Anda di halaman 1dari 19

 

Tugas Makalah

WAWASAN KEMARITIMAN

(POTENSI KEMARITIMAN DI INDONESIA)

Oleh:

SRI MARIATI NINGSIH

C1B1 17 284

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
 

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb. 

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat,
anugerah, dan karunia yang melimpah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini degan tepat waktu. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas dalam mata
kuliah “Wawasan Kemaritiman” . Adapun judul penulisan makalah ini adalah
“Potensi Kemaritiman Di Indonesia”. 

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak memperoleh


 pengarahan dari semua pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
 baik. Oleh karena itu dalam kesempatan
k esempatan ini kami mengucapkan
mengucapk an terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga pembuatan

makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari materi Definisi, Etika
dan Hambatan Komunikasi.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kepada para pembaca kami mohon
dapat menyampaikan saran dan kritik untuk perbaikan selanjutnya.

Kendari, 21 April 2018

Penulis

i
 

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii


BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang ............................................
...................................................................
............................
..... 1
B. Rumusan Masalah ...........................................
..................................................................
......................... 2
C. Tujuan Penulisan .............................................
....................................................................
......................... 2
D. Manfaat Penulisan ...........................................
..................................................................
......................... 2
BAB II PEMBAHASAN 
A.  Potensi Kemaritiman di Indonesia .........................................
......................................... 3
B.  Kemaritiman Dari Segi Nilai Ekonomi .................................
................................. 6

C.  Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pesisir ..... 10


D.  Upaya Mengingkatkan Sosial Budaya Maritim di
Indonesia .............................................
...................................................................
...................................
............. 12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN  
A.  Kesimpulan ............................................
..................................................................
................................
.......... 14
B.  Saran............................................
..................................................................
...........................................
..................... 15 
DAFTAR PUSTAKA

ii
 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Maritim merujuk kepada kata maritime yang berasal dari bahasa Inggris yang
 berarti navigasi atau maritim. Pemahaman maritim yaitu segala aktifitas pelayaran
dan perniagaan yang berhubungan dengan kelautan atau biasa disebut dengan
 pelayaran niaga. Berdasarkan terminologi maritim berarti ruang/wilayah permukaan
laut yang terdapat kegiatan seperti pelayaran, lalu lintas, jasa-jasa kelautan, dan lain
sebagainya.

Indonesia dikenal dengan negara maritim. Dan yang dimaksud dengan negara
maritim adalah Negara yang daerah teritorial lautnya lebih luas daripada daerah
teritorial daratnya. Dengan kata lain negara maritim adalah negara yang menyandang
 predikat negara kepulauan. Kenapa Indonesia disebut sebagai negara maritime? Hal

ini dikarenakan negara Indonesia merupakan negara kepualauan dan 2/3 wilayah
Indonesia merupakan lautan dan 1/3 -nya merupakan daerah daratan.

Konsekuwensi menyandang predikat sebagai negara maritim adalah


Indonesia harus mengembangkan aktifitas pelayarannya, hal ini karena salah satu
 penunjang perekonomian Indonesia adalah sektor pelayaran, ini juga didukung oleh
letak strategis Negara Indonesia yang berada di daerah persilangan dunia yang juga
membuat indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan laut.

Dalam mengolah dan membangun sumberdaya maritim tersebut diperlukan


adanya kearifan lokal. Kata kearifan berasal dari kata arif yang berarti bijaksana,
cerdik, pandai, berilmu, paham, serta mengerti. Kata kearifan juga berarti
kebijaksanaan, kecendekiaan. Berdasarkan pengertian tersebut, di sini kearifan lokal
diartikan sebagai kebijaksanaan atau pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat
dalam rangka mengelola lingkungan, yaitu pengetahuan yang melahirkan perilaku
hasil adaptasi mereka terhadap lingkungan, yang implikasinya adalah kelestarian dan
kelangsungan lingkungan untuk jangka panjang.

Dalam kearifan lokal terkandung pula kebudayaan lokal, hal ini


menyebabkan pembangunan pada daerah-daerah tidak boleh menghilangkan unsur
 budaya dari daerah
d aerah tersebut.
tersebu t. Seharusnya pembangunan di suatu daerah harus melihat
terlebih dahulu kondisi sosial-budayanya, sehingga dapat mengolah sumber daya
dengan baik tanpa merugikan penduduk yang pada akhirnya akan memajukan
 perekonomian daerah danda n nasional.  

Indonesia seperti yang telah dijelaskan merupakan negara kemaritiman,


Dimana kondisi Indonesia yang lebih banyak daerah perairan dari pada daerah

1
 

daratan. Kondisi inilah yang membentuk budaya indonesia menjadi budaya yang
lebih merujuk pada budaya kemaritiman, yang masyarakat lebih banyak berprofesi
sebagai nelayan pada daerah pesisir.

Budaya Indonesia sebagai budaya kemaritiman, maka pembangunan yang


dilaksanakan di indonesia haruslah berparadigma kemaritiman, dimana maritim
menjadi pusat pembangunan bangsa. Hal ini dapat diwujudkan melalui
 pembangunan berkelanjutan kemaritiman yang dirancang
dirancan g oleh pemerintahan seperti;
 penangkapan ikan alami; pelestarian daerah pesisir, pengolahan energi alam di
 bawah laut menggunakan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), dan
 penangkaran/ pelestarian biota laut yang dianggap punah, dan membangun
 pariwisata bahari.

B.  Rumusan Masalah 


1.  Bagaimana potensi Kemaritiman di Indonesia?
2.  Bagaimana kemaritiman dilihat dari segi nilai ekonomi?
3.  Bagaimana kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat pesisir?
4.  Bagaimana upaya meningkatkan kualitas sosial budaya maritim di Indonesia?

C.  Tujuan Penulisan


1.  Untuk mengetahui potensi kemaritiman di Indonesia.
2.  Untuk mengetahui kemaritiman dilihat dari segi nilai ekonomi
3.  Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi dan kebudayaan pesisir dan
 budaya masyarakat pesisir.
pes isir.
4.  Untuk mengetahui upaya meningkatkan kualitas sosial budaya maritim di
Indonesia.

D.  Manfaat Penulisan

Agar para pembaca dan mahasiswa lebih mengetahui potensi-potensi maritim


yang ada di Indonesia.

2
 

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Potensi Kemaritiman Di Indonesia 

Luas lautan dibandingkan luas daratan di dunia mencapai kurang lebih 70


 berbanding 30, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi negara-negara
negara-ne gara di dunia
yang memiliki kepentingan laut untuk memajukan maritimnya. Seiring
 perkembangan lingkungan strategis, peran laut menjadi signifikan serta dominan
dalam mengantar kemajuan suatu negara. Alfred Thayer Mahan, seorang Perwira
Tinggi Angkatan Laut Amerika Serikat, dalam bukunya “The
“The Influence of Sea Power
upon History”  sea power merupakan unsur terpenting
History” mengemukakan teori bahwa sea
 bagi kemajuan dan kejayaan suatu negara, yang mana jika kekuatan-kekuatan
kekuatan-kek uatan laut
tersebut diberdayakan, maka akan meningkatkan kesejahteraan dan keamanan suatu
negara. Sebaliknya, jika kekuatan-kekuatan laut tersebut diabaikan akan berakibat
kerugian bagi suatu negara atau bahkan meruntuhkan negara tersebut.

Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua


 pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya
garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan
Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki
garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar
untuk memajukan perekonomian Indonesia. Data Food and Agriculture Organization
di 2012, Indonesia pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam
 produksi perikanan di bawah China dan India. Selain itu, perairan Indonesia
menyimpan 70 persen potensi minyak karena terdapat kurang lebih 40 cekungan
minyak yang berada di perairan Indonesia. Dari angka ini hanya sekitar 10 persen
yang saat ini telah dieksplor dan dimanfaatkan. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia belum merasakan peran signifikan dari potensi maritim yang
dimiliki yang ditandai dengan belum dikelolanya potensi maritim Indonesia secara
maksimal. Dengan beragamnya potensi maritim Indonesia, antara lain industri
 bioteknologi kelautan, perairan dalam (deep ocean water ), ), wisata bahari, energi
kelautan, mineral laut, pelayaran, pertahanan, serta industri maritim, sebenarnya
dapat memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
Indonesia. Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3) disebutkan, bahwa bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk kemakmuran rakyat. Meskipun begitu tidak dapat dipungkiri juga bahwa
kekayaan alam khususnya laut di Indonesia masih banyak yang dikuasai oleh pihak
asing, dan tidak sedikit yang sifatnya ilegal dan mementingkan kepentingan sendiri.

Dalam hal ini, peran Pemerintah ( government will ) dibutuhkan untuk bisa
menjaga dan mempertahankan serta mengolah kekayaan dan potensi maritim di

3
 

Indonesia. Untuk mengolah sumber daya alam laut ini, diperlukan perbaikan
infrastruktur, peningkatan SDM, modernisasi teknologi dan pendanaan yang
 berkesinambungan dalam APBN negara agar bisa memberi keuntungan ekonomi
 bagi negara dan juga bagi masyarakat. Sebagaimana halnya teori lain yang
dikemukakan oleh Alfred Thayer Mahan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi
untuk membangun kekuatan maritim, yaitu posisi dan kondisi geografi, luas wilayah,
 jumlah dan karakter penduduk, serta yang paling penting adalah karakter
 pemerintahannya.

Selain perbaikan dan perhatian khusus yang diberikan dalam bidang


teknologi untuk mengelola sumber daya alam di laut Indonesia, diperlukan juga
sebuah pengembangan pelabuhan dan transportasi laut untuk mendorong kegiatan
maritim Indonesia menjadi lebih modern dan mudah digunakan oleh masyarakat.
Diharapkan juga peran swasta untuk mendukung jalannya pemberdayaan laut ini,
supaya program-program ini tidak hanya bergantung pada dana APBN saja. Dari sisi
 pertahanan, penguasaan laut berarti mampu menjamin penggunaan laut untuk

kepentingan nasional dan mencegah lawan menggunakan potensi laut yang kita
miliki. Pemerintah perlu segera menyelesaikan percepatan batas wilayah laut agar
dapat memberikan memberikan kepastian atas batas wilayah negara dan dapat
mempererat hubungan bilateral antara negara yang berbatasan, serta mendorong
kerja sama kedua negara yang berbatasan di berbagai bidang termasuk dalam
 pengelolaan kawasan perbatasan,
per batasan, misal terkait pelayaran, kelautan
kelaut an dan perikanan.

Selain itu dengan adanya kepastian batas wilayah laut dapat terpelihara
kedaulatan suatu negara dan penegakkan hukum di wilayah perairan. Seperti yang
diketahui, Indonesia memiliki perbatasan maritim dengan 10 (sepuluh) negara yaitu
dengan:

1.  India (Landas Kontinen, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)),


2.  Thailand (Landas Kontinen, ZEE),
3.  Malaysia (Laut Wilayah, ZEE, Landas Kontinen),
4.  Singapura (Laut Wilayah),
5.  Vietnam (Landas Kontinen, ZEE),
6.  Filipina (ZEE, Landas Kontinen),
7.  Palau (ZEE, Landas Kontinen),
8.  Papua Nugini (ZEE , Landas Kontinen),
9.  Timor Leste (Laut Wilayah, Landas Kontinen, ZEE) dan
10. Australia (ZEE, Landas Kontinen).

Dari sejumlah perbatasan itu, Indonesia telah menyelesaikan sebagian


 penetapan batas maritim dengan India (Landas Kontinen), Thailand (Landas
Kontinen), Malaysia (sebagian Laut Wilayah, Landas Kontinen), Singapura

4
 

(sebagian Laut Wilayah), Vietnam (Landas Kontinen), Filipina (ZEE), Papua Nugini
(ZEE, Landas Kontinen) dan Australia (ZEE, Landas Kontinen). Berbagai upaya
lainnya perlu dilaksanakan untuk menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia,
antara lain penyempurnaan RUU Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung,
 penyelarasan sistem pendidikan dan pelatihan kemaritiman, penguasaan kapasitas
industri pertahanan khususnya industri maritim, modernisasi armada perikanan,
 penguatan armada pelayaran rakyat
r akyat dan pelayaran nasional,
n asional, pemantapan pengelolaan
 pemanfaatan laut melalui penataan ruang wilayah laut, peningkatan litbang
kemaritiman, dan diversifikasi sumber energi terbarukan di laut.

Berkaca dari masa lalu, melihat bagaimana kejayaan masa lampau diperoleh
karena mengoptimalkan potensi laut sebagai sarana dalam suksesnya perekonomian
dan ketahanan politik suatu negara, maka menjadi suatu hal yang wajar bila sekarang
ini Indonesia harus lebih mengembangkan laut demi tercapianya tujuan nasional.
Indonesia menyandang predikat “Negara Maritim” atau negara kepulauan, predikat
ini mustahil ditinggalkan, lain halnya dengan predikat “Negara Agraris” yang suatu

saat bisa berganti dengan industri. Konsekwensi sifat maritim itu sendiri lebih
mengarah pada terwujudnya aktifitas pelayaran di wilayah Indonesia. Dalam kalimat
ini bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dalam membangun perekonomian
akan senantiasa dilandasi oleh aktivitas pelayaran. Kilasan sejarah itu tentunya
memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan di Nusantara dulu mampu menyatukan
wilayah nusantara dan disegani bangsa lain karena, paradigma masyarakatnya yang
mampu menciptakan visi Maritim sebagai bagian utama dari kemajuan budaya,
ekonomi, politik dan sosial.

Laut Indonesia merupakan urat nadi perekonomian nasioal dan penggerak


lalu lintas ekonomi dunia. Indonesia secara natural lahir dan tumbuh sebagai Negara
dan bangsa maritim, luar dan dalam. Hanya faktanya, Indonesia saat ini masih belum

menjadi Negara maritime dalam pengertian yang sesungguhnya. Sebab, hingga


sekarang Indonesia belum menjadi actor atau pelaku kelautan yang cukup mempuni,
 baik ditingkat
ditingk at domestic maupun global. Padahal, lautlau t Indonesia merupakan urat nadi
 perekonomian nasional
nasion al dan penggerak lalu lintas
lint as ekonomi dunia.

Dunia maritim Indonesia telah mengalami kemunduran yang cukup


signifikan, kalau pada zaman dahulu mencapai kejayan baik dalam bidang politik
maupun ekonomi, sekarang ini tidak tampak sedikit pun kemajuan yang dapat
dilihat. Ironis memang, Indonesia yang mempunyai potensi laut sangat besar di
dunia kurang begitu memperhatikan sektor ini. Padahal, laut menjadi salah satu
faktor dalam mempertahankan eksistensi wilayah suatu negara “Bahkan barang siapa
yang menguasai laut, ia akan menguasai dunia”, demikian dalil yang d ikemukakan

oleh Mahan,
karyanya yangwajar saja“The
berjudul kalauInfluence
Mahan ofmengeluarkan pernyataan
Sea Power Upon tersebut,
History” dalam
(1660 -1783),

5
 

yang terbit untuk pertama kalinya pada tahun 1890 dan telah mengalami cetakan
ulang beberapa kali. Berdasarkan tinjauan sejarah dari berbagai kerajaan di
 Nusantara pada masa lalu, Indonesia sebenarnya adalah negara yang berwatak
maritim. Namun demikian, watak kemaritiman tersebut saat ini sudah tidak lagi
eksis, beberapa kalangan berkesimpulan agar dapat menjadi bangsa yang kuat dan
disegani dimata internasional maka Indonesia harus kembali berwawasan maritim
dan bukannya berorientasi daratan (land minded).

B.  Kemaritiman dari Segi Nilai Ekonomi

Ekonomi tercatat sebagai salah satu fungsi vital maritim yaitu sebagai deposit
sumber daya alam. Baik yang ada di permukaan laut itu sendiri maupun di dasar
samudera, karena berisi kandungan sumber daya alam yang memberikan jaminan
terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia dari abad ke abad. Bila deposit ini
tidak terpelihara dan terjamin pelaksanaan fungsinya, maka kelangsungan hidup
rakyat dan eksistensi Negara Kepulauan Republik Indonesia bisa terancam.

Posisi geografis yang sangat strategis ini masa depan menjadi lebih penting.
Dilihat dari segi ekonomi global, karena ekonomi dunia/global telah bergeser dari
Eropa/Amerika menuju ke Asia dan pusat-pusat perekonomian dunia yang ada di
Jepang, Korea, Taiwan, Cina, India, Rusia, yang kesemuanya itu dicapai oleh
 pedagang-pedagang
 pedagang-pedagan g dari Eropa maupun Amerika lewat laut tidak bisa tidak harus
melewati tanah air kita, dan begitu juga sebaliknya. Kalau Indonesia bisa
membangun negara maritim yang besar dan kuat, apalagi makmur, maka peluang-
 peluang yang besar ini bisa dimanfaatkan paling tidak menjadi polisi dunia bagi
kapal-kapal yang lewat disini.

Di antara banyak bidang yang menopang perekonomian Indonesia, bidang


maritim merupakan bidang yang paling menjanjikan untuk terus mendorong
 pereknomian Indonesia.
Indonesia . Lautan Indonesia memiliki potensi
po tensi perikanan, bahan min
mineral
eral
atau tambang, hingga potensi sistem transportasi laut yang semuanya merupakan
industri makro yang tentu saja akan menyerap banyak tenaga kerja.

1.  Potensi Kemaritiman Sebagai Penunjang Perekonomian Indonesia

Indonesia yang disebut sebagai negara maritim, tentu saja memiliki banyak
 potensi baik itu sebagai penunjang
pen unjang maupun penyedia fasilitas
fasili tas yang sangat
san gat membantu
 perekonomian. Potensi
Pote nsi sumberdaya
sumbe rdaya maritim yang cukup besar ini tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Potensi nilai ekonomi kelautan dari bidang-bidang maritim utama
sangat besar. Dari perikanan, termasuk perikanan tangkap, budidaya, dan pengolahan
sebesar US$ 47 milyar per tahun. Sedangkan dari pariwisata bahari mencapai US$
29 milyar per tahun.

6
 

Dari energi terbarukan sebesar US$ 80 milyar per tahun yang terdiri dari
energi arus laut, pasang surut, gelombang, biofuel alga, panas laut. Sementara
 biofarmasetika laut sebesar
sebes ar US$ 330 milyar per tahun.

Sedangkan
Sementara minyak dari
bumisektor transportasi
dan gas off shore laut adaUS$68
senilai potensimilyar,
US$ 90sebanyak
milyar per
70%tahun.
dari
 produksi minyak dan gas bumi berasal dari pesisir dengan 40 dari 60 cekungan
 potensial mengandung migas terdapat di lepas pantai, 14 di pesisir,
pesi sir, dan hanya enam
di daratan. Adapun beberapa potensi tersebut adalah sebagai berikut:

a.  Letak Geografis Indonesia

Posisi Indonesia berada pada daerah tropis tepatnya dalam posisi silang
antara dua buah benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Selain itu juga
diapit oleh dua buah samudera yaitu samudera Pasifik dan samudera Hindia. Hal
ini berkaitan dengan hal transportasi. Dimana letak Indonesia berada di silang
 jalur perdagangan dunia, maka sudah hampir pasti seluruh kapal dari berbagai
dunia akan melewati Indonesia. Dengan draft revisi UU no. 17 tahun 2008
mengenai pelayaran, maka industri pelayaran Indonesia akan lebih menjanjikan
untuk berkembang. Dengan peraturan yang mengharuskan seluruh kapal yang
melalui perairan Indonesia harus berbendera Indonesia tentu saja memberikan
efek domino yang luar biasa bagi bangsa ini. Industri perkapalan Indonesia tentu
akan berkembang dengan pesat. Karena mau tidak mau semua kapal harus
dibuat di Indonesia, diklasifikasi oleh Biro Klasifikasi Indonesia, bahkan seluruh
awaknya harus menggunakan orang Indonesia. Perubahan peraturan ini tentu
akan menghidupkan kembali industri pelayaran yang sempat mati suri.

 b.  Luas Wilayah Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah


Indonesia yang ditambah dengan jalur laut 12 mil yaitu 5,8 juta km² terdiri dari
daratan 1,9 juta km² dan luas wilayah laut 3,1 juta km².

c.  Panjang Garis Pantai dan Jumlah Pulau

Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah


Canada. Dengan panjang garis pantai 95.181 km. Wilayah Indonesia yang terdiri
dari 17.508 pulau dari jumlah tersebut baru 6000 pulau yang mempunyai nama.
Dari luas tersebut, Indonesia memiliki 13 pulau atau sekitar 97% pulau-pulau
 besar, seperti Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, Sumatera, Flores, Bali, dan
Lombok.

d.  Distribusi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Kemaritiman

7
 

Wilayah pesisir dan lautan Indonesia sebagai salah satu sumber daya
alamnya yang telah dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu
sumber bahan makanan utama. Kekayaan hidrokarbon dan mineral lainnya yang
terdapat di wilayah ini juga telah dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan
ekonomi nasional. Selain menyediakan berbagai sumberdaya tersebut, wilayah
 pesisir dan lautan Indonesia memiliki berbagai fungsi lain seperti transportasi
dan pelabuhan wawasan industri, agribisnis, dan agriindustri, rekreasi dan
 pariwisata, serta kawasan pemukiman.
pemu kiman.

Sumberdaya pesisir dan lautan (sumberdaya kemaritiman Indonesia)


yang tersebar di seluruh wilayah nusantara mulai dari wilayah laut teritorial, laut
nusantara, maupun pada wilayah laut yang termasuk dalam zona ekonomi
eksklusif. Pada daerah ini telah dideteksi dan ditentukan melalui pemetaan
 potensi sumberdaya
sumberda ya kelautan dan perikanan.
perikanan .

e.  Kekayaan Lautan dan Perikanan

Dari sektor kekayaan lautan, Indonesia memiliki kekayaan yang luar


 biasa melimpahnya. Selama ini perhatian pemerintah masih sangat kurang
terhadap pengembangan ekonomi dalam hal kekayaan kelautan dan perikanan.
Alokasi dananya saja hanya 3 milyar per tahun. Dengan alokasi dana yang sangat
sedikit tersebut, potensi kekayaan laut sangat sulit dikembangkan. Potensi
kekayaan laut Indonesia sendiri diperkirakan mencapai USD 100 milyar. Namun
hingga kini belum sampai 10% dinikmati oleh bangsa sendiri.

Pada bidang perikanan saja, telah menyumbangkan hingga 3% dari PDB


hingga kini. Jumlah ini akan terus meningkat hingga ke depannya. Bahkan
 jumlah tersebut merupakan penyumbang devisa terbesar bagi negara.Dalam
 perikanan sendiri
sen diri juga diperlukan
d iperlukan industri
ind ustri olahan yang akan menambah nilai dari
ikan yang di dapat dari lautan. Dengan industri olahan yang mandiri maka
 perkembangan ekonomi di bidang perikanan akan semakin berkembang pesat.
Jumlah tenaga kerja yang diserap juga akan semakin besar sehingga menekan
angka pengangguran dan kemiskinan tentunya.

f.  Bidang Energi

Berdasarkan data geologi, diketahui bahwa Indonesia memiliki 60


cekungan potensi kandungan minyak dan gas bumi dimana 40 cekungan terdapat
di lepas pantai, 14 cekungan berada di daerah transisi daratan dan lautan (pesisir)
dan hanya 6 cekungan yang berada di daratan. Dari ke-60 cekungan diperkirakan
dapat dihasilkan 84,48 milyar barel minyak, namun baru 9,8 milyar barel saja
yang sudah diketahui dengan pasti. Sedangkan sisanya 74,68 milyar barel masih
 berupa kekayaan yang belum dimanfaatkan. Di kawasan ambalat yang luas

8
 

 bloknya mencapai 15.235 kilometer persegi memiliki kekayaan minyak senilai


4.200 trilyun rupiah. Jumlahnya mencapai 3 kali lipat dari jumlah hutang
Indonesia. Inilah kekayaan materi yang dapat dihasilkan bangsa ini dari kawasan
lautnya yang mencapai 5,8 juta km persegi. Ini masih berupa kekayaan dalam
 bentuk migas saja.

2.  Kendala Perekonomian Maritim

Hambatan yang terbesar saat ini adalah mind set bangsa. Mind set bangsa
ban gsa kita
termasuk para penentu kebijakan masih menggunakan stigma Indonesia sebagai
negara agraris dan menafikkan peranan laut, kalaupun ada masih bersifat sporadis.

Patut disayangkan kemaritiman masih disampingkan oleh pemerintah.


Paradigma pertanian dan paradigma Indonesia sebagai negeri daratan yang
ditanamkan oleh era orde baru selama 32 tahun masih menancap di masyarakat
hingga kini. Sehingga masyarakat masih belum banyak mengerti akan kekayaan
lautan Indonesia. Perubahan paradigma secara menyeluruh ini menjadi kunci untuk
membuka mata seluruh maksyarakat jika Indonesia sebagai negara maritim bukanlah
hanya sebuah slogan melainkan sebuah kenyataan yang harus dimanfaatkan dengan
 bijak demi kesejahteraan seluruh bangsa ini.

3.  Sumberdaya Perekonomian Maritim


a.  Potensi Daya Perikanan Laut
Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri dari sumberdaya
 perikanan palagis besar (451.830 ton/tahun) dan pelagis kecil (2.423.000
ton/tahun). Sumberdaya perikanan 3.163.630 ton/tahun, udang 100.720
ton/tahun. Ikan karang 80.082 ton/tahun, dan cumi-cumi 328.960 ton/tahun.
Dengan demikian secara nasional potensi lestari ikan laut sebesar 6,7 juta
ton/tahun dengan tingkat pemanfaatan mencapai 48% (Dirjen Perikanan
1995).
 b.  Hutan Mangrove
Merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah
 pesisir, fungsi dan peran hutan mangrove, yaitu :
1)  Menyusun mekanisme antara komponen mangrove dengan ekosistem
lain pelindung pantai, dan pengendali banjir.
2)  Penyerap bahan pencemar, sumber energi bagi biota laut
3)  Menjaga kestabilan produktivitas dan ketersediaan sumberdaya hayati di
 perairan.
4)  Sebagai sumber kayu kelas satu, bahan kertas dan arang.
c.  Padang Lamun dan Rumput Laut

9
 

Padang Lamun mempunyai fungsi :

1)  Meredam ombak dan melindungi pantai


2)  Daerah asuhan larva
 
3) Tempat makan
4)  Rumah tempat tinggal biota laut
5)  Wisata bahari
d.  Terumbu Karang

Peran terumbu karang, yaitu :

1)  Pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat yang berasal dari
laut
2)  Sebagai habitat tempat mencari makan
e.  Bahan Tambang dan Mineral
Bahan tambang dan mineral yang terdapat di laut Indonesia yaitu bahan
 bangunan, serta pasir.
f.  Jasa-jasa Lingkungan
Jasa-jasa lingkungan yang dimaksud meliputi fungsi kawasan pesisir dan
lautan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata.

C.  Kondisi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat


Masyarakat Pesisir

Besarnya potensi kelautan tersebut ternyata tidak diikuti oleh kesejahteraan


masyarakat nelayan.Hal ini terlihat dimana kondisi sosial ekonomi nelayan kita
sangat jauh berbeda dengan potensi sumberdaya alamnya. Hal ini dibuktikan dengan
masih rendahnya sumbangan sektor kelautan selama Pelita VI terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) Nasional yaitu 12,1% dengan laju pertumbuhan 3,8% jauh di
 bawah laju pertumbuhan rata-rata seluruh sektor sebesar 7,4% (Waspada, 18 Maret
2000).

 Nelayan adalah suatu fenomena


fenomen a sosial yang sampai saat ini masih merupakan
tema yang sangat menarik untuk didiskusikan.Membicarakan nelayan hampir pasti
isu yang selalu muncul adalah masyarakat yang marjinal, miskin dan menjadi
sasaran eksploitasi penguasa baik secara ekonomi maupun politik. Kemiskinan yang
selalu menjadi “trade mark” bagi nelayan
nela yan dalam beberapa
beb erapa hal dapat
dap at dibenarkan
dengan beberapa fakta seperti kondisi pemukiman yang kumuh, tingkat pendapatan
dan pendidikan yang rendah, rentannya mereka terhadap perubahan-perubahan
sosial, politik, dan ekonomi yang melanda, dan ketidakberdayaan mereka terhadap
intervensi pemodal, dan penguasa yang datang.

10
 

Hasil penelitian Mubyarto dkk (1984) menunjukkan bahwa masyarakat


nelayan di daerah Jepara sebagian berasal dari golongan sedang, miskin, dan miskin
sekali. Data dari Kantor Statistik Propinsi Sumatera Utara juga menunjukkan bahwa
hampir 50% penduduk Desa Pantai Sumatera Utara berpendapatan 25  –  149   149 ribu
rupiah perbulan (BPS, 1989). Rata-rata pendapatan perkapita nelayan tersebut tidak
lebih 15 ribu/bulan.Padahal pendapatan perkapita penduduk Sumatera Utara rata-rata
37.267 rupiah/ bulan (BPS, 1989).Beberapa tulisan mengenai nelayan yang
menggambarkan tentang kemiskinan/ kondisi ekonomi nelayan seperti berikut
ini.Tulisan Mubyarto (1984) misalnya, menganalisis perekonomian masyarakat
nelayan miskin di Jepara.Menurut Mubyarto dkk, kemiskinan nelayan lebih banyak
disebabkan oleh adanya tekanan struktur yaitu nelayan terbagi atas kelompok kaya
dan kaya sekali di satu pihak, miskin dan miskin sekali di satu pihak.Penelitian ini
menunjukkan adanya dominasi/eksploitasi dari nelayan kaya terhadap nelayan
miskin. Hampir sama dengan penelitian di atas selanjutnya Mubyarto dan Sutrisno
(1988) juga melihat kemiskinan nelayan di Kepulauan Riau.

Menurut Mubyarto dkk, kemiskinan nelayan lebih banyak disebabkan oleh


adanya tekanan struktur, yaitu nelayan kaya/penguasa yang menekan nelayan
miskin. Hampir sama dengan asumsi yang dibangun oleh Mubyarto tentang
 pengaruh struktur, Resusun (1985) juga menemukan data bahwa nelayan di Pulau
Sembilan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, ada satu kelompok nelayan yang
hidupnya tidak berkecukupan, yaitu nelayan yang tidak punya modal (nelayan kecil),
dan mereka selalu diekspoitasi oleh nelayan yang punya modal (punggawa) dan
 pedagang (pa’bilolo) yaitu  sawi bagang atau Pa’bagang  atau pembantu utama
 punggawa dalam menangani kegiatan operasi penangkapan ikan. Penelitian yang
dilakukan oleh Resusun di atas juga menunjukkan adanya struktur hubungan sosial
yang khas pada masyarakat nelayan. Hubungan itu adalah adanya ketidak
seimbangan antara yang mempunyai modal usaha dan para pekerjanya. Hubungan
itu adalah antara punggawasawi  pa’bagang  yang bersifat timbal balik (reprocity).
Walaupun sawi perlu sang punggawa sebagai sumber lapangan kerja, punggawa
 juga memerlukan
memerluk an tenaga
te naga sawi.
s awi. Seorang punggawa akan berusaha
ber usaha supaya sawi yang
dipercayai menetap diusahanya. Akibatnya terjadi hubungan yang selalu
merugikan sawi. Karena seringkali kerelaan punggawa untuk meminjamkan uang
kepada sawi berdasarkan motivasi agar sawi tetap berada di lingkaran setan. Hutang
yang tidak bisa dilunasi seringkali harus dibalas dengan jasa yang sangat berlebihan.

11
 

D.  Meningkatkan Kualitas Sosial Budaya Maritim Di Indonesia

Untuk membangun sosial budaya maritim yang ideal, ada beberapa hal yang
 perlu diperhatikan yaitu strategi dan upaya-upaya
upaya-upa ya yang diarahkan untuk mengatasi

 permasalahan yang dihadapi


dihad api diantaranya adalah:
adalah :
1.  Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan kegiatan pokok yang
dilaksanakan antara lain: Sinkronisasi kebijakan dan pelaksanaan upaya-upaya
 penanggulangan kemiskinan; Penyerasian penanganan masalah-masalah strategis
yang menyangkut kesejahteraan rakyat, antara lain pengungsi dan korban
 bencana alam dan konflik sosial; dan Penyelarasan kebijakan bidang kesehatan,
 bidang lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan, pendidikan,pendidikan , budaya,
 pemuda, olah raga, aparatur negara,
n egara, pariwisata dan agama.
2.  Meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial melalui Penyusunan
kebijakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS); Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan
 prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS,Peningkatan
 pembinaanpelayanan dan perlindungan sosial dan hukum bagi anak terlantar,
lanjut usia, penyandang cacat, dan tuna sosial; dan Penyelenggaraan pelatihan
keterampilan dan praktek belajar kerja bagi PMKS; Peningkatan penyuluhan
kesejahteraan sosial, khususnya di daerah kumuh, perbatasan, terpencil, rawan
konflik, rawan bencana, dan gugus pulau; Peningkatan kualitas dan kuantitas
 penyuluhan sosial melalui media massa cetak dan elektronik; dan Peningkatan
kualitas penyuluhan kesejahteraan sosial melalui pelatihan teknik komunikasi
3.  Meningkatkan kemampuan dalam mengelola keragaman budaya untuk
menciptakan keserasian hubungan antar unit sosial dan antarbudaya dalam
rangka menurunkan ketegangan dan ancaman konflik sekaligus memperkuat
 NKRI, yang dilakukan melaui kegiatan pokok antara lain: Pelaksanaan dialog

antarbudaya yang terbuka dan demokratis; Pengembangan pendidikan


multikultural untuk meningkatkan toleransi dalam masyarakat; Pengembangan
 berbagai wujud ikatan kebangsaan antara lain melalui pengembangan
infrastruktur untuk meningkatkan akses transportasi dan komunikasi lintas
daerah dan lintas budaya; Pelestarian dan pengembangan ruang publik untuk
memperkuat modal sosial; danPeningkatan penegakan hukum untuk menciptakan
rasa keadilan antarunit budaya dan antarunit sosial.
4.  Mengembangkan nilai-nilai budaya yang bertujuan untuk memperkuat jati diri
 bangsa (identitas nasional) dan memantapkan budaya nasional yang diharapkan
dapat memperkokoh ketahanan budaya nasional sehingga mampu menangkal
 penetrasi budaya
buda ya asing yang bernilai
berni lai negatif. Kegiatan yang dilakukan antara
ant ara lain
: Mengaktualisasikan nilai moral dan agama, merevitalisasi dan mereaktualisasi
 budaya lokal yang bernilai luhur termasuk di dalamnya pengembangan budaya
maritim, dan transformasi budaya melalui adopsi dan adaptasi nilai-nilai baru

12
 

yang positif untuk memperkaya dan memperkokoh khasanah budaya bangsa,


seperti: orientasi pada peningkatan kinerja, budaya kritis, akuntabilitas dan
 penerapan iptek.

13
 

BAB IV

PENUTUP

A.  Kesimpulan

1.  Indonesia mempunyai potensi maritim yang sangat besar dengan luasnya
lautan yang dimiliki. Luas lautan dibandingkan luas daratan di dunia
mencapai kurang lebih 70 berbanding 30, sehingga menjadi tantangan
tersendiri bagi negara-negara di dunia yang memiliki kepentingan laut untuk
memajukan maritimnya. Namun ironisnya, Indonesia yang mempunyai
 potensi laut sangat besar di dunia kurang begitu memperhatikan sektor ini.
Padahal, laut menjadi salah satu faktor dalam mempertahankan eksistensi
wilayah suatu negara.
2.  Di antara banyak bidang yang menopang perekonomian Indonesia, bidang
maritim merupakan bidang yang paling menjanjikan untuk terus mendorong
 pereknomian Indonesia. Lautan Indonesia memiliki potensi perikanan, bahan
mineral atau tambang, hingga potensi sistem transportasi laut yang semuanya
merupakan industri makro yang tentu saja akan menyerap banyak tenaga
kerja.
3.  Penelitian yang dilakukan oleh Resusun di atas juga menunjukkan adanya
struktur hubungan sosial yang khas pada masyarakat nelayan. Hubungan itu
adalah adanya ketidak seimbangan antara yang mempunyai modal usaha dan
 para pekerjanya.
pekerjan ya. Hubungan itu adalah
adal ah antara punggawasawi  pa’bagang  yang
 bersifat timbal balik (reprocity). Walaupun sawi perlu sang punggawa
sebagai sumber lapangan kerja, punggawa juga memerlukan tenaga sawi.
Seorang punggawa akan berusaha supaya sawi yang dipercayai menetap
diusahanya. Akibatnya terjadi hubungan yang
yang selalu merugikan sawi. Karena

seringkali kerelaan punggawa untuk meminjamkan uang kepada sawi


 berdasarkan motivasi agar sawi tetap
te tap berada di lingkaran setan. Hutang yang
tidak bisa dilunasi seringkali harus dibalas dengan jasa yang sangat
 berlebihan.
4.  Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sosial budaya maritim di
Indonesia yaitu Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan kegiatan
 pokok yang dilaksanakan
dilak sanakan antara lain:
l ain: Sinkronisasi
Si nkronisasi kebijakan dan pelaksanaan
upaya-upaya penanggulangan kemiskinan; Penyerasian penanganan masalah-
masalah strategis yang menyangkut kesejahteraan rakyat, antara lain
 pengungsi dan korban bencana alam dan konflik sosial; dan Penyelarasan
kebijakan bidang kesehatan, bidang lingkungan hidup, pemberdayaan
 perempuan, pendidikan.
pendidikan .

14
 

B.  SARAN

Masalah maritim Indonesia sangat kompleks dan pembangunannya sangat


tertinggal, karena itu dipandang sangat mendesak untuk membentuk suatu badan

yang mencurahkan sepenuh perhatiaannya untuk memanfaatkan seluruh potensi


maritim serta dapat mengawasi penegakan hukum dilaut. Disamping itu, badan ini
mengkoordinir / mensink
mensinkronisasikan
ronisasikan institusi atau
at au badan yang mempunyai
mempun yai
 bermacam kepentingan dilaut.
dil aut.

15
 

DAFTAR OUSTAKA

https://educationareablog.wordpress.com/2017/05/25/wawasan-kemaritiman-
mengenal-potensi-dan-pertahanan-kemaritiman-di-indonesia/

http://kinays-aratuza.blogspot.co.id/2014/06/wawasan-kemaritiman.html  

16

Anda mungkin juga menyukai