Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

AUTISME
D
I
S
U
S
U
N
OLEH: KELOMPOK II
ANGGOTA: ANDI ENDANG KURNIAWAN
RESKY AMELIA
DEWI SURYANINGSIH
JARNIATI
NUR ILMI

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah KEPERAWATAN ANAK 2. Selain it, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang KEPERAWATAN ANAK 2bagi para pembaca juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen mata kuliah KEPERAWATAN ANAK 2
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Selayar, 02 aprill 2022

penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................................i
Daftar isi.......................................................................................................................ii
Bab 1 pendahuluan.......................................................................................................1
a) Latar belakang..................................................................................................1
b) Rumusan masalah.............................................................................................1
c) Tujuan..............................................................................................................1
Bab 2 konsep medis.......................................................................................................2
a) Pengertian........................................................................................................2
b) etiologi.............................................................................................................2
c) manifestasi.......................................................................................................3
d) patofisiologi.....................................................................................................3
e) pemeriksaan penunjang...................................................................................4
f) komplikasi........................................................................................................4
g) Penatalaksanaan...............................................................................................4
Bab 3 konsep asuhan keperawatan..............................................................................5
a) Pengkajian........................................................................................................5
b) Diagnosa keperawatan.....................................................................................6
c) Intervensi keperawatan....................................................................................6
Bab 4 penutup...............................................................................................................8
a) Kesimpulan.......................................................................................................8
b) Saran ................................................................................................................8
Daftar pustaka................................................................................................................9

Ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan secara menyeluruh yang
mengakibatkan hambatan dalam kemampuan sosialisasi, komunikasi, dan juga perilaku.
Gangguan yang dialami anak autis adalah gangguan dalam bidang interaksi sosial,
gangguan dalam bidang komunikasi (verbal dan non-verbal), gangguan dalam bidang
perilaku, gangguan dalam bidang perasaan atau emosi, dan gangguan dalam bidang
persepsi-sensorik.
Autisme adalah gangguan perkembangan yang mencakup bidang komunikasi,
interaksi, serta perilaku yang luas dan berat, dengan gejalanya mulai nampak sebelum
anak berusia 3 tahun.
Meskipun terlihat tidak wajar dan tidak bisa diterima di khalayak umum,
terkadang anak autis memiliki kemampuan spesifik melebihi anak-anak seusianya.
Sebagian besar penderita autisme, yakni sekitar 75% termasuk alam kategori
keterlambatan mental. Tetapi sejumlah 10% dari mereka malah digolongkan sebagai
orang jenius. Orang-orang semacam ini memiliki kemampuan luar biasa dalam berhitung,
musik, atau seni.
Autisme terjadi pada 5 dari setiap 10.000 kelahiran, di mana jumlah penderita
laki-laki empat kali besar dibandingkan penderita wanita. Gejala-gejala autisme mulai
tampak masa yang paling awal dalam kehidupan mereka. Gejala-gejala tersebut tampak
ketika bayi menolak sentuhan orang tuanya, tidak merespon kehadiran orang tuanya, dan
melakukan kebiasaankebiasaan lainnya yang tidak dilakukan oleh bayi-bayi normal pada
umumnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana mahasiswa mengetahui konsep asuhan keperawatan pada penyakit autisme?

C. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan pada penyakit autisme.

1
BAB II
KONSEP MEDIS
A. DEFENISI AUTISME
Autisme adalah gangguan perkembangan saraf dengan gejala yang timbul yang
jelas sepanjang umur pasien. Autism Spectrum Disorde (ASD) ditandai dengan gangguan
interaksi social dan komunikasi yang terhambat dan menyimpang, serta kumoulan
aktivitas dan minat yang terbatas.
Autisme adalah ketidak mampuan perkembangan yang biasanya terlihat sebelum
usia dua setengan tahun dan ditandai dengan gangguan pada wicara, bahasa, mobilitas,
persepsi dan hubungan interpersonal. Anak yang autisme biasanya tiak memiliki
kesadaran terhadap orang lain dan gagal membangun hubungan interpersonal, bahkan
dengan orang tuanya.
Kaplan & Sadock (2010) menyatakan bahwa gangguan autistik ( dahulu disebut
autisme infantile dini, autisme masa kanak-kanak atau autisme kanner) ditandai dengan
interaksi soasial timbal balik yang menyimpang, keterampilan komunikasi yang terlambat
dan menyimpang, serta kumpulan aktivita dan minat yang terbatas. Gangguan autisme 4
hingga 5 kali lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Anak
perempuan dengan gangguan autistik lebih besar kemungkinannya memiliki retradasi
mental.

B. ETIOLOGI AUTISME
Peningkatan jumlah penderita autisme yang tajam menimbulkan berbagai pertanyaan
mengenai penyebab gangguan tersebut. Hingga saat ini ada beberapa penyebab autisme
yang dikembangkan oleh beberapa ahli yaitu (Kaplan dan Sadock, 2014):
1. Faktor Psikogenik
Ketika autisme pertama kali ditemukan tahun 1943 oleh Leo Kanner, autisme
diperkirakan disebabkan pola asuh yang salah. Kasus-kasus perdana banyak
ditemukan pada keluarga kelas menengah dan berpendidikan yang orang tuanya
bersikap dingin dan kaku pada anak. Kanner beranggapan sikap keluarga tersebut
kurang meberikan stimulasi bagi perkembangan komunikasi anak yang akhirnya
menghambat perkembangan kemampuan komuniksi dan interaksi soaial anak.
2. Faktor Biologis dan Lingkungan
Seperti gangguan perkembangan lainnya, autisme dipandang sebagai gangguan
yang memiliki banyak sebab dan antara satu kasus dengan kasus lainnya penyebab
bisa tidak sama. Penelitian tentang faktor organik menunjukkan adanya kelainan atau
keterlambatan dalam tahap perkembangan anak autis sehingga autisme kemudian
digolongan sebagai gangguan dalam perkembangan yang mendasari
pengklasifikasian.
3. Faktor Genetik
Pada beberapa survey, antara 2-4% saudara kandung anak autistik juga
mengalami gangguan autistik.
2
4. Faktor Imunologis
Beberapa laporan yang mengesankan bahwa ketidakcocokan imunologis dapat
turut berperan dalam gangguan autistic. Limfosit beberapa anak autistik bereaksi
dengan antibody maternal, suatu fakta yang meningkatkan kemungkinan jaringan
saraf embrionik atau ekstraenbrionik rusak selama gestasi.
5. Faktor Perinatal
Perdarahan ibu setelah trimester pertama dan meconium di dalam cairan amnion
dilaporkan lebih sering di dalam riwayat anak dengan gangguan autistik dibandingkan
populasi umum.

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal Meliputi kemampuan bahasa
dan mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat bicara
2. Gngguan dalam bidang interaksi social
Meliputi gangguan menolak atau menghindar untuk bertatap muka.
3. Gangguan dalam bermain
Diantaranya bermain sangat monoton dan aneh, misalnya menderetkan sabun
menjadi satu deretan panjang.
4. Gangguan perilaku
Dilihat dari gejala sering dianggap sebagai anak yang senang kerapian harus
menempatkan barang tertentu dapa tempatnya.
5. Gangguan perasaan dan emosi
Dapat dilihat dari perilaku tertawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata.
6. Gangguan dalam persepsi sensori
Meliputi perasaan sensitive terhadap cahaya (penglihatan), pendengaran,
sentuhan, penciuman, dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat.
7. Intelegasi
Dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi secata fungsional.

D. PATOFISIOLOGI AUTISME
Sel saraf otak (neuron) terdiri dari badan sel dan serabut untuk mengalirkan
implus listrik (akson) serta serabut untuk menerima impluslistrik (dendrite). Sel saraf
terdapat pada lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson di bungkus
selaput bernama myelin terletak dubagian otak berwarna putih. Sel saraf berhubungan
satu sama lain lewat sinaps.
Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada trimester
ketiga, pmbentukan sel saraf berhenti dan di mulai pembentukan akson, dendrite dan
sinaps yang berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun. Setelah anak lahir, terjadi
proses pertumbuhan otak berupa bertambah dan berkurangnya struktur akson, dendrite
dan sinaps. Proses ini dipengaruhi secara genetik melalui sejumlah zat kimia yang
dikenal sebagai brai growth factor Sn proses belajar anak.

3
Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas, pembentukan akson, dendrite
dan sinaps sangat tergantung pada stimulasi dari lingkungan. Bagian otak yang digunakan
dalam belajar menunjukan pertambahan akson, dendrite dan sinaps, sedangkan bagian
otak yang tak digunakan menunjukkan kematian sel, berkurangnya akson, dendrite dan
sinaps.
Kelainan genetis, keracuanan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat dapat
menyebabkan gangguan proses-proses tersebut. Sehingga akan menyebabkan
abnormalitas pertumbuhan sel saraf.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Childhood Autism Rating Scale (CARS)
2. Checklis for Autisn in Toddlers (CHAT)
3. The Autism Screening Questionare
4. The Screening Test for Autism in Two-Years Old

F. KOMPLIKASI AUTISME
Komplikasi yang terjadi pada penderita autis biasanya adalah :
1. Gangguan infeksi yang berulang-ulang
2. Batuk
3. Flu
4. Demam berkepanjangan

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis
Umumnya terapi yang diberikan ialah terhadap gejala, edukasi dan penerangan
kepada keluarga, serta penanganan perilaku dan edukasi bagi anak. Manajemen yang
efektif dapat mempengaruhi outcome. Intervensi farmakologi, yang saat ini
dievaluasi, mencakup obat fenfluramine, lithium, haloperidol dan naltrexone.
Terhadap gejala yang menyertai.
Terapi prilaku sangat penting untuk membantu para anak autis untuk lebih bisa
menyesuaikan diri dalam masyarakat. Terapi prilaku terdiri dari terapi wicara, terapi
okupasi, dan menghilangkan prilaku yang asocial.
Dalam terapi farmakologi dinyatakan belum ada obat atau terapi khusus yang
menyembuhkan kelainan ini. Medikasi (terapi obat) beguna terhadap gejala yang
menyertai
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Mengurangi masalah prilaku
b. Terapi perilaku dengan memanfaatkan keadaan yang terjadi dapat meningkatkan
kemahiran berbicara
c. Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan terutama bahasa.
4

BAB III
KONSEP ASUHAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat
rumah, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan terakhir, nomor registrasi,
pekerjaan pasien, dan nama penanggung jawab.
2. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit. kajian.
3. Riwayat kesehatan saat ini
Perlu ditanyakan pada keluarga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan
yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhannya
tersebut.
4. Penyakit yang pernah diderita
Tanyakan apakah sebelumnya pasien pernah mengalami obesitas
5. Riwayat imunisasi
Tanyakan pada keluarga pasien apakah pasien sudah mendapatkan imunisasi wajib
6. Riwayat pertumbuhan
Tanyakan pada keluarga pasien bagimana pertumbuhan dari pasien apakah ada
gangguan atau tidak
7. Riwayat Sosial
Bagaimana riwayat sosial pasien kepada keluarga maupun orangorang yang
berada di lingkungan sekitar
8. Riwayat Keluarga
Tanyakan kepada keluarga pasien bagimana lingkungan rumah serta apakah ada
keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan atau memiliki penyakit
keturunan dari keluarga pasien
9. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum : Kesadaran, postur tubuh gemuk
2. Tanda-Tanda Vital : TD, N, RR, S Ukuran Anthropometri : TB, BB mengalami
peningkatan, LK, LiLa
3. Kulit
Kaji kebersihan, turgor, lesi, kelainan
4. Kepala
Kaji bentuk, lesi, kebersihan, edema
5. Mata
Kaji konjungtiva, sclera, kelainan mata
6. Telinga
Kaji fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
5
7. Hidung
Kaji kebersihan, kelainan
8. Mulut
Kaji kebersihan, bau, mukosa mulut, stomatitis
9. Leher
Kaji apakah ada pembesaran kelenjar
10. Dada
Kaji paru dan jantung dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
11. Abdomen
Kaji abdomen dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultas
12. Genetalia
Kaji kebersihan, kateter, kelainan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguam komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan neuromuskuler
2. Gangguan interaksi social berhubungan dengan hambatan perkembangan
3. Gangguan persepsi dan sensori berhubungan dengan gangguan pengelihatan dan
pendengaran

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


.
1 Gangguam komunikasi Setelah dilakukan asuhan 1.Monitor kecepatan,
verbal berhubungan keperawatan selama …x… tekanan, kualitas,
dengan gangguan jam, diharapkan pasien volume, dan diksi bicara.
neuromuskuler dapat berkomunikasi, 2. Identifikasi perilaku
dengan criteria hasil : emosional dan fisik
1. Berkomunikasi sebagai bentuk
dengan baik komunikasi
2. Berkomunikasi 3. Gunakan metode
dengan normal komunikasi alternative
3. Berkomunikasi (mis: menulis, mata
dengan berkedip, papan
menyesuaikan komunikasi dengan
ekspresi wajah dan gambar dan huruf, isyarat
tubuh tangan dan computer)
2 Gangguan interaksi Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi focus
social berhubungan keperawatan selama …x… pelatihan keterampilan
dengan hambatan jam, diharapkan interaksi social
perkembangan social pasien membaik, 2. Motivasi untuk
dengan criteria hasil : berlatih keterampilan
1. Di harapkan social
perasaan pasien 3. Libatkan keluarga
nyaman dengan selama latihan
situasi social keterampilan social
2. Di harapkan 4. Edukasi keluarga
perasaan pasien untuk dukungan
mudah menerima keterampilan social
atau 5. Latih keterampilan
mengkomunikasi social secara bertahap
perasaan.
3. Pasien mampu
responsive pada
orang lain
3 Gangguan persepsi dan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor perilaku yang
sensori berhubungan keperawatan selama …x… mengidentifikasi
dengan gangguan jam, diharapkan pasiem halusinasi
pengelihatan dan mampu melihat dan 2. Monitor dan sesuikan
pendengaran mendengar dengan tingkat aktivitas dan
normal , dengan criteria stimulasi lingkunga
hasil : 3. Pertahankan
1. mendengarkan lingkungan yang aman
bisikan 4. Anjurkan melakukan
2. melihat bayangan distraksi (mis :
3. meraba sesuatu mendengarkan music,
melalui indera melakukan aktivitas dan
perabaan Teknik relaksasi)
4. menciumsesuatu 5. Kolaborasi pemberian
melalui indra obat antipsikotik dan
penciuman antiansietas.
7

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Autisme adalah gangguan perkembangan saraf dengan gejala yang timbul yang
jelas sepanjang umur pasien. Autism Spectrum Disorde (ASD) ditandai dengan gangguan
interaksi social dan komunikasi yang terhambat dan menyimpang, serta kumoulan
aktivitas dan minat yang terbatas.
Meskipun terlihat tidak wajar dan tidak bisa diterima di khalayak umum,
terkadang anak autis memiliki kemampuan spesifik melebihi anak-anak seusianya.
Sebagian besar penderita autisme, yakni sekitar 75% termasuk alam kategori
keterlambatan mental. Tetapi sejumlah 10% dari mereka malah digolongkan sebagai
orang jenius. Orang-orang semacam ini memiliki kemampuan luar biasa dalam berhitung,
musik, atau sen

B. SARAN
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa askep ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu diharapkan saran dari pembaca.
8
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan dan Sadock. (2010). Buku Ajar Psikiatri Klinis terjemahan oleh Nisa T.M dan
Profitasari. Jakarta : EGC.
Kaplan dan Sadock. (2010). Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
9

Anda mungkin juga menyukai