BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis-jenis pekerjaaan yang sesuai dengan stop watch time study adalah sebagai
berikut:
1. Repetitive dan uniform
2. Macam kerja yg dilakukan homogen-tidak variatif
• Ketidakseimbangan beban kerja dari grup pekerja yang ada dimana satu
pekerja terlihat sibuk dan terlibat langsung dengan tugas pelaksanaan
perbaikan sedangkan yang lai terlihat menganggur.
• Kegiatan menunggu (delay).
• Bercakap-cakap dengan supervisor atau atasan laindengan asumsi bahwa
percakapan tersebut berkaitan dengan pekerjaan.
Mennetukan jumlah sampel pengamatan dalam sampling kerja adalah sebagai
berikut:
• Tingkat ketelitian (degree of accuracy) dari hasil pengamatan.
• Tingkat kepercayaan (level of convidence) dari hasil pengamatan.
Dengan asumsi bahwa terjadinya kejadian seorang operator akan bekerja atau
menganggur mengikuti pola distribusi normal
Frekuensi pengamatan pada hakekatnya tergantung pada jumlah pengamatan
yang diperlukan dan waktu yang tersedia untuk pengumpulan data yang
direncanakan. Sebagai contoh apabila diketahui bahwa 3600 kali pengamatan
harus dikerjakan dan kemudian studi direncanakan untuk diselesaikan dalam
waktu 30 hari, maka setiap hari kerja akan diperlukan 3600 / 30 yaitu sebesar
120 kali pengamatan
sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah bagian sub
assembly.
2. Operasi
Semua pilihan yang mungkin terjadi dalam proses pengolahan,
pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya,
serta alat-alat dan perlengkapan yang digunakan perlu
dipertimbangkan. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan
menghilangkan, menggabungkan, merubah, atau menyederhanakan
operasi-operasi yang terjadi.
3. Pemeriksaan
Pemeriksaan perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas maupun
kuantitas suatu obyek untuk memenuhi standar atau ketentuan yang
sudah ditetapkan supaya produk tersebut dapat dikatakan baik atau
memenuhi syarat. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan
teknik pengambilan sampel untuk mengetahui kondisi suatu obyek
atau produk.
4. Waktu
Semua alternatif mengenai cara kerja, jenis peralatan dan
perlengkapan yang digunakan perlu diperhatikan untuk
menyederhanakan waktu yang dipergunakan.
Tampak pada peta betapa gerakan tangan banyak yang tidak efisien.sebagai
contoh, 3 langkah pertama tangan kanan hanya menunggu. Sedangkan
langkah 9-12, tangan kanan dan kiri bersama-samamenggeser kotak yang
penuh ke depan, dan menggeser kotak kosong ke dekat meja operator.
Beberapa peluang perbaikan terlihat misalnya pada:
Tampak disini ada perbaikan tata letak, dimana komponen tinggal diambil
dari jarak dekat dan ditempelkan di roda gerinda. Sedangkan lubang jatuh
membuat penanganan barang jadi lebih mudah. Di sini roda gerinda menjadi
dua, sehingga kedua tangan sama-sama bekerja secara paralel, sekali operasi,
dua komponen sekaligus bisa gerinda. Sedangkan pada peta sebelumnya,
sekali gerinda hanya satu komponen.
Jika operasi kerja tersebut berdiri sendiri menjadi elemen kerja, maka akan terjadi
sedikit kesulitan dalam mengukur waktu bakunya. Sementara operasi kerja yang
berdiri sendiri menjadi elemen kerja merupakan operasi kerja yang membutuhkan
waktu cukup lama dalam pengerjaannya. Jika operasi kerja tersebut digabungkan
dengan operasi kerja lainnya, maka akan memperbesar waktu proses elemen kerja
tersebut. Misalnya inspeksi, operasi menyekrup berdiri menjadi suatu elemen kerja.
Aktivitas elemen kerja lebih sedikit dari pada aktivitas pada operasi.
(www.mmt.its.ac.id/liberary/wpconten)
Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari obyek dan berakhir
bila obyek sudah ditemukan. Tujuan dari analisa therblig ini adalah
untuk menghilangkan sedapat mungkin gerak yang tidak perlu. Mencari
merupakan gerak yang tidak efektif dan masih dapat dihindarkan
misalnya dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan pada tempat
yang tetap sehingga proses mencari dapat dihilangkan.
2. Memilih
Memilih adalah elemen Therbligs yang merupakan gerakan kerja
menemukan/memilih suatu obyek di antara dua atau lebih obyek yang
sama lainnya. Elemen Therbligs ini dimulai pada saat tangan dan mata
mulai bergerak memilih dan berakhir bila obyek yang dikehendaki sudah
ditemukan. Elemen memilih biasanya mengikuti langsung elemen
therbligs mencari (search). Batas antara memulai memilih dan akhir dari
mencari agak sulit untuk ditentukan karena ada pembaharuan pakerjaan
di antara dua gerakan tersebut yaitu gerakan yang dilakukan oleh mata.
Gambar 4.6 memperlihatkan aktivitas memilih.
Selain peta kerja dapat digambarkan menurut aliran kerja manusia yang bisa juga
dikaitkan dalam interaksi kerjanya dengan mesin atau fasilitas kerja lainnya dalam
sebuah sistem manusia-mesin dan aliran material, maka peta kerja juga dapat
digambarkan secara berbeda menurut derajat detail.
Proses perancangan sistem kerja merupakan suatu kegiatan yang bersifat siklus,
mulai dari merencanakan, merancang, mengevaluasi, memperbaiki dan kembali
merencanakan. Dengan pengaturan yang baik, seorang perancang harus mampu
menghasilkan rancangan sistem kerja yang terbaik untuk saat itu. Dalam perancangan
stasiun kerja, seorang perancang dapat mengiktui tahapan berikut:
Tahap 1. Penentuan Stasiun Kerja
Pada tahap ini perancangan mengidentifikasi kebutuhan stasiun kerja yang akan
dirancang. Pada dasarnya stasiun kerja dapat dibagi atas tiga, yaitu:
- Stasiun kerja permesinan, misalnya: bubut, milling, drilling
- Stasiun kerja perakitan
- Stasiun kerja inspeksi
Penentuan kebutuhan stasiun kerja inti dapat diperoleh dengan melakukan analisis
terhadap permintaan (order) dalam bentuk gambar produk dan atau contoh produk jadi.
Analisis produk ini juga memperhatikan:
- Spesifikasi produk, dari segi dimensi dan kualitas
- Kemungkinan komponen produk yang tidak diproduksi sendiri (subkontrak)
- Bentuk rangkaian produksi yang akan dijalankan (mass production atau tidak)
- Kapasitas produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan produk
c. Diagram Aliran, untuk memberikan gambaran visual yang lebih jelas sebelum
diambil keputusan perubahan langkah-langkah kerja.
Dalam merancang sebuah stasiun kerja, ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
a) Operasi Kerja
Operasi kerja merupakan gabungan dari berbagai operasi kerja. Operasi
kerja yang digabungkan menjadi operasi kerja merupakan operasi yang
terlalu sedikit waktunya jika diukur sehingga di perlukan penggabungan agar
waktu pada operasi kerja menjadi dapat diukur. Jika operasi kerja tersebut
digabungkan dengan operasi kerja lainnya, maka akan memperbesar waktu
proses operasi kerja pada operasi kerja. Misalnya inspeksi, operasi
menyekrup berdiri menjadi suatu operasi kerja. Aktivitas operasi kerja lebih
sedikit dari pada aktivitas operasi kerja.
(www.mmt.its.ac.id/liberary/wpconten)
b) Stasiun Kerja
Merupakan sebuah lokasi yang terletak pada lintasan produksi dimana
beberapa operasi kerja dilaksanakan untuk membuat produksi tersebut.
Pengelompokan operasi-operasi kerja ke dalam stasiun-stasiun kerja
diusahakan untuk mempunyai waktu operasi yang sama.
Tujuan pengelompokan pada stasiun kerja agar mendapatkan Balance
Delay yang rendah. Balance Delay adalah ukuran ketidakseimbangan
lintasan produksi. Balance Delay (BD) atau sering disebut balancing loss
merupakan perhitungan ketidak-efisienan karena disebabkan oleh ketidak
sempurnaan alokasi kerja diantara stasiun kerja.
(www.mmt.its.ac.id/liberary/wpconten)
c) Waktu Stasiun
Waktu stasiun adalah jumlah waktu dari satu atau beberapa operasi kerja
yang dilakukan dalam suatu stasiun kerja.
Metode yang digunakan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan kerja
adalah sebagai berikut:
Identifikasi Maksud Dan Tujuan Operasi Kerja
(Perancangan komponen benda kerja, Pemilihan material, penetapan proses
manufacturing, perencanaan proses set-up mesin dan perkakas, perbaikan
kondisi lingkungan kerja, perencanaan proses pemindahan bahan)
Analisa Kerja dan Prinsip Ekonomi Gerakan
(prosedur yang dilakukan untuk menganalisa suatu operasi kerja baik yang
menyangkut suatu operasi kerja yang bersifat produktif atau tidak)
Aplikasi Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan
(Penggunaan badan/anggota tubuh manusia, tempat kerja, desain peralatan
kerja yang dipergunakan, eliminasi kegiatan, kombinasi gerakan atau
aktifitas kerja, penyederhanaan kegiatan)
Studi Gerakan Untuk Menganalisa Metode Kerja Yang Efektif Dan Efisien
(Mencari, memilih, memegang, menjankau/membawa tanpa beban,
membawa dengan beban, memegang untuk memakai, melepas)
(http://www.docstoc.com/docs/32590086/Modul-2)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
2 Baut Bt 6
4
3 Eyelet Ey
4
Roller Besar RB 4
1
5 Rumah Dinamo RD
1
6 Gear Dinamo GD
7 Gear Besar GB 1
8 Gear Kecil GK 1
2
9 Roller Kecil RK
12 Plat Depan PD 1
13 Bumper Belakang BB 1
1
14 Pengunci Body KB
15 Pengunci Dinamo KD
16 Dinamo D 1
6
17 Ring R
Bantalan Roller
18 BRB 4
Besar
2
19 Sekrup S
1
20 Tuas On-Off T
1
22 Penutup Baterei TB
1
23 Gardan 4WD
24 Roda Assy Rd 4
25 Chasis C 1
26 Body B 1
27 Baterai BTR 2
No. Operasi
1 Memasang plat belakang besar ke rumah dinamo
2 Memasang plat belakang kecil ke rumah dinamo assy
3 Memasang gear dinamo ke dynamo
4 Memasang dinamo assy ke rumah dinamo assy
5 Memasang gear besar ke chasis
6 Memasang roda kanan ke as roda belakang
7 Memasang eyelet kanan ke as roda assy belakang
8 Memasang as roda assy belakang ke chasis assy
9 Memasang eyelet kiri ke as roda chasis assy belakang
10 Memasang roda kiri ke as roda chasis assy belakang
11 Memasang rumah dinamo assy ke chasis assy
12 Memasang gardan ke chasis assy
13 Memasang penutup dinamo ke rumah dinamo chasis assy
14 Memasang gear kecil ke chasis assy
Waktu
No Proses
. Operasi Waktu Mulai Waktu Selesai Durasi (detik)
0 0 0 7 0 0 0 2 0 0 0 5
0 0 0 7 0 0 1 2 0 0 0 4
0 0 2 6 0 0 2 3 0 0 0 6
0 0 2 9 0 0 3 9 0 0 1
0 0 4 3 0 0 4 6 0 0 0 2
0 0 5 5 0 0 0 2 0 0 0 6
0 0 0 2 0 0 0 4 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 1 5 0 0 0 4
0 0 1 0 0 0 2 2 0 0 0 2
0 0 2 8 0 0 3 1 0 0 0 2
0 0 3 6 0 0 4 4 0 0 1 8
0 0 5 4 0 0 5 0 0 0 0 6
0 0 0 2 0 0 1 4 0 0 1 2
0 0 2 1 0 0 2 7 0 0 0 5
0 0 3 5 0 0 3 5 0 0 0 9
0 0 3 6 0 0 3 8 0 0 0 2
0 0 4 9 0 0 4 5 0 0 0 5
0 0 5 0 0 0 5 5 0 0 0 5
0 0 5 2 0 0 0 0 0 0 0 8
0 0 0 7 0 0 1 9 0 0 0 2
0 0 1 0 0 0 2 6 0 0 0 5
0 0 2 7 0 0 3 3 0 0 1 5
0 0 4 4 0 0 4 3 0 0 0 9
0 0 4 0 0 0 0 5 0 0 1 4
0 0 0 5 0 0 2 0 0 0 1 5
0 0 3 4 0 0 3 8 0 0 0 4
0 0 4 6 0 0 4 8 0 0 0 2
0 4 4 7 0 5 1 8 0 0 6 1
0 0 0 8 0 0 1 2 0 0 0 4
0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 0 7
0 0 2 4 0 0 4 8 0 0 2 4
0 0 5 3 0 0 5 6 0 0 0 2
0 5 9 3 0 6 4 6 0 0 4 3
0 0 3 7 0 0 3 3 0 0 0 6
0 0 3 7 0 0 0 9 0 0 2 2
0 0 1 6 0 0 1 5 0 0 0 9
0 0 1 3 0 0 1 7 0 0 0 4
0 7 9 4 0 7 0 5 0 0 1 1
0 0 5 3 0 0 5 0 0 0 0 7
0 0 5 4 0 0 5 3 0 0 0 8
0 0 2 0 0 0 3 2 0 0 1 1
0 0 4 3 0 0 5 5 0 0 1 2
0 0 0 4 0 0 0 2 0 0 0 8
0 0 0 3 0 0 1 6 0 0 0 2
0 0 1 4 0 0 2 3 0 0 0 9
Waktu:
Total : Operasi : 51..............................................454,7 detik
Inspeksi : 1................................................4,90 detik
Operasi
No. Kerja Predecessor
1 1 None
2 2 None
3 3 None
4 4 1,2
5 5 None
6 6 None
7 7 6
8 8 5,7
9 9 8
10 10 9
11 11 3,4
12 12 None
13 13 10,11,12
14 14 None
15 15 None
16 16 15
17 17 14,16
18 18 17
19 19 18
20 20 None
21 21 None
22 22 12,19,20,21
23 23 None
24 24 23
25 25 23
26 26 None
27 27 26
28 28 27
29 29 28
30 30 None
31 31 30
32 32 31
33 33 32
34 34 None
35 35 None
36 36 34,35
37 37 None
38 38 None
39 39 37,38
40 40 None
41 41 40
42 42 41
43 43 24,25,42
44 44 None
45 45 44
46 46 45
47 47 24,25,46
48 48 13,21
49 49 48
50 50 13,22,29,33,36,39,43,47,49
51 51 50
52 52 51
5"54"’
2 4 11
5"69"’
5 8 9 10 13
9"62"’ 3"15"’
6 7
6"63"’
12
14 21 48 49
15 16 17 18 19 22
8"27"’
20
5"84"’ 7"28"’ 4"90"’
50 51 52
26 27 28 29
30 31 32 33
24"83"’
5"80"’
34 36
3"29"’ 27"21"’
35
2"75"’
37 39
3"67"’
38
40 41 42 43
19"47"’
24
2"96"’
23
18"56"’
25
44 45 46 47
5"54"’
2 4 11
5"69"’
5 8 9 10 13
9"62"’ 3"15"’
6 7
6"63"’
12
14 21 48 49
15 16 17 18 19 22
8"27"’
20
5"84"’ 7"28"’ 4"90"’
50 51 52
26 27 28 29
Keterangan:
4"46"’ 4"45"’ 3"79"’ 23"40"’
30 31 32 33 = Stasiun 1
5"80"’
24"83"’
= Stasiun 2
34 36
27"21"’
= Stasiun 3
3"29"’
35 = Stasiun 4
2"75"’
= Stasiun 5
37 39
3"67"’
= Stasiun 6
38
= Stasiun 7
3"76"’ 1"90"’ 3"48"’ 21"11"’
40 41 42 43 = Stasiun 8
19"47"’ = Stasiun 9
24
2"96"’
23
= Stasiun 10
18"56"’
25 = Stasiun 11
7"13"’ 28"92"’
2"70"’ 2"85"’
= Stasiun 12
44 45 46 47
= Stasiun 13
= Stasiun 14
depan
Memasang eyelet kanan ke as roda
16 2.2
assy depan
Memasukkan as roda assy depan
17 8.54
ke chasis assy
Memasang eyelet kiri ke as roda
18 5.53
chasis assy depan
Memasang roda kiri ke as roda
19 6.84
chasis assy depan
Memasang plat depan ke chasis
20 4.59
assy
Memasang tuas on-off pada chasis
21 8.27
assy
Memasang penutup plat depan ke 34.02 5
22 15.58
chasis assy
23 Memasang baterai ke chasis assy 10.17
Memasang bumper belakang ke
24 2.96
chasis assy
22.43 6
Memasang sekrup kanan ke
25 19.47
bumper belakang chasis assy
Memasang sekrup kiri ke bumper
26 18.56
belakang chasis assy
27 Memasang baut ke bantalan roller 7.13
31.24 7
Memasang bantalan roller assy ke
28 2.7
roler besar
29 Memasang ring ke roller besar assy 2.85
Memasang roller besar assy ke
30 28.92 28.92 8
bumper chasis assy belakang kiri
Memasang baut ke bantalan roller
31 3.76 30.25 9
belakang kanan
32 Memasang bantalan roller assy ke 1.9
BAB V
ANALISA
roda belakang assy yang terdiri dari as roda yang digabung dengan roda belakang
kemudian digabung dengan eyelet. Selanjutnya sub assembly ini (as roda belakng assy)
digabungkan (diassembly) ke dalam chasis. Selain tersusun dari komponen – komponen
tunggal yang digabung, sub assembly juga terdiri dari komponen yang digabung dengan
sub sub assembly ataupun sub sub assembly dengan sub sub assembly yang lain.
Disebut sub sub assembly karena terdiri dari gabungan komponen yang dirakit dan
harus digabung dengan bagian lain untuk dirakit kembali menjadi sub assembly.
Contohnya sub sub assembly as roda belakang digabung dengan eyelet sehingga
menjadi sub assembly as roda belakang yang kemudian dipasang pada chasis. Selain itu
terdapat sub sub sub assembly yang merupakan bagian dari sub sub assembly. Contoh
sub sub sub assembly adalah pada plat belakang besar yang dipasang pada rumah
dinamo. Sedangkan diameter 12 merupakan operasi terakhir yang menunjukkan rakitan
suatu produk. Dalam proses kerja kali ini perakitan dilakukan pada Chasis yang
dilambangkan dengan A (Assembly Chasis ). Assembly chasis adalah seluruh proses
perakitan yang dilakukan pada chasis atau pemasangan komponen maupun sub
assembly pada chasis.
Dari gambar kita dapat mengetahui bahwa dibutuhkan 27 urutan proses A
Assembly Chasis untuk membuat sebuah Mini 4WD Standar, 11 sub assembly yang
tersusun dari sub sub assembly ataupun langsung tersusun dari komponen – komponen
yang digabung, serta proses inspeksi untuk menguji apakah hasilnya layak atau tidak.
Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antar
komponen – komponen penyusun Mini 4WD yang dapat digambarkan oleh sebuah
gambar-terurai. Sehingga kita dapat mengetahui proses yang harus dilakukan dalam
perakitan suatu produk dan dapat menentukan urutan proses terbaik yang dapat
dilakukan.
pemasangan elemen kerja mini 4WD tersebut. Pada OPC ini terlihat bahwa chasis
diletakkan di sebelah kanan, karena chasis merupakan landasan rakit utama.
Waktu penyusunan operasi kerja tiap operasi dapat kita ketahui dengan melihat
OPC. Dalam perakitan mini 4WD ini total waktu operasinya 454,7 detik, dengan waktu
total operasi untuk roller yaitu 252,29 detik. Waktu total untuk roller memakan waktu
banyak karena pada mini 4WD ini terdapat 6 roller, di mana untuk memasang masing-
masing roller membutuhkan assembly dari ring, bantalan, serta baut.
Waktu operasi kerja terlama pada perakitan mini 4WD ini yaitu ketika memasang
roller besar assy ke bumper chasis assy belakang kiri memakan waktu 28,92 detik, hal
ini karena pada saat memasang baut, mini 4WD dalam posisi miring, tidak di landasan
yang rata, sehingga mempersulit dalam memasang bautnya karena mini 4WD selalu
bergerak. Dan operasi kerja yang tercepat yaitu ketika memasang bantalan roller assy ke
roler besar membutuhkan waktu 1,9 detik, hal ini karena lubang pada roller besar rata,
tidak bergelombang, sehingga mempermudah dalam memasukkan bantalan roller assy
ke roller besar.
Pada perakitan mini 4WD ini, ada beberapa operasi yang sejenis, namun ternyata
waktu operasinya menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan, contohnya pada saat
memasang roller besar assy ke chasis assy bagian depan kanan dan chasis assy bagian
depan kiri. Terdapat perbedaan waktu 6,49 detik, hal ini dikarenakan pada saat
memasang roller besar assy pada bagian depan kiri, posisi mini 4WD sering berubah
karena operator berusaha mencari posisi yang nyaman untuk membaut, sehingga
manambah waktu pada saat memasang roller tersebut.
Dalam gambar tersebut juga terlihat bahwa inspeksi dilakukan selama satu kali pada
operasi terakhir yang dilakukan setelah semua komponen terpasang.
diagram adalah prosedur dasar untuk mengalokasikan proses-proses kerja dan melihat
hubungan suatu aktivitas untuk mendahului aktivitas yang lain. Dalam pengambaran
presedence diagram harus memperhatikan urutan pengerjaan dan operasi-operasi kerja
yang terkait. Presedence diagram harus digambarkan secara benar karena presedence
diagram ini akan di gunakan untuk pengelompokan operasi kerja dan pembuatan stasiun
kerja. Selain itu, presedence diagram juga digunakan sebagai alat penyeimbang lintasan
kerja agar ketika dikelompokkan menjadi stasiun kerja dapat seimbang antar staiun
kerja satu dengan yang lainya.
Dalam penggambaran presedence diagram perakitan mini 4Wd ini, hubungan antar
operasi kerja ditunjukkan dengan arah panah dan masing-masing operasi kerja di
tunjukkan dengan lingkaran yang berisikan nomor operasi kerja dan waktu operasi dari
proses tersebut. Dari presedence diagram ini juga dapat diketahui predecessor dari
masing-masing operasi kerja dimana operasi kerja yang harus dilakukan untuk
melakukan operasi kerja yang berikutnya. Dan predecessor ini pada nantinya akan
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan stasiun kerja. Contohnya sebelum
melakukan operasi pemasangan dinamo pada rumah dinamo assy maka diperlukan
adanya operasi pemasangan plat besar dan plat kecil pada rumah dinamo terlebih
dahulu. Operasi pemasangan plat besar dan plat kecil pada rumah dinamo inilah yang
disebut predecessor operasi pemasngan dinamo pada rumah dinamo. Tetapi ada juga
operasi kerja yang bersifat independen atau tidak memiliki predecessor seperti
contohnya adalah pada saat operasi pemasangan gear dinamo pada dinamo. Kita tidak
perlu melakukan operasi apapun terlebih dahulu sebelum memasang gear pada dinamo.
Oleh karena itu operasi ini bersifat independen atau tidak memiliki predecessor.
chasis assy. Arah panah menunjukkan kemana selanjutnya pergerakan proses perakitan
tersebut, contohnya arah panah dari stasiun 1 ke stasiun 2 memiliki arti bahwa setelah
material diproses pada SK 1, material dipindah ke SK 2 untuk mengalami proses
selanjutnya. Dan kotak menunjukkan bahwa objek sedang diinspeksi. Pada SK 14
terdapat symbol inspeksi dan proses, karena pada stasiun tersebut dilakukan proses
pemasangan penutup baterai, proses pemasangan body, proses pemasangan pengunci
body dan terakhir dilakukan inspeksi terhadap produk jadi.
Diagram alir yang kami rancang memiliki arah seperti di atas agar perakitan dengan
tidak memakan banyak tempat. Aliran proses tersebut mempentuk pola U shape. Dipilih
pola seperti ini dengan tujuan agar raw material dan storage final produk letaknya
berdekatan, sehingga pengontrolan terhadap final product bisa dilakukan sewaktu-
waktu serta sesuai untuk lokasi tempat kerja yang terbatas.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan praktikum “Perancangan Peta Kerja dan
Precedence Diagram“ ini adalah sebagai berikut:
Operasi kerja merupakan kumpulan dari beberapa elemen kerja. Elemen kerja
meliputi gerakan Therblig seperti menjangkau, memegang, dll. Sedangkan
operasi kerja contohnya memasang plat belakang besar ke rumah dinamo. Pada
operasi kerja perakitan mini 4WD ini, terdapat 52 operasi kerja, dimulai dari
pemasangan plat belakang besar pada rumah dinamo, sampai dengan inspeksi
terhadap mini 4WD yang telah selesai dirakit.
Dalam pembuatan assembly chart harus memperhatikan urutan perakitan
komponen-komponen dari perakitan mini 4WD tersebut.
Presedence diagram merupakan suatu diagram yang menunjukkan hubungan
antara operasi satu dengan operasi lainnya, di mana satu operasi tidak boleh
mendahului operasi sebelumnya. Diagram ini digunakan sebagai dasar untuk
menentukan stasiun kerja.
OPC (Operation Process Chart) merupakan suatu peta yang menggambarkan
urutan kerja mulai dari awal hingga akhir proses. Dalam pembuatan OPC
perakitan mini 4WD ini, kita harus benar-benar mengetahui seluruh operasi
kerja yang ada serta urutannya dan waktunya.
Flow diagram menunjukkan gambaran dari aliran material, dari stasiun yang
satu ke stasiun berikutnya.
6.2 Saran
Saran dari pelaksanaan praktikum “Perancangan Peta Kerja dan Precedence
Diagram“ ini adalah sebagai berikut:
Praktikan harus mencatat semua operasi yang ada serta mencatat waktu dari
masing-masing operasi untuk mempermudah dalam membuat daftar operasi
kerja.
Dalam membuat daftar operasi kerja, jangan sampai terjadi kesalahan,
karena daftar operasi kerja tersebut akan digunakan untuk membuat peta
kerja keseluruhan.
Sebelum melakukan praktikum modul 3 ini, diharapkan praktikan berlatih
terlebih dahulu dalam merakit mini 4WD agar pada saat praktikum,
praktikan tidak kebingungan dan tidak terjadi kesalahan.