Anda di halaman 1dari 6

IJHE 4 (2) (2016)

Indonesian Journal of History Education

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijhe

Pelaksanaan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013 di


SMA Negeri 1 Purwareja Klampok Tahun Pelajaran 2015/2016

Amin Nurohim,Bain, Andy Suryadi

Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) mengetahui pemahaman guru mengenai penilaian autentik;
Diterima Agustus 2016 2) mengetahui penerapan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru; 3) mengetahui kendala yang
Disetujui September 2016 dialami guru dalam melaksanakan penilaian autentik; 4) mengetahui upaya untuk mengatasi
Dipublikasikan Oktober kendala dalam pelaksanaan penilaian autentik. Metode penelitian yang digunakan yaitu
2016 menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, untuk memperoleh data digunakan
________________ metode wawancara, studi dokumentasi, dan observasi. Untuk menguji keabsahan data digunakan
Keywords: teknik triangulasi sumber dan teknik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model analisis
authentic assessment, interaksi. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) pemahaman guru mengenai penilaian autentik
historical learning, Kurikulum 2013 masih bersifat subjektif berdasarkan pengetahuan pribadi, belum sesuai teori; 2)
Curriculum 2013. pada proses penilaian autentik, guru telah mempersiapkan berbagai macam penilaian berdasarkan
____________________ Kurikulum 2013, tetapi pada pelaksanaannya belum seluruhnya sesuai dengan perencanaan yang
tercantum pada RPP; 3) kendala yang dialami adalah banyaknya teknik dan instrumen yang harus
dilaksanakan, sarana dan prasarana yang masih kurang, serta peraturan dari pemerintah yang sering
berubah-ubah; 4) upaya solusi yang dilaksanakan adalah mencoba setiap teknik yang ada, moving
class untuk mendapatkan sarana dan prasarana yang memadai, serta menjaga komunikasi dengan
guru lain dan pihak kurikulum.

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research are 1) knowing teachers' understanding of the authentic assessment; 2) knowing the
application of authentic assessment that had been conducted by the teacher; 3) knowing teacher’s problem in
implementing authentic assessment; 4) knowing the efforts to overcome the obstacles in the implementating
authentic assessment. The method is using qualitative approach with descriptive methods, to obtain the data
used interviews, documentary studies, and observations. To test the validity of the data used triangulation sources
and techniques. Data analysis was performed using analytical models of interaction. The result of this study
showed 1) teachers understanding about authentic assessment of Curriculum in 2013 is still subjective based on
personal knowledge, it doesn’t in line with the theory; 2) on the authentic assessment process , teachers have
prepared various assessment based on Curriculum 2013, but the implementation is not entirely in accordance
with the planning on lesson plan; 3) the problemss experienced were the number of techniques and instruments
that should be implemented the lack of facilities and infrastructure, and the government regulation were often
capricious; 4) efforts that had been conducted by the teachers are tried every technique, moving class to obtain
adequate facilities and infrastructure, and also keep in touch with other teachers and curriculum holder.

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6641
Gedung C5 Lantai 1 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: sejarahunnes@gmail.com

1
Amin Nurohim, dkk / Indonesian Journal of History Education 4 (2) (2016)

PENDAHULUAN pergeseran dalam melakukan evaluasi, yakni dari


evaluasi melalui tes (mengukur pengetahuan
Evaluasi dalam pendidikan merupakan berdasarkan hasil saja), menuju evaluasi autentik
salah satu komponen yang tak kalah penting (mengukur kompetensi sikap, keterampilan dan
dengan proses pembelajaran. Ketika proses pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).
pembelajaran dipandang sebagai proses Dalam evaluasi autentik, selain memperhatikan
perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi aspek kompetensi sikap (afektif), kompetensi
proses pembelajaran menjadi sangat penting. pengetahuan (kognitif) dan kompetensi
Evaluasi merupakan suatu proses untuk keterampilan (psikomotorik) serta variasi
mengumpulkan, menganalisa dan instrumen atau alat tes yang digunakan harus
menginterpretasi informasi untuk mengetahui memperhatikan input, proses dan output peserta
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh didik. Evaluasi hasil belajar peserta didik juga
peseta didik. Sistem evaluasi yang baik akan harus dilakukan pada awal pembelajaran
mampu memberikan gambaran tentang kualitas (evaluasi input), selama pembelajaran (evaluasi
pembelajaran sehingga pada gilirannya akan proses), dan setelah pembelajaran (evaluasi
mampu membantu pengajar merencanakan output).
strategi pembelajaran. Bagi peserta didik sendiri, Evaluasi yang tak direncanakan dengan
sistem evaluasi yang baik akan mampu baik tentunya akan menghasilkan informasi yang
memberikan motivasi untuk selalu kurang akurat terkait keberhasilan belajar siswa.
meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, guru dalam melakukan evaluasi
Dalam Kurikulum 2013 terdapat standar Kurikulum 2013 perlu memperhatikan aspek-
penilaian yang harus dipenuhi. Menurut aspek evaluasi Kurikulum 2013 yang terdiri dari
Permendikbud, standar penilaian pendidikan evaluasi sikap (efektif), evaluasi pengetahuan
adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, (kognitif), dan evaluasi keterampilan
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta (psikomotorik). Berdasar standar evaluasi dalam
didik. Acuan penilaian ini diperbarui dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 di
Permendikbud Nomor 104 2014 yang kemudian atas, fenomena yang terjadi pada guru di SMA
diperbarui lagi dengan Permendikbud Nomor 53 Negeri 1 Purwareja Klampok masih merasa
tahun 2015. Penilaian menggunakan acuan kesulitan dalam menerapkan standar evaluasi
kriteria yang merupakan penilaian kemajuan seperti yang sudah ditentukan dalam Kurikulum
peserta didik dibandingkan dengan kriteria 2013. Hasil pengamatan awal pada tanggal 28
capaian kompetensi yang ditetapkan. Skor yang Maret 2016 menunjukkan bahwa guru dalam
diperoleh dari hasil suatu penilaian baik yang mengajar masih merasa kesulitan dalam
formatif maupun sumatif seorang peserta didik menerapkan standar Kurikulum 2013, walaupun
tidak dibandingkan dengan skor peserta didik Kurikulum 2013 sudah digunakan oleh sekolah
lainnya namun dibandingkan dengan tersebut lebih dari 2 tahun, baik pada evaluasi
penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan kompetensi sikap, pengetahuan dan
(Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013). keterampilan. Fakta dilapangan menunjukan
Salah satu penekanan dalam Kurikulum bahwa evaluasi yang dilakukan masih banyak
2013 adalah evaluasi autentik. Evaluasi autentik berpatokan dari kurikulum terdahulu, yaitu
adalah kegiatan menilai siswa yang menekankan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses 2006.
maupun hasil dengan berbagai instrumen Perubahan elemen standar isi pada
evaluasi yang disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 membuat guru yang selama ini
kompetensi yang ada di Standar Kompetensi menggunakan evaluasi tradisional harus
(SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi mengubah evaluasinya yaitu menjadi evaluasi
Dasar (KD) (Kunandar, 2013:35-36). Dalam autentik berdasarkan tuntutan kurikulum.
Kurikulum 2013 mempertegas adanya Menurut Mulyasa (2013:66) evaluasi autentik

2
Amin Nurohim, dkk / Indonesian Journal of History Education 4 (2) (2016)

pada Kurikulum 2013 yaitu dari yang berfokus teknik, analisis data bersifat induktif/kualitatif,
pada pengetahuan melalui evaluasi output dan hasil penelitian ini lebih menekankan pada
menjadi berbasis kemampuan melalui evaluasi generalisasi. Teknik pengumpulan data yang
proses, portofolio dan evaluasi output secara utuh digunakan dalam penelitian ini adalah
dan menyeluruh. Evaluasi autentik meskipun wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
sesuai untuk menilai kemampuan siswa terutama Teknik analisis data yang digunakan adalah
pada aspek keterampilanya, tetapi belum semua analisis interaksi (interactive analysis models)
guru paham tentang cara pelaksanaan evaluasi dengan langkah-langkah yang tempuh adalah
autentik. Guru menerapkan evaluasi autentik pengumpulan data, reduksi data, sajian data,
hanya sebatas pemahamanya. Hasil wawancara penarikan simpulan atau verifikasi.
awal dengan guru SMA Negeri 1 Purwareja
Klampok, mengaku masih mengalami kesulitan HASIL DAN PEMBAHASAN
memahami kurikulum pendidikan tahun 2013,
dan masih terbiasa dengan sistem kurikulum SMA Negeri 1 Purwareja Klampok bediri
terdahulu, terutama dalam hal penilaian tanggal 9 Nopember 1983. Pada awal berdiri
terhadap peserta didik (wawancara Drs. Slamet SMA Negeri 1 Purwareja Klampok hanya
A.Y, wawancara tanggal 28 Maret 2016). mempunyai 3 (tiga) ruang kelas, tahun 1984
Berbagai fenomena mengenai penilaian berkembang menjadi 6 (enam) kelas, tahun 1985
Kurikulum 2013 membuat guru atau pendidik berkembang menjadi 9 (sembilan) kelas, tahun
semakin kebingungan dalam hal menilai. Guru 1986 meningkat menjadi 10 (sepuluh) kelas,
tidak hanya disibukkan dalam pembuatan tahun 1987 bertambah menjadi 11 kelas, tahun
rencana pembelajaran, penguasaan materi, 1988 berkembang menjadi 12 kelas, begitu
penerapan strategi, namun guru juga disibukkan seterusnya dan hingga sekarang menjadi 28 kelas
dengan penilaian autentik, yang sebelumnya ruang belajar.
pada KTSP pendidik hanya menilai pengetahuan SMANSA PERJAKA merupakan salah
saja, dengan adanya Kurikulum 2013 guru juga satu dari 2 (dua) SMA di Kabupaten
menilai sikap dan keterampilan peserta didik. Banjarnegara yang sampai sekarang masih
Guru harus mencermati karakter masing-masing menggunakan Kurikulum 2013 dalam proses
peserta didik saat proses pembelajaran pembelajarannya sejak tahun ajaran 2013/2014.
berlangsung. Berdasarkan permasalahan di atas, Sekolah tersebut juga pernah menyandang
dapat diketahui belum optimalnya penilaian sebagai sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf
autentik pada Kurikulum 2013, sehingga peneliti Internasional) ketika standar sekolah SBI
melakukan penelitian yang berjudul: (Sekolah Bertaraf Internasional) masih berlaku.
Pelaksanaaan Penilaian Autentik dalam Namun sekarang status RSBI telah dicabut,
Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013 di SMA tetapi sebagai gantinya sekolah tersebut menjadi
Negeri 1 Purwareja Klampok Tahun Pelajaran sekolah percontohan dalam menerapkan
2015/2016. Kurikulum 2013 bersama dengan SMA Negeri 1
Banjarnegara yang merupakan bekas sekolah
METODE RSBI juga.
Berdasarkan hasil wawancara dapat
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan diketahui bahwa pemahaman guru sejarah di
dan menganalisis data secara mendalam tentang SMA Negeri 1 Purwareja Klampok mengenai
pelaksanaan penilaian autentik. Oleh karena itu, penilaian autentik Kurikulum 2013 dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran sejarah adalah penilaian yang
kualitatif dengan desain metode deskriptif. mengeksplor kemampuan siswa dalam aspek
Pengambilan sampel sumber data dilakukan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, dengan
secara purposive sampling, uji validitas data ciri-cirinya mampu menilai aspek pengetahuan,
dengan triangulasi (gabungan) sumber dan sikap, ketrampilan, serta menggunakan banyak

3
Amin Nurohim, dkk / Indonesian Journal of History Education 4 (2) (2016)

teknik dan instrumen, dan yang terakhir dalam penilaian autentik yang pertama ialah
bertujuan untuk mengeksplor kemampuan siswa. dengan mempelajari lebih dalam mengenai
Berdasarkan hasil penelitian yang Kurikulum 2013, khususnya penilaian autentik
dilakukan oleh peneliti terhadap guru sejarah dan dari berbagai sumber, seperti buku, internet, dan
siswa terkait pelaksanaan penilaian autentik oleh pelatihan. Kedua, guru berusaha untuk
guru sejarah, guru sudah merancang RPP berkoordinasi dengan pihak kurikulum serta
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) terlebih guru lain untuk update informasi terbaru
dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran dan mengenai Kurikulum 2013 yang tiap tahunnya
penilaian. Penilaian kompetensi pengetahuan bisa berganti 2 sampai 3 kali perubahan/revisi.
guru menggunakan teknik tes tertulis, tes lisan Ketiga, melakukan moving class atau tukar kelas
dan penugasan untuk mengambil nilai peserta dengan kelas lain yang sarana dan prasarananya
didik, sedangkan untuk aspek sikap, para guru lebih mendukung untuk sementara waktu.
memilih menggunakan observasi langsung Berdasarkan lampiran Permendikbud No.
terhadap peserta didik, baik itu didalam kelas 66 Tahun 2013, penilaian autentik merupakan
saat proses pembelajaran berlangsung, maupun penilaian yang dilakukan secara komprehensif
ketika siswa diluar kelas. Untuk pengambilan untuk menilai mulai dari masukan (input),
nilai kompetensi keterampilan sendiri, guru proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
menggunakan tugas-tugas siswa untuk dijadikan Menurut Kurniasih dan Sani, penilaian autentik
portofolio, dan sesekali melaksanakan merupakan penilaian yang dilakukan secara
pemutaran film yang kemudian dirangkum oleh komprehensif untuk menilai mulai dari masukan
peserta didik sebagai sebuah tugas. Dari hasil (input), proses, dan keluaran (output)
studi dokumentasi juga dijumpai kalau pembelajaran yang meliputi ranah sikap,
pelaksanaan penilaian autentik belum pengetahuan dan keterampilan. Dalam
sepenuhnya sesuai dengan RPP serta belum penelitian ini guru sejarah juga sudah mampu
semua bentuk penilaian dilaksanakan oleh guru menjelaskan arti dari penilaian autentik itu
sejarah, padahal sudah direncanakan dalam sendiri, walaupun masih berdasarkan subyektif
RPP. dari mereka dan belum sesuai dengan teori
Pelaksanaan penilaian autentik, guru seperti yang diuraikan diatas. Dijelaskan oleh
mengalami beberapa kendala, diantaranya guru sejarah bahwa penilaian autentik adalah
karena banyaknya teknik dan instrumen yang penilaian yang dilakukan kepada diri anak didik
harus digunakan membuat para guru kewalahan, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
efeknya hanya bisa menggunakan beberapa secara keseluruhan (Slamet A.Y, wawancara
teknik dan instrumen untuk bisa melaksanakan tanggal 13 Mei 2016). Guru sejarah lain juga
penilaian. Selain itu peraturan dari pemerintah mengatakan hal yang serupa bahwa penilaian
juga sering berganti-ganti yang membuat guru autentik adalah penilaian yang lebih
harus selalu update untuk mengetahui peraturan mengeksplor kemampuan siswa dalam
terbaru padahal tidak semua guru bisa dengan keterampilan, pengetahuan serta sikap siswa
cepat update informasi, terutama bagi guru senior dalam pembelajaran (Candra Bahara S.Pd.,
yang dalam hal teknologi masih kurang wawancara tanggal 14 Mei 2016).
dibandingkan guru muda, dan tidak jarang juga Ciri-ciri penilaian autentik sebagai
harus merombak RPP yang sudah dibuat untuk penilaian dalam Kurikulum 2013 meliputi: 1)
satu semester. Kendala yang ketiga yaitu terkait harus mengukur semua aspek pembelajaran,
sarana dan prasarana yang bisa dikatakan masih yakni kinerja dan hasil ataupun produk; 2)
kurang, selain itu juga ada beberapa yang rusak dilaksanakan selama dan sesudah proses
dan tidak langsung diperbaiki. pembelajaran berlangsung; 3) menggunakan
Untuk mengatasi kendala tersebut maka berbagai cara dan sumber; 4) tes hanya salah satu
dilakukan upaya-upaya untuk mengatasinya. alat pengumpul data; 5) tugas-tugas yang
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala diberikan pada peserta didik harus

4
Amin Nurohim, dkk / Indonesian Journal of History Education 4 (2) (2016)

mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta (RPP) berdasarkan silabus; (b) penilaian hasil
didik setiap hari; dan 6) penilaian harus belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau
menekankan kedalaman pengetahuan dan proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil
keahlian peserta didik, bukan keluasannya belajar melalui penugasan dan pengukuran
(kuantitas) (Kunandar, 2013: 8-39). pencapaian satu atau lebih kompetensi dasar; (c).
Hasil wawancara dengan guru juga dapat penilaian aspek sikap dilakukan melalui
menyebutkan ciri-ciri dari penilaian autentik observasi/pengamatan sebagai sumber informasi
tersebut, akan tetapi juga masih bersifat utama dan pelaporannya menjadi tanggung
subyektifitas dari responden dan belum sesuai jawab wali kelas atau guru kelas; (d) hasil
dengan teori yang ada, walaupun mempunyai penilaian pencapaian sikap oleh pendidik
makna yang hampir serupa. Begitu juga dengan disampaikan dalam bentuk predikat atau
pengetahuan guru mengenai teknik dan deskripsi; (e) penilaian aspek pengetahuan
instrumen yang digunakan serta tujuan penilaian dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
autentik yang lagi-lagi dijelaskan oleh guru penugasan sesuai dengan kompetensi yang
berdasarkan subyektifitas mereka dan tidak dinilai; (f) penilaian keterampilan dilakukan
sesuai dengan Permendikbud No. 53 Tahun 2015 melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik dan dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi
satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan yang dinilai; (g) hasil penilaian pencapaian
pendidikan menengah, dimana tujuan dari pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik
penilaian autentik adalah mengetahui tingkat disampaikan dalam bentuk angka dan/atau
penguasaan kompetensi dalam sikap, deskripsi; dan (h) peserta didik yang belum
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik, mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi harus mengikuti pembelajaran remidi.
belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, Berdasarkan hasil penelitian di SMA
menetapkan program perbaikan atau pengayaan Negeri 1 Purwareja Klampok melalui
bagi peserta didik, memperbaiki proses wawancara, observasi dan dokumentasi, guru
pembelajaran pada pertemuan semester sejarah sudah merencanakan setiap
berikutnya. pembelajaran dan penilaian yang tersusun dalam
Apabila kita mengacu pada teori tingkat RPP, untuk RPP yang dibuat oleh guru sejarah
pemahaman seperti yang dijabarkan oleh sudah sesuai dengan aturan dalam Kurikulum
Daryanto, kemampuan pemahaman 2013 karena memang sudah ada pelatihan dalam
berdasarkan tingkat kepekaan dan derajat penyusunannya. Berbagai macam teknik dan
penyerapan materi dapat dijabarkan ke dalam instrument juga sudah tercantum dalam RPP
tiga tingkatan, yaitu: menerjemahkan yang guru sejarah buat. Penilaian diberbagai
(translation), menafsirkan (interpretation), dan aspek juga sudah dilakukan oleh guru sejarah,
mengekstrapolasi (extrapolation) (Daryanto, mulai dari aspek sikap, pengetahuan, dan
2008:106). Maka pemahaman dari kedua guru keterampilan, walaupun dalam pelaksanaannya
masih berada di tahap menafsirkan, karena guru belum maksimal karena belum bisa
mampu menafsirkan dari apa yang mereka menggunakan semua teknik dan instrumen yang
lakukan sehari-hari dan sesuai sepemahaman sudah disusun dalam RPP dengan alasan terlalu
mereka. Desember 2015 dikeluarkan banyaknya teknik untuk penilaian. Hasil
Permendikbud sebagai pengganti Permendikbud penilaian terhadap peserta didik juga rata-rata
No. 104 Tahun 2014, yaitu Permendikbud No. sudah mencapai KKM yaitu 75, misalpun ada
53 Tahun 2015, dimana dalam Pasal 8 mengatur hasil tes yang belum tuntas juga hanya di aspek
mengenai mekanisme penilaian hasil belajar oleh pengetahuan dan langsung dilaksanakan remidi
pendidik yang meliputi: (a) perancangan strategi agar nilai bisa melampaui batas nilai KKM.
penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat Satu kegiatan yang tidak boleh dilupakan
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran setelah penilaian adalah pengolahan nilai dan

5
Amin Nurohim, dkk / Indonesian Journal of History Education 4 (2) (2016)

input nilai oleh guru, pada proses pengolahan Akan tetapi belum sepenuhnya terlaksana sesuai
nilai, guru tidak mengalami kesulitan karena rencana yang sudah tercantum dalam RPP.
format pengolahan nilai sudah ditentukan oleh Pelaksanaan penilaian autentik sendiri terdapat
sekolah berdasarkan Kurikulum 2013, beberapa kendala, baik itu dari pihak guru
sedangkan untuk input nilai sudah ada yang maupun sarana dan prasarana, diantaranya
bertugasnya untuk meng-input nilai yang terlalu banyaknya teknik dan instrumen yang
dilakukan oleh bidang kurikulum dengan digunakan dalam penilaian, peraturan
bantuan tim di PSB (Pusat Sumber Belajar). pemerintah yang sering berubah, serta fasilitas
Perubahan kurikulum KTSP menjadi pembelajaran yang belum maksimal. Kendala
Kurikulum 2013 berarti mengubah kebiasaan yang ada merupakan hambatan bagi guru dan
lama menjadi sebuah kebiasaan baru, sehingga sekolah dalam pelaksanaan penilaian autentik,
pasti ada kendala perubahannya, termasuk yang sehingga pihak guru dan sekolah mengupayakan
dialami oleh guru sejarah di SMA Negeri 1 beberapa solusi untuk mengatasinya,
Purwareja Klampok yang mengalami beberapa diantaranya menjaga komunikasi antar guru
kendala dengan diterapkannya penilaian serta pihak kurikulum untuk memperlancar dan
autentik dalam Kurikulum 2013 yang bisa memaksimalkan dalam pelaksanaan penilaian
dikatakan merupakan hal yang baru dalam autentik, serta melakukan moving class untuk
penilaian terhadap siswa. Kendala tersebut yaitu: mendapatkan fasilitas kelas yang memadai.
(1) banyaknya teknik dan instrumen yang harus
digunakan oleh seorang guru untuk menilai DAFTAR PUSTAKA
siswanya; (2) peraturan dari pemerintah yang
selalu berubah-ubah; dan (3) sarana dan Daryanto, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan.
prasarana yang kurang lengkap serta mulai rusak Jakarta: PT Rineka Cipta.
namun tidak langsung diperbaiki. Upaya untuk Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan
mengatasinya, baik itu oleh guru maupun pihak Konstekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
sekolah adalah: 91) mencoba menggunakan Jakarta: Grafindo Indonesia.
setiap teknik dalam penilaian, walaupun hanya Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian
sekali dalam satu semester; (2) menjaga Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
komunikasi dengan guru lain, wakil kepalas Kurikulum 2013) Edisi Revisi. Jakarta: Raja
sekolah bidang kurikulum, serta pihak lain yang Grafindo Persada.
terlibat; dan (3) menukar kelas dengan kelas yang Moleong, Lexy.J. 2011. Metodologi Penelitian
lebih mumpuni di sarana dan prasarananya. Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
SIMPULAN Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan Dan
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Berdasarkan penelitian yang sudah PT Remaja Rosdakarya.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang
pengetahuan guru sejarah di SMA Negeri 1 Standar Penilaian Pendidikan.
Purwareja Klampok mengenai penilaian autentik Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang
masih berdasarkan penafsiran individu guru dari Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan
penilaian yang mereka praktekkan, sehingga bila Satuan Pendidikan pada Pendidikan
mengacu kepada teori pemahaman menurut Dasar dan Pendidikan Menengah.
Daryanto, tingkatan pemahaman dari guru Umasih, Imas. 2012. Evaluasi Pembelajaran
sejarah berada pada tingkatan penafsiran. Untuk Sejarah pada SMA Negeri di DKI Jakarta.
pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan Paramita. Vol 22, No. 02-Juli 2012.
guru sudah bisa dibilang terlaksana dan sudah
menilai tiga aspek dalam penilaian autentik,
yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Anda mungkin juga menyukai