Pemimpin melakukan peroses mempengaruhi sebuah kelompok atau organisasi untuk
mencapai suatu tujuan yang telah di sepakati bersama, sedangakan kepemimpinan adalah sifat yang di terapkan indivdu yang bertindak sebagai pemimpin untuk mempengaruhi anggota kelompoknya untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah di spakati bersama. Pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin,baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsapah, keterampilan sifat dan sikap yang mendasari prilaku seseorang. Gaya kepemimpinan yang menunjukan secara lansung atau tidak langsung, tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya. Artinya , gaya kepemimpinan merupakan prilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat yang sering di terapkan seorang pemimpin ketika mencoba untuk mempengaruhi kenerja bawahannya. Banyak organisasi yang belum menyadari tentang pentingnya gaya kepemimpinan dalam mengolah organisasi. Ada yang menganggap bahwa itu adalah sebuah bakat dari lahir (predisposisi) sehingga tidak semua orang memilikinya. Padahal di era persaingan yang semkin ketat ini pemahaman tentang gaya kepemimpinan sangat penting. Memahami gaya kepemimpinan sangat berguna dalam sebuah perusahaan dan organisasi.ada beberapa faktor yang membuuat kegagalan dalam sebuah organisai, yaitu kepemimpinan yang kurang tegas dansumber daya manusia yang kurang memadai. Karena percuma memiliki teknologi sangat canggih tetapi blia kepemimpinan yang kurang kuat dan tersetruktur, maka perusahaan akan mengalami kesulitan. Kepemimpinan dan karyawan sangat berhubungan, karena bagaimanapun juga karyawan akan mengikuti apa yang dikatakan pemimpinnya. Gaya kepemimpinan sangat penting untuk mengelola pekerja dan organisai agar dapat berjalan dengan baik. Menurut Meidjrachman dan Husnan (2002). Menyampaikan gaya kepemimpinan mewakili filsafat, keterampian dan sikap pemimpin dalam politik. Pasti anda pernah melihat seseorang yang mampu mengakomodasi sebagaian besar orang dengan berbagai latar belakang, budaya, kompetensi, id, pendidikan untuk dapat bekerjasama demi menuju sebuah tujuan tertentu.setidaknya gaya kepemimpinan yang berbeda satu dengan yang lain yang di terapkan oleh seorang pemimpin agar setiap anggotanya ingin bekerja sesuai dengan arahannya. Kesuksesan suatu organisai tergantung dari gaya kepemimpinan yang digunakan pemimpin. Diberbagai kalangan banyak orang sering dibicarakan tentang sikap dan prilaku pemimpin yang di senangi bawahan, prilaku yang disenangi iyalah yang di maksud dengan gaya kepemimpinan. Gaya artinya sikap,gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang di rancang untuk mengintegrasi tujuan organisasi dengan tujuan indifisu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (baik kata-kata maupun tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain. Sedangkan menurut Rivai, (2004) gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun tidak tampak oleh bawahannya. Beberapa gaya kepemimpinan atau sering juga disebut dengan tipe kepemimpinan adalah sebagai berikut : 1. Tipe Kepemimpinan Karismatik Dalam kepemimpinan karismatik memiliki energy,daya tarik dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga mereka mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Sampai sekarang orang tidak mengetahui benar sebab-sebabnya mengapa seseorang itu memiliki karisma besar dalam memimpin. Dia dianggap mempunyai kekuatan gaib (supernatural power) dan kempuan-kemampuan yang seperhumen , yang diperolah sebagai karunia Yamaha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas keperibadian pemimpin seperti ini memancarkan pengaruh dan daya tarik yang teramat besar. Tokoh-tokoh besar semacam ini antara lain: Jengis Khan, Hitler, Gandhi, Jhon F.Kennedy, Seokarna, Margaret Tacher, dan Gorpachev. Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikut oleh karena karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan. Pengikut cenderung mengikuti pemimpin karismatik karena kagum dan secara emosional dan ingin berkontribusi bersama dengan pemimpin karismatik. Karisma tersebut timbul dari setiap kemampuan yang mempesona yang dimiliki terutama dalam meyakinkan setiap anggotanya untuk mengikuti setiap arahan yang diingiinkan.
2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan kebapaan, dengan sifat-sifat antara lain sebgai berikut : Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak-anak sendiri yang perlu dikembangkan. Bersikap terlalu melindungi (operlyprotektif) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri Hamper-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif. Tidak memberikan atau hamper-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreatifitas mereka sendiri. Selalu bersikap maha tau dan maha benar
3. Tipe Kepemimpinan Militeritis
Tipe ini bersikap kemileteran, namun hanya gaya luarnya saja yang mencontoh militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan oteriter. Tipe kepemimpinen ini berbeda sekali dengan kepemimpinan organisasi militer. Sifat- sifat pemimpin yang militeristis antara lain adalah sebagai berikut: Lebih banyak mnggunakan system perintan/komando, terhadap bawahannya sangat keras, otoriter, kaku, dan seringkali kurang bijaksana. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan. Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda tanda kebesaran berlebihan. Tidak menghendaki saran, usulan, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya Komunikasi hanya berlasung searah
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus dipenuhi. Pemimpin selau mau berperan sebagai pemain tungal. Pada a one man show, yang sangat berambisi untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahanya. Anak buah tidak pernah diberi informasi menditael mengenai rencana dan tindkaan yang harus dilakukan. Semua pujian dan kritik terhadap seganap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin sendiri. Kepemimpinan yang sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan dan setiap kebijakan, peraturan, prosedur, diambil dari idenya sendiri. Kepemimpinan ini memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri. Membatasi inisiatif dan daya pikir dari para anggotanya. Pemimpin yang otoriter tidak akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan cenderung berkomunikasi satu arah yaitu dari atas (pemimpin) kebawah (anggota). Jenis kepemimpinan ini biasanya dapat kita temukan di akademi kemiliteran dan kepolisian.
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepimpinan Laissez Faire ini sang pemimpin pratis tidak memimpin, dia memberikan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggungjawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidka memiliki keterampilan teknis sebab duduknya sebagai direktur atau pemimpin ketua dewan, komandan, atau kepala biasanya diperoleh melalui penyojokan, suapan atau system nepotisme. Gaya kepemimpinan ini disebut juga delegatif dimana pemimpin memberikan kebebasan secara mutlak kepada anggota untuk melakukan tujuan dengan cara mereka masing- masing. Pemimpin cenderung memberikan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah. Jenis kepemimpinan ini akan merugikan apabila para anggota belum cukup matang dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan. Namun sebaliknya dapat menjadi Boomerang bagi perusahaan.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Professor Peter Worsely dalam bukunya The Trhird World mendefinisikan kepemimpinan popilistis sebagai kepemimpinana yang membangunkan solidaritas rakyat misalnya soekarno dengan ideology mar haenismenya, yang menekanakan masalah kesatuan nasional, nasionalisme, dan sikap yang berhati-hati terhadap kolonialisme dan penindasan-penindasan serta penguasaan oleh kekuatan-kekuatan asing (Luar negeri). Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat tradisonal. Juga kurang mempercayai dukungan kekuataan serta bantuan hutang-hutang luar negeri (Asing ). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan (Kembali) nasionalisme. Dan oleh professor S.N Einsentadt, populisme erat dikaitan dengan modernitas-modernitas.
7. Tipe Kepemimpinan Administkatip atau eksekutif
Kepemimpinan tipe administraktif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara epektif. Sedangkan para pemimpinya terdiri dari teknokrat dan administrator yang mampu menggerakan dinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan demikian, dapat dibangun sistem administrasi dan birokrasi dan efesien untuk memerintah, yang untuk memantapkan integritas bangsa pada khussusnya, dan usaha pembangunan pada umunya. Dengan kepemimpinan administratip ini diharapkan adanya perkembangan teknis, yaitu teknologi, industry, managemen, modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
8. Tipe Kepemimpinan Demoktaris
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada pengikutnya. Terdapat kordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggungjawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis bukan terlerak pada “Person atau individu pemimpin”, tetapi kekuatan justru terletak pada pastisipasi aktif dari setiap kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu dan mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing, maupun memanfaatkan kapasitas setiap anggota seepektif mungkin pada saat dan kondisi yang tepat. Kepemimpinan demokratis sering disebut sebagai kepemimpinan grup depeloper. Selanjutnya setiap pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen watak, keperibadian sendiri yang unik dank has, sehingga tingkah laku dan gayanya lah membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pastia akan mewarnai perilaku kepemimpinanya. Berbeda dengan pembagian gaya kepemimpinan diatas, Sudaewan Danim memberikan tipe atau gaya kepemimpinan, yaitu : Pemimpin otoktratik yaitu perilakua tau sikap yang ditampilkan pemimpin ingin menang sendiri dimana pemimpin berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya, disamping memunyai sikap tertutup derhadap ide dari luar, dan menanggap idenya yang anggap akurat Pemimpin demokratis yaitu pemimpin yang mempunyai sikap/perilaku keterrbukaan dan berkeinginan memposisikan pekerjaan dari, oleh, dan untuk bersama. Tipe ini bertolak dari asum,si bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan yang bermutu dapat dicapai oleh organisasi. Kepemimpinan permisif , yaitu sikap pemimpin yang tidak mempunyai pendirian kuat, dimana sikapnya serba membolehkan, serba mengiyakan, tidak ambil pusing, tidak bersikap dalam makna sesungguhnya, dan cenderung apatis. Kepemimpinan transformasional, yaitu setiap tidakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
9. Tipe Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini diterapkan dalam sebuah perusahaan dan akan efektif apabila setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan melakukan tanggung jawab rutin setiap hari. Tetap saja dalam gaya kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi para anggota untuk melakukan inovasi karena semuanya sudah diatur dalam sebuah tatanan prosedur yang harus dipatuhi oleh setiap lapisan.
10. Tipe Kepemimpinan Partisipasif
Gaya kepemimpinan ini dapat mengalir dari bawah (anggota) karena posisi control atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Pemimpin memberikan ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana persahabatan dan hubungan saling percaya antar pimpinan dan anggota. 11. Tipe Kepemimpinan Transaksional Kepemiminan jenis ini cenderung terdapat aksi transaksi antara pemimpin dan bahwa dimana pemimpin akan memberikan reward ketika bawahan berhasil melaksanakan tugas yang telah diselsaikan sesuai dengan kesepakatan. Pemimpin dan bawahan memiliki tujuan, kebutuhan, dan kepentingan masing-masing.
12. Tipe Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional dapat mengispirasi perubahan positif pada meraka (anggota) yang mengikuti. Para pemimpin jenis ini memperhatikan dan melibatkan langsung dalam proses termasuk hal membantu para anggota kelompok untuk berhasil menyelesaikan tugas mereka. Pemimpin cenderung memiliki semangat yang postif untuk para bawahanya sehingga semangatnya tersebut dapat berpengaruh pada para anggotanya untuk lebih energik pemimpin akan sangat memperdulikan kesejahteraan dan kemajuan setiap anak buahnya.
13. Tipe Kepemimpinan Melayani (Servant)
Kepemimpinan ini adalah hubungan yang terjalin antara pemimpin yang melayani dengan para anggota berorientasi pada sifat melayani dengan standar moral spiritual. Pemimpin yang melayani lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para anggota dari pada kepentingan pribadinya.
14. Tipe Kepemimpinan Situasional
Pemimpin yang mengharapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering menyesuikan setiap jenis kepemimpian yang ada dengan tahap perkembangan para anggota yakni sejauh mana kesiapan dari para anggota dalam melaksanakan setiap tugas. Gaya kepemimpinan situasional mencoba mengkombinasikan proses kepemimpinan dengan situasi dan kondisi yang ada.