajar 5 Tahun. Bahasa pengantarnya adalah bahasa Belanda.
Tamatan dari sekolah ini dijadiknan jaksa atau hakim pada pengadilan, namun mereka
belum bergelar sarjana hukum.
b.) School Tot Opleiding Van Inlansche Artsen (STOVIA)
STOVIA adalah sekolah pendidikan dokter . Sekolah ini dibuat agar ada dokter
dari kalangan rakyat Indonesia. Semua calon dokter di sana harus tinggal di asrama dan
mengenakan pakaian adat masing-masing daerah.

c.) Sekolah Teknik Wilhemina School atau KWS


Wilhemina School atau KWS yang terdiri atas dua bagian, yaitu bagian HBS 3
tahun dan bagian teknik. Kemudian pada ta hun 1911 bagian HBS dapat berdiri
sendiri, sehingga KWS itu menjadi sekolah teknik yang pertama di Indonesia.
Kemudian pada tahun 1912 di Surabaya didirikan sekolah semacam itu dengan nama
Koningin Emma School.

2. Kelompok sekolah guru zaman Belanda


a. Hollandsche Chineesche Kweekschool (HCK)
Sekolah yang Khusus untuk yang keturunan Tionghoa, didirikan Hollandsche
Chineesche Kweekschool (HCK) dengan bahasa pengantar bahasa Mandarin.

b. Kweekschool
Terdiri atas HIK (Holandsche Indische Kweekschool)yaitu sekolah guru bantu
yang ada di semua Kabupaten dan HKS (Hoogere Kweek School) yaitu sekolah
guru atas yang ada di kota besar seperti Jakarta, Medan, Bandung, dan Semarang.
c. Indonesische Nederlandsche School (INS Kayu Tanam)

Pada tahun 1926 Moh. Syafei mendirikan sebuah Perguruan yang dinamakan
Jndonesiche Nederlandsche School di Kayu Taman. Sekolah ini lebih terkenal dengan
nama "Perguruan Ruang Pendidik INS".

d.) EKS (Europeesche Kweek School)


Yaitu sekolah guru atas dengan bahasa pengantar Belanda, dan hanya
diperuntukan bagi orang Belanda, orang Arab/Tionghoa maupun orang pribumi yang
mahir sekali berbahasa Belanda. Itu pun hanya ada di Surabaya.

3. Organisasi guru zaman Belanda

a. Budi Utomo
Organisasi ini berawal dari gerakan dr. Wahidin Soedirohoesodo yang
berkeliling Jawa untuk mensosialisasikan pentingnya pendidikan
b. Sarekat Islam
Organisasi ini berawal dari organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) yang
didirikan oleh Haji Samanhudi di Solo tahun 1911.
c. Indische Partij
Indische Partij didirikan di Bandung tanggal 25 Desember 1912. Pendiri
organisasi ini antara lain Dr. E.F.E. Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi), R.M.
Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo.
d. Perhimpunan Indonesia
Organisasi ini didirikan di Belanda pada tahun 1908. Awalnya organisasi ini
diberi nama Indische Vereeniging oleh Sutan Kasayangan dan R.M. Noto Suroto.
Perhimpunan Indonesia memiliki majalah yang disebut sebagai Hindia Poetra dan
kemudian diubah menjadi Indonesia Merdeka.
f. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Pada awalnya, PNI adalah perkumpulan yang dibentuk Ir. Soekarno yang
bernama Algemeene Studie Club tahun 1925. Karena adanya perkumpulan ini,
berdirilah partai politik baru bernama Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tanggal
4 Juli 1927. Tokoh-tokoh yang tergabung adalah Ir. Soekarno, dr. Tjipto
Mangoenkoesoemo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo, Mr.
Sunaryo, Mr. Budiarto, dan Dr. Samsi. PNI bergerak dalam bidang politik,
ekonomi, dan sosial.

4. Sejarah berdirinya PGRI dan nama-nama pendiri PGRI


Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres
Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres
ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan,
lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat
dihapuskan. Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif
berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka
bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada
tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman
oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi
kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1. Memepertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar
kerakyatan;
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya
bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Jiwa
pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang
dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik
yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam
pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi
ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis.
Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia
dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI
tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.
5. ) Latar terbentuknya PGRI
Singkat cerita setelah proklamasi pada 17 Agustus 1945, para guru
menyelenggarakan Kongres Guru Indonesia pada 24-25 November 1945 di
Surakarta. Kongres ini pun juga menjadi awal berdirinya Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI).

PGRI berawal dari adanya sebuah organisasi perjuangan guru-guru pribumi


pada zaman Belanda yang berdiri pada tahun 1912 bernama Persatuan Guru Hindia
Belanda (PGHB). Organisasi tersebut bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari
para guru bantu, guru desa, kepala sekola, dan pemilik sekolah. Akibat kesadaran
kebangsaan dan semangat perjuangan maka para guru memperjuankgan persamaan
hak dan posisi terhadap pihak Belanda. Semangat tersebut pun semakin berkobar dan
telah mengubah perjuangan guru tidak hanya perbaikan nasib tetapi perjuangan
kesamaan hak dan posisi dengan Belanda. Lalu pada tahun 1932, PGHB pun diubah
menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) dan sontak membuat pemerintah Belanda
kaget dan tidak senang atas adanya perubahan nama organisasi tersebut. Namun
setelah Jepang mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia, segala organisasi
pun dilarang hingga sekolah ditutup sehingga berdampak pula terhadap mandegnya
aktifitas PGI.

Anda mungkin juga menyukai