Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI MODERN PADA ENDODONTIK

Alfredo Iandoloa, Giuseppe Iandolob, Mariano Malvanoc, Giuseppe Pantaleoa,


Michele Simeonea
a
Departemen Neurosciences, Reproductive and Odontostomatological Sciences, University of
Naples Federico II, Naples, Italy
b
Medical Director, ASL Avellino 2, Avellino, Italy
c
Private Practice in Naples, Italy

ABSTRAK
Tujuan: Pembersihan kemo-mekanis saluran akar sangat penting untuk mencapai
keberhasilan perawatan endodontik, yang juga diperoleh melalui obturasi ruang
endodontik secara tiga dimensi dan adekuat.
Bahan dan metode: Kita berterimakasih pada teknologi saat ini, seperti Mikroskop
Operatif, ultrasonic tips, M-Wire Files, alat aktivasi irigasi, dan obturasi tiga
dimensi menggunakan gutta-percha termoplastik, sehingga hasil yang memuaskan
dapat dicapai.
Hasil: Penelitian ini memaparkan semua teknologi yang ada saat ini untuk
meningkatkan pembersihan kemo-mekanis dan obturasi seluruhnya dari sistem
endodontik yang rumit.
Kesimpulan: Hasil yang positif menunjukkan bagaimana penggunaan teknologi
modern sangat penting untuk menghindari cedera iatrogenik dan menjamin hasil
yang aman.

Kata Kunci: Cairan irigasi, aktivasi, mikroskop, ultrasonic tips.

PENDAHULUAN
Keberhasilan jangka panjang perawatan endodontik berhubungan erat dengan
pembersihan yang adekuat, shaping, dan obturasi menyeluruh tiga dimensi pada
sistem saluran akar yang kompleks.1-3 Persentase kegagalan yang signifikan
kemungkinan disebabkan terdapat jaringan residu pulpa dan pembersihan saluran
akar yang tidak memadai.4 Sistem endodontik terdiri atas ruang yang mudah
diakses tangan dan alat rotary files (pada saluran utama) dan, seperti yang
ditunjukkan pada banyak penelitian klinis dan histologis,5,6 ruang yang sulit diakses
atau yang tidak dapat diakses (ismus, delta, loop, kanalis aksessoris dan lateral, dan
tubulus dentin) (Gambar 1 dan 2).7

1 Universitas Syiah Kuala


2

Pembentukan (shaping) saluran akar tidak dapat dicapai pada semua daerah
dari sistem saluran akar, terlepas dari teknik yang digunakan; jadi tidak semua
bagian saluran akar dapat di shaping.8 Sehingga diperlukan pembersihan
endodontik secara biokimia (untuk ruang yang dapat dan tidak dapat diakses);
setelah bersih, saluran akar dapat diisi dan diobturasi menggunakan gutta-percha
dan semen selama obturasi.9

Gambar 1. Apeks akar mesial gigi molar pertama rahang bawah pada
foto SEM: terlihat banyak jalur keluar akar.

Hasil perawatan endodontik saat ini didasarkan pada metode kerja yang lama
(operator tanpa pengalaman, perawatan dilakukan tanpa bantuan mikroskop
operatif, preparasi kemo-mekanis dilakukan menggunakan file Ni-Ti normal, dan
penggunaan irigasi tanpa aktivasi)10,11; dalam perawatan endodontik kita dapat
membedakan berbagai fase:
a) Pembukaan kamar pulpa, fase yang paling sulit sesuai dengan literatur, karena
kesalahan selama fase ini dapat mengganggu perawatan. Pembukaan kamar
pulpa harus dilakukan di bawah perbesaran dan pencahayaan yang
konstan4,12-16;
b) Fase pembentukan (shaping) menggunakan instrumen NiTi baru yang
dimodifikasi17-19;
c) Fase pembersihan, di mana cairan irigasi diaktifkan dan ditingkatkan20-22;

Universitas Syiah Kuala


3

d) Fase obturasi, di mana selain sistem modern yang menggunakan gutta-percha


termoplastik, bahan pengisi saluran akar yang baru dapat diusulkan.23-27

Pemeriksaan klinis dan foto rontgen dapat membantu analisis dari kasus yang
dirawat, sehingga memungkinkan untuk melanjutkan perawatan endodontik.
Perawatan harus diakhiri dengan restorasi pasca endodontik yang tepat.

Gambar 2. Diaphanization dari gigi insisif rahang bawah: terlihat ismus


diantara dua kanal.

BAHAN DAN METODE


Pembukaan Kamar Pulpa
Tahap pertama yang harus dilakukan yaitu isolasi lapangan operatif dengan
menggunakan dental dam, kemudian di bawah magnifikasi dan pencahayaan
konstan kita harus melanjutkan dengan pembukaan kamar pulpa dengan rotary
instrument dan ultrasonic tip.
Kegunaan utama dari mikroskop operatif (Gambar 3) adalah meningkatkan
PDR, atau tingkat resolusi (power of resolution), yaitu kemampuan untuk melihat
dua titik berbeda yang sangat dekat satu sama lain. Mata manusia tidak dapat
membedakan antara dua titik yang dipisahkan oleh jarak minimal 0,1 mm (PDR:
0,1 mm),28,29 di mana gambaran akan tampak sebagai gambaran tunggal. Dengan
menggunakan mikroskop operatif, tingkat resolusi meningkat dari 0,1 mm ke 0,005
mm yang sama dengan 5 mikron, sehingga membuat mata manusia mampu melihat
lebih banyak detail.

Universitas Syiah Kuala


4

Gambar 3. Mikroskop Operatif. Gambar 4. Ultrasonic tips Endodontik.

Gambar 5. Pembukaan kamar pulpa pada M1 bawah yang


dilakukan di bawah magnifikasi dan pencahayaan
konstan, menggunakan ultrasonic tips.

Instrumen ultrasonik yang sekarang tersedia di kedokteran gigi mencakup


berbagai tipe tips yang memiliki berbagai jenis bentuk, panjang, dan bahan
pembentuk (Gambar 4). Selain itu, dengan diperkenalkannya sumber yang lebih
canggih dari ultrasound, memungkinkan untuk mengoptimalkan penggunaan tiap
jenis tip dengan pilihan mengontrol frekuensi dan amplitudo getaran. Ultrasonic tip
memastikan keakuratan pemotongan yang baik dikarenakan dimensinya yang lebih
kecil sehingga memungkinkan pandangan yang lebih luas dibandingkan rotary
instrument, pandangan yang lebih besar meningkatkan fungsi penggunaan sistem
magnifikasi seperti mikroskop operatif.4,30

Universitas Syiah Kuala


5

Jadi setelah identifikasi saluran akar (Gambar 5), fase pembentukan (shaping)
baru dapat dilanjutkan, hingga pembersihan, dan obturasi 3 dimensi.12-14

Fase Pembentukan (Shaping) dengan Instrumen NiTi dimodifikasi


Penggunaan Ni-Ti menunjukkan titik balik dari riwayat Endodontik, di mana
instrumen ini memungkinkan konstruksi dan produksi dari instrumen manual dan
rotary endodontik terbaru dengan karakteristik yang superior dibanding instrumen
stainless steel, sehingga mendapatkan hasil terapi yang lebih efektif dan dapat
dihasilkan kembali.31-32 Logam Ni-Ti digunakan dalam kedokteran gigi memiliki
komposisi atomik yang sama antara Ni dan Ti, terdiri atas 55% massa Ni dan 45%
massa Ti.33
Sifat utama dari Ni-Ti yaitu shape memory dan superelastisitas (atau
pseudoelastisitas), walaupun dalam Endodontik karakteristik pertama tidak
digunakan.
Sebaliknya superelastisitas atau pseudoelastisitas sangat berguna dikarenakan
memungkinkan logam dapat dibengkokkan dan beradaptasi terhadap bentuk
saluran akar, memungkinkan untuk membentuk saluran akar dengan pergerakan
rotasi, menjaga posisi pada bagian tengah bahkan pada keberadaan kurvatur akar,
dengan cara tersebut gaya dan efek negatifnya (perforasi, obstruksi, dan stripping)
dari trayektori awal saluran akar diminimalkan, berbeda dengan instrumen steel.34,35
Sifat superelastik atau pseudoelastik bergantung pada perubahan susunan kristalin.
Penggunaan rotary instrument pada endodontik dapat meningkatkan resiko fraktur
dibandingkan penggunaan steel file, walaupun penggunaan Ni-Ti memberikan
sejumlah keuntungan.33,35,36

Gambar 6. ProTaper Next.

Universitas Syiah Kuala


6

Fraktur dari instrumen rotary bergantung pada tekanan torsi dan


pembengkokan.33,37-39 Terdapat banyak instrumen Ni-Ti yang tersedia di
kedokteran gigi sekarang ini, pada studi ini kami ingin menguji instrumen NiTi
rotary baru, Protaper Next, di mana penggunaannya pada perawatan endodontik
sangat efektif (Gambar 6).

Karakteristik ProTaper Next


Protaper Next merupakan instrumen generasi kelima, di mana mereka dibuat
berdasarkan teknologi M-Wire modern,17-19 dengan potongan persegi panjang dan
pusat rotasi asimetris. Instrumen ini, berotasi pada saluran akar, memiliki ruang
permukaan potong lebih besar dibandingkan dengan instrumen yang sama dengan
kaliber yang sama, dengan potongan persegi dan pusat rotasi simetris.

Gambar 7. Radiograf pasca tindakan dari 15. Gambar 8. Radiograf pasca tindakan dari 26.
Shaping yang didapat dengan Shaping didapat menggunakan
Protaper Next. Protaper Next.

Gambar 9. Radiograf pasca tindakan 24 dan Gambar 10. Radiograf pasca tindakan 16.
25. Shaping didapat menggunakan Shaping didapat menggunakan
Protaper Next. Files dari logam M-Wire.

Universitas Syiah Kuala


7

Potongan persegi panjang dan pusat rotasi asimetris mengurangi kontak mata
pisau dengan dinding, meyakinkan lebih banyak ruang untuk debris dan
meningkatkan fleksibilitas.
Logam M-wire baru meningkatkan resistensi terhadap kelelahan siklik dari
instrumen, memungkinkan untuk bekerja dengan keamanan yang lebih besar
bahkan pada saluran dengan kurvatur parah (Gambar 7-10).
Files tidak dapat berkontak dengan seluruh ruang endodontik seperti yang
ditunjukkan pada beberapa literatur, sehingga diperlukan active cleansing untuk
membersihkan sebanyak mungkin sistem endodontik yang kompleks.3,4,9

Fase Active Cleansing (3D Cleansing)


Irigan yang paling sering digunakan untuk fase pembersihan yaitu natrium
hipoklorit.
Beberapa penulis mendeskripsikan berbagai teknik untuk meningkatkan
keefektifan natrium hipoklorit sebagai irigan, mencakup penggunaan jumlah irigan
yang besar dan preheating.40,41
Natrium hipoklorit yang dipanaskan memiliki kemampuan yang lebih besar
untuk melarutkan jaringan pulpa dan membersihkan saluran akar. 41,42 Kecepatan
reaksi kimia yang terjadi meningkat dengan peningkatan suhu, tekanan, jumlah
aplikasi, dan konsentrasi.

Gambar 11. IG-File (Iandolo Gauging File), instrumen Ni-Ti


yang didesain secara eksklusif untuk pengukuran
diameter apikal dan untuk aktivasi sonik irigan.

Universitas Syiah Kuala


8

Pembersihan hanya dapat dilakukan dengan peningkatan konsentrasi,


pemanasan, dan jumlah aplikasi, dikarenakan tekanan di sistem saluran akar tidak
dapat ditingkatkan.
Penetrasi irigan ke kanal yang kecil dapat dengan mudah dicapai dengan
menggunakan sumber sonik atau ultrasonik43 (Gambar 11 dan 12). Konsentrasi
larutan yang tersedia pada pasar, untuk mencegah reaksi iritan yang mungkin, tidak
melebihi 6%, sehingga dilakukan pertimbangan untuk pemanasan.

Gambar 12. Gambaran MicroCT menunjukkan, dengan adanya aktivasi


sonik, kami mendapatkan penetrasi yang baik dari irigan pada
saluran lateral kecil pada sepertiga tengah saluran akar.

Normalnya larutan dipanaskan di luar gigi hingga suhu 50 oC.44 Larutan yang
dipanaskan memiliki penggunaan terbatas, dikarenakan terstabilisasi secara cepat
pada suhu termasuk di antara suhu tubuh dan suhu ruang.

Teknik Baru Pemanasan Natrium Hipoklorit: Protokol Operatif


Natrium hipoklorit memiliki suhu didih antara 96°C dan 120°C. Kami
menggunakan heat carrier (Sistem-B atau serupa). Temperatur heat carrier diatur
pada 150°C.
Heat carrier yang digunakan adalah 30/04, sehingga pemasukan 3 mm dari
panjang kerja dapat dengan mudah dicapai tanpa preparasi yang berlebihan. Saluran
akar diisi dengan natrium hipoklorit dengan jarum endodontik. Heat carrier dingin
digunakan kira-kira 3 mm dari panjang kerja, dan kemudian diaktifkan. Setiap
siklus aktivasi heat carrier berlangsung 5 detik dengan interval 5 detik.
Selama aktivasi, heat carrier melakukan pergerakan ke atas dan ke bawah
beberapa milimeter untuk irigasi. Aspek yang paling penting adalah tidak
bersentuhan dengan dinding saluran selama heat carrier bekerja.

Universitas Syiah Kuala


9

Setelah setiap siklus, irigasi diganti dengan larutan yang baru sehingga
semakin banyak jumlah hipoklorit dengan klorin aktif.
Siklus aktivasi diulang sebanyak 5 kali. Setiap irigasi, uap air disedot oleh
kanula.
Parameter yang digunakan adalah pemanasan permukaan luar akar, pada tiga
level koronal, level tengah, apikal dan foramen. Selama aktivasi, irigasi dengan
termometer inframerah (resolusi: 0,1 o), suhu pada permukaan luar akar diukur.
Menggunakan nilai-nilai yang terpapar dalam protokol operatif, tidak ada suhu
eksternal yang terdeteksi lebih tinggi dari 42,5°C. Jadi suhu yang mendekati 47°C
dihindari, karna berbahaya bagi sel-sel ligamen periodontal, menghindari
konsekuensi medikolegal.45-47 Setelah pembersihan kemomekanis (Gambar 13),
penting bagi pencapaian keberhasilan klinis, kami melanjutkan ke obturasi 3
dimensiona dengan gutta-percha termoplastis.

A B

C
Gambar 13. Tampilan radiografi gigi 46 (A) Praoperatif: Lesi periapikal yang besar dari akar distal
dan mesial. (B) Pascaoperatif: Obturasi dengan gutta-percha termoplastik setelah
aktivasi dan pemanasan irigan. (C) Follow up 6 bulan: keberhasilan penyembuhan
dengan hilangnya lesi periapikal.

Universitas Syiah Kuala


10

Fase Obturasi Saluran Akar


Sebagai teknik obturasi, jika gelombang kondensasi kontinu digunakan,
penting untuk menggarisbawahi bahwa heat carrier, harus dibawa sekitar 3 mm
dari panjang kerja, untuk mendapatkan termoplastisisasi yang memadai dari gutta-
percha pada apikal.48
Teknik obturasi yang disebarkan oleh operator yang tersedia di pasaran saat
ini, peneliti menemukan obturasi Guttacore Pink, dengan inti gutta-percha
crosslinked core.24
Selain itu, penelitian terbaru, mengusulkan bahan baru untuk pengisian
saluran akar, dengan hasil yang luar biasa.49

KESIMPULAN
Hasil positif yang dilihat oleh kasus-kasus klinis ini menunjukkan bagaimana
penggunaan teknologi modern, mikroskop operatif, ultrasonic tips, rotary file
generasi baru, sistem pembersihan yang sudah ditingkatkan dan metode yang
digunakan untuk mendapatkan segel 3 dimensi yang valid, sangat penting untuk
menghindari kerusakan iatrogenik dan memastikan, hasil yang aman dan dapat
direproduksi.
Tentu saja, untuk mengkonfirmasi apa yang telah kami jelaskan, penelitian
lebih lanjut dan studi ilmiah diperlukan, namun, kasus klinis yang dilakukan dengan
teknologi dan teknik ini telah membuktikan hasil yang sangat memuaskan, terutama
dalam perawatan endodontik yang memiliki lesi osteolitik yang besar dan saluran
akar yang melengkung.

KONFLIK KEPENTINGAN
Penulis tidak memiliki konflik kepentingan.

Universitas Syiah Kuala


DAFTAR PUSTAKA
1. Paduano S, Uomo R, Amato M, Riccitiello F, Simeone M, Valletta R. Cyst-
like periapical lesion healing in an orthodontic patient: a case report with five-
year follow-up. G It Endod 2013;27(2): 95—104.

2. Silvani M, Brambilla E, Cerutti A, Amato M, Gagliani M. Root canal treatment


quality in undergraduate program: a preliminar report on NiTi reciprocating
files. G It Endod 2013;27:33—7.
3. Ametrano G, Riccitiello F, Amato M, Formisano A, Muto M, Grassi R, et al.
mCT analysis of mandibular molars before and after instrumentation by
Reciproc files. Recenti Progressi Medicina 2013;104:420—4.

4. Iandolo A. Reperimento del canale mesiale mediano nei primi molari inferiori.
Il Dentista moderno 2011;18:269.

5. Carratu` P, Amato M, Riccitiello F, Rengo S. Evaluation of leakage of bacteria


and endotoxins in teeth treated endodontically by two different techniques. J
Endod 2002;28(4):272—5.

6. Spagnuolo G, Ametrano G, D’Anto` V, Formisano A, Simeone M, Riccitiello


F, et al. Microcomputed tomography analysis of mesiobuccal orifices and
major apical foramen in first maxillary molars. Open Dent J 2012;6:118—25.

7. Riccitiello F, Di Caprio MP, D’Amora M, Pizza NL, Vallone G, D’Ambrosio


C, et al. Repair of a root perforation by using MTA: a case report. Recenti
Progressi Medicina 2013;104:453—8.
8. Spagnuolo G, Ametrano G, D’Anto` V, Rengo C, Simeone M, Riccitiello F, et
al. Effect of autoclaving on the surfaces of TiN-coated and conventional nickel-
titanium rotary instruments. Int Endod J 2012;45(12):1148—55.
9. Santarcangelo F, Castellucci A. L’irrigazione canalare nell’Endodonzia
moderna: casi semplici. Blog in odontoiatria: www.zerodonto.com, sezione
Endodonzia.

10. Friedman S, Abitbol S, Lawrence HP. Treatment outcome in endodontics: the


Toronto Study. Phase 1: initial treatment. J Endod 2003;29(December
(12)):787—93.
11. Ng YL, Mann V, Gulabivala K. A prospective study of the factors affecting
outcomes of nonsurgical root canal treatment: part 1: periapical health. Int
Endod J 2011;44(July (7)):583—609.

12. Das S, Warhadpande MM, Redij SA, Jibhkate NG, Sabir H. Frequency of
second mesiobuccal canal in permanent maxillary first molars using the
operating microscope and selective dentin removal: a clinical study. Contemp
Clin Dent 2015;6(January— March (1)):74—8.

13. de Toubes KM, Coˆrtes MI, Valadares MA, Fonseca LC, Nunes E, Silveira FF.
Comparative analysis of accessory mesial canal identification in mandibular

11 Universitas Syiah Kuala


12

first molars by using four different diagnostic methods. J Endod 2012;38(April


(4)):436—41.

14. Rampado ME, Tj¨aderhane L, Friedman S, Hamstra SJ. The benefit of the
operating microscope for access cavity preparation by undergraduate students.
J Endod 2004;30(December (12)): 863—7.

15. Wu D, Shi W, Wu J, Wu Y, Liu W, Zhu Q. The clinical treatment of


complicated root canal therapy with the aid of a dental operating microscope.
Int Dent J 2011;61(October (5)):261—6.

16. Lo Giudice G, Lo Giudice R, Matarese G, Isola G, Cicciu` M, Terranova A, et


al. Evaluation of magnification systems in restorative dentistry. An in-vitro
study. Dent Cadm 2015;83(5): 296—305.

17. Ferrara G, Taschieri S, Corbella S, Ceci C, Del Fabbro M, Machtou P.


Comparative evaluation of the shaping ability of two different nickel-titanium
rotary files in curved root canals of extracted human molar teeth. J Investig
Clin Dent 2015;(September).

18. Berutti E, Alovisi M, Pastorelli MA, Chiandussi G, Scotti N, Pasqualini D.


Energy consumption of ProTaper Next X1 after glide path with PathFiles and
ProGlider. J Endod 2014;40(December (12)):2015—8.

19. Capar ID, Arslan H, Akcay M, Ertas H. An in vitro comparison of apically


extruded debris and instrumentation times with ProTaper Universal, ProTaper
Next, Twisted File Adaptive, and HyFlex instruments. J Endod
2014;40(October (10)):1638—41.
20. Schmidt TF, Teixeira CS, Felippe MC, Felippe WT, Pashley DH, Bortoluzzi
EA. Effect of ultrasonic activation of irrigants on smear layer removal. J Endod
2015;41(August (8)):1359—63.

21. Sahar-Helft S, Sarp AS, Stabholtz A, Gutkin V, Redenski I, Steinberg D.


Comparison of positive-pressure, passive ultrasonic, and laser-activated
irrigations on smear-layer removal from the root canal surface. Photomed
Laser Surg 2015;33(March (3)): 129—35.

22. Rodr´ıguez-Figueroa C, McClanahan SB, Bowles WR. Spectrophotometric


determination of irrigant extrusion using passive ultrasonic irrigation,
EndoActivator, or syringe irrigation. J Endod 2014;40(October (10)):1622—6.

23. Buchanan LS. Endodontic obturation techniques. The state of the art in 2015.
Dent Today 2015;34(3):94—5. 90, 92.

24. Li GH, Niu LN, Selem LC, Eid AA, Bergeron BE, Chen JH, et al. Quality of
obturation achieved by an endodontic core-carrier system with crosslinked
gutta-percha carrier in single-rooted canals. J Dent 2014;42(September
(9)):1124—34.

Universitas Syiah Kuala


13

25. Kele¸s A, Alcin H, Kamalak A, Versiani MA. Micro-CT evaluation of root


filling quality in oval-shaped canals. Int Endod J 2014;47(December
(12)):1177—84.

26. Paul ML, Mazumdar D, Vyavahare NK, Baranwal AK. Healing of the
periapical lesion in posterior teeth with mineral trioxide aggregate using
orthograde technique — two case reports. Contemp Clin Dent
2012;(September).

27. Yoo JS, Chang SW, Oh SR, Perinpanayagam H, Lim SM, Yoo YJ, et al.
Bacterial entombment by intratubular mineralization following orthograde
mineral trioxide aggregate obturation: a scanning electron microscopy study.
Int J Oral Sci 2014;6(December (4)):227—32.

28. Amato M, Scaravilli MS, Farella M, Riccitiello F. Bleaching teeth treated


endodontically: long-term evaluation of a case series. J Endod
2006;32(4):376—8.
29. Riccitiello F, Maddaloni G, D’Ambrosio C, Amato M, Rengo S, Simeone M.
Operating microscope: diffusion and limits. G It Endod 2012;26(2):67—72.

30. Lambertini G, editor. Anatomia umana- Piccin, Padova. 1978.


31. Iandolo A. L’utilizzo degli ultrasuoni per una maggiore predicibilit`a nella
rimozione delle calcificazioni. G It Endod 2009;23:3.
32. Pettiette MT, Metzger Z, Phillips C, Trope M. Endodontic complications of
root canal therapy performed by dental students with stainless-steel K-files and
nickel-titanium hand files. J Endod 1999;25:230—4.

33. Sonntag D, Guntermann A, Kim SK, Stachniss V. Root canal shaping with
manual stainless steel files and rotary NiTi files performed by students. Int
Endod J 2003;36:248—55.

34. Bonaccorso A, Tripi RT. Il Nichel Titanio in Endodonzia. Edizione Martina


Bologna 2006;4:10—9.

35. Spagnuolo G, Desiderio C, Rivieccio V, Amato M, Rossetti DV, D’Anto` V,


et al. In vitro cellular detoxification of triethylene glycol dimethacrylate by
adduct formation with N-acetylcysteine. G Dent Mater 2013;29(8):e153—60.

36. Cantatore G, Ceci A. L’ Endodonzia verso il duemila, Preparazione canalare


con strumenti Ni-Ti Evoluzione delle tecniche. Dental Cadmos 1996;2:21—8.
37. Suter B, Lussi A, Sequeira P. Probability of removing fractured instruments
from root canals. Int Endod J 2005;38:114—23.
38. Sattapan B, Nervo GJ, Palamara JE, Messer HH. Defects in rotary nickel-
titanium file after clinical use. J Endod 2000;26(3): 161—5.

39. D’Anto` V, Valletta R, Amato M, Schweikl H, Simeone M, Paduano S, et al.


Effect of nickel chloride on cell proliferation. Open Dent J 2012;6:177—81.

Universitas Syiah Kuala


14

40. Abou Rass M, Oglesby SW. The effects of temperature, concentration and
tissue type on the solvent ability of sodium hypochlorite. J Endod
1981;7:376—7.

41. Cunningham WT, Joseph SW. Effect of temperature on the bactericidal action
of sodium hypochlorite endodontic irrigant. Oral Surg Oral Med Oral Pathol
1980;50:569—71.

42. Cunnigham WT, Balekjian AY. Effect of temperature on collagendissolving


ability of sodium hypochlorite endodontic irrigant. Oral Surg Oral Med Oral
Pathol 1980;49:175—7.

43. Iandolo A, Ametrano G, Amato M, Rengo S, Simeone M. IG-File: un nuovo


strumento per l’ottimizzazione della detersione canalare e per la misurazione
del diametro apicale. G It Endod 2011.
44. Berutti E, Marini R. A scanning electron microscopic evaluation of the
debridement capability of sodium hypochlorite at different temperatures. J
Endod 1996;22:467—70.
45. Simeone M, Valletta A, Giudice A, Di Lorenzo P, Iandolo A. The activation of
irrigation solutions in endodontics: a perfected technique. G It Endod 2015 [in
press].

46. Di Lorenzo P, Niola M, Pantaleo G, Buccelli C, Amato M. On the comparison


of age determination methods based on dental development radiographic
studies in a sample of Italian population. Dent Cadm 2015;83:38—45.

47. Di Lorenzo P, Niola M, Buccelli C, Re D, Cortese A, Pantaleo G, et al.


Professional responsibility in dentistry: analysis of an interdepartmental case
study. Dent Cadm 2015;83: 324—40.
48. Simeone M, De Santis R, Panico G, Riccitiello F, Rengo S. Valutazione del
profilo termico dell’ otturazione canalare a caldo mediante l utilizzo del
system-B. G It Endo 2004;18(4): 179—83.

49. Vitti RP, Prati C, Silva EJ, Sinhoreti MA, Zanchi CH, de Souza e Silva MG, et
al. Physical properties of MTA Fillapex sealer. J Endod 2013;39(July
(7)):915—8.

Universitas Syiah Kuala

Anda mungkin juga menyukai