Anda di halaman 1dari 7

BAB I

TUJUAN PRAKTIKUM

Di dalam pelajaran Bengkel Instalasi Listrik Dasar, kegiatan yang diakukan merupakan kegiatan praktik
langsung di dalam bengkel. Adapun jenis kegiatan praktiknya bermacam - macam, kegiatan praktik ini
pun mempunyai tujuan, adalah :

1. Memperkenalkan berbagai alat instalasi, berbagai kabel instalasi yang biasa digunakan dan fungsi
alat tersebut.

2. Memperkenalkan mahasiswa kepada peralatan - peralatan bengkel yang biasa digunakan.


Peralatan yang biasa digunakan di bengkel, merupakan peralatan - peralatan kerja yang biasa kita
gunakan sehari - harinya, misalnya : obeng, kabel, timah, terminal, solder, dll.

3. Membiasakan mahasiswa di dalam suasana lapangan pekerjaan, yang tidak jauh berbeda dengan
suasana bengkel.

4. Melatih keterampilan mahasiswa di dalam menggunakan benda - benda kerja tersebut.

Dan setelah melakukan praktik di dalam Bengkel Mekanik, Mahasiswa diharapkan :

1. Mahasiswa mampu menggunakan alat - alat kerja dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya.

2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan praktik yang telah didapat di dalam bengkel instalasi dasar
dan bengkel mekanik ke dalam kegiatan sehari - hari, baik itu penggunaan kabel, mengikir, menggergaji,
mengebor, dll.

3. Mahasiswa diharapkan mempunyai keahlian / keterampilan, kedisiplinan, serta tanggung jawab di


dalam bekerja.

BAB II

PENDAHULUAN

Kegiatan bengkel instalasi listrik dasar merupakan suatu materi yang sangat penting untuk para
mahasiswa di semester satu ini. Di dalam bengkel instalasi istrik dasar, mahasiswa diperkenalkan kepada
seluk-beluk instalasi listrik dasar, kemudian mahasiswa juga dapat memperagakan, menggunakan, serta
mengaplikasikan peralatan kerja secara langsung sesuai dengan fungsinya, yang digunakan untuk
menghasilkan benda kerja yang diinginkan.
Di dalam kegiatan bengkel instalasi listrik dasar pada semester satu ini, mahasiswa diperkenalkan
kepada peraturan-peraturan di dalam bengkel. Peraturan melingkupi tata letak alat/benda kerja, serta
pengenalan fungsi alat/benda kerja yang biasa digunakan. Selain itu, mahasiswa melakukan kegiatan
praktik kerja untuk mendapatkan keahlian, pada bengkel instalasi listrik mulai dari pembuatan mata
itik,penyambungan kabel ke terminal, pemasangan kabel sesuai jenis, ukuran dan warnanya, hal
tersebut dilakukan dengan baik,benar dan rapi serta sesuai dengan job sheet dan pengarahan yang
telah diberikan oleh instruktur. Hal ini bermanfaat untuk menambah wawasan para mahasiswa dan
mengetahui berbagai macam alat yang akan digunakan dalam bengkel tersebut sesuai dengan
fungsinya.

Setelah mendapatkan pelatihan di dalam bengkel instalasi listrik dasar ini diharapkan para mahasiswa
dapat menerapkan ilmu yang didapatkan. Serta mahasiswa akan dapat beradaptasi dengan cepat dan
dapat membiasakan diri dalam suasana lingkungan dunia kerja diluar dan dapat terjun ke dalam dunia
kerja dengan keterampilan dan keahlian yang mereka miliki

BAB III

FAKTOR KESELAMATAN KERJA

3.1. UMUM

Urutan penanggung jawab

Urutan penanggung jawab keselamatan kerja di dalam bengkel adalah sebagai berikut :

Kesadaran dan keselamatan

Istilah keselamatan kerja disini sama halnya dengan mengendarai kendaraan dijalan. Segala
perlengkapan instalasi, perlengkapan dan alat-alat potong yang berada dibengkel sudah direncanakan
untuk memotong, membentuk, mengukur dan lain sebagainya. Sebagai pedoman keselamatan kerja kita
harus berfikir, bahwa penyebab kecelakaan yang terbesar dengan mudah dapat diambil kesimpulan :

ü Ujung sisi yang tajam,memotong

ü Panas, api yang membakar

ü Asam yang merusak

ü Benda-benda berputar menjepit tangan dan menjambret pakaian

ü Aliran listrik, membakar dan merusak

ü Kecelakaan dasesuatu yang tidak disengaja, jatuh dan terluka


Mesin dan alat-alat kerja

Pertimbangan :

Sebelum bekerja pada suatu mesin atau sebuah alat kita harus mempertimbangkan dan mengingat
kelamatan kerja,sehingga program kerja akan berjalan dengan lancar.

ü Mesin dan alat mana yang harus kita ketahui

ü Lingkungan dan suasana tempat kerja

ü Pengaman

ü Kebersihan mesin dan alat

Perlengkapan diri sediri

ü Pakaian kerja yang sesuai dan terkancing

ü Jangan menyimpan benda tajam

ü Rambut yang panjang harus diberi pelindung

ü Lepas semua perhiasan dari tangan

ü Gunakan kaca mata khusus

ü Gunakan sepatu yang sesuai

ü Gunakan sarung tangan bila perlu

ü Jangan menggunakan dasi

Kebersihan

ü Bersihkanlah tangan sebelum dan sesudah bekerja

ü Gunakan pakaian kerja sebersih mungkin

ü Meja tempat bekerja harus dalam keadaan bersih sebelum dan sesudah dipakai
Efisiensi kerja seseorang tergantung pada posisi dan keadaan alat, tersusun dan rapi pada tempat kerja.
Alat-alat perkakas harus tetap bersih maka efisiensi akan terlaksana.

I. KESELAMATAN KERJA DIBANGKU KERJA

Kecelakaan dibangku kerja kebanyakan disebabkan oleh penggunaan alat-alat yang tidak tepat (tidak
sesuai dengan fungsinya, juga menggunakan yang salah dan tidak hati-hati. Kecelakaan ini disebabkan
oleh ujug-ujung alat potong atau benda kerja yang tajam.

Pencegahannya :

ü Bekerjalah dengan hati-hati

ü Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya

ü Pergunakan alat-alat dengan kondisi yang baik

ü Pergunakan alat-alat dengan baik dan benar

ü Jangan menyimpan alat-alat tajam disaku tempat kerja

ü Simpanlah alat-alat yang berujung tajam mengarah menjauhi kita

ü Lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan lainnya

ü Pisahkan alat-alat ukur presisi dengan alat-alat potong

ü Simpanlah alat-alat terpisah satu dengan yang lainnya

ü Alasi alat-alat presisi dengan lap halus

ü Ambillah alat-alat dengan hati-hati

ü Bersihkanlah alat-alat sebelum dan sesudah dipakai

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada alat-alat kerja bangku :


II. KESELAMATAN PADA LINGKUNGAN

Didalam proses pengeboran kita harus mengkoreksi dan mengetahui lingkungan pada mesin / empat
kita kerja. Sebab lingkungan juga mempengaruhi terhadap keselamatan kita dan kita harus bisa
memberi keselamatan pada ligkungan. Jadi ligkungan sangat mempengaruhi sekali dalam kita bekerja.
OhKita harus memiliki rasa timbal-balik terhadap lingkungan

BAB III

KAJIAN TEORI

Dalam bab ini kita akan mempelajari secara detail bagaimana cara kerja dan kegunaanya dari alat kerja.
Sebelum kita membahas satu persatu dari alat kerja, perlu kita ketahui bahwa semua alat yang kita
gunakan dikerjakan secara manual maka dari itu perlunya keseimbangan antara posisi tubuh dan
gerakan tubuh. Selain itu juga kita harus menggunakan pelindung tubuh untuk menghindari bahaya
keselamatan kerja.

A. Simbol-simbol dalam Instalasi Listrik

B. Kabel

Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan
konduktor.

Isolator adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau
thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium.

Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya,
sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan
oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik, adapun ketentuan mengenai KHA kabel
listrik diatur dalam spesifikasi SPLN.
Sedangkan tegangan listrik dinyatakan dalam Volt, besar daya yang diterima dinyatakan dalam satuan
Watt, yang merupakan perkalian dari Ampere x Volt = Watt. Pada tegangan 220 Volt dan KHA 10
Ampere, sebuah kabel listrik dapat menyalurkan daya sebesar 220V x 10A = 2200 Watt.

Kabel listrik berdasarkan tegangannya terdiri beberapa kategori, antara lain Kabel listrik Tegangan
Rendah, Kabel listrik Tegangan Menengah, dan Kabel listrik Tegangan Tinggi

Untuk bangunan standard atau tidak besar, seperti rumah di pakailah kabel listrik tegangan rendah.

BAB VII

PENUTUP

1.1. KESIMPULAN

Setelah selesai melakukan praktek bengkel Instalasi Listrik dan bengkel Mekanik serta membuat suatu
laporan tentang hasil kerja yang telah dilakukan pada saat praktek, dapat kita ambil kesimpulan bahwa :

1. Dalam praktek ini kita harus mampu membaca gambar pada jobsheet agar tidak terjadi kesalahn
mendasar.

2. Untuk mendapat sebuah keahlian, tidak akan bisa kita dapatkan hanya dalam 1 atau 2 kali
mencoba tapi kita coba berulang-ulang terus menerus hingga kita terbiasa. Seperti kata pribahasa alah
bisa karena biasa. Jika kita melakukan sesuatu yang sudah biasa kita lakukan maka pekerjaan tersebut
bisa kita bilang mudah karena kita terbiasa.

3. Didalam praktek bengkel instalasi listrik ini kita mendapatkan bagaimana cara membuat mata itik
yang baik,memasang kabel ke terminal dengan benar dan kuat. Untuk itulah perlu adanya pelatihan agar
menjadi terbiasa dan dapat membentuk keahlian didalam penggunaan alat kerja.

1.2. SARAN

Adapun saran yang dapat disampaikan, agar praktek kerja pada bengkel Instalasi Listrik akan menjadi
jauh lebih baik dan mendapatkan hasil kerja yang maksimal ialah :

1. Saat instruktur menerangkan jobsheet kita harus mendengarkan dan memperhatikan agar tidak
terjadi kesalahan dalam praktek.

2. Perlunya menjaga sikap selama praktek untuk tidak bercanda dan tidak melakukan hal yang tidak
berguna lainnya, dan harus fokus pada job yang telah diberikan.
3. Gunakanlah alat kerja sesuai dengan fungsinya .dan telitilah dalam pengerjaan praktikum agar
tidak salah dan membuang-buang bahan yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

· Jodin Johary, Laporan Bengkel tahun 2012

· www.google.com

Anda mungkin juga menyukai