Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN MENTAL

ESSAI ILMIAH

TRISIA DWI ARINTA

2008114485

PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS RIAU

2020
PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN MENTAL

Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kesehatan, baik fisik maupun
mental. Kesehatan mental menjadi kunci dalam menghadapi tantangan hidup yang
pasti selalu ada. Kesehatan mental juga akan menjadikan seseorang bisa
menggunakan kemampuan dan potensi diri secara maksimal. tanpa kesehatan
mental yang baik akan sangat rentan terhadap munculnya gangguan mental seperti
depresi,stress, bahkan bunuh diri. pada umumnya gangguan kesehatan mental
tidak terlihat secara kasat mata namun berdampak pada jangka panjang bagaimana
cara menanganinya salah satunya adalah dengan berkonsultasi ke psikolog.
Banyak yang beranggapan bahwa mereka yang pergi ke psikolog hanya mereka
yang memiliki gangguan yang berarti.
Kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa belakangan ini menjadi isu yang
ramai diperbincangkan di masyarakat, namun ternyata masih banyak stigma negatif
yang menyelimutinya juga. Selain dianggap aib, masalah biaya pula yang
menyebabkan para penderita gangguan kejiwaan tidak tersentuh oleh penanganan
professional.

Kuatnya stigma negatif masyarakat pada penderita gangguan kesehatan


mental menjadikan penderita tidak mendapatkan perawatan yang sesuai. Dianggap
sebagai sebuah aib, keluarga penderita gangguan kesehatan mental lebih memilih
mengurung anggota keluarga yang terkena gangguan mental di rumah, bahkan masih
sering ditemui yang memilih memasung karena berpikiran bahwa penderita gangguan
kesehatan mental dapat membahayakan keselamatan orang lain.

Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan


yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk
mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan
menghasilkan, serta berperan di komunitasnya. Kesehatan mental merupakan hal
penting yang harus diperhatikan selayaknya kesehatan fisik. Diketahui bahwa
kondisi kestabilan kesehatan mental dan fisik saling mempengaruhi.

Saat ini lebih dari 450 juta penduduk dunia hidup dengan gangguan jiwa.
Prevalensi gangguan mental pada populasi penduduk dunia menurut World Health
Organization (WHO) pada tahun 2000 memperoleh data gangguan mental sebesar
12%, tahun 2001 meningkat menjadi 13%. Tahun 2002 hasil survei menunjukkan
bahwa 154 juta orang secara global mengalami depresi dan 25 juta orang
menderita skizofrenia, 15 juta orang berada di bawah pengaruh penyalahgunaan
zat terlarang, 50 juta orang menderita epilepsy dan sekitar 877.000 orang
meninggal karena bunuh diri tiap tahunnya. Diprediksikan pada tahun 2015
menjadi 15%, dan pada negara-negara berkembang prevalensinya lebih tinggi.

Tanda terjaganya kesehatan mental itu adalah menyadari potensi diri,


ketika kita bisa menghadapi tekanan atau stres yang wajar ditemukan sehari-hari,
bekerja secara produktif, dan ketika kita memberikan kontribusi yang baik bagi
masyarakat. Intinya, sehat mental itu ketika kita bisa menjalani hidup dengan
optimal. Kesehatan mental sangat penting dalam kehidupan kita terutama yang
akan menjalani atau fase perkembangan dalam kehidupan dalam berpikir.

Kondisi kesehatan mental seseorang bersifat dinamis dan pasti berubah-


ubah. Masalah kesehatan mental di Indonesia itu sebenarnya dibagi menjadi tiga
masalah besar yaitu pertama adalah masalah tenaga kesehatan mental, kedua
adalah masalah infrastruktur dan support pemerintah, yang ketiga adalah masalah
awareness dari masyarakat sendiri tentang kesehatan mental.

Sehat mental itu dimana posisi kita secara batin itu tentram dan tenang
menghadapi suatu kehidupan atau menjalani suatu kehidupan dengan cara
menghargai orang lain di sekitar kita, apabila kita memiliki mental yang sehat kita
dapat menggunakan cara kita secara rasional, dapat mengembangkan potensi diri
kita secara maksimal serta mampu menghadapi tantangan hidup yang ada di dalam
diri, serta berpikiran positif kepada orang lain.
Apabila kesehatan mental kita terganggu maka akan mengalami gangguan
suasana hati, kemampuan berpikir yang tidak rasional, serta tidak dapat
mengendalikan emosi bahkan dapat berperilaku buruk kepada orang lain.

Dengan memberikan pengetahuan mengenai kesehatan mental atau


kejiwaan, kepada masyarakat maka secara bertahap stigma negatif kesehatan
mental akan sedikit demi sedikit berkurang, dan bagi keluarga yang anggotanya
memiliki gangguan kesehatan mental atau kejiwaan akan langsung memberikan
pengobatan di tempat yang sesuai. Selain itu dengan terbukanya pikiran
masyarakat maka secara berkala profesi pekerja sosial dalam bidang medis
khususnya akan ikut terangkat. Tersedianya berbagai macam treatment seharusnya
dapat menjadi solusi atau jawaban bagi masyarakat yang mempertanyakan dan
meragukan akan kesembuhan bagi para penderita gangguan kesehatan mental atau
kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Mokhamad. (2012). “Rancangan Instrumen Deteksi Dini Gangguan Jiwa


Untuk Kader dan Masyarakat di Kabupaten Pekalongan”. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Vol V No.2 September 2006.

Dewi, Kartika Sari. 2012. Buku Ajar Kesehatan Mental. UPT UNDIP Press :
Semarang.

Putri A, dkk. Kesehatan mental masyarakat indonesia (pengetahuan, dan keterbukaan


masyarakat terhadap gangguan kesehatan mental). Jurnal PROSIDING KS: RISET &
PKM. Vol 2 No.2 hal 147-300

Anda mungkin juga menyukai