Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat &
Bencana I
Dosen Pembimbing : Susilawati, S.Kep., Ners., M.Kep., Ns. Sp.KMB
Di susun Oleh :
Kelompok 4
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ BENCANA
KEBAKARAN HUTAN SUMATERA TAHUN 2015 “.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Susilawati, S.Kep., Ners., M.Kep., Ns.
Sp.KMB selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat & Bencana I, karena telah
memberikan tugas ini kepada kami serta membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua rekan yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pemikiran serta kelancaran tugas kami selanjutnya
dan dapat berguna bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................v
BAB I....................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN................................................................................................................................6
A. Latar Belakang........................................................................................................................6
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................8
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................8
D. Manfaat Penulisan...................................................................................................................8
BAB II..................................................................................................................................................9
TEORI KONSEP.................................................................................................................................9
A. Pengertian Kebakaran Hutan.................................................................................................9
B. Undang Undang Kebencanaan...............................................................................................9
C. Pra Bencana...........................................................................................................................10
D. Bencana..................................................................................................................................11
E. Pasca Bencana........................................................................................................................11
F. Mitigasi Kebakaran Hutan...................................................................................................12
G. Daerah Rawan Kebakaran Hutan di Indonesia..............................................................12
H. Peta Bencana Kebakaran Hutan......................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................................14
PEMBAHASAN.................................................................................................................................14
A. Kebakaran Hutan Sumatera Tahun 2015............................................................................14
B. Penyebab Kebakaran Hutan Sumatera Tahun 2015..........................................................15
C. Kerusakan Kawasan Kebakaran Hutan Sumatera Tahun 2015........................................15
D. Pra Bencana Kebakaran Hutan Sumatera Tahun 2015.....................................................16
E. Intra Bencana Kebakaran Hutan Sumatera Tahun 2015...................................................18
F. Pasca Bencana Kebakaran Hutan Sumatera Tahun 2015..................................................19
G. Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan Sumatera Tahun 2015..........................................20
H. Perkiraan Kerugian dan Biaya Pemulihan Akibat Kebakaran Hutan Tahun 2015.....20
I. Dampak Kesehatan Akibat Kebakaran Hutan Sumatera Tahun 2015.............................21
J. Kebijakan Pemerintah dan Instruksi Presiden terhadap pengendalian Kebakaran Hutan
Tahun 2015.....................................................................................................................................22
BAB IV...............................................................................................................................................24
PENUTUP..........................................................................................................................................24
A. Kesimpulan............................................................................................................................24
B. Saran.......................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................26
DAFTAR GAMBAR
Kebakaran hutan dan lahan dalam skala besar pernah terjadi di Indonesia pada
tahun 1982 1983, 1991,1994 dan 1997-1998, 2006, dan kembali kebakaran hutan dan
lahan terjadi pada tahun 2015. Kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 khususnya di
Sumatera dan Kalimantan telah menyebabkan 80 persen wilayah di Sumatera tertutup
asap pekat. Akibat kebakaran hutan dan lahan tidak hanya berpengaruh terhadap
kualitas hidup utamanya kesehatan masyarakat, ekonomi dan sosial masyarakat secara
nasional namun juga telah mempengaruhi negara tetangga. Untuk itu perlu dilakukan
berbagai upaya serius untuk menanggulanginya dengan menganalisa penyebab
kebakaran hutan dan lahan.
6
7
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kebakaran Hutan ?
2. Bagaimana terjadinya Kebakaran Hutan ?
3. Bagaimana cara agar terhindar dari Kebakaran Hutan ?
4. Bagaimana cara memadamkan api pada Kebakaran Hutan ?
5. Daerah mana saja yang berpotensi tinggi terjadinya Kebakaran Hutan ?
6. Bagaimana penanggulangan Bencana pada Kebakaran Hutan ?
7. Kapan dan dimana terjadinya peristiwa bencana Kebakaran Hutan terbesar di
Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Kebakaran Hutan
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Kebakaran Hutan
3. Untuk mengetahui apa yang harus di persiapkan agar tidak terjadi Kebakaran
Hutan
4. Untuk mengetahui cara memadamkan api saat terjadinya Kebakaran Hutan
5. Untuk mengetahui daerah mana saja yang berpotensi tinggi terjadi Kebakaran
Hutan
6. Untuk mengetahui cara penanggulangan bencana pada Kebakaran Hutan
7. Untuk mengetahui peristiwa bencana Kebakaran Hutan yang terbesar di Indonesia
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan mengenai
penanganan kasus pada kebakaran hutan
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan kontribusi dalam upaya memberantas kebakaran hutan yang
sedang marak terjadi di Indonesia.
b. Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan bagi masyarakat, khususnya bagi
mahasiswa agar dapat mengetahui dampak buruk dari kebakaran hutan
BAB II
TEORI KONSEP
9
10
C. Pra Bencana
1. Mengawasi Titik Rawan Kebakaran Hutan.
2. Melakukan Patroli dan Pengawasan Lebih Ketat.
3. Mendeteksi Kebakaran Hutan Sedini Mungkin.
4. Mempersiapkan Peralatan Pemadaman Kebakaran Hutan.
5. Membuat Tempat Penampungan Air.
6. Memasang Alarm Peringatan Bahaya Kebakaran.
7. Melakukan Penyuluhan.
8. Tidak Sembarangan Membakar.
9. Memastikan Bahwa Api Benar-benar Mati.
10. Selalu Siap Siaga.
11. Memeriksa Peraturan Setempat Tentang Perijinan dan Pembatasan Larangan
Pembakaran.
12. Menetapkan Minimal Jarak Pembakaran
13. Melakukan Pemetaan Daerah Rawan Kebakaran.
14. Menyediakan Sistem Informasi Kebakaran Hutan.
11
D. Bencana
Tanggap darurat kebakaran adalah pengendalian pada saat terjadinya
kebakaran hutan dan lahan.
a. Badan penanggulangan bencana daerah ikut serta memadamkan api. Anggota
BPBD secara langsung ikut serta memadamkan kebakran hutan dan lahan
yang mana melakukan pemadaman dengan cara manual yaitu menggunakan
mobil pemadam kebakaran dan tengki air serta.
b. Memadamkan dengan menggunakan racun api. Racun api adalah zat kimia
yang kerap digunakan alat pemadam kebakaran. Ada beberapa macam racun
api, antara lain racun api tepung kimia, racun api jenis busa, korbon dioksida,
dan racun api hallon.
c. Pemadaman dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.
Penanganan kebakaran hutan dan lahan dikabupaten Kampar juga diselesaikan
dengan metode penyemain benih hujan buatan. Cara ini berdampak signifikan
terhadap berkurangnya titik api.
E. Pasca Bencana
Pasca bencana yaitu pengendalian kebakaran hutan dan lahan setelah
terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
a. Patroli dan Pendirian posko-posko induk penanganan kebakaran hutan dan
lahan.
Pendirian posko-posko merupakan upaya mitigasi untuk menangani
kebakaran hutan dan lahan. Pendirian posko ini pun diawali dengan memenuhi
sarana dan prasarananya, yaitu mendirikan tenda-tenda ataupun menyiapkan
sebuah rumah yang dilengkapi dengan perabotan meja, kursi, tempat tidur
satyas dan spanduk himbuan dilarang membakar hutan. Yang mana nantinya
posko ini akan ditempati oleh satgas karhutlah. Mereka yang bertugas
diposko-posko ini akan berorientasi pada upaya pencegahan dan pellaksanaan
patrol rutin dan sosialisasi kepada masyarakat baik dengan mendatangi rumah-
rumah penduduk ataupun memanfaatkan iven atau momen dimana massa atau
masyarakat sedang berkumpul.
12
b. Pendataan
Upaya yang dilakukan yaitu pendataan terhadap lahaan atau hutan
yang terbakar, mulai dari luas lahan ataupun hutan yang terbakar, dimana
lokasi terjadi kebakaran hutan dan lahan serta siapa pemilik dari hutan ataupun
lahan yang terbakar. Setelah itu maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah
menyerahkan data tersebut, agar dapat ditindak lanjuti oleh pihak yang
berwenang.
c. Evaluasi
Evaluasi ini dilakuakan oleh badan penanggulangan bencana daerah
terhadap penanganan kebakaran hutan dan lahan apakah telah sesuai serta
mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
4. Jambi
5. Sumatera Selatan
6. Kepulauan Bangka Belitung
7. Kalimantan Barat
8. Kalimantan Timur
9. Kalimantan Tengah
10. Kalimantan Selatan
11. Papua
Gambar 2. 2 Wilayah Indonesia yang paling rentan terhadap Kebakaran Hutan dan lahan
BAB III
PEMBAHASAN
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) besar pernah terjadi pada 2015. Lebih
dari 2,6 juta ha hutan dan lahan hangus terbakar dilalap si jago merah. Sebagian
wilayah Sumatera dan Kalimantan hampir tertutup asap hingga mengganggu
kesehatan serta aktivitas sehari-hari masyarakat dan menjadi perhatian dunia
internasional. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),
Sumatera Selatan merupakan provinsi yang dilanda karhutla terluas pada empat tahun
lalu, yakni lebih dari 646 ribu ha. Kalimantan Tengah di posisi kedua dengan luas
karhutla sekitar 584 ribu ha dan Papua 350 ribu ha. Berdasarkan data dari citra satelit
Terra Aqua, hotspot (titik panas) karhutla pada 2015 mencapai 70 ribu titik, jauh di
atas jumlah hotspot 2019 yang mencapai 14 ribu titik.
Daerah (BPBD), TNI/ POLRI, Satgas Dalkar, Regu Pemadam Kebakaran (RPK)
swasta, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan unsur masyarakat lainnya.
2. Pemadaman dari Udara
Pemadaman berupa Water Bombing dan teknologi modifikasi cuaca/ hujan
buatan yang didukung oleh BNPB, BPPT, dan TNI/POLRI.
3. Adanya bantuan luar negeri untuk memadamkan kebakaran, Kementerian Luar
Negeri Indonesia menyatakan ada 5 negara yang akan membantu Indonesia dalam
upaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan serta mengatasi kabut asap. Lima
negara tersebut adalah Singapura, Malaysia, Cina, Australia, dan Rusia. Menurut
pernyataan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, baru Singapura dan
Malaysia yang menyampaikan bentuk bantuan dan persiapan pengiriman.
a. Pemerintah Singapura mengirimkan satu helikopter Chinook beserta pesawat
yang mampu membawa air 5.000 liter pada Jumat (9/10) dan berangkat dari
Singapura langsung menuju Palembang. Singapura juga memberangkatkan
satu pesawat Hercules C-130 berisi 42 personel pemadam kebakaran dari
Badan Pertahanan Sipil Singapura beserta peralatan.
b. Malaysia minta izin terbang dan menyiapkan pengiriman satu pesawat
Bombardier CL415 pengebom air dan satu pesawat Hercules C-130 yang
mengangkut awak, peralatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan, serta
satu helikopter kecil untuk survei dan memandu pemboman air. Pesawat
berangkat pada 9 dan 16 Oktober 2015. Nantinya, bantuan dari Singapura dan
Malaysia akan bergabung dengan tim Indonesia untuk memadamkan api dan
asap di Sumatera Selatan.
c. BNPB juga menambah helikopter pengeboman air selain 3.694 personil tim
gabungan dari TNI, Polri, BNPB, BPBD, Manggala Agni.
Gambar 3. 4 Personil dan peralatan operasi pemadaman Karhutla Sumatera Tahun 2015
20
Gambar 3. 5 Perkiraan kerugian akibat Karhutla Juni-Oktober 2015 dan Perkiraan total Biaya Pembangunan Pemulihan
Lahan
22
(4/9) pukul 13.00 WIB. Ratas dihadiri Kepala BNPB, Panglima TNI, Kapolri,
Mendagri, Sekjen. Kementerian LHK dan terkait. Ratas dilakukan untuk merespon
bencana asap yang makin meluas.
Kebakaran hutan dan lahan gambut bisa terjadi karena faktor alam. Namun,
sering kali kebakaran itu juga terjadi akibat ulah manusia. Pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab melakukan pembakaran hutan demi tujuan dan kepentingan
pribadi tanpa memikirkan dampaknya bagi sekitar. Dalam kasus Karhutla tahun 2015,
koordinasi multi instansi pemerintah dalam pengendalian Karhutla berlangsung dalam
status Karhutla mencapai status darurat. Pendekatan penanggulangan/pemadaman
tidak mampu memberikan kinerja pengendalian Karhutla yang baik. Mekanisme
koordinasi multi institusi yang selama ini berlangsung dapat diperkuat dalam
kerangka pendekatan pencegahan Karhutla. Untuk itu diperlukan pelibatan
pemerintahan desa agar koordinasi multi institusi dapat efektif berlangsung hingga
tingkat desa.
B. Saran
25
26
teori dengan benar dan pihak-pihak pengamat yang membantu meluruskan adanya
kekeliruan dalam hal ini lembaga swadaya masyarakat baik lokal maupun
internasional, perguruan tinggi dan sebagainya. Melakukan pengawasan aktivitas
pembakaran yang terjadi khususnya di wilayah yang memiliki titik panas yang tinggi
dan menjadi salah satu strategi kebijakan dari pemerintah yang harusnya memberikan
informasi terhadap masyarakat secara mendalam atas bahaya dampaknya kebakaran
hutan dan lahan.
DAFTAR PUSTAKA
27